[✓] Kosan Bu Sulgi, txtzy.

Od ashquamarine

79.6K 13.5K 4.4K

Kosan Bu Sulgi, bangunan tempat tumbuhnya berbagai memori bagi setiap manusia yang tinggal di dalamnya. Mungk... Viac

━━ ⌗ 𝗞𝗢𝗦𝗔𝗡 𝗕𝗨 𝗦𝗨𝗟𝗚𝗜
━━━━ ⌗ 𝐤𝐛𝐬 • 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓𝒔
⠀⠀𝟬𝟮.⠀⠀Rasa
⠀⠀𝟬𝟯.⠀⠀Kembaran Yena
⠀⠀𝟬𝟰.⠀⠀Murid Baru
⠀⠀𝟬𝟱.⠀⠀Selamat Ulang Tahun, Kamal!
⠀⠀𝟬𝟲.⠀⠀Antara Juna Dan Yena
⠀⠀𝟬𝟳.⠀⠀Mba Mantan
⠀⠀𝟬𝟴.⠀⠀Mama Yena
⠀⠀𝟬𝟵.⠀⠀Sore Bersama Tegar
⠀⠀𝟭𝟬.⠀⠀Perihal Jatuh Hati
⠀ 𝟭𝟭.⠀⠀Kecewa
⠀ 𝟭𝟮.⠀⠀Saingan Baru
⠀ 𝟭𝟯.⠀⠀Jalan-Jalan
⠀ 𝟭𝟰.⠀⠀Awal Dari Rasa
⠀⠀𝟭𝟱.⠀⠀Tentang Shintya
⠀⠀𝟭𝟲.⠀⠀Liburan Telah Tiba
⠀⠀𝟭𝟳.⠀⠀Rahasia Bima
⠀⠀𝟭𝟴.⠀⠀Marah
⠀⠀𝟭𝟵.⠀⠀Kemah
⠀⠀𝟮𝟬.⠀⠀Ragu
⠀⠀𝟮𝟭.⠀⠀Cerita Kita Lucu, Ya?
⠀⠀𝟮𝟮.⠀⠀Maaf
⠀⠀𝟮𝟯.⠀⠀Kesempatan
⠀⠀𝟮𝟰.⠀⠀Sorry, Error 143
⠀⠀𝟮𝟱.⠀⠀Peka
⠀⠀𝟮𝟲.⠀⠀Obrolan Tentang Rasa
⠀⠀𝟮𝟳.⠀⠀Hangat
⠀⠀𝟮𝟴.⠀⠀Papa
⠀⠀𝟮𝟵.⠀⠀Melepas
⠀⠀𝟯𝟬.⠀⠀Kabar Buruk
⠀⠀𝟯𝟭.⠀⠀Dekat Tapi Jauh
⠀⠀𝟯𝟮.⠀⠀Membaik
⠀⠀𝟯𝟯.⠀⠀Kejutan
⠀⠀𝟯𝟰.⠀⠀Pergi (1)
⠀⠀𝟯𝟱.⠀⠀Pergi (2)
⠀⠀𝟯𝟲.⠀⠀Malam Itu
⠀⠀𝟯𝟳.⠀⠀Pupus
⠀⠀𝟯𝟴.⠀⠀Kata-Kata Manis
⠀⠀𝟯𝟵.⠀⠀Hari Bahagia Juna
⠀⠀𝟰𝟬.⠀⠀Sudah Siapkah Untuk Bahagia?
Epilog : Akhir dari Sebuah Kisah

⠀⠀𝟬𝟭.⠀⠀Halo, Cherry!

4.9K 581 123
Od ashquamarine

-ˏˋ Kosan Bu Sulgi ˎˊ˗

a story by © 𝗮𝘀𝗵𝗾𝘂𝗮𝗺𝗮𝗿𝗶𝗻𝗲

• • •

Tok Tok Tok!

"Juna, kamu di dalem?"

Clek!

"Eh, Bu Sulgi? Ada apa, Bu? Bang Juna-nya lagi nggak enak badan," ujar laki-laki berbadan tinggi sambil tersenyum ramah.

"Oalah, gitu. Tadinya Ibu mau minta tolong si Juna. Kalau gitu Ibu minta tolong ke kamu, nanti ada perempuan yang mau nge-kos disini, kamu tolong kasih kunci ini dan anterin ke kamar nomor 3. Soalnya, Ibu mau pergi ke pasar," jelas Ibu Sulistya Gitawa yang lebih akrab dipanggil Bu Sulgi, si pemilik Kosan Melati sembari memberikan sebuah kunci kepada laki-laki di depannya.

"Siap, Bu."

"Oiya, Surya. Nanti kamu ambil obat di kotak P3K di deket tangga kos terus kasih ke Juna, siapa tau nanti dia sembuh. Yaudah, Ibu pamit pergi. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam,"

Surya segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar kos-nya.

Kamar-kamar di Kosan Melati tidak terlalu besar, namun juga tidak sempit dengan fasilitas kamar mandi di setiap kamarnya, sesuai dengan biaya sewanya. Satu kamarnya bisa ditempati dua sampai tiga orang.

Saat ini, Kosan Melati baru dihuni oleh empat manusia. Juna dan Surya termasuk salah satunya (atau mungkin salah duanya?)

"Siapa, Sur?" tanya Juna, yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Bu Sulgi, Bang."

"Oh,"

"Udah enakan, Bang?"

"Alhamdulillah, enak dikit."

"Tadi kata Bu Sulgi, bakal ada anak kos baru. Katanya cewek, sih."

"Baguslah, biar Yena ada temennya."

"Eh, gue keluar dulu ya, Bang. Mau nungguin anak kos yang baru itu,"

"Oke,"

Surya pun berjalan keluar dari kamar kos. Ia menengok kearah gerbang kos, ada satu perempuan yang terlihat kebingungan di depan gerbang Kos Melati.

'Mungkin itu anaknya,' batin Surya.

Surya segera membuka gerbang Kos Melati dan menyapa perempuan itu.

"Maaf, yang mau ngekos disini, ya?"

Perempuan itu tersenyum lalu memilin ujung kaosnya.

"Iㅡiya,"

"Gue Surya Alvaro, panggil aja Surya." Surya mengulurkan tangannya, mengajak lawan bicaranya untuk berkenalan.

"Gue Chaerisa Kalila, tapi biasa dipanggil Cherry," ucap Cherry membalas uluran tangan Surya.

"Ayo langsung ke atas aja. Kopernya berat, nggak? Gue bantu bawain, ya?"

Surya memang dikenal sebagai seseorang yang suka membantu orang lain.

"Lo nggak usah canggung gitu. Santai aja sama gue, Cher," Cherry terkekeh.

"Disini ada anak kost cewek juga, di kamar nomor 4, namanya Yena. Anaknya emang keliatan judes, tapi dia baik, kok." Cherry mengangguk mengiyakan kata-kata Surya.

"Ada juga yang namanya Kamal, dia baru masuk SMA tahun ini. Ngekos disini karena biar deket sama sekolah katanya,"

"Kalau gue SMA 2,"

"Berarti gue lebih tua, dong? Lo sekolah dimana?"

"Prima Nusantara."

"Wah, se-sekolah bareng si Kamal dong?"

"Iya, kah? Tapi setau gue ada dua orang yang namanya Kamal, sih,"

"Nah, udah sampe. Nanti kalau ada apa-apa, ketok aja kamar itu atau nggak panggil nama gue ajaㅡ" Surya menunjukkan kamar nomor 1, kamar yang paling dekat dengan tangga. "ㅡKamar gue, ada penghuni lain juga namanya Bang Juna. Semoga betah disini,"

"Oiya, Makasih Bang Surya,"

Surya tersenyum manis. "Sama-sama, Cher,"

Surya pun pergi meninggalkan Cherry dan segera masuk ke dalam kamarnya. Tanpa sadar, Cherry tersenyum sambil membayangkan Surya yang tadi tersenyum ke arahnya.

'Aduh, kok gue deg-degan?'

• • •

Hari menjelang sore, Cherry memutuskan untuk pergi ke rumah makan padang dekat Kos dan membeli beberapa bungkus nasi padang untuk para tetangga barunya.

Setelah membeli, ia langsung pergi menuju kamar nomor 1, kamar tempat Surya dan Juna tinggal.

Tok Tok Tok!

"Permisi, Bang Surya?"

Cherry menunggu selama beberapa detik di depan pintu kamar Kos nomor satu sambil menenteng sebuah kantong plastik berwarna merah, sampai akhirnya pintu kamar terbuka.

"Temennya Surya?" tanya seorang laki-laki berbadan tegap sambil mengucek matanya.

"Gue anak kos baru disini. Salam kenal, nama gue Cherry."

"Oh, salam kenal, gue Arjuna. Anak sini biasa manggil Bang Jun atau Bang Juna, soalnya gue yang paling tua di kos lantai dua ini. Kalau sama gue nggak usah canggung," Cherry tersenyum.

"Oiya, Gue tadi beli nasi padang buat dibagiin ke anak-anak kos. Ini buat Bang Juna, yang ini buat Bang Surya." Cherry memberikan dua bungkusan nasi yang diambilnya dari kantung plastik merah di tangannya.

"Yang buat Surya pedes?"

"Semuanya gue pesenin pake tambahan telur balado. Emang kenapa, Bang?"

"Surya anaknya nggak kuat pedes," ujar Juna sambil menggaruk tengkuknya.

"Yah, gimana dong, Bang?"

"Gapapa, nanti buat gue aja."

"Wiih, dikasih apa, tuh?" tanya seseorang dari dalam kamar nomor satu.

"Dikasih racun," celetuk Juna asal. Cherry tertawa mendengar celetukan Juna.

"Gue nggak mau mati muda, Bang. Masih sayang hidup, gue mah."

"Nggak kok, ini ada nasi padang dari si Cherry."

"Pas banget kita belum makan," ucap Surya sumringah.

'Apa iya gue nggak meleleh?' batin Cherry.

"Yaudah, gue mau ngasih ke yang lain dulu."

"Makasih ya, Cher!" pekik Surya dan Juna. Cherry pun membalas dengan mengacungkan jempolnya kearah Juna dan Surya.

Saat tiba di depan pintu kamar nomor 2, Cherry menghela napasnya.

"Huft, permiㅡ" Belum sempat Cherry mengetuk pintu, sang penghuni sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya.

"Maaf mbak, saya nggak pesen pizza. Tapi kalau dikasih saya nggak nolak mbak, hehehe," ucap laki-laki berwajah blasteran di depan Cherry.

Cherry memperhatikan pakaian yang ia kenakan hari ini. "Emang gue keliatan kek pengantar pizza, ya?"

"Bercanda, hahaha. Gue tau lo, kok. Lo Kak Cherry, kan? Anak Prima Nusantara?" tanya laki-laki itu.

"Lo tau gue? Tapi gue nggak tau lo,"

"Gue Kamal," Kamal mengulurkan tangannya, mengajak lawan bicaranya berkenalan. "Makanya, kalau di sekolah itu jangan cuma tau temen sekelas doang."

"Gue kira lo itu Kamal Nugraha anak IPS 3, bukan Kamal Putra! Lo yang suka diomongin sama anak-anak Prima Nusantara 'kan?"

"Jelas, gue kan ganteng, pasti banyak yang suka."

"Pede banget, lo! Ini, buat lo." Cherry memberikan sebungkus nasi padang kepada Kamal. "Lo beneran blasteran kayak yang diomongin anak-anak?"

Kamal mengangguk, "Papa orang Amerika yang punya darah Jerman, kalau Mama gue asli Indo," jelas Kamal. Cherry hanya ber-oh ria.

"Wih, thanks loh, Kak! Tau aja gue belum makan,"

"Yoi, masama."

Setelah memberikan sebungkus nasi padang kepada Kamal, Cherry pergi ke kamar nomor 4 yang berada di samping kamarnya.

Tok Tok Tok!

"Siapa?" Tanya seseorang dari dalam kamar nomor 4.

"Cherry," Tak ada balasan lagi dari kamar nomor 4.

Setelah beberapa menit, seorang perempuan bermata sipit keluar dari kamar tersebut.

"Anak baru?" tanya perempuan itu sedikit menyelidik. Cherry mengangguk.

"Wah, Bener?! Akhirnya!" seru perempuan itu dengan senyum yang mengembang, berbeda dengan tadi. "Oiya, nama lo siapa? Gue Yena,"

"Guㅡgue Cherry,"

"Eh? Santai aja kali, nggak usah gugup. Gue bukan guru matematika," canda Yena. Cherry pun terkekeh.

"Lo di kamar 3, ya?" Cherry mengangguk.

"Oh... Yaudah ayo masuk," Mereka pun masuk ke dalam kamar Yena, "Maaf berantakan, gue abis bebersih kamar, hehehe."

Kamar Yena adalah kamar yang paling besar diantara keempat kamar kos lainnya. Ada tiga kasur di sekeliling kamar. Satu milik Yena dan dua lainnya tak terpakai, karena belum ada orang lain yang tinggal di kamar itu.

"Ini, buat lo." Cherry menyodorkan sebungkus nasi padang kepada Yena yang sedang menaruh buku-bukunya di meja belajar.

"Wah, nasi padang. Tau aja lo kalau gua lagi kepengen nasi padang," ucap Yena dengan mata berbinar. "Kuylah makan bareng!"

Akhirnya, Cherry dan Yena memutuskan untuk makan bersama.

• • •

"Yo wassup, Kamal! Kuyla kita nge-game!" ajak seseorang yang tiba-tiba masuk ke kos kamar Kamal tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Kebiasaan.

"Bentar, tugas gue belum selesai. Duluan aja ke Bang Juna, Bang," ucap Kamal tanpa mengalihkan fokusnya pada buku tulisnya.

"Cepetan, loh!"

"Iya!" Akhirnya orang itu pergi dari kamar Kamal tanpa menutup pintu.

Kebiasaan part dua.

"Bang Jun, kuy kita war!" teriak orang itu sambil berlari. Juna hanya memutar bola matanya kesal. Orang itu adalah Abimana Satya, tapi anak kos biasa memanggilnya Bima atau Abim.

"Oiya, kata Mama, lo lagi nggak enak badan, ya?" Benar, Bima adalah anak dari Bu Sulgi.

"Udah enakan,"

"Loh? Bang Surya kemana? Biasanya dimana ada Bang Juna disitu ada Bang Surya," tanya Bima.

"Nggak tau, lagi nge-gebet anak baru, kali."

"Hah? Anak baru? Di kosan ada anak baru?"

"Ada, namㅡ"

"Cewek atau cowok? Cakep, nggak? Asal mana? Sekolah dimanㅡ" tanya Bima beruntun. Juna pun melemparkan bantal disampingnya kepada Bima.

"Makanya, kalau orang ngomong jangan dipotong. Cewek, namanya Cherry. Lumayan cakep, tapi gue nggak boleh oleng, lah. Gue kurang tau dia asal mana, katanya si di Prima Nusantara," jelas Juna panjang kali lebar.

"Kok Mama nggak kasih tau gue, sih? Mana cewek lagi," kesal Bima.

"Mungkin Tante udah tau kebiasaan lo yang modus sana-sini, makanya takut anak baru dimodusin lo," canda Juna.

"Gue gini-gini setia, Bang! Emangnya, lo?" ledek Bima.

"Emangnya lo setia sama siapa?"

"Sama semua cewek, hehehe." Juna tersenyum kecut menanggapi ucapan Bima. "Oiya, Kak Shintya gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana,"

"Kok Kak Shintya tahan ya, sama makhluk fakboi kayak lo," ujar Bima mengejek.

"Ngaca, bro!"

"Widih, duo pakboi ngapain nih? Ngomongin cewek, ya?" tanya Surya sambil membawa totebag putih.

"Tau aja," ucap Bima asal.

"Lo beli apa, Ya?"

"Roti."

"Roti yang kemaren aja masih ada, Bang! Lo kenapa beli lagi?"

"Gapapa, buat nyemil."

Surya memang sangat menyukai roti, apalagi roti sa*iro*i. Jika ia mampir ke minimarket, pasti ia selalu menyempatkan diri untuk membeli roti tersebut.

"Bang Bima, jadi mabar nggak?" tanya seseorang dari pintu kamar. Iya, itu Kamal yang sudah menyelesaikan tugasnya.

"Kuylah, bareng Bang Juna!" Bima langsung duduk di kasur bersama Juna, sementara Kamal duduk di bawah bersender pada meja.

Bagaimana dengan Surya? Dia memilih untuk menyalakan televisi dan menonton acara kartun favoritnya, si makhluk kotak berwarna kuning.

"Jangan teriak-teriak, Tv-nya nggak kedengeran!"

• • •

A/n :

hello!
sorry for the typo(s),
don't forget to vote and comment,

btw, who is shintya?

- ashquamarine

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

36K 6.5K 21
"Kata orang, cewek cantik itu matinya cepet. Makanya gue pacaran sama elo yang jelek. Gue nggak mau ditinggal sendirian suatu hari nanti."
16.6K 2K 41
"Kenalin, nama gue Sim Jaeyun, and my english name is Jake Sim" "Gue Kim Minjeong, my english name is Winter Kim" "Beautiful name" balas Jake ...
107K 17.3K 39
"bandung, minhee, bersama petantang petenteng" -alleta dedication for kang minhee, kangen lur
123K 19.4K 23
[ft kim doyoung and ahn yujin] Ketika dia yang dijuluki murid terjahil satu angkatan ketemu cewek bobrok yang sama-sama jahilnya. ©HYUNSUKVEVO