Bam mengatakan bahwa ia akan menuju Lantai Kematian. Mengapa? Karena Rachel mengatakan pada Khun bahwa ia akan menjadikan Lantai Kematian sebagai tujuan berikutnya
Walaupun Yuri sudah melarang mereka, mereka tetap akan pergi. Begitupun dengan Lunetta, ia merasa misinya telah gagal (lagi) dan sekarang ia tidak tahu harus pergi kemana. Ia pun menentukan untuk mengikuti Bam
Namun, ia tidak dapat berdekatan dengan Bam. Kalian tentu sudah tahu alasannya, Lunetta akan berusaha sebisa mungkin untuk menjaga jarak dengan Bam. Lagipula, ia pun masih merasa malu untuk berhadapan dengan Bam
Hanya mengikuti mereka pun, Lunetta sudah merasa tidak tahu diri. Dan sekarang ia akan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa? Lunetta bukan lah orang seperti itu
Oh! Dan juga, Lunetta merasa sangat terkejut saat Bam mengetahui kebenaran akan dirinya. Sejak kapan Bam tahu? Bagaimana bisa ia tahu?
Yah, sepertinya untuk sementara, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terus berputar dalam pikirannya
Setelah beberapa dari regular menentukan untuk berpisah dengan Bam. Mereka pun segera bersiap untuk ujian selanjutnya yang harus mereka hadapi
"Ayo kita pergi bersama mereka, Evan. Aku juga ingin memeriksa keahlian mereka" Ucap Yuri
"Baik, Tuan Putri"
"Heheheh...! Aku jadi bersemangat!"
Evan menghela nafasnya
•••
Saat ini, mereka sedang menghadapi musuh penguji lantai ke-38 Kereta Neraka, Grey Guardian. Dan entah mengapa...Guardian tersebut terlihat mirip sekali dengan Rak
"Oh, aku ingin sekali memukul wajahnya. Dia mengingatkan ku pada seseorang" tutur Khun saat melihat Guardian tersebut
"Apa?!" Teriak Rak
Para regular sedang bekerja sama untuk mengalahkan Guardian tersebut. Yuri dan Evan yang menyaksikan hal tersebut pun tersenyum puas
"Sachi!! Jerat dia!!"
"Aku tahu!!"
Grey Guardian pun dijerat oleh mantra tangkai berduri milik Sachi
"Itu mantra yang sangat berguna, siapa namanya?" Yuri bertanya
"Sachi Faker. Dia adalah salah satu dari tiga regular kelas D terkuat" Jawab Evan
Mereka pun mengamati regular lain
"Gadis itu mungkin terlihat kuat...dan sepertinya dia tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk diperiksa"
Yuri mengangguk
"Tim yang itu keahliannya biasa saja...tapi mereka memiliki kerjasama yang baik. Dan hal semacam itu akan sangat membantu" Evan menunjuk Prince, Miseng, dan Arkraptor
'keluarga Yeon tak diragukan lagi akan menjadi kartu AS...dari dua orang asing itu, pria berambut hitam menyembunyikan kemampuannya, tapi kenapa?' Yuri memperhatikan Blitz dan Chang
"Dan mereka bertiga benar-benar bekerjasama dengan baik. Kemampuan individu mereka sudah luar biasa, tapi mereka lebih baik lagi saat bekerjasama"
Yuri dan Evan memperhatikan Khun, Bam, dan Rak. Jangan lupakan senyum puas Yuri saat memperhatikan mereka
Namun tak lama, manik Yuri berpindah pada Lunetta yang sedari tadi hanya diam tak melakukan apapun. Yuri pun mengerutkan dahinya
"Evan, bagaimana menurut mu anak itu?" Yuri bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Lunetta
Evan mengikuti arah pandang Yuri, ia pun segera tahu siapa yang dimaksud oleh Yuri
"Hmm...jika dilihat sekilas, ia tidak akan berguna. Tapi, jika diperhatikan baik-baik, kau akan merasakan aura aneh darinya" jelas Evan
"Kau juga merasakannya, Evan?"
"Ya. Di saat ia masuk kedalam ruangan Pedro, aku sudah merasakan sesuatu aneh darinya, awalnya aku tidak yakin. Tapi saat dia menggunakan shinsu nya, aku yakin ada sesuatu yang ia sembunyikan" jelas Evan
Yuri memperhatikan pergerakan Lunetta dengan seksama
"Nak!! Sekarang adalah kesempatan mu!!! Cepat habisi dia!!"
"Baiklah!!"
Bam menyerang Grey Guardian menggunakan shinsu nya,
BLAAAMM!!
Grey Guardian pun berhasil dikalahkan
"Tuan Putri, aku menemukan sesuatu tentang stasiun dilantai berikutnya"
"Hm?" Yuri mengalihkan pandangannya pada Evan
"Mungkin ada seseorang di sana, yang sesuai untuk menguji kemampuan Bam"
"Benarkah?! Siapa itu?!" Yuri terlihat antusias
"Dia semacam pemimpin stasiun berikutnya. Dia sangat kuat tapi..."
"Tapi..?"
"Stasiun itu sangat berbahaya, anak-anak bisa saja terluka jika terjadi sesuatu diluar rencana"
°°°
"Kerja bagus, anak-anak. Sekarang kita akan tiba di stasiun lantai berikutnya"
"Yah...seperti yang sudah diketahui oleh beberapa orang, tujuan kalian selanjutnya adalah 'Lantai Kematian "
Para regular yang sebelumnya terlihat tenang pun terkesiap saat mendengar penjelasan Yuri
"Itu tempat yang berbahaya, jadi aku akan pergi bersama kalian..." Tutur Yuri
"Apa?! Lantai Kematian?!"
"Hah?!"
"...kenapa mereka ingin kesana...?" Sachi bertanya
Khun pun menjelaskan apa yang Rachel ucapkan padanya
"Kalian tidak perlu ikut dengan kami, siapapun yang ingin tinggal di kereta tidak perlu ikut kami" usul Khun
"Itu benar, aku tidak begitu menyarankan kalian untuk pergi kesana. Siapapun yang ingin tinggal, katakan sekarang" jelas Yuri
Para regular pun mulai berbincang mengenai hal tersebut. Begitupun dengan Bam, ia berjalan menghampiri Lunetta
"Umm...Lunetta, apa kau akan tinggal di kereta?" Bam bertanya secara tiba-tiba, membuat Lunetta sedikit terkejut
"... sepertinya aku akan ikut" Lunetta menjawab
"Benarkah?!" Bam terlihat cukup antusias
"Ya,"
Lunetta hendak akan berdiri dari duduk nya dan berpindah kursi, namun Bam menahan pergelangan tangan Lunetta, membuatnya berhenti
"Lunetta...apa kau marah padaku?"
"Tolong lepaskan,"
"Jika aku bersalah pada mu-"
"Tolong lepaskan tangan mu, Bam"
Bam menatap Lunetta dengan sendu. Ia benar-benar tak mengerti mengapa Lunetta menghindari nya
Akhirnya, Bam melepas genggaman nya pada Lunetta, Lunetta pun segera pergi dan memilih kursi yang cukup jauh dari Bam
Khun yang sedari tadi menyaksikan hal tersebut pun hanya diam, lalu memalingkan wajahnya
Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana 'reuni' antara Bam dan Lunetta?
Ini lah yang terjadi,
•••
Setelah berpelukan dengan Yuri, Bam segera berlari menghampiri Lunetta yang berada tidak jauh dibelakang Yuri
Bam berlari sembari tersenyum lebar dengan kedua tangannya ia rentangkan, berniat untuk memeluk Lunetta
Tetapi,
Saat ia akan memberikan pelukannya, Lunetta melangkah mundur, menghindari pelukannya
"...eh?"
"Ada apa, Lunetta?"
"Maaf, Bam. Tapi, bisa kah kau menjauh dari ku?"
Bam benar-benar tidak menyangka Lunetta akan berkata seperti itu
"Apa maksudmu?"
"Kau berdiri terlalu dekat" balas Lunetta
"Be..begitukah? Ah..maafkan aku..."
Bam melangkah mundur
"Jadi, Lunetta, apa kau-"
"Maaf, Bam. Aku harus berbicara dengan seseorang"
Dengan begitu, Lunetta pun pergi dari hadapan Bam
-To Be Continued-
OMG YOU GUYSS THANK U SO SO MUCH FOR 10K READER, 1K VOTE, AND 100 FOLLOWERS ToT
U DONT KNOW HOW MUCH THAT MEANS TO ME!!😭💛
THANK U SO MUCH😭💛