How to Move on ─ Taeyong

By ikangdoyi

22.4K 3.9K 3.9K

"Sadar, lo cuma sekedar kakak ipar, bukan pacar." How to Move on ft. Taeyong and Doyoung x OC. More

[HTMO] 01 - cast?
[HTMO] 02 - prolog
[HTMO] 03 - Stuck With You
[HTMO] 04 - Ineffable
[HTMO] 05 - My Failed Future
[HTMO] 07 - Move on and Turn on
[HTMO] 08 - Another story
[HTMO] 09 - Annoying
[HTMO] 10 - Nagging Boy!
[HTMO] 11 - Truly
[HTMO] 12 - un-awkward
[HTMO] 13 - Unpredictable
[HTMO] 14 - Among Us
[HTMO] 15 - position
[HTMO] 16 - Rival.
[HTMO] 17 - Take off to get.
[HTMO] 18 - The Truth is Coming Out.
[HTMO] 19 - Another Things Happen
[HTMO] 20 - Hide to behave
[HTMO] 21 - To Heaven
[HTMO] 22 - Unconscious Feeling
[HTMO] 23 - Best thing I need
[HTMO] 24 - Paper scars.
[HTMO] 25 - Quit
[HTMO] 26 - Sunkissed
[HTMO] 27 - The day after
[HTMO] 28 - Heart Sync
[HTMO] 29 - Date
[HTMO] 30 - Home
[HTMO] 31 - Jealous
[HTMO] 32 - Aira Notes
[HTMO] 33 - Feeding My Ego

[HTMO] 06 - Hopeless

656 154 291
By ikangdoyi

Hari Jumat. Hari terakhir Biya harus sekantor bersama rekan rekannya yang sekarang, belum lagi Mark sahabatnya, Yuta si playboy cap kampang dan juga Jaehyun, cowok yang menyadari eksistensinya bak wajah Dewa Hermes yang terkenal tampan yang ga ada matinya buat nyoba deketin Biya.

Biya masih membereskan sebagian perlengkapan-perlengkapan yang tertinggal di laci maupun lokernya. Dia harus memindahkan semua barang barangnya tanpa tersisa sedikitpun.

"Mas emang gak ada kerjaan pake bantuin aku segala?" Protes Biya, sebab Tara bersikeras untuk membantunya mengepakkan barang barang Biya untuk kepindahannya dua hari lagi.

"Kamu istirahat, Mas yang beresin sisanya"

Tubuh Biya terdorong perlahan mengikuti alur gerak Tara yang mendorongnya menjauh dari meja itu. Tak ada meja dan kursi kosong akhirnya Biya mengambil alih tempat duduknya Tara di mejanya.

Rapih, bersih, wangi, cekatan, penuh memo yang tersusun rapi dengan warna yang berurutan, Apa apa saja pekerjaan yang belum selesai, begitulah Tara dan kepribadiannya yang sangat rapih.

"Happy Graduation Tara Ivander Janitra"

Frame dried flowers kepunyaan Biya masih dipajang disana. Saat Tara merayakan kelulusan SMAnya dan saat Tara merayakan kelulusannya menempuh jenjang S1 pada saat itu.

Tidak menyangka, hadiah kecil itu terpajang rapih di atas meja Tara. Bersih tanpa sedikit debu yang menggores jari tangannya saat Biya memegang kembali hadiah yang tidak murah saat itu untuknya. Dia khusus membelikan kenang-kenangan itu untuk Tara.

"Bunga - bunga ini aja bisa bertahan ... apakabar sama perasaanku?"

"Biya.."

Saat Biya masih serius melambungkan khayalan tingkat tingginya, Tara menghampiri mejanya dan mengatakan kepada Biya bahwa semuanya sudah siap, Bahkan Tara sampai membawakan makan siang untuknya. Dua kotak Bento Special 1 yang masing - masingnya berisikan Nasi, Salad, Chicken Teriyaki, Tori No Teba dan Ebi Furai.

"Kapan mas pesen ini?" Biya langsung mengambil kantong pelastik yang cukup besar itu dan mengeluarkan dua kotak makan siang untuk mereka berdua.

"Setengah jam yang lalu mas pesen"

Biya tidak pergi dari meja Tara, namun Tara menambahkan satu kursi lagi di sebelahnya.

"Makan sama sama ya?"

Iris kecoklatan beserta sayup sayup lemah suara Tara membuat Biya tak bisa berkutik. Dia heran, Masnya sangat jauh berbeda hari ini, terutama tentang perhatiannya.

"Iya mas."

***

Malam ini akan diadakan makan besar di restoran depan kantor sebagai ajang perpisahan dengan Biya dan Haechan selama satu tahun ke depan. Jaehyun dan Johnny yang mengusulkan kegiatan makan besar tersebut, yang akan diadakan setelah pulang kantor.

"Adelia .." panggil Biya ke sekretaris Jaehyun yang ikut makan makan bersama mereka.

"Oy Bi, kenapa?" Tanya Adel kepada perempuan yang menjadi teman curhat satu satunya itu. Adelia sama seperti wanita - wanita yang lain, yang tidak bisa menolak Jaehyun sampai sampai perempuan itu benar dibuat bucin oleh bosnya itu

"Lo dateng? Gue kira gue yang bakal jadi kambing conge sendirian, tau sendiri cowok cowok kalo udah ngobrol latah banget, apalagi si Yuta."

Adel menyimpan tas tangannya dan di selipkan ke kursi sebelah kemudian mempersiapkan diri selanjutnya untuk meng-ghibah bersama Biya.

"Anjir anjir bi, gue mau curhat sama lo ahhh!" Seru Adel. Adelia memang lah tipe wanita yang jenisnya cempreng, berisik, dan so asik.

"Pasti Pak Jaehyun lagi?" Tebak Biya.

"Hooh Bi. Gue kemaren kan nemenin si Bos ganteng ke rumahnya, Ya Allah Bi, mamanya Pak Jaehyun baik banget doooooong sama gue!!" Ucap Adel sambil berusaha menetralkan nafasnya yang terlalu menggebu untuk menceritakan keluh kesah semua yang isinya hanya tentang Jaehyun Jaehyun dan Jaehyun.

"Heh, nafas dulu. Ngomong aja udah kayak lari maraton seratus puteran." Cetus Biya.

"Gapapaa Bi seratus puteran gue jabanin, asal kalo gue pingsan gue maunya diangkut sama Pak Jaehyun AAAAAA!" Teriak Adel dengan suara melengkingnya, rupanya rombongan para lelaki baru sampai dan saat itu juga Biya buru buru membungkam mulut Adelia.

"cangkemmu cah" bisik Biya sekaligus mencubit paha Adel dengan gemas.




"Mungkin untuk beberapa waktu kedepan, kerabat kita sekaligus teman, sahabat, partner kita yang bernama Nadine Madani Ankabiya atau yang biasa kita kenal dengan──"

"DENGAN SAYANG YA PAK?" teriak Yuta yang membuat geger satu meja dan membuat Johnny terpaksa tidak melanjutkan perkataanya.

"Yut Yut .. jangan sampe gue pinjem pisau dapur ya buat menggal kepala lo." Sahut Biya sambil melebarkan pupil matanya tajam. Yuta memang tidak tahu tempat dan kondisi untuk mengajak Biya bercanda.

"Astaghfirullah Biya ..." tegur Tara sambil lelaki itu menggeleng gelengkan kepalanya.

"Mas.. habis Yutanya tuh garing banget coba.."

"Gak punya pacar ngadunya ke kakak ipar" sindir Yuta yang membuat Haechan sedikit terkekeh atas ejekan Yuta.

"Sudah. Bisa saya lanjutkan nggak? Nanti keburu tua sayanya." Ucap Johnny agak datar.

"Iya Pak maaf, sok lanjutin aja. Btw, Pak Johnny mau udah tua juga nggak ngaruh sih Pak, tetep ganteng."

Teriakan serta tepukan riuh mulai menggema saat Biya melontarkan kalimat pujian itu. Johnny sendiri hanya menundukan wajahnya tersipu. Dia belum pernah diperlakukan seperti ini oleh orang lain secara blak blakan.

"PAK JOHN!! BIYA MINTA DI GAS!" Lengkingan itu membuat Biya makin menggerutu sebal. Yuta selalu meladeninya dan kerabat kerabat yang lain juga sangat terhibur. Setidaknya memori inilah yang bisa Biya simpan untuk dikenang nanti.

Beda dengan seseorang disana yang sudah habis dengan tiga botol air putihnya, Tara sama sekali tidak memberikan reaksi atas gurauan Biya, Yuta bersama Johnny.

"Tara, aus apa dehidrasi lo? Nggak habis habisnya minumin air putih. Sehat nggak, kencing melulu iya lo." Ujar Jungwoo sambil menghabiskan segelas colanya dan menuangkan cola ke gelas kosong lainnya dan disodorkan untuk kerabatnya.

"Kak, aku udah ambilin buat mas Tara, Mas.. diminum, masa cuma minum air putih aja?" Tara yang notabenenya adalah penyuka cola tiba tiba rasanya ia tidak ingin meminum minuman penuh soda dengan rasa yang cukup tajam itu. Padahal Tara senang sekali menyetok minuman soda itu di kulkasnya setiap bulan.

"Lagi nggak pengen. Buat kamu aja" tolak Tara dan kembali melanjutkan menenggak air putih di botolnya. Malam itu dia sama sekali tidak makan makanan apapun dan hanya minum 5 botol air putih yang disediakan di atas meja.

Biya yang pasalnya duduk di sebelah Tara memandang muram wajah Masnya. Padahal malam ini adalah malam yang paling berarti buat Biya. Biya merasa lelah. Lelah tentang perasaanya yang tak tenang. Bahkan di malam terakhir itu, Tara sama sekali tidak mengucapkan kata kata perpisahan sama sekali untuknya.

Mungkin memang sudah saatnya Biya harus mengakhiri semuanya.

***

"Nggak usah bawain koper aku." Ada Papah.

Biya melenggang pergi membawa kopernya begitu penuh dan berjalan melewati Tara dengan penuh rasa amarah.

Pipinya memanas, Biya benar benar nggak mau berinteraksi sama Tara untuk saat ini, di detik - detik kepergiannya ke Bali.

Pesawatnya akan berangkat setengah jam lagi, Biya dan Haechan sang Ketua di Timnya akan berangkat bersama sama menuju Bali, mereka diberangkatkan dengan pesawat yang sama begitu pula rumah tinggal yang disediakan di pulau Dewata itu.

Rambut Biya dikepang dan dikesampingkan ke pundaknya, rok panjangnya selutut dan sweater tipis berwarna abu abu melengkapi penampilannya.

"Pak Jaehyun?" Sapa Biya saat Jaehyun berlarian menghampiri Biya dan Haechan. Di sisi lain, Mark dan Dera juga ikut menemani keberangkatan Biya pagi itu.

"Biya.. jangan lupa kabarin gue kalo udah sampe," Dera memeluk sahabatnya itu dengan erat. Tidak terbayangkan oleh Biya, Dera yang pasalnya sudah dekat dengannya sedari mereka kecil.. akan jauh darinya. Biya akan kesulitan untuk bercerita tentang semua hal yang biasanya dia pendam.

"Iya sayang, lo tunggu gue, jangan buru buru nikah sama Mark. Awas aja lo sampe tega" sahut Biya sambil mengusap punggung Dera perlahan.

"Mark pacarannya yang sehat! Jangan ajak temen gue macem macem ya.. awas! Omel Biya ke sahabat lelakinya itu. Dia jelas pasti akan merindukan lawakan lawakan Mark yang terdengar garing dan tidak terdengar lucu sama sekali.

"Serah gue lah, kalo gue udah nggak tahan masa main terobos aja?"

Ocehan Mark langsung mendapat kepalan tangan Biya yang mendarat mulus di puncak kepalanya. "Ngomong macem macem lagi gue sambit lo!"

Jaehyun maju dua langkah ke depan Biya yang masih serius bercanda dengan Mark dan menyela pembicaraan mereka.

Jaehyun memeluk Biya tiba tiba. Biya seperti merasakan adanya aliran listrik yang dihantarkan ke seluruh tubuhnya melalui sentuhannya dengan kulit milik Jaehyun.

"Jaga diri baik baik,"

Satu kalimat yang keluar dari mulut Jaehyun membuat Biya termangu seketika.

"Jangan lupa bahagia ya Bi, kabari saya kalau kamu butuh hiburan."

Biya mengangguk pelan sambil mengendus wangi parfum Jaehyun yang sangat lembut tapi begitu gentle.

"Pak Jaehyun, kalau Biya kangen gimana?" Bisik Biya sambil masuk ke perpotongan leher Jaehyun agak dalam.

"Saya akan ada disana saat itu juga."

Biya jadi yakin kalau Jaehyun memang ada rasa dengannya.





"Lepasin aku mas" sergah Biya saat Tara mencoba mendekapnya sedikit memaksa. Papah sudah lebih dulu meninggalkan Biya sebab pekerjaan menunggunya sementara Jaehyun, Mark dan Dera sudah kembali ke kantor. Keberangkatan Biya sepuluh menit lagi, Haechan sudah menunggu di dalam dan ketika Biya menyusul, pergerakannya ditahan saat Tara mencengkeram tangannya begitu kuat.

"Maaf."

"Aku nggak tau maksud kamu Mas"

"Kamu marah?"

"Aku mau berangkat."

"Mas akan sangat menyesal kalau Mas membiarkan kepergian kamu dengan cara yang kayak gini." Biya sudah tidak mendorong tubuh Tara melainkan berdiam saat Tara mencoba mendekapnya makin erat.

"Inget kak Aira."

Tara diam membungkam. Biya hanya bisa mendengarkan deru nafas Tara yang sedikit tergesa, detak jantungnya terdengar begitu tak normal.

"Jangan bahas Aira. Disini cuma ada aku sama kamu."

Biya semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan Tara.

"Bisa nggak, kamu janji satu hal sama Mas?"

"Janji apa?" Ketus Biya, dia masih tetap tidak nyaman dengan keberadaan Tara yang tiba tiba memeluknya seperti ini.

"Kalau Mas nggak ada sama kamu, Mas mau kamu jaga diri baik baik"

"Itu sudah pasti Mas"

"Jaga kesehatan, kamu punya flu yang suka nggak sembuh sembuh, samyangnya kurangin.. kalau kamu sakit kamu nggak bisa bekerja. Nggak ada yang mau ngurus kamu nanti."

"Ada, temen temen aku." Jawab Biya singkat.

"Tapi aku tetep nggak bisa mengurus kamu, kalau aku bilang nggak boleh tuh di denger Bi. Itu semua buat kamu!" Intonasinya naik, Tara terdengar seperti seorang lelaki yang sedang mengomeli kekasihnya.

"Kamu siapa memang Mas?"

Tara merasa sedikit terpelanting atas perkataan Biya.

"Nggak usah kasih perhatian berlebih sama aku, bahkan kamu bukan siapa siapa aku. Berhenti mas, kamu udah lelah bikin aku berpikir bahwa kamu masih menyimpan hati buat aku. Kamu nggak capek liat aku harus selalu berpura pura di depan Kak Aira? Kamu nggak tahu rasanya menahan. Jangan baik sama aku. Aku mau pergi, aku mau lepas semuanya. Dan jangan coba kasih aku kesempatan buat mencintai kamu lebih dalam mas. Aku udah lelah. Aku pergi dulu Mas, Selamat tinggal."







See you in next chapter!

Continue Reading

You'll Also Like

359K 21.9K 27
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
206K 4.8K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
141K 13.8K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
156K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...