Love me? : Dante & Natha

By kurcaci18

49 5 3

[SLOW UPDATE] Natha itu lucu. Saking lucu nya, berhasil menarik perhatian si Most Wanted SMA Brawijaya, Dante... More

Prolog
Cast
Satu : Natha dan Dante
Tiga : Natha, gadis kepo

Dua : Jalan berdua?

9 0 0
By kurcaci18

HAPPY READING 🙏


Dante masih jengkel ketika mengingat balasan dari Natha semalam, lelaki itu tidak berniat lagi untuk membalas nya. Lagian jawaban nya bikin jengkel, orang nanya baik-baik. Tetapi tidak tahu mengapa, setelah itu, Dante malah senyum-senyum sendiri sampai alam mimpi menjemput nya.

"Boss, doi lagi olahraga!" Fikri berteriak dari luar kelas. Memang sekarang kelas Dante sedang  free class.

Dante mengernyit, tetapi kemudian dia mengerti. Dante berdiri dari bangku nya lalu menuju keluar kelas.

"Doi boss!" heboh Fikri sambil menunjuk kebawah, dimana murid-murid kelas 10 MIPA 2 sedang berolahraga.

"Semangat doi nya boss Dante!" teriak Fikri kencang. Dante buru-buru menginjak kaki Fikri. Lalu memelototi nya. Yang di pelototi hanya cengengesan.

Murid-murid yang sedang berolahraga mencari sumber suara yang tadi berteriak, tetapi mereka tidak menemukan dan tidak tahu siapa.

"Doi Dante, siapa?" tanya Yuna kepo--murid cewek, yang sekelas dengan Dante. Kakak Hits, Maybe?  Gadis ini memang terkenal di sekolah ini karena kecantikan nya, mantan Dante.

"Kepo kek Dora!" celetuk Dante, mengikuti isi pesan yang semalam di kirim oleh Natha.

Fikri dan Bisma yang mendengar tertawa kencang, tetapi Fikri yang lebih geli.

"Dora The Expoler!" Fikri menimpali. Yuna merasa kesal.

"Kok kamu gitu si, Dan!" Yuna menatap tajam Dante. Dante mengedikkan bahu nya acuh.

"Udah sana lo ah, ganggu!" usir Bisma. Yuna pun pergi, daripada di ledekin terus sama 3 Most Wanted itu, Malu.



Natha keluar dari bilik toilet, gadis itu habis ganti baju, mengganti pakaian olahraga nya dengan baju putih abu nya lagi. Ketika keluar, dia di kejutkan oleh kedatangan seseorang.

"Eh!" Natha menatap lelaki di depan nya ini. Badan yang tegap sempurna, dengan otot-otot yang tercetak jelas dari luar seragam putih nya.

"Toilet cewek ini kak Dante!"

Ya, lelaki itu adalah Dante.

Dante mengangguk membenarkan ucapan Natha, memang toilet cewek kan?

"Temen aku mana?" memang tadi Natha berganti baju bareng dengan Ola, tetapi memang Ola selesai duluan, jadi Natha meminta di tunggui. Tetapi ketika gadis itu keluar Ola tidak ada.

"Udah gue suruh ke kelas duluan"

"Dih, kok gitu kak! Terus kakak ngapain? Ini toilet cewek, salah masuk? Kakak udah lama kan sekolah disini, masa gak hafal toilet cowok nya dimana! di sebelah kak, sana! Ini kita berduaan lho di toilet, nanti kalau ketauan sama orang lain gimana?! Bisa-bisa jadi salah faham" Natha langsung menarik nafas nya dalam, kemudian menghembuskan nya dengan kasar.

Dante tersenyum geli mendengar cerocosan gadis di depan nya ini.

Cerewet, tapi jadi lucu. Batin lelaki itu.

"Pulang sama siapa nanti?" tanya Dante tiba-tiba, tidak memperdulikan omelan Natha yang tadi.

"Hah?" Dante berdecak.

"Pulang sama siapa nanti?" ulang nya.

Natha gelagapan, "Di jemput supir"

"Bilang supir lo bocah, lo pulang sama gue, supir lo nanti suruh pulang lagi aja!"

"Ke--kenapa?"

"Lakuin aja"

"Dih, mana boleh kaya gitu!" sembur Natha.

"Lakuin!" sembur Dante kembali, menatap Natha tajam. Natha seketika menciut takut. Bagaimana?

"Nanti kak Dante ngapa-ngapain aku, kita kan belum kenal lama, eh aku sih udah kenal kak Dante, tapi kaya nya kak Dante baru kenal aku kan? Tapi kenapa malah ngajak pulang bareng? Gak ada hujan, gak ada petir. Ada apa gerangan?"

Tatapan Dante yang tadi nya tajam seketika menatap geli Natha, tetapi kemudian tatapan nya kembali menajam.

"Lakuin Natha, gue gak bakal ngapa-ngapain lo, gue nolong orang ini, dapet pahala kan?" Dante mengingat perkataan Natha kala itu, nolong orang dapet pahala kan? Iya, dan Dante tahu itu.

"Dih, aku gak minta tolong, kak Dante yang mau! Ada orang kay---"

"Lakuin, atau gue cium disini? Kita lagi berdua doang lho" Dante menyeringai melihat wajah gadis itu yang terkejut.

"Jangan macem-macem deh!"

"Lakuin, atau gue cium, disini?" Dante berjalan maju mendekati Natha, lalu menyentuh bibir gadis itu menggunakan jari kekar nya.

Natha menelan ludah gugup. Jantung nya juga, mengapa jadi Marathon gini sih? Ini juga kok gak ada orang lain yang masuk ya? Oh iya, ini jam pelajaran kedua, apa di kelas nya sudah ada guru?

"Oke kak!" putus Natha akhir nya. Lalu menyingkirkan jari Dante dari bibir nya. Dante tersenyum.

"Bagus!"

"Kita pulang bareng! Iya pulang bareng, atas paksaan kakak, aku gak ta--kak Dante!!!" pekik Natha begitu saja karena tiba-tiba Dante mengecup pipi sebelah kanan nya sekilas. Lalu lelaki itu kabur begitu saja.

Natha memegang dada sebelah kiri nya, Aish! Ini apa banget si jantung? Kenceng banget berdetak nya.



"Pak supir pulang duluan aja ya, aku soal nya mau ngerjain tugas di rumah temen"

"Emang gak apa-apa neng? Biar saya aja nganterin ke rumah temen eneng, biasa nya juga gitu kan, kalau mau kerja kelompok?" kata pak Rusdi--supir Natha.

"Eh! Anu--aku soal nya mau beli bahan-bahan tugas nya juga, pulang nya juga di anterin sama temen, udah ya pak, aku bisa jaga diri kok, pak Rusdi tenang aja!"

"Ya sudah neng, hati-hati ya" Natha menjawab 'Ok' menggunakan tangan, dan mata nya mengedip sebelah. Lalu supir Natha itu pun menjalankan mobil nya, pergi.

Tak lama kemudian, 3 orang lelaki menghampiri Natha. Natha langsung terkesiap, ini kenapa ganteng-ganteng banget sih? Tetapi ada yang lebih tampan di antara mereka. Siapa lagi kalau bukan Dante?

"Jalan dulu ya?" tanya Dante begitu sampai di depan Natha. Gadis itu mengangguk kecil, entah mengapa dia setuju.

"Hai kamu!" sapa Fikri tidak peduli dengan tatapan tajam dari Dante.

"Eh--Hai juga kamu" Natha menjawab dengan gugup. Fikri dan Bisma tertawa mendengar jawaban dari gadis itu. Sedangkan Dante masih menatap Fikri dengan dongkol.

"Udah sana pulang lo berdua, emak udah masak sayur asem di rumah!" Dante mengusir Fikri dan Bisma, kedua lelaki itu mendengus.

"Yeu si Dante!" gerutu Bisma.

"Udah lah kuy cabut Bis, gue jadi kangen emak masak sayur asem!" Fikri berlagak seperti orang yang sedang mengkhayal.

"Bis Bis Bis!" kesal Bisma. Fikri langsung menarik lengan Bisma, tidak memperdulikan kekesalan teman nya itu, sebelum itu, Fikri menyempatkan diri untuk berbisik di telinga Dante.

"Lucu boss, jangan di apa-apain lho"

Dante hanya diam, tetapi tatapan nya menjadi menggeli menatap kedua punggung teman nya yang sudah menjauh. Lalu tersenyum simpul. Natha yang melihat senyum Dante menjadi terpana sendiri.

Eh apa sih Nath, lebay!

"Ayo!" Dante menarik tangan kanan Natha dengan lembut. Menarik nya menuju motor besar nya terpakir. Tetapi bukan menuju parkiran di sekolah itu, malah menuju salah satu Warkop sederhana yang tidak jauh dari sekolah mereka.

"Bentar, lo tunggu di sini, gue ambil motor dulu" Dante berjalan menuju belakang warung itu, lalu tidak lama kemudian keluar dengan mengendarai motor Ninja berwarna merah nya.

"Itu pacar kamu Dan, Geulis pisan atuh!" komentar ibu-ibu yang punya warung. Dante tersenyum tipis.

"Masih Launching bu! Doain ya!" Dante mengedipkan sebelah mata nya kepada ibu-ibu itu.

"Oalah sip deh, ibu Doain"

Sedangkan Natha? Malah merona malu. Pipi nya benar-benar memerah, dan dia bisa merasakan itu.

"Ayo bocah!"

Natha terkesiap lalu gadis itu berjalan menghampiri Dante, netra coklat nya menatap wajah tampan yang tertutup helm fullface lelaki itu.

"Bocah bocah!" protes Natha. Tetapi kaki nya tetap berusaha menaiki motor itu. Kesusahan, memang tinggi nya yang tidak seberapa, kalau di bandingkan dengan Dante, tinggi Natha hanya sampai pundak lelaki itu. Tinggi Dante kira-kira 1,78 m.

Dante tertawa karena Natha yang kesusahan menaiki motor nya.

"Gak usah ketawa kak! Bantuin kek!" Natha merengut kesal sambil menjitak helm lelaki itu. Dante membuka kaca helm nya. Lalu meraih lengan kiri Natha untuk membantu gadis itu. Jantung Natha berdegup kencang, setiap kali mereka bersentuhan, Seperti sekarang ini.

"Udah?" tanya Dante memastikan sambil melihat ke arah spion motor nya, yang menampilkan wajah Natha. Natha mengangguk.

"Jalan bang!" seru Natha berteriak di sisi kiri Dante.

Dante tertawa renyah mendengar nya. Menjalankan motor nya lalu pergi.



TBC ...

Huaaaa maap gengss kalo garing atopun gak jelas😭

Tapi plisss harus tetep kasih vote dan komen nyaaaa ... Hikssss😭

See you💕

Continue Reading

You'll Also Like

57.1K 10K 39
Edisi BeckFreen...
348K 708 21
hai gays cerita ini khusus menceritakan sex ya, jadi mohon yang pembaca belom cukup umur skip saja☺️🗿, sekumpulan cerita dewasa 18++
582K 54.7K 44
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
441K 3.3K 15
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...