inhibitions of mafia

Od amelyaaz

20.4K 1.2K 86

Amazing cover by @deedein Feligan D'xario tidak segan-segan mengusik wanita yang mengganggu pikiran dan... Více

prolog
Chapter 1.
Chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17.

Chapter 10

916 55 0
Od amelyaaz

Shakira terbangun dan melihat matahari telah terbenam dari pintu balkon kacanya. Ia melihat jam di dinding dan merasa telah lama tertidur.

Shakira merenggangkan tubuhnya, ia lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia berjalan menuju pintu kamarnya. Perutnya terasa lapar karena ia tidak makan siang karena tertidur.

Saat keluar dari kamar, tampak tidak ada orang di sekitarnya, apa Feligan belum pulang? Shakira berjalan ke lantai bawah dan menuju ruang makan, untungnya ia sudah tahu dimana ruang makan sehingga ia tidak akan tersesat lagi.

Saat membuka pintu ruang makan, tercium aroma menggoda dari atas meja, tampaknya makanan yang dihidangkan di atas meja sangat menggoda.

"Nona Shakira," sahut seseorang dari belakang punggung Shakira.

Shakira berbalik dan mendapatkan koki mansion ini sedang menunduk kecil padanya.

"Aku?" tanya Shakira.

Koki tersebut mengangguk. "Tuan Feligan memberikan perintah pada saya untuk menyaksikan anda makan."

"Eh?!" Dahi Shakira berkerut.

Sang koki berjalan melalui Shakira dan menarik salah satu kursi dari meja besar tersebut. "Silahkan duduk, Nona," ucap Koki itu yang membuat Shakira mengikuti perkataannya.

"Apa tidak menunggu Feligan?" tanya Shakira.

Koki itu menggeleng. "Tuan Feligan akan pulang sebentar lagi, oleh karena itu ia menyuruh anda untuk makan duluan."

"Baiklah, kalau begitu aku akan makan duluan," balas Shakira dan tangannya sudah memegang sendok.

Makan malam kali ini terkesan hening karena hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang dilakukan oleh Shakira. Tidak butuh lama, Shakirea telah selesai makan malam.

"Saya permisi dulu, Nona," ucap koki tersebut setelah memastikan jika Shakira benar-benar menghabiskan makanan itu.

Shakira mengangguk dan masih betah untuk duduk. Setelah koki itu pergi ia merasa kosong. Mansion ini terlalu besar untuknya yang kini tengah sendiri. Seandainya saja ia memiliki buku atau novel yang bisa ia baca, mungkin saja ia tidak akan merasa bosan seperti ini.

Shakira akhirnya berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang makan. Ia memilih untuk mengelilingi mansion yang sepertinya luasnya hampir 1 hektar lebih dan itu hanya bagian mansionnya saja tidak terhitung halaman dan hal-hal lainnya.

Shakira berjalan menyusuri koridor yang entah membawanya kemana yang pasti ia hanya berjalan hingga sesuatu menghentikannya. Akhir dari koridor ini menunjukkan sebuah ruangan yang bertuliskan 'D1'.

Shakira dengan kepenasarannya yang kuat, membuka pintu ruangan tersebut. Tampilan pertama yang ia lihat cukup membuat matanya melebar dan ia menutup mulutnya spontan.

•  •  •

"Apa yang kau lakukan, Xander?!" seru Feligan dengan lantang setelah memasuki mansion Xander.

Tampak seorang pria tua turun dari tangga yang langsung menghadap pintu masuk. Tidak salah lagi jika pria tua itu adalah Xander D'xario, kepala keluarga yang batal diangkat karena keegoisannya.

"Cara bertamu yang baik, Tuan Feligan yang terhormat," sindir Xander dan ia telah berada di tangga terakhir.

Feligan maju untuk mendekati Xander dan menatap pria itu kesal, sekejap tangan Feligan telah berada di kerah baju Xander.

"Kau, ingin bermain-main dengan Ayah?!" desis Feligan di depan wajah Xander.

Xander tertawa lalu melepaskan tangan Feligan dari kerahnya. "Itu bukan urusanmu, Feligan," ucap Xander tajam.

Feligan berjalan mundur selangkah sembari bersidekap. "Kau tidak harus mencampuri urusanku, bukan?"

"Mengapa kau egois sekali, Xander?" tanya Feligan.

Xander menatap Feligan tidak suka. "Egois? Apa maksudmu egois? Bukankah seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri mengapa kau yang begitu egois?" balas Xander dengan nada Sarkas.

"Aku tidak pernah memikirkan keinginanku sendiri dalam menjalankan perintah Ayah untuk menjaga keluarga kita," balas Feligan.

"Maksudmu?"

"Kau sendiri tahu mengapa kau batal menjadi kepala keluarga, kau seharusnya berubah bukan malah menjadi hal yang lebih buruk dari yang lalu, Xander!"

Xander menutup matanya. "Aku benci ketika seseorang mengingatkan kembali diriku tentang hal itu. Kau tahu itu, bukan?" desis Xander dan kini tatapannya menajam.

Feligan mengangguk.

"Lalu mengapa kau masih mengatakan hal itu, keparat!"

Feligan menyeringai dan berkata, "Karena aku ingin."

Rahang Xander mengetat, pria yang lebih muda di depannya ini membuatnya sangat kesal hingga membuatnya ingin mengenyahkan pria itu dari muka bumi.

"Baiklah, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Xander.

Feligan berjalan mengitari Xander. "Bagaimana jika kau hanya harus diam saja? Kau tahu, jika kau tidak lagi muda, bukan? Jadi biarkan pria muda yang berada di dekatmu ini menggantikan pekerjaanmu," ucap Feligan dan berhenti di depan Xander.

Xander mengedikkan bahunya. Lalu menatap Feligan meremehkan.

"Aku tidak tahu apa kau bisa melakukan tugasku atau tidak, bukanhkah kau sudah sibuk dengan embel kepala keluarga sementara?"

"Apa maksudmu dengan sementara?"

Xander tertawa. "Kau hanya boneka Feligan. Pria tua yang kau panggil Ayah itu hanya ingin menggunakanmu karena kau yah ... Sedikit berkompeten dalam mengurus hal ini di saat ia pergi," jelas Xander yang membuat Feligan mengepal tangannya kuat.

"Jangan bermain-main denganku, Xander?" desis Feligan.

Xander terkekeh. "Aku tidak suka bermain-main Feligan."

"Kupastikan kau menyesal telah mengatakan hal itu padaku."

"Aku akan menantinya, Feligan."

Feligan berbalik sembari mengibaskan jaket hitamnya yang seperti jubah. Ia berjalan keluar dari pintu mansion itu sembari menggebrak pintu tersebut.

Saat tiba di luar, Andrea tampak menatap Feligan dengan pandangan bertanya.

"Siapkan mobil, aku benar-benar emosi kali ini," sahut Feligan dan Andrea langsung saja menuruti perkataam Feligan.

Mobil telah berada di depan mereka tanpa tunggu lama, Feligan langsung saja memasuki mobil itu diikuti Andrea di belakangnya.

Mobil mulai berjalan meninggalkan mansion Xander tapi emosi Feligan masih saja belum hilang. Ia bahkan tambah semakin emosi.

"Ada apa, Feligan? Apa yang terjadi di dalam sana?" tanya Andrea terlihat cemas.

"Dia membuatku emosi dan akan kupastikan ia menyesal," ucap Feligan dan tatapannya nyalang ke arah jalanan.

Andrea yang tampaknya mengerti hanya mengangguk dan diam saja, ia tahu jika Feligan tidak bisa diajak bicara jika sedang emosi seperti ini makanya ia hanya akan diam saja sampai pria itu sendiri yang memberitahunya.

Belum sampai lima menit, Feligan menatap Andrea yang membuat pria itu terkejut dengan tatapan Feligan.

"Berikan aku laptop," pinta Feligan dan Andrea memberikannya.

Feligan langsung saja memakai laptop itu dan terlihat tersenyum disela ia mengetik sesuatu. Setelah selesai Feligan memberikan kembali laptop itu pada Andrea.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Andrea penasaran.

Feligan tersenyum lebar. "Membuat pria tua itu menyesal," jawab Feligan.

Andrea terlihat cemas dan langsung membuka laptop tadi dan terkejut setelahnya. Ia langsung saja menatap Feligan dengan tatapan tidak percaya.

"Kau sudah gila, Feligan!" seru Andrea yang terdengar dari luar mobil tersebut.

"Aku memang sudah gila sejak lama, Andrea," balas Feligan ringan.

Namun, Feligan tahu apa resiko yang ia dapatkan dengan melakukan hal gila itu, mungkin saja nyawanya akan terancam.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1.1M 15.4K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1M 47.9K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2.1M 183K 29
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
248K 15.5K 42
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...