UNTIL THE DAY WE MEET AGAIN (...

By Arnold_Dolanzo

59 9 0

I'm leaving so you also have to go don't wait for me ... because I will never come back. a very suffocating p... More

Awal Mula
Bunga Sakura dan Dia
Tangisan yang selalu di hiraukan
Kisah si monster cantik dari keluarga Sato

Pohon Sakura

4 2 0
By Arnold_Dolanzo

"Hime-sama..saat itu dia ~mengingat saat dia di atas pohon~- yosh..yosh kucing kecil kini kau sudah aman *menoleh* hime-sama...dia menangis-ne ara,ara!...hah*c~rack*"aku terjatuh karna salah menginjak ranting.

"(ingatan tadi,suara itu...mengapa muncul saat aku melihat Hime-sama) -meow...meow ah maaf ice-chan aku hanya mengingat sesuatu,daripada itu lebih baik jika kita meminta nana-san untuk mencarikan keperluan mu bukan -meow...meow *tersenyum* baiklah sudah diputuskan kalau begitu.

"sayang kau tak bisa melakukan ini dia masih terlalu muda untuk melakukannya,"dengan nada yang tenang perempuan itu beusaha untuk meyakinkan suaminya.

"dia anak pertama dari keluarga Sato dan dia harus terbiasa dengan hal seperti ini,"tanpa memikirkan perkataan istrinya laki-laki itu mengatakan kehendak yang sudah ia tetapkan dan pergi meninggalkan istrinya sendirian di sebuah ruangan.

Apa itu,saat dia mengatakan hal itu di UKS dia terlihat seperti Ara-chan tapi dia tak mirip dengan Ara-chan,Ara-chan yang ku kenal tak memiliki wajah yang sangat putus asa seperti itu,Ara adalah gadis periang dan penuh semangat tetapi Zamora adalah kebalikan dari Ara jadi tak mungkin Zamora adalah Ara.

"Alexcia *menghampiri*apa kau sudah daritadi disini?" kata haruka yang baru saja sampai.

"aku baru sekitar tiga puluh menit berada disini,"kata ku lalu melanjutkan lagi latihan ku.

"(hahahaha...memanah adalah dunianya jadi tak bisa ku ganggu gugat)...apa ada yang mengganggu pikiran mu?*suara panah dilepaskan*" Tanya haruka yang sedang memperhatikan ku dari belakang.

"tidak...hanya saja sekarang kita sedang menunggu hari kelulusan mu dan setelah itu kau akan pergi dari asrama ini*berhenti*"

Alexcia menurunkan busurnya dan meletakkannya dibawah lalu berjalan menghampiri Haruka.

Haruka memberikan sebuah handuk kecil kepada Alexcia. "tenanglah kau itu Hime-sama banyak yang ingin bergaul dengan mu,"kata Haruka dengan nada yang tenang tetapi kenyataannya dia sendiri juga sedang ragu akan sesuatu.

"banyak yang ingin bergaul dengan ku bukan berarti mereka perduli dengan ku,mereka hanya perduli dengan apa yang ku punya,"kata Alexcia dengan murung.

"oh...maaf apa aku mengganggu,"tiba-tiba Zamora masuk ke ruangan tersebut.

"Zamora-sama,ti-dak-tidak alexcia baru saja selesai dengan latihannya,"kata Haruka dengan nada yang canggung.

Zamora berjalan masuk tanpa pikir panjang dan meletakkan sebuah tas lalu mengeluarkan sebuah busur.

"busur the dark eye dari perusahaan Sato,sepertinya kau adalah seorang pemanah professional...Zamora-sama,"kata Alexcia yang dengan jelas menjelaskan tentang apa yang sedang ia lihat.

"kakek mengajarkannya padaku sedari aku kecil,"kata Zamora dengan datar.

Dengan sikap yang sempurna Zamora mengangkat busurnya lalu menarik panahnya dengan tatapan tajam layaknya elang sedang menargetkan mangsanya lalu menyerangnya tepat pada sasaran.

"alexcia,aku ingat saat aku tak sengaja melukai tangan ku dan aku tak sadar kalau itu berdarah tetapi kau menyadarinya mengapa kau tiba-tiba menangis?" kata Haruka yang sedang asyik mengobrol dengan Alexcia

"karna kau sedang terluka ku kira kau menyadarinya lalu kau menghiraukannya jadi aku menangis," Jawab Alexcia

"~(Kau terjatuh dan tangan mu tertusuk ranting tetapi kau tak menangis jadi aku menangis,") -E-x,"Zamora yang menguping jawaban Alexcia membuatnya teringat sesuatu dan membuatnya tak sadar kalau dia terlalu kuat menarik senar busurnya dan seketika terputus mengenai wajahnya,darah mulai menetes dari pipinya.

"ZAMORA!"mendengar suara senar yang putus Alexcia dan Haruka langsung bangun dan berlari ke arah Zamora.

"hmm...busur yang ini tak cocok,mungkin sudah saatnya aku bertemu dengan ayah dan meminta yang baru *membuang* lagi pula aku harus mengambil keperluan Ice *nama kucing kecil yang Zamora selamatkan tadi* yang sudah di beli oleh Nana-san" kata Zamora yang terdengar kecewa dengan busurnya itu dan melempar busurnya ke lantai.

"(apa itu...mengapa dia seperti ini,saat memanah aku hanya melihat hasrat yang haus akan kebencian yang pasti dia memanah bukan karna menyukainya ataupun menghargainya tetapi ia menggunakannya untuk memuaskan hasratnya yang haus akan kebencian)" gumam Haruka yang kaget dengan Zamora.

"*mengeluarkan sebuah sapu tangan dari kantungnya*,maaf aku membuat sebuah kekacauan,busur ini sudah ku gunakan dari aku SMP ku kira akan bertahan lebih lama ternyata tidak,"sambil membersihkan darah yang mengalir di pipinya,Zamora mengatakan hal itu dengan wajah yang datar.

Alexcia yang menghampirinya. "kini kau langusung bertindak cepat setelah kau terluka zamora."

"*tertawa kecil* aku tak tau mengapa tapi kau sangat lucu Hime-sama,dari dulu setiap aku terluka aku tak di ijinkan untuk menangis oleh ayah tetapi melihat reaksi mu aku teringat (exi-chan) seperti ex-"sebelum ia menyelesaikan perkataannya.

"Zamora-sama,anda di panggil ada sebuah panggilan untuk mu,jadi tolong segera pergi ke ruangan Ms.Shiranami"seorang perempuan tiba-tiba datang dan menyela pembicaraan Zamora.

"*menoleh*..baiklah aku akan kesana setelah merapikan barang-barang ku-oh ya bisa tolong buang busur ini,"zamora dengan cepat merapikan barang-barangnya. "kalau begitu aku permisi *suara pintu ditutup*" Zamora pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Sambil menatap busur Zamora yang rusak"(heuh...dia pergi sebelum menyelesaikan kata-katanya)"risau Alexcia.

Haruka tiba-tiba menyela. "bukankah terlalu kejam untuk tak di ijinkan menangis saat kau terluka."

Alexcia mengambil busur tersebut. "aku tak tau dia dari keluarga seperti apa tapi satu yang ku pastikan ayahnya adalah orang yang mengerikan,walaupun panahnya tepat pada sasaran tetapi dia hanya mengeluarkan aura penuh kebencian saat melepaskan panahnya *menatap dengan serius* lebih baik kita juga pergi ini sudah sore."

"ini Zamora Sato,"mengangkat sebuah telfon.

"Zamora ayah sudah menyuruh Nana pergi menjemput mu jadi bersiaplah dan ada yang harus kita bicarakan bersama keluarga Sato lainnya,"

"baiklah ayah...karna aku juga ada sesuatu yang harus ku bicarakan dengan ayah," jawab ku sebelum ayah menutup telfonnya.

"Ms.Shiranami sepertinya ayah sudah memberitahu mu,"aku menatap datar kepada Ms.Shiranami

"Sato-sama sudah memberitahu ku untuk memberi mu izin selama 2 hari,"jawab wanita tua itu kepada ku dan aku langsung meninggalkan ruangannya dan pergi ke kamar ku untuk membawa Ice bersama ku.

"*pintu dibuka*-meow...meow Ice aku harus pergi ke rumah jadi kau harus ikut dengan ku,"aku mengambil Ice dan mengambil jaket ku lalu kami langsung pergi dari kamar ku.

Aku adalah putri pertama dari keluarga Sato dan alasan mengapa aku tak pernah memberitahu bahwa kebenarannya aku adalah putri dari keluarga Sato sebab jika mereka tau kalau itu aku,mungkin aku akan di perlakukan berbeda dan aku tak suka itu karna aku benci dengan perbedaan seperti itu...itu hanya membawa hal yang buruk datang kepada ku.

"Nana-san,apa kau sudah membelinya?" kataku sambil masuk ke dalam mobil hitam mewah itu.

"sudah nona,"jawab perempuan itu dengan sopan.

"ayolah Nana-san,aku sudah bilang pada mu untuk memanggil ku dengan Ara-chan lagipula kita hanya berdua sekarang,"kataku mengingatkan kembali perjanjian yang sudah kami buat.

"Ara-chan...kau tau aku ini asisten pribadi mu tetapi yasudalah,"jawabnya dengan lantang dan sikapnya yang sopan tadi seketika berubah.

"kau tau aku tak suka dengan hal yang seperti itu dan Cuma kau yang mengerti Nana," tegasku pada asisten ku yang sebenarnya sudah ku anggap seperti Kakak ku sendiri.

"iya..iya Ara,sekarang perkenalkan pada ku penumpang kecil yang lucu itu (maksdunya adalah Ice)."

Nana diperkenalkan pada ku oleh kakek tepat saat aku disuruh ayah untuk tinggal bersama kakek.

Nana lebih tua setahun dari ku dan Nana adalah murid kakek.Dulu saat kakek sedang menjalankan misinya dia menemukan seorang gadis kecil terbaring di depan sebuah rumah yang sudah habis terbakar dengan keadaan terluka parah dan kakek memutuskan untuk membawanya dan mengobatinya tentu saja nenek yang mengobatinya,lalu saat dia sadar kakek menanyakan dimana orang tuanya dan Nana menjawab bahwa mereka terbakar di dalam rumah itu,nenek merasa kasihan jadi mereka memutuskan untuk merawatnya dan kakek ku adalah mayor jendral menurut mu darimana aku belajar cara menembak dan memanah,sama halnya dengan ku Nana juga di ajarkan itu semua oleh kakek,kakek berharap dia bisa melindungi dirinya sendiri.

Aku tak mudah dekat dengan orang asing tetapi suatu hari saat Nana sedang berlatih memanah dengan kakek tak sengaja aku lewat dan panahnya melesat mengenai pipi kiri ku dan Nana merasa bersalah karna tak bisa berhati-hati,padahal pipi ku hanya tergores setelah kejadian itu kakek langsung memarahinya dan mengatakan sesuatu kepadanya lalu setelah hari itu tiba-tiba Nana meminta kepada kakek agar dia bisa menjadi asisten pribadi ku dan berjanji akan selalu ada dan menjaga ku.

"Ara,kita sudah sampai,"Nana membukakan pintu agar aku keluar dan kini setelah sekian lamanya aku datang lagi ke rumah yang semuanya berawal dari sini tetapi berakhir di sini juga.

Aku berjalan memasuki pintu rumah kami yang sangat besar itu dan berjalan di lorong-lorong rumah kami yang di dindingnya dipenuhi Foto sejarah-sejarah keluarga kami dan aku melewati satu-persatu ruangan-ruangan yang tak ku kenali tetapi setiap melihatnya aku bisa merasakan hati ku berdegup kencang dan ingatan seorang gadis kecil yaitu teman ku yang bernama Exi itu.Aku melewati sebuah pintu dan ketika ku lewati pintu itu aku bisa melihat lorong kecil dan panjang tetapi di kanan dan kirinya kita bisa melihat taman keluarga Sato yang luas yang di tumbuhi pohon sakura.

Tiba-tiba aku berhenti dan membuat Nana terkejut. "E-xi-Ara ada apa"Tanya Nana dengan panik.

"Aku tak apa, (hari ini sepertinya aku terus menyebutkan nama Exi,mungkin aku akan bertanya sedikit kepada ibu dimana anak itu sekarang.)"kataku sambil memandangi salah satu pohon sakura itu lalu melanjutkan perjalanan ku.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 86.8K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
2.8M 28.2K 28
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
16.9M 747K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...