DAEGU'S ANNOYING HUSBAND - (M...

بواسطة rezamelissaa

102K 8.4K 1.1K

Min Yoongi : 28Th Joy Youra : 23Th Pramugari. Started : 24maret20 Final : 17sept20 First my story. 😍 S2 star... المزيد

Cast?
1.What The Hell?
2.Fact?
3.Morning!
4.I Need You
5.Old Secret.
6.Meet Again.
7.Morning Talk
8.Accidental !
9.Uncovered
10.Do Something
11. I Know?
12.Tell to All
13.Theatrical
14.Fright
15.The Trut Untold
16.Big Secret!
17.Start Normally
18.One By One
19.One Ship
20.Revealed
21.Kid Yourself
23. Uncovered
24. Has Ended
25. Lies
26. Should?
27. THE END
01. Meet Again
02. Surrender
03. Prank!
4. LOL!
5. Malu
TAMAT

22. Be caught

1.8K 188 40
بواسطة rezamelissaa

Yayayyayayaya, sebelum membaca aku mau minta maaf dulu sama kalian yang udah terlalu lama menunggu Yoonara kambekk 😌🙏🙏🙏🙏

Seriuss, kemaren itu aku mau unpublish abis aja ini cerita dan lanjut dengan cerita Yoongi Youra yang baru (PENTAGON) , kenapa? karna aku mikir, untuk seorang amatiran seperti aku, nulis cinta segi lima begini dan nyaris ga pernah dapet feel nya cuma buang² waktu. Apalagi komen kalian kayak yang "Eh ini apa sih? kenapa? ceritanya gimana dah, gw ga ngerti" gituuuu, jadi aku mikir "Ooo berarti cerita ini ga ngefeel kali yaa, atau aku yang terlalu berani ngerjain work yang rumit yang notabane nya aku penulis baru gitu kan, baru belajar, dan masih belajar"

Tapi, aku seneng, kalian DM ke akun pribadi dan ketiga fanbase aku 🤗 makanya aku lanjutin lagi.

Ya anggap aja kemaren aku rehat, sakit pala mikirin gimana alur cerita sendiri wkwkwkwk

Oke, bacoddhhhh. Selamat membacaaa 😍💋

.
.
.
.

Eunbi membeku untuk beberapa saat.

Atensinya terpaku pada sosok Youra yang sudah berdiri mematung dengan tatapan kosong didepan pintu, tepat setelah Eunbi keluar dari ruangan tersebut.

Youra masih menatapnya, tapi sangat sulit untuk diartikan. Eunbi pun begitu, dengan sorot mata yang masih menyisakan merah bekas tangisannya, Eunbi menatap Youra nanar. Seperti sedang mengatakan sesuatu lewat tatapannya,

Kau mendengarnya Youra-ssi?

Tapi pikiran itu cepat ia alihkan. Mengibas tangan dengan asal dan berencana menyingkir dari hadapan Youra. Keduanya bahkan tidak saling menyapa atau sekedar tersenyum untuk memberitahu keberadaan masing-masing.

Tapi, selangkah setelah itu langkah Eunbi tertahan. Dia balik menatap Youra yang tahu-tahunya juga masih memperhatikan, hingga membalik badan.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?"

Eunbi memutar badan penuh menatap Youra, sebaiknya memang begitu. Daripada menunggu Youra yang memulainya, memang lebih baik Eunbi yang memberanikan diri.

Youra menghela nafas dari sesaknya. Menurunkan masker yang sedang ia pakai hingga menampilkan bibir pucat karna tidak dipoles lips sedikitpun. Belum genap sebulan tentang kabar kehamilannya, Youra memang sudah malas sekali melakukan apapun.

Kadang mandi saja susah, apalagi ingin bersolek. Kalau mengingat lagi apa yang ibu dan ibu mertuanya katakan, itu memang bawaan ketika hamil. Jadi Youra akan menyikapinya biasa saja.

Youra memutar bola matanya seraya. Sebelum menghela nafas lagi, entahlah. Sebenarnya Youra tidak sedang ingin berkata apapun.

"Bukankah kau yang terlihat ingin mengatakan sesuatu padaku?" balik tanya Youra sambil tersenyum sinis.

Samar-samar, Eunbi pun mendengar Youra berdecih remeh dalam tenang. "Wajah mu keliatan seperti maling yang sedang tertangkap basah, Lee Eunbi. Aku bukan polisi, jangan menatapku curiga seperti itu"

Sialan!

Geram? Tentu saja. Tapi Eunbi bisa apa, bahkan yang Youra katakan benar adanya. Ketakutan dan bimbang pun mendadak berselimut tebal, membulat dan mendekam didalam kepalanya. Gerutu dalam bibir pun terkunci karna wajah tenang Youra menyikapi seolah apapun yang terjadi saat ini tidaklah masalah untuknya, meski notabanenya hanya Youra disini yang belum mengetahui semua kebusukan yang saling disembunyikan.

Tanpa basa basi, setelah selesai dengan kalimatnya Youra pun langsung memutar badan dan masuk kedalam ruangan. Meninggalkan Eunbi tanpa menunggu wanita itu membalas ucapannya.

Bagi Youra, tatapan tanda tanya dan gerak kikuk yang terkunci pada Eunbi bukanlah hal serius yang harus ia cari tahu lebih jauh. Itu tidak terlalu penting sampai harus menguras tenaga atau memancing emosi, membelalak buana atau saling mengorek isi tentang apa yang sedang gadis itu pikirkan.

Karna, ketika Youra mendapatkan Yoongi dengan kedua tangan sedang meremas rambut hendak menanggalkan kepalanya, Youra menarik satu sudut bibirnya tidak ketara. Terlihat jelas, Yoongi seperti frustasi memikirkan sesuatu yang sangat berpotensi tinggi atas kehancurannya.

Youra berjalan perlahan mendekat, meletakkan tas kecil bernamakan Balenciaga itu dengan asal disofa dan rantang makanan yang ia jinjing diatas meja. Raut wajah yang semula setengah hati ingin menatap pun dirubahnya menjadi begitu bahagia, dengan kedua sudut bibir yang Youra lengkungkan setengah bulan sabit.

Youra berlari kecil dari arah sofa yang berjarak kurang lebih sepuluh langkah ke meja kerja Yoongi. Spontan membuat pemilik gedung tinggi pemecah langit itu pun menoleh karna terkejut, tapi secepat kilat Yoongi langsung tersenyum ke arah puaian.

"Hai! Sayang." ucap Youra langsung memeluk suaminya.

Yoongi pun membalas, mencium kening Youra setelah mengurai pelukan dari sang istri, dan berdiri dari duduk nya.

"Aku belum terlambat kan?" tanya Youra ditengah langkah berjalan kearah sofa.

Sebelum duduk, dilihatnya Yoongi menanggalkan jas dan melonggarkan dasi yang tersimpul rapi di tengah kerah kemeja. Yoongi menghela nafas beberapa kali dengan air muka yang sulit dijelaskan. Wajah lusuh penuh tekanan pun sebenarnya jika ditanya, Yoongi sedang tidak bersemangat untuk melakukan apapun saat ini.

Dipikiran nya, menyendiri dalam ketenangan dan gelapnya ruangan mungkin bisa membuka sedikit pemikiran yang sedang tersumbat diotak jenius itu. Maka satu tepukan Youra tepat di pipi nya dilanjut dengan mengelus adalah alasan kiasan yang sedang Yoongi bayangkan memecah dan hilang hingga terbitlah kesadaran seperti panggilan alam.

Yoongi menoleh, menatap Youra dengan beribu rasa bersalah kepada sang istri yang selama ini tidak pernah diberitahu langsung apa yang masih ia pikirkan sampai saat ini.

"Wae? " tanya Youra begitu sendu. "Apa ada masalah?" lanjutnya.

Yoongi masih menatap Youra begitu lekat, seperti enggan memalingkan pandangan berang sebentar. Yoongi menggeleng seraya mengeluarkan senyum manisnya sekilas, "Tidak. Kepalaku cuma sedikit pusing." jawab nya memanipulasi.

Youra bergedik dengan kedua bahu yang ia naikkan dan mengangguk pelan. "Baiklah, kalau begitu aku punya obat untuk menghilangkan sakit kepala mu." Youra mengambil satu kotak dari beberapa kotak yang sudah tersusun diatas meja. "Tebak, apa isinya?" ucapnya sambil menyodorkan kotak nasi berwarna biru itu kehadapan Yoongi.

Yoongi lantas menerima dengan gerakan lambat. Mengamati seolah harus berpikir sedikit untuk menebak apa yang sedang diintruksikan sang istri.

"Apa? Jjajangmyeon?" tebak Yoongi mengawali.

Tapi, tebakan nya mungkin meleset. Youra dengan jelas menggeleng.

"Vegetarian Kimbab?" usaha Yoongi masih ingin menebak.

Lagi, Youra pun masih menggeleng. "Ah, ayolah! Yoon. Aku sengaja membuatnya karna ini mekanan kesukaanmu." tekan Youra menuntut Yoongi berpikir lebih keras.

Tapi bukan Min Yoongi namanya yang bisa menahan rasa penasaran sedikit lama. Karna di detik berikutnya, Yoongi meletakkan kotak makanan itu keatas meja dan membukanya. "Apapun itu asal istriku yang membuatnya, aku selalu suk--Woah! Youra-ah... " sekejap Yoongi langsung menatap istrinya tidak percaya.

Sedangkan Youra, tahu akan reaksi Yoongi dengan cepat berubah menjadi antusias, Youra menyunggingkan senyum nya selebar mungkin membalas tatapan kagum Yoongi padanya. "Kau suka kan?" 

Yoongi mengangguk, "Nasi goreng khas Indonesia memang tidak ada dua nya. Apalagi kalau itu istriku yang membuatnya." Agaknya pujian itu memang pantas Yoongi ajukan untuk sang istri yang sudah tidak awam lagi soal masakan, apalagi kalau itu bergelut dengan dunia dapur. Youra memang jago nya, sunggguh.

Kedua nya saling tersenyum, berbagi sedikit bahagia yang sedang hadir ditengah-tengah Yoongi dan Youra diruangan tersebut. Hingga pada akhirnya Youra menarik kotak nasi itu ke dekapan nya dan mengeluarkan bulatan dengan tangkai panjang yang terbuat dari besi mengkilat itu kehadapan Yoongi. Jangan berpikir terlalu panjang, itu hanya sendok hehehhe....

"Aku suapkan ya?!" imbuh Youra menawarkan perlakuan khusus untuk sang suami tanpa memberi opsi lain untuk menjawabnya. Dan, Yoongi hanya berserah diri, mengangguk dan membenarkan posisi searah dengan Youra.

*******

Eunbi berani bertaruh, lebih dari bentukan kaca yang retak, hidup nya lebih hancur dari itu. Hati yang sudah lama ia tata dengan baik meski pemilik panah itu tidak mau menyentuhnya sedikitpun. Mencintai pria yang tidak mencintainya balik adalah fakta yang sudah lama Eunbi ketahui. Bahkan, Eunbi juga paham apa alasan pria yang ikut mengacaukan hidupnya tidak bisa memberi cinta seperti dia mencintai kakaknya.

Tapi, nyatanya, setelah semua yang terjadi, Yoongi tetap kuat memilih Hera dan tidak bisa menerima Eunbi sedikitpun, padahal selama ini dia lah yang menjadi obat dari kehancuran yang nyaris membungkus gelapnya hidup pria putih pucat itu.

Maka—itu juga yang sudah mendorong Eunbi untuk menghancurkan semuanya bersamaan.

Kalau Eunbi memang tidak bisa mendapatkan Yoongi, maka Hera pun tidak pantas memiliki Yoongi kembali. Dia tidak sudi dan tidak akan bisa menerima itu, tentang bagaimana dia mempermainkan hidup seorang pria hingga Eunbi lah yang menjadi tumbalnya.

Maka ayunan kaki dengan tegas dan tergesa-gesa pun membelah hunian besar itu—entah punya siapa. Nyaris tak bisa didengar, tapi jauh didalam sana, dada Eunbi bertalu-talu begitu kencang, sesak seakan tidak bisa lagi menahan beban yang menekan batin nya.

Kedua mata nya menerawang, memutari seisi hunian megah itu dengan mata yang membelalak. Hingga tautan berbinarnya berhenti pada sebuah bingkai besar yang tergantung di atas dinding.

Seklibat mata, Eunbi tertawa sinis menatap senyum manis yang begitu merekah dari gambaran besar dihadapan nya. Itu foto Hera, dengan senyum yang menandakan selama ini gadis itu selalu mendapatkan bahagia.

"HERA-ssi ! KELUAR KAU WANITA JALANG! "

Teriak Eunbi dengan lantang. Membuat beberapa pelayan yang bertugas dihunian itu keluar dari persembunyian nya seperti semut yang berkumpul.

Untuk beberapa detik Eunbi ternganga, tidak habis pikir karna kakaknya bisa sebesar ini sekarang. Kurang lebih limabelas pelayan lengkap dengan penjaga pun turut hadir berkumpul ditengah ruangan. Memegang kedua tangan didepan paha dan sedikit tertunduk tidak berani menatapnya.

"Dimana Hera?" tanya Eunbi masih dengan suara lantang. "Panggil nyonya kalian. Katakan aku datang."

Dilihatnya satu pelayan menaikkan kepala perlahan, menatapnya. "Maaf, nona. Nyonya Lee sedang tidak bisa di ganggu." ucap pelayan ini tengah gugup pun kemudian tertunduk kembali.

Eunbi sempat berdecih muak, begitu jijik mendengar pelayan itu mengatakan nama yang ia cari terlalu besar untuk di capai. "Dimana dia?" tanya Eunbi lagi, tapi kali ini gadis itu sedikit menurunkan suaranya. "Katakan padaku, dimana kakak tercantik ku itu sekarang!"

"Nyonya Lee dikamarnya, nona."

"Apa yang dia lakukan. Istirahat?"

Pelayan itu lalu menggeleng. "Sedang ada tamu penting dan tidak bisa diganggu" jawab nya menerangkan.

Eunbi menarik sudut bibirnya begitu remeh, didalam sana ada amarah yang sedang menggulung habis relung hati nya, tentang bagaimana Eunbi menahan rasa sabar karna ulah kakak nya selama ini. Dan sekarang—lihatlah, bahkan wanita yang sudah berhasil menghancurkan banyak hidup seseorang tersebut bisa menjalani hidupnya senormal mungkin.

Maka tanpa pikir panjang lagi, Eunbi yang semula berdiri tepat ditengah-tengah rumah, berbalik dan menghalau pergi kesuatu arah didalam rumah, menuju kearah tangga dengan anakan keramik mengkilat panjang yang menghiasi.

Langkah Eunbi begitu cepat dengan buntutan para pelayan yang mengejar ingin menahan nya. "Nona! Nona tidak boleh--"

Berjarak sedikit jauh dari para pelayan yang masih berada di lantai bawah, Eunbi berhenti tepat di penghabis anak tangga. Menoleh dan menatap kebawah. "Apa kalian bisa menghentikan ku?!" katanya dengan seringai kemenangan berhasil mengelabui seluruh pelayan dirumah ini.

Masih dengan air muka tidak dapat menahan amarah, secepat kilat, seringai tadi pun berubah begitu datar, dan Eunbi lanjut melangkah. Melanjutkan tujuan kedatangan nya kerumah tersebut.

"Yaa! Perempuan jalang, keluar lah. Aku sudah jauh-jauh datang ingin menemuimu"

Namun tidak ada tanda-tanda kehidupan pun disana, bahkan seluruh pintu ruangan tertutup rapat dan begitu hening.

"Aku tahu kau ada didalam sana! KELUAR LAH. TEMUI AKU!" Teriak Eunbi lagi sangat sangat lantang, lebih keras dari teriakan pertamanya tadi.

"KAU YANG KELUAR ATAU AKU YANG DATANG DAN MENYERET MU." Masih sama—untuk kesekian kali nya, Eunbi masih tidak mendapat kan jawaban.

"LEE HER--"

"Hai, Lee Eunbi." Sapa seorang pria yang tiba-tiba saja keluar dari sebuah ruangan, berbadan tinggi, memakai baju lengan pendek berwarna putih dan jas biru yang senada dengan celana. Memakai kacamata dengan sebikan rambut mengkilat begitu tegak.

Eunbi tidak mungkin lupa, bahkan kalau dia berniat melupakannya pun tidak akan pernah bisa. Mengingat bagaimana Chanyeol—sosok yang sudah bermain-main dengan Hera tentang hidup Yoongi dan Youra, tetap—Eunbi yang menerima imbas atas semuanya. Bagaimana Eunbi bisa lupa akan hal itu.

"Ooo, ada bajingan juga disini?" Eunbi lagi lagi menarik sudut bibirnya remeh, begitu sinis menatap Chanyeol dengan polosan wajah bergemik seolah menjadi pria yang sedang menanggung dosa dan sedang menyesali semua perbuatan. Padahal tidak, Eunbi jelas tahu itu.

Chanyeol tersenyum menanggapi. Beralih memegang kening nya dengan sebelah tangan, seperti merasakan pening—entah apa. "Kau masih membenciku ternyata." ucapnya, jelas membuat Eunbi membelalak tidak percaya.

"Hanya manusia bodoh yang akan berkata seperti itu." jawab Eunbi tidak kalah sengit.

Sedikit lama tidak menjawab, Chanyeol hanya menatap Eunbi dengan seringai licik nya. "Lama tidak bertegur sapa dengan mu, Lee Eunbi" Chanyeol pun melangkah perlahan, mendekati. Tapi Eunbi buru-buru mengibaskan tangan nya mengintruksi penolakan untuk Chanyeol yang sudah mengembangkan kedua tangan ingin memeluknya.

"Berhenti! Jangan mendekati ku bajingan!" tegasnya, dengan kedua mata yang membelalak begitu tajam, setajam pisau dengan dua bilah yang membelah.

"Wae? Aku hanya ingi menyapa mu Eu--"

"Cih.."  Eunbi tidak tahan dengan drama Chanyeol yang menjijikan itu baginya. "Dasar brengsek!"

"Hei, Aku heran kenapa kau begitu membenciku dan Hera?" Chanyeol melipat kedua tangan nya kedepan dada, tegak dengan tegap memperhatikan Eunbi dan—beberapa pelayan yang baru berdatangan. Dengan cepat Chanyeol mengibaskan tangan nya, menyuruh pelayan-pelayan itu kembali turun.

Chanyeol menatap Eunbi lagi, penuh tanya tapi begitu santai. "Bukankah selama ini kau sudah mendapatkan pria yang kakak mu cintai?! Kau tidak
puas dengan itu, Lee Eunbi?"

Satu sudut bibir Eunbi pun terangkat dengan enteng.

Eunbi terkekeh tidak habis hentinya begitu keras, sangat keras bersamaan mengeluarkan suara hati yang selama ini ia tahan hingga pada detik berikutnya fokus Eunbi terhenti pada sosok Hera dengan tanktop putih dan handuk kecil pengering rambut itu keluar dari kamar yang sama saat Chanyeol muncul tadi.

"Apa katamu tadi? Aku bahagia?" Eunbi tertawa lagi tanpa alasan begitu keras, membelalak buana memecah ketenangan rumah megah tersebut. "Tanyakan kepada jalang ini," jari telunjuknya pun terayun enteng kearah Hera yang sedang stagnan menatapnya didepan pintu. "Kenapa dia dengan murahnya menyerahkan harga dirinya kepada PRIA SINTING SEPERTI MU." teriak Eunbi sepuas-puasnya.

"Eunbi!" Sela Hera dengan cepat berjalan mendekati Eunbi dan memegang tangan gadis itu begitu keras, tapi Eunbi lebih keras pula melepaskan nya. Menepisnya dengan kesal dan amarah yang sudah memuncak.

"Wae?" kedua mata mereka pun bertemu membulat sempurna begitu tajam penuh penghakiman. "Kau yang memulai semuanya. Kau yang meninggalkan Yoongi dengan cara murahan mu, aku benar bukan?"

"Kau tidak tahu yang sebenarnya Eunbi. Lebih baik diam dan sudahi semua ini," Hera menarik tangan Eunbi kemudian kearah anak tangga, ingin membawa gadis itu turun agaknya. Tapi ini Lee Eunbi, yang tidak akan pernah mengalah sebelum tujuan nya datang pun tersampaikan.

Gadis mungil dengan rambut sepundak itu balik membalikkan keadaan, menarik Hera dengan segala kekuatannya hingga gadis itu terdorong begitu keras. Beruntunglah karna Chanyeol dengan cepat menyambut tubuh Hera yang terhuyung karna dorongan Eunbi.

"Ya! Apa yang kau lakukan pada kakakmu?!" Chanyeol pun membentak, seraya membangunkan Hera. Membantu gadis itu untuk berdiri dan memeganginya kemudian.

Katakan kalau yang Eunbi lakukan barusan memang salah. Tapi disini, dia hanya ingin menuntaskan semuanya. Tidak dengan ajakan Hera yang menyuruh nya diam dan mengakhiri semuanya tanpa penjelasan. Sedangkan selama ini yang terjepit dan terluka adalah Eunbi.

Gadis itu hanya ingin mendapatkan bahagianya yang telah direnggut, kesalahan yang menghabiskan harapan nya untuk melangkah maju, hingga akhirnya berujung dengan menyiksa diri sendiri untuk mendapatkan perhatian seorang pria yang jelas-jelas tidak mencintainya. Dan Eunbi tahu pasti siapa yang harus bertanggung jawab atas semua kesalahan tersebut.

Tidak akan sebanding dengan hidup Eunbi yang beberapa tahun ini dibuat tidak tenang jika Hera masih bisa tersenyum bahkan merasa tidak bersalah. Lagaknya bahkan dia lah korbannya, dia lah yang sudah berkorban besar, dan dia lah yang seharusnya di kasihani. Padahal tidak, dan Eunbi benci kenyataan itu. Benci ketika perempuan yang sudah ia anggap seperti kakak kandung nya, yang teramat ia sayangi harus menjijikan sekarang saat ia tatap.

"Kakak?" Eunbi tertawa lagi begitu remeh. "Jalang seperti dia tidak pantas menjadi kak--"

Plak!

Dan semua mendadak hening tanpa penghidupan.

Satu tamparan pun melayang begitu keras di pipi mulus Eunbi. Memerah dan memberi bekas yang begitu ketara karna pukulan Hera tidak main-main begitu tegas dan keras.

"Kau selalu mengatakan kalau aku jalang! Aku wanita murahan dan banyak lagi caci maki yang kau utarakan." Hera berucap begitu cepat, dengan dadanya yang kian sesak ketika ditatap Eunbi begitu tajam seperti akan menikam. "Kau tidak tahu apa yang sudah aku korbankan untuk mu, untuk kebahagian mu. KAU TIDAK TAHU ITU! Kau tidak pernah tahu bagaimana aku melepaskan pria yang begitu aku inginkan untukmu, Lee Eunbi!"

"Bulshitttt!" jawab Eunbi tidak terima, sungguh. "Jangan lagi menggunakan namaku untuk menutupi kesalahan mu. Kau tidak pantas untuk itu."

Hera lantas mendekat, dengan air mata yang entah kapan mulai berjatuhan. "wae?" tuntut Hera sambil berjalan mendekati. "Bukankah aku kakakmu? Bukan kah kita keluarga? Kenapa aku tidak boleh menggunakan nama adikku untuk alasan aku membahagiakan nya? katakan padaku Eunbi."

Tidak habis pikir dengan kalimat yang Hera utarakan, Eunbi kembali menyeringai tidak suka karna membawa keluarga pun yang ikut ia hancurkan. "Keluarga katamu? Keluarga seperti apa yang kau maksud? Seorang anak yang membenci Ibu ku tidak pantas menyebut itu, nona Hera-ssi!" Eunbi pun memajukan langkah nya mendekat. "Bukankah sudah jelas kalau kau memang tidak lagi punya rasa malu. Kau bahkan tidak pantas disebut anak, disebut kakak apalagi sebuah keluarga. Perempuan monster seperti mu seharus--"

"YyAAA!!!" Hera berteriak gila-gilaan tak tertahan.

"AKU BUKAN MONSTER! AKU BUKAN WANITA JALANG!" Deraian aia mata nya pun mengalir tanpa izin membasahi pipi Hera. Tatapan kesal, amarah karna merasa dihakimi kelewat dalam terukir dengan jelas.

Mendadak suara Hera pun melambat, terdengar sayup namun begitu jelas. "Aku juga bukan anak sial seperti yang ibumu katakan. Aku hanya ingin bebas, aku hanya ingin bahagia, aku sangat menyayangimu, bahkan aku melupakan faktanya dan menganggapmu adalah adik kandungku, aku juga menyayanginya seperti ibu kandungku sendiri, tapi ibumu tidak menganggapku seperti itu. Kau tahu? dia tidak menyayangiku sama sekali, dia membenciku Eunbi." Tidak ada lagi yang bisa menahan Hera untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Tubuhnya gemetar, kedua matanya memanas dengan air mata yang enggan berhenti mengalir. Dada nya menggebu-gebu begitu sesak dan terlalu berat, namun, meluapkan segala sesuatu yang sudah lama tertanam mungkin bisa membantu mengosongkan dadanya yang serasa penuh atas penyesalan.

Hera menatap Eunbi lagi lekat-lekat. Mengusap bekas tangisan dipipinya dengan tangan perlahan. Hera butuh meraup segenap udara untuk melegakan sesak didada nya. Lantas gadis itupun ikut memisah jarak, maju selangkah hingga ujung kakinya pun bertemu dengan ujung kaki sang adik.

"Jika aku mengatakan bahwa ini adalah permintaan dari ibumu apa kau percaya, Lee Eunbi?" ucap Hera pada akhirnya.

[]

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

91.9K 7.1K 35
⏳ Sad ♥ Adult ↪ (Slow update) Fate unites Kimbum and Soeun in a marriage. Cultivate love in the bottom of their hearts but also hurt them. Until he...
2.5M 211K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
160K 15.8K 29
Cocol dulu, sape tau ketagihan (͡° ͜ʖ ͡°) ... *) demi apapun ini unfaeda, garing, ganyambung, absurd banget *) W E N G A detected ✂...
72.7K 4.7K 11
Seperti kata Jungkook, hubungan mereka hanyalah hubungan tertulis pada selembar kertas kontrak. Dan itu berarti, hubungan mereka ini tidak didasari a...