Friendzone (COMPLETED)

By Dhilla_17

182K 8.8K 165

Ternyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adany... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
CAST
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 ( End )
Extra Part
Extra Part 1

38

2.1K 121 10
By Dhilla_17

Happy Reading ♥

---------------------




Author Pov

Hari demi hari telah berlalu, begitu pula dengan waktu yang terus bergerak maju. Mereka yang empat hari ini bertempur dengan kertas, menguras otak dan tenaga, akhirnya telah selesai melaksanakan Ujian Nasional.

" Huhh.. Akhirnya kelar juga!! Otak gue udah panas! Mau meledak rasanya! " Ujar Rafa yang berada di rooftop sekolah bersama yang lainnya.

" Emang dasarnya lo bego. " Ejek Arsya.

" Gue nggak bego! Cuma telat mikir aja! " Elak Rafa

" Sama aja Bego! "

" Soalnya aja yang terlalu susah dipahami! Kayak cewek aja! " Kesal Rafa

" Soalnya gampang banget malah " Saut Arga dengan muka songong sambil menaikkan satu alisnya.

" Bodo amat! Pamer terus! Tapi gak ngasih jawaban! "

" Lo di barisan depan guru Pinter! " Kesal Arsya sambil menggeplak kepala Rafa.

" Ya usaha kek biar gue dapet jawaban dari Arga. Emang laknat lo semua."

Telinga Gita rasanya panas mendengar protesan dari Rafa. " Udah lah Raf kalau bego gausah ngelak. "

Rafa terdiam mendengar perkataan dari Gita. Dengan wajah cengo nya dia tergelak. Membuat semuanya tertawa melihat ekspresi Rafa yang ternistakan oleh kekasihnya sendiri.

" Kok malah makin ngejek sih! Bukannya belain!" Kesal Rafa

" Hm.. Lo pinter. " Singkat Gita, yang membuat Rafa semakin kesal.

" Gausah berlebihan juga Git. Kesannya ngejek gue " Jawab Rafa yang masih merasa tidak terima.

Gita memejamkan matanya menahan kesabaran dengan Elia dan Angel yang menepuk bahunya. Gita kemudian kembali membuka mata dan melihat Rafa. " Terus mau lo gimana bambank! Di bilang bego protes, di bilang pinter juga ngamuk. "

Rafa mendengarnya hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Bilang gue bego aja deh Git. " Lirih Rafa. Yang semakin membuat tenan - temannya tertawa mendengarnya.

" Absurd banget lo anjirr! " Kekeh Arsya

" Mimpi apa gue temenan sama lo. " Saut Arga sambil menggelengkan kepalanya.

" Udah deh ngapain pada bully gue sih! Bahas prom night aja udah. Besok kann. " Balas Rafa

" Ngapain juga bahas Prom night kayak cewek aja lo. " Ketus Arga

" Udah kita siapin kok Raf, gausah dibahas juga. " Saut Elia.

Rafa mendengus kasar " Terus bahas apaan elah. "

" Kalian udah tau mau kuliah di mana? " Ujar Elia membuat semuanya menoleh kearahnya.

" Udahhh" Kompak mereka

" Kemana? " Tanya Elia dengan penasaran.

" Sama kayak lo " Jawab mereka kompak kembali.

Elia mengerutkan keningnya " ini pada mau paduan suara apa gimana? Barengan terus ngomongnya. "

" Kita sama - sama lagi dong. Gue juga kuliah di UI.  Gue gamau pisah sama lo " Balas Angel membuat Elia merinding mendengarnya.

" Lo buat gue takut Ngel.. Lo sehat kan. " Lirih Elia dengan ekspresi ketakutan yang dibuat - buat, membuat Angel kesal.

" Bodo amat. Pokoknya kita barengan lagi!! "

" Terus jurusannya? "

" Gue ambil fashion desain biar bisa bantu Mama. " Saut Gita

" Kalau gue ambil Sastra inggris " Ujar Angel.

" Yahhh pisah dong. " lirih Elia.

" Gak lah, kita tetep jalan. Santai aja nanti dipikir." balas Gita

" Kalo kalian berdua? " Tanya Elia kepada Rafa dan Arsya.

" Gue sama kaya Arga. Jurusan Manajemen Bisnis. " Balas Rafa dan diangguki oleh Arsya.

" Gue juga. "

Elia melongo mendengarnya, jadi dia akan kembali bertemu ketiga curut ini? Mimpi apa dia ya tuhan! " Muak gue liat kalian lagi. "

" Niatnya gue buat cari cogan ilang! " Lanjut Elia.

Arga tersenyum mendengarnya " Bagus dong jadi kamu nggak akan kepikiran buat cari penggantiku. Karena aku di sampingmu terus! " Ejek Arga yang malah membuat Elia kesal.

" Udah deh El. Terima aja, gini - gini gue ganteng ya! Banyak yang ngantri di belakang gue. Cuma guenya udah kejebak sama tuh cewek. " Ujar Rafa sambil menunjuk Gita dengan kepalanya.

Gita memutar bolanya malas mendengar kepedean dari Rafa.
" Jadi ini kita fix bareng - bareng lagi kan. " tanya Gita memastikan. Dan dibalas anggukan oleh mereka semua.

" Ahhhh senangnya " Jawab Gita dengan mata berbinar sambil memeluk kedua sahabatnya.

" Aku nggak dipeluk? " Tanya Rafa yang sudah membuka kedua tangannya ingin menyambut pelukan.

" Nggak. " Singkat Gita namun dengan pipi yang memerah.

" Dasar cewek malu - malu kucing. " Lirih Rafa tapi masih di dengar oleh Arsya dan Arga.

" Kaya cewek lo ngedumel terus! " Balas Arsya.

" Bodo amat. "

Mereka semua saling mengejek satu sama lain, namun mereka menikmati moment tersebut. Hingga mereka memutuskan untuk pulang kembali ke kediaman mereka masing - masing.

****
Elia dan Arga berjalan ke arah parkiran dengan Arga yang merangkul pinggang Elia sesekali mengacak rambut Elia dengan gemasnya. Hingga mereka memasuki mobilnya dan berlalu meninggalkan pelataran sekolah.

Berbeda dengan Dinar yang melihat pemandangan tadi dengan tangan mengepal. " Nikmatin kebahagiaan lo, karena sebentar lagi lo yang akan menderita. " Lirih Dinar. Kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

" Rencananya di percepat! Gue tunggu di cafe biasa. " Singkat Dinar tanpa menunggu jawaban dari seberang sana.

Gita memasukkan kembali ponselnya kemudian pergi meninggalkan pelataran sekolah.

****

Elia dan Arga bersantai di ruang keluarga rumah Elia. Arga masih ingin bertemu Elia.

" El.. Nanti malem keluar yuk. " Ajak Arga yang saat ini sedang bermain game online di pangkuan Elia.

" Kemana. " Jawab Elia singkat, dengan matanya yang mengarah ke televisi didepannya yang menayangkan drama korea kesukaannya. Dan tangan satunya yang mengusap rambut Arga.

" Taman kota. Jalan - jalan aja. "

" Okeee... "

Setelah itu tidak ada percakapan kembali karena Elia fokus dengan drama yang dia lihat sedangkan Arga yang sudah mulai bosan bermain game lebih memilih mematikan ponselnya lalu berpindah menatap perut Elia. Menelungsupkan kepalanya di perut Elia dan merangkul pinggangnya. Arga merasa nyaman dengan posisi mereka. Hingga tanpa sadar Arga tertidur di pangkuan Elia.

Elia yang mendengar suara dengkuran halus serta nafas yang teratur langsung menundukkan kepalanya melihat Arga. Dengan perlahan Elia membisikkan sesuatu ke telinga Arga. " I love you my possesive boy " Lirih Elia lalu mengelus rambut Arga kembali dan berfokus ke depan .

****

Sudah satu jam lamanya Arga tertidur di pangkuan Elia, dia pun membuka matanya perlahan. Lalu menatap Elia yang juga sedang tertidur dengan kepala di sandarkan di sofa.
Pasti tidak nyaman. Arga langsung bangkit dan membenarkan tidur Elia.

Dia memandangi pahatan sempurna yang ada di hadapannya, tanpa bosan. Arga terus memperhatikan Elia hingga Elia terbangun karena merasa terganggu dengan jari - jari Arga yang sedari tadi berada di wajah Elia.

" Udah bangun Ga? " Lirih Elia dengan suara seraknya. Membuat Arga tidak tahan mendengarnya. Dengan spontan Arga mencium pipi Elia.

" Sudah dari setengah jam yang lalu. Kamu tidurnya nyenyak banget. " jawab Arga setelah mencium pipi Elia

" Ihh gausah cium - cium. Aku bau "

" Nggak, kamu tetep wangi kok. " balas Arga yang kembali menelungsupkan kepalanya di ceruk leher Elia, menghirup aroma Elia yang memabukkan.

" Argaa... Ih udah.  Udah jam 5 sore, kamu pulang gih. Aku mau siap - siap katanya mau jalan. " kesal Elia sambil menjauhkan kepala Arga dari lehernya.

" Bentarannn.. Masih nyaman sama posisi ini. "

" Gamau! Sekarang..! Buruan pulang!" paksa Elia.

Arga akhirnya mengalah dengan Elia
" Okee! Nih udah bangun. Aku pulang dulu." Singkat Arga dan langsung pergi meninggalkan Elia.

Elia yang mengetahui kalau Arga merajuk langsung mengikuti Arga yang sudah berada di halaman rumahnya. Elia mencegah Arga yang hendak menutup pintu mobilnya.

Cuupp...

" Titi Dj " Singkat Elia setelah mengecup pipi Arga .

Arga mengerutkan keningnya " Apaan tuh? " Bingung Arga karena tidak pernah mendengar kata itu.

" Tiati di jalan " Kekeh Elia membuat Arga mau tidak mau ikut tertawa mendengarnya. Kekesalan kepada Elia tadi seketika meluap mendengar perkataan Elia.

" Ada - ada aja kamu tuh. " Jawab Arga sambil mencubit pipi Elia gemas.

" Haha tapi kamu suka. Udah gak kesel kan. " ujar Elia sambil mengedipkan matanya.

" Udah nggak. "

" Yaudah sana pulang. " singkat Elia kemudian meninggalkan Arga dan masuk ke dalam rumahnya.

Arga yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya gemas, lalu mulai menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan halaman rumah Elia.

****

" El.. Buruan! arga udah nungguin dari tadi. Kamu dandan apa aja lama banget. " Ujar Mama Elia yang berada di kamar Elia.

" Iya Maa.. Ini udah siap. Yukk " Ajak Elia sambil menggandeng Mamanya untuk turun ke bawah.

Arga yang awalnya bermain ponsel langsunh mematikan ponselnya dan menatap Elia. Dengan menggunakan rok hitam diatas lutut dan kaos lengan pendek putih bertuliskan bad girl serta sneakers putih kesukaannya.
Arga kembali terpana melihat penampilan Elia.

" Mama ke dapur dulu. " Bisik Mama Elia kepada Elia yang ada di sampingnya. Dan di jawab anggukan singkat oleh Elia.

Elia pun kembali berjalan menghampiri Arga yang sedang mengamatinya di sofa. " Yukk.. " Ajak Elia. Namun, Arga tak kunjung berdiri.

" Ganti pakaian kamu El. " singkat Arga

" Kenapa?? Aku suka Ga. Udah yuk kelamaan kalau ganti dulu. "

" Gak. Pokoknya ganti dulu. Ngapain pake rok, aku gasuka punyaku dilihat banyak orang. Buruan ganti. " perintah Arga yang penuh ketegasan tanpa ingin mendengar bantahan.

Dengan kesal Elia berbalik sambil menghentakkan kakinya. Dia kembali masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

" Udahh!! Buruan. " Singkat Elia yang sudah berada di depan Arga yang sedari tadi bermain ponsel entah dengan siapa.

Arga mendongak menatap Elia dari atas sampai bawah. Kaos yang masih tetap, tapi sekarang berganti dengan celana jeans panjang. " Gitu dong dari tadi. " senyum Arga kepada Elia Namun tidak ada balasan dari Elia.

Arga yang mengetahuinya langsung menggandeng tangan Elia untuk segera pergi. Selama di perjalanan Elia masih terdiam sambil bermain ponsel. Tidak menghiraukan keberadaan Arga, bahkan saat sudah sampai Elia masih diam.

" Kamu nggak mau keluar? Udah sampe loh " Ujar Arga membuat Elia berhenti memainkan ponselnya menoleh sekilas lalu mengangguk.

Elia keluar dari mobil, matanya langsung berbinar melihat banyaknya penjual makanan yang berjejer. Arga yang melihatnya tersenyum lalu berjalan di samping Elia.

" Minta apapun yang kamu suka. " bisik Arga di telinga Elia.

" Beneran?? " Tanya Elia memastikan dengan binaran matanya. Melupakan kekesalannya tadi.

Arga tersenyum lalu mencubit pipi Elia " Bener sayang "

Elia langsung menarik lengan Arga untuk berjalan ke penjual kue coklat. Elia membeli banyak makanan. Kini kedua tangannya sudah penuh dengan berbagai makanan. Arga menuruti semua kemauan Elia.

"Aaaa... " Elia menyodorkan makanan ke mulut Arga yang langsung diterima oleh Arga.

" Enak... Mau lagi " Ujar Arga yang sudah merasakan pentol bakar milik Elia tadi.

Elia langsung mendekap pentol bakarnya kembali " Gamauu! Ini punyaku. Udah aku kasih satu tusuk, jangan minta lagi. " Rajuk Elia.

" Iya - iyaa.. Aku becanda. Makan aja habisin.. " Kekeh Arga.

" Makasihhh..." Jawab Elia sambil tersenyum lebar.

" Anything for you "

Mereka menghabiskan malamnya dengan kemesraan yang akan membuat iri orang di sekitarnya.

****

Berbeda dengan Dinar yang sekarang. Saat ini dia sedang berada di cafe bertemu dengan seseorang. Dia melihat orang dengan masker dan topi hitam. Dinar pun menghampirinya dan duduk di depannya.

" Gimana? Udah beres? " Tanya Dinar kepada orang itu.

" Udah. Ini jebakan terakhir. Kali ini Arga pasti gaakan lolos. Gue udah atur semua, buktinya nanti juga bakal gue hapus. "

Dinar tersenyum puas mendengarnya
" Bagus. Besok akan menjadi Nightmare buat Elia. "

" Terserah lo. " Singkatnya.

Dinar kembali menatap orang itu.
" Kenapa lo mau bantuin gue. " tanya Dinar yang merasa penasaran sejak dia bekerja sama dengan orang itu.

" Gue gasuka nomor 2. Gue maunya jadi nomer satu. Dan Arga penghalangnya. " Jawab Orang itu dengan jelas.

" Dia juga udah mecat gue dari model. Sebagai peringatan dia, sialan! " Kesal Dinar jika mengingat dia dikeluarkan dari dunia model. Dinar mengepalkan tangannya.

" Gue gaakan terima. Gue bakal rebut Arga dari Elia. Karena Arga cuma cocok sama gue. " lirih Dinar dengan penuh penekanan.

















To Be Continue




Typo Bertebaran

Vote

Coment

See youu ❤

Continue Reading

You'll Also Like

13K 1.8K 34
Al adalah laki-laki yang setiap harinya dilanda kebingungan, antara sahabat dan pacar Siapakah yang akan Al pilih??
3.2M 469K 79
Spin off Young Parents [Bisa dibaca terpisah] _____ Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu ke...
10.8M 836K 64
[CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD (DI AKUN INI), SELAIN ITU PASTI PLAGIAT] seperti apa jadinya jika seorang CEO mesum menikah dengan seorang gadis SMA...
7M 253K 125
(HR 1) In Fiksi Remaja (HR 2) In Teenfiction (HR 8) In Romance Diusianya yang masih 17 tahun Davanas Abigael di haruskan menikah dengan teman seangka...