Romeo melirik Savanna yang tengah memainkan ponselnya. Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju lokasi shooting-nya. Hari ini shooting terakhir dan hanya sampai jam 11 siang. Selebihnya, ia free sampai besok.
Keduanya terdiam di dalam mobil. Namun Romeo sesekali melirik Savanna dan memperhatikan gadis itu sebentar. Semalam, setelah mengantar gadis itu sampai rumah, Romeo tanpa sengaja mendengar teriakan Savanna dari dalam setelah gadis itu berlari tergesa memasuki rumah.
Romeo tidak tau apa yang terjadi di rumah Savanna tadi malam. Samar-samar ia mendengar isak tangis dan teriakan penuh amarah dari sana sebelum akhirnya seorang pria berumur keluar dari rumah Savanna.
Sebenarnya ia ingin menanyakan hal itu kepada Savanna, namun Romeo merasa tidak berhak tau dan ikut campur karena itu adalah masalah pribadi Savanna dan keluarganya.
"Lho, lokasinya kelewatan."
Romeo mengerjap pelan dan langsung menepikan mobilnya. "Astaga, maaf, aku nggak lihat."
Savanna menoleh. "Kamu lagi mikirin apa? Kamu ngelamun pas nyetir?"
"Nggak, cuma lagi pikirin hal lain aja," ucap Romeo sambil memutar arahnya dan memasuki area lokasi shooting yang berada di halaman sebuah universitas.
"Ini ... aku nggak apa-apa dateng?" tanya Savanna ragu begitu ia melihat banyak kru dan pemain. "Nanti kalo ada yang nanya aku siapa gimana?"
Romeo mengambil tas selempangnya di kursi belakang lalu melirik Savanna. "Tenang aja, ada aku. Lagian di dalem juga ada Dito nanti."
"Duh...." Savanna menghela napas beberapa kali. "Serius nih nggak apa-apa?"
"Iya, Sava." Romeo tersenyum. "Udah, yuk masuk."
Romeo langsung meraih tangan Savanna begitu keduanya keluar dari mobil. Namun Savanna langsung menarik tangannya kembali dengan canggung.
"Nanti ada yang lihat," ucap Savanna pelan.
"Va...." Romeo mengulurkan tangannya. "Ada aku."
"Nanti kalo jadi gosip gimana?" bisik Savanna pelan. "Kehadiran aku di sini aja bikin semuanya aneh."
Romeo menghela napas dan mengangguk pelan, berusaha untuk mengerti maksud Savanna. "Ya udah, ayo masuk."
Gadis itu mengangguk. Romeo kembali melanjutkan langkahnya dengan Savanna yang mengekor di belakangnya. Sampai di dalam kampus lantai satu dimana set akan dilakukan, Romeo langsung menyapa beberapa kru yang berpapasan dengannya.
"Lo ngapain bawa Savanna ke sini?" bisik Dito begitu Romeo sampai di ruang talent yanh disediakan. "Lo mau orang mikir yang aneh-aneh?"
"Diem aja," sahut Romeo lalu mengajak Savanna untuk duduk. "Sementara aku take nanti, kamu bisa minta tolong ke Dito kalo kamu butuh apa-apa."
"Kayaknya aku nggak seharusnya ke sini deh," ucap Savanna sambil melirik sekitar. Sebab, beberapa talent dan kru melihat ke arahnya dengan penasaran. "Orang-orang pada lihatin aku. Mending aku pergi ya? Nanti kita ketemu kalo kamu udah selesai shooting aja."
"Sava..."
Savanna beranjak. "Aku pergi ya? Nggak usah pikirin aku, nanti aku naik ojek online aja. Dadah!"
"Tap—"
Belum sempat Romeo mencegahnya, Savanna sudah berlari keluar meninggalkan ruangan ini.
🎬
"APA?!"
"Ish! Lo ngagetin aja!" Savanna memukul lengan Nilam karena gadis itu berteriak di depan wajahnya, padahal ia sedang minum, untung saja tidak tersedak.
"Sorry, gue cuma—what? Lo serius? Romeo suka sama lo?!"
Savanna mengangguk pelan. "Dia bilang kayak gitu semalem. Gue bingung mau jawab gimana, ini terlalu tiba-tiba."
"Bentar-bentar," Nilam mengerjap sambil menghela napas, "Romeo bilang kalo dia suka sama lo?"
Savanna mengangguk lagi.
"Terus kalian pacaran sekarang?"
Kali ini Savanna menggeleng.
"Tolol."
"Kok lo ngatain gue sih?!" Savanna mendelik sebal.
"Iyalah. Lo tuh, astaga ... Savanna. Kenapa nggak langsung official saat itu juga sih? Kan enak kalo langsung, saat ini lo pacaran sama artis," ujar Nilam lalu tertawa.
"Ya nggak gitu juga," ucap Savanna. "Gimana ya, Nil, meski gue juga senang dia balik gue sama gue, tapi semua nggak semudah itu. Ini Romeo, lho."
Nilam menepuk bahu Savanna pelan. "Lo nggak percaya sama dia?"
Savanna terdiam. "Ya bukannya nggak percaya juga, gue cuma kaget aja karena semua terlalu mendadak buat gue. Dia bilang, dia bakal berusaha buat meyakinkan gue kalo dia emang beneran suka sama gue."
Tapi entah kenapa, Savanna merasa agak tidak yakin. Tentang semuanya, terutama perasaan Romeo kepadanya.
"Ini tuh cuma perkara waktu. Wajar lo ngerasa bingung sekarang karena seperti apa yang lo bilang, ini terlalu mendadak buat lo. Tapi coba deh, jalani pelan-pelan."
Nilam merangkulnya, membuat Savanna menoleh dan menatap Nilam sesaat.
"Apa menurut lo ... semuanya akan baik-baik aja?" tanya Savanna.
Nilam mengangguk. "Mungkin awalnya aja bakalan heboh dan bikin lo nggak nyaman. Trust me, setelahnya bakal baik-baik aja begitu mereka capek ngurusin hubungan kalian."
Savanna tersenyum. Setidaknya, ucapan Nilam membuatnya sedikit membaik, tidak terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi jika saja ia dan Romeo berpacaran nantinya.
"Thanks ya," ucap Savanna sambil memeluk Nilam.
"Hmm." Nilam menepuk pundak Savanna beberapa kali. Bertepatan dengan itu, ponsel Savanna berbunyi.
"Romeo tuh," celetuk Nilam sambil mendorong bahu Savanna. "Taken aja udah."
"Apaan sih." Savanna mendengkus geli lalu meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk dari Romeo. "Halo?"
"Halo, Sava? Kamu di mana?" Suara Romeo terdengar.
"Aku di rumah Nilam. Kenapa? Udah selesai shooting-nya?"
"Udah," ucap Romeo. "Mau makan siang bareng?"
Savanna menggigit bibir bawahnya sambil melirik Nilam.
"Apa?" tanya Nilam tanpa suara.
"Romeo ngajak makan siang bareng," balas Savanna tanpa suara juga.
Nilam mengangguk, menyuruh Savanna untuk mengiyakan ajakan Romeo.
"I-iya," ucap Savanna gugup. "Mau makan siang di mana?"
"Terserah kamu. Bentar lagi aku jemput ya. Share lokasi kamu sekarang," ujar Romeo.
"Nggak usah! Kita ketemu di sana aja. Kita makan siangnya di Candy Cafe aja, gimana?"
"Boleh. Yaudah, aku jalan sekarang ya."
"Hmm." Savanna langsung memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. "Aduh, lo punya masker nggak?"
"Buat apa?" tanya Nilam heran.
"Buat ketemu Romeo! Ya kali gue nggak pake masker mau jalan sama dia."
"Lebay," cibir Nilam. "Nggak ada! Udah sana, cepetan pergi."
🎬
Terima kasih untuk 13k pembaca DF dan 13k followers❤️
Yang belum follow ditunggu yok😁
Pasti kalian yg berharap Romeo dan Savanna jadian karena capek ngebadut kan? Sama, aku juga😆🤡
Jangan lupa vote dan komen❤️❤️❤️