Sihun tidak mengalihkan pandangannya sejak sejam yang lalu.
Netranya sibuk memandangi seorang pemuda yang duduk di pinggir lapangan sendirian. Bisa Sihun tebak sosok itu pasti baru saja melukis sesuatu, terlihat dari kemejanya yang terdapat bercak cat baru dan masih basah.
Bibirnya terbuka perlahan. Menyerukan siulan sebab terlalu terpesona pada salah satu ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.
Lihatlah wajah tampannya, senyum manisnya. Sorot tajam matanya. Kaki jenjangnya, lebar bahunya. Serta kokoh badannya maupun padat bokongnya. Mengapa tuhan sampai tega menciptakan makhluk seperti itu?
Hanya dengan melihat dari jauh saja, Sihun merasa panas dari ujung kepala hingga ke kaki. Mulai dari otaknya yang tidak berhenti bekerja hingga prostatnya yang terasa berkedut pula gatal.
Sihun ingin merasakan. Ia ingin dinikmati dan menikmati godaan yang Tuhan berikan untuknya.
~