[BL] Thriller Academy ✓

By LucyFerra69

33.4K 5.2K 1.2K

Tower of God Fanfiction Webtoon Tower of God by SIU cover by Me ----------- Sebuah Akademi yang terkenal deng... More

Beberapa kata
[1] Awal Pertemuan
[2] Bekal Makanan
[3] UKS
[4] Kau Tak Bisa Ceritakan!!
[6] Perpisahan
[7] Maafkan Aku!
[8] The First Victim
[9] Fall
[10] Shadow
[11] Mark?!
[12] Another Dimension!!
[13] Culprit
[14] Letter
[15] Need More Blood!!
[16] Turtle!
[17] He Got More Power!
[18] Can You Tell Me...
[19] I'm Sorry
[20] Just a Dream
[21] End

[5] Hujan

1.1K 225 16
By LucyFerra69

"Aah, aku tidak menduga hari ini akan turun hujan." Keluh Angel melihat langit gelap yang menumpahkan air ke bumi dengan derasnya.

"Ya, perkiraan cuaca pagi tadi hanya mengatakan mendung saja hari ini, jadi aku sama sekali tidak membawa payung." Ujar Apple sembari bercermin acuh dan memperbaiki lipstick merah di bibirnya. "Kau juga tidak membawa?"

Angel mendengus kesal, "Tidak, aku tidak." Mata biru bundar gadis itu melihat para gadis dari keluarga yang lebih tinggi dari kelurganya ditemani oleh para pelayan dan pengawal mereka, para gadis itu tampak anggun dan acuh saat melewati Angel dan Apple.

Angel sebenarnya juga termasuk dalam keluarga yang elit dan dia merupakan salah satu dari anggota 10 keluarga. Namun statusnya sebagai anak haram yang tidak diinginkan membuat apa yang dia dapatkan dari keluarga jauh lebih rendah dari anak-anak kelahiran sah.

Walau apa yang diberikan oleh keluarganya sudah bisa dibilang baik hati untuk seorang anak haram, tapi Angel tidak puas dan iri dengan kehidupan yang lebih mewah yang didapat saudara-saudara nya yang lain. Dia juga ingin mendapat pelayan pribadi! Dia juga ingin para pengawal yang mau mendengarkan semua perintahnya!

Mata bundar gadis itu menyapu pandangan keseluruh teras sekolah, menatap iri semua orang yang lebih berada dari pada dirinya. Sampai kemudian tatapan nya berhenti pada seorang pemuda bertubuh kecil yang tampak seperti meringkuk memeluk payung di tangannya.

"Oh, kurasa kita sudah mendapatkan payung nya!" seru Angel mengukir seringai di wajah cantiknya. Apple mengikuti arah pandang Angel, mengukir senyum mengejek saat melihat Baam sendirian di sana.

Keduanya menghampiri Baam dan Angel dengan acuh merampas payung Baam. "Halo kotoran kecil, aku lihat kau tampak begitu sehat. Michael merawatmu dengan sangat baik." Mata biru Angel melihat tubuh penuh luka Baam dari atas kebawah, terkikik geli saat melihat Baam sedikit gemetaran.

"Lihatlah betapa kusamnya dirimu, apa kau tidak mandi dan mencuci pakaianmu?" Apple beralih berdiri di belakang Baam, mendorong pemuda yang memiliki tubuh lebih kecil darinya kedepan dengan kasar. "Kebetulan alam sedang berbaik hati, sana pergi mandi dan bersihkan dirimu."

Baam jatuh ketanah dengan suara basah dan keras. Dorongan Apple sangat kuat hingga dia terdorong keluar dari teras yang teduh dan jatuh kesamping dimana tanah berumput sekolah yang basah dan becek. Lumpur mengotori pakaiannya dan basahnya air terserap hingga membuat kulitnya kedinginan dan lukanya yang belum sembuh terasa sakit.

Suara tertawa dan cekikan terdengar di sepanjang para murid berlalu melewati Baam. Beberapa hanya akan melihat karena tidak terlalu mengenal Baam dan beberapa akan melemparkan cemoohan. Mereka yang melempari cemoohan dan hinaan adalah mereka yang satu kelas dengan Baam.

"Bersihkan dirimu disana! ayo cepat!" titah Angel sementara Apple mengeluarkan ponselnya untuk merekam.

"Hei jalang-jalang sialan, apa yang kalian lakukan di depan pintu? Menghalangi jalanku?" suara merdu seorang gadis namun sayang dikeluarkan untuk mengutuk terdengar. Angel dan Apple berbalik kearah suara dengan marah dan siap untuk membalas saat keduanya melihat siapa itu.

Endorsi berdiri bersidekap dengan sikap angkuh dan arogan, menatap keduanya dengan tatapan merendahkan. Dibelakangnya para anggota Dewan Siswa yang lain mengikuti, jelas mereka memiliki agenda yang ingin mereka diskusikan di suatu tempat.

"Endorsi, bahasamu terlalu kasar!" tegur Shibisu seperti seorang penatua, "Sebagai seorang anggota Dewan Siswa, seharusnya kau memberi contoh yang baik."

Khun melihat layar ponselnya sebelum kemudian mengangkat pandangannya, Angel dan Apple secara otomatis bergeser kesamping untuk memberi lebih banyak ruang agar rombongan itu bisa segera pergi. Mata kobalt itu tampak acuh sebelum kemudian sedikit melebar karena terkejut.

"Baam?! Apa yang kau lakukan disana?" tanya Khun sedikit berseru.

Baam yang menunduk melihat tanah sedikit tersentak terkejut. Dia langsung mengangkat pandangannya menatap Khun. "Khun,..."

Melihat lumpur yang mengotori pakaian dan seluruh tubuh kecil pemuda itu basah hingga membuat luka-lukanya yang belum sembuh merembeskan darah hingga tampak jelas. "Cepat kemari! Apa yang kau lakukan disana ketika lukamu masih belum sembuh?" ujar Khun yang sangat jelas membawa jejak marah.

Hatz menautkan alisnya melihat keadaan Baam sebelum kemudian menatap Angel dan Apple, "Apa yang kalian lakukan?"

Angel diam dengan sikap acuh, dalam hati dia sudah panik tidak tahu harus menjawab apa sementara Apple relatif lebih tenang. "Apanya yang apa? Tentu kami baru saja ingin pulang."

Shibisu lebih pandai menilai situasi, pandangan nya jatuh pada payung ditangan Angel. "Payung itu,..."

Angel, "Apa ada masalah dengan payungku?"

Endorsi melihat payung itu mengejek, "Tidak juga, itu payung yang sangat lusuh dan murahan. Sangat cocok untuk statusmu."

"Kamu,...!" Angel menatap Endorsi marah.

Sementara Baam yang masih belum beranjak dari tempatnya tadi sekali lagi tersentak. Dia menundukkan kepalanya dalam merenungi perkataan Endorsi. Khun baru saja datang menghampirinya, menaungi bocah berambut coklat itu dengan payung biru gelapnya. "Baam, ayo bangun segera. Kau bisa sakit,..."

Baam menggumamkan sesuatu yang Khun tidak bisa dengar saking rendahnya nada suara yang Baam gunakan. Suara hujan yang deras hampir mengaburkan semua suara yang ada disekitar dan perdebatan keras antara Apple dan Shibisu sama sekali tidak membantu. Jadi mengabaikan itu, Khun berjongkok hendak membantu Baam bangkit berdiri.

"URUS SAJA DIRIMU SENDIRI!" teriak Baam tak tahan akan rasa amarah dan kekesalan yang menumpuk akan semua hinaan yang selama ini dia terima, mendorong untuk menolak. Khun hendak membantu Baam berdiri, tertangkap lengah hingga dia jatuh kebelakang karena dorongan Baam yang tiba-tiba.

Suasana langsung hening, semua mata terpaku menatap tak percaya. Baam tersentak saat dirinya lebih tenang, menatap Khun yang meringis karena dia mendarat ke aspal jalan yang cukup kasar. Karena saat dia akan jatuh dia mencoba menahan diri dengan tangannya, telapak tangan pemuda biru itu tergores bebatuan hingga membuat luka.

"Khun, kau baik-baik saja?" seru Shibisu menghampiri Khun, memecah keheningan di sekitar.

Baam menundukkan kepalanya dalam saat dia bangkit berdiri, tanpa menoleh kearah lain dia langsung berlari pergi menembus tebalnya tirai hujan. Khun melihatnya tidak bisa membantu tapi merasa khawatir, berseru memanggilnya. "Baam! Tunggu,..."

"Hei anting-anting, kau sudah basah kuyup." Ujar Hatz datang membawakan payung ekstra untuk Khun yang payungnya terlempar karena jatuh tadi dan Shibisu yang lupa membuka payung saat menghampiri Khun.

Endorsi melihat kepergian bocah berambut coklat itu, mata gadis itu kemudian beralih melihat para murid disekitar yang menuduh dan saling berbicara buruk tentang Baam. Pandangannya kemudian teralih pada Angel dan Apple. "Jadi, itu bukan payung kalian?"

Baam disisi lain terus berlari menerobos hujan, tak mempedulikan rasa sakit dari lukanya yang tersiram kuat oleh derasnya hujan yang jatuh. Karena rasa sakit yang dirasakan hatinya sekarang ini jauh lebih sakit. Wajahnya basah kuyup hingga tidak jelas apakah dia menangis atau tidaknya.

Pintu apartemennya dia buka dan ditutup segera, melarikan diri untuk bersembunyi di kamar mandi. Tidak ingin ibu nya melihat kondisi nya saat ini.

Dia menangis saat dia menahan isakannya terdengar keluar. Tidak pernah sebelumnya Baam merasa terhina lebih dari sekarang. Sebelumnya dia bisa bertahan karena dia tidak peduli pandangan orang lain selain Rachel. Tapi ucapan Rachel beberapa waktu lalu, ditambahkan dengan apa yang diucapkan oleh Endorsi tadi membuat dia merasa sangat terhina.

Jika orang di sekitar Khun saja berpikir begitu pada barang miliknya, maka Khun pasti juga memiliki pikiran yang tidak jauh berbeda. Khun pasti juga menganggapnya kotor dan menjijikkan seperti yang lain menganggapnya. Khun baik padanya pada akhir nya hanya karena takut nama baiknya sebagai seorang Ketua Dewan akan rusak karena kehadiran Baam.

Cara Khun ingin membantu nya mungkin adalah dengan membuat dia pindah sekolah. Pasti begitu.

"...kenapa,... kenapa ini semua terjadi pada ku?"

.

.

.

Tbc~

13 Jul 2020

Continue Reading

You'll Also Like

9.3K 1K 7
❝Sejak kapan aku pernah mengajarimu untuk berbohong, Yoohyun?❞ Terkadang kita lupa, seseorang belajar dengan melihat. ⠀⠀⠀⠀ 「season project 2022 #...
1.2K 162 1
Hanya mimpi buruk Bam akan kematian Khun yang berujung pada sesuatu (karakter punya SIU, art dari wiki)
24.2K 4.2K 15
- 𝗛𝗮𝗻𝗮𝗴𝗮𝗸𝗶 𝗧𝗮𝗸𝗲𝗺𝗶𝗰𝗵𝗶, 𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗸𝗲𝗹𝗮𝘀 10 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗻𝘁𝗶 𝘀𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹. 𝗛𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻...
11.9K 1.6K 11
Kehidupan Mikey hanya berkisar pada 3 hal: Teman, Makanan, dan Pertarungan. Jadi ketika mereka mengetahui bahwa Mikey sekarang memiliki pacar yang di...