Incident 2003

بواسطة SalsaYasmine9

3.3K 2K 592

Karna waktu, kebahagiaan itu ada Karna waktu, terciptalah kenangan indah Dan Karna waktu rasa sakit itu ada... المزيد

Prolog&visual
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14 (Tahap Revisi)
15 (Tahap revisi)
16 [Spesial Part]
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
Part 28
29

26

46 28 2
بواسطة SalsaYasmine9

Halo semuanyaa, udah 1 minggu ga update nih. maap ya akhir akhir ini author sibuk hehe

sibuk merindukannya :V  

canda ya wkwk

Btw ada yang kangen sama author ngga?

Pasti gak kangen :v

Tapi sama mereka berdua, pasti kangen dongg!

udah jangan lama lama lagi. happy reading!

                                                     ***

Tok tok tok

"Alsha,"

"Alshha.... bangunn sayang." panggil Sang nenek 

Beberapa detik semuanya hening, tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar

Hingga akhirnya...

"Sekarang tanggal merah nek, Alsha mau tidur." Teriak seorang gadis didalam kamar

"Nenek tau sekarang tanggal merah,"

"Nenek membangunkanmu karena ada cowo tampan di depan." 

"Siapa sih nekk?" sahut  Alsha malas

"Dia bilang namanya.....Alaska." jelas sang nenek

Reflek Alsha bangkit dari hibernasi nya lalu mengerjapkan matanya itu.

"Cowo ngeselin itu!"

"Kenapa dia kesini?" Tanyanya dalam hati

Ia pun menepuk jidatnya sendiri sembari berkata "Alsha lupa! kalau ada janjii. Huwaa....." ucapnya bingung karna ia belum siapa apa apa, boro boro sudah siap. mandi aja belum.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kembali terdengar didalam kamar Alsha

"Alsha jangan lupa mandi loh, masa kamu ketemu cowo ganteng bau iler." 

"Nenekkk!" teriak Alsha dari dalam kamar

Sang nenek pun terkekeh karena telah menggoda cucu kesayangannya itu.

"Cepat keluar ya." ucap sang nenek dengan melangkahkan kaki menjauh dari kamar Alsha.

Alsha pun segera mungkin lari menuju kamar mandi,

30 menit berlalu

Dengan jurus bebek, akhirnya ia menuntaskan aktivitas mandinya itu. Ia pun berjalan kearah lemari, dan memilah milah baju apa yang ia kenakan hari ini.

"Alsha pakai baju apa ya....." keajaiban, Alsha sekarang bingung memilah baju apa yang akan ia kenakan

Karena biasanya ia selalu bodo amat dengan penampilan, tapi sekarang....

"Ihh kok Alsha jadi bingung gini sih,"

"Au ah terserah mau pakek apa, yang penting bajuan." Ia pun akhirnya mengambil kaos senadanya didalam lemari nya itu

Tak lupa ia menyisir dan mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda, dan ia pun memakai jepit rambut agar poninya biar lebih rapi.

Setelah itu ia keluar untuk menemui nenek nya dan Aska.

Saat langkahnya hampir dekat dengan tujuan, samar samar Alsha mendengar suara kedua orang yang tengah berbincang

"Benar kah nek? masa kecilnya Alsha nakal sekali?"

"Hahaha iyo le, cah iku nduableg cilik ane.... koyok arek lanang."

( Iya nak, anak itu itu nakal waktu kecil, seperti anak laki laki.)

"Hahaha."

Alsha pun tidak sengaja mendengar percakapan antara Neneknya dan Aska

"Nenek..." panggil Alsha

Mereka yang tadinya asik ngobrol terhenti dan menoleh ke sumber suara itu.

Clingggg

Mata Aska  pun menangkap seorang gadis didepannya,

Diamati nya seorang gadis didepan nya itu, mulai dari bawah sampai atas dengan mata yang sama sekali tidak berkedip. Ia baru mengakui kalau gadis itu cantik dengan penampilan yang seperti itu.

"Cucu nenek,cantiknyaa...." puji Sang nenek kepada cucunya

"Ah nenek biasa aja kok," Ucapnya dengan tersipu malu, Alsha pun sedikit melirik kearah cowo yang duduk disofa.

Disaat matanya menatap Aska, cowo itu juga menatap Alsha dengan diam dan tanpa sepatah kata pun.
Dan terjadilah saling tatap menatap diantara kedua insan itu.

Hingga akhirnya...

"Ekhem ekhem."

Suara deheman itu yang membuat mereka tersadar dari lamunannya

"Nenek, kenapa bilang kayak gitu sih ke dia,"

"Emang nya nenek bilang apa sayang?"

"Yang tadi nek.. masa kecil Alsha, Tuh cowo pasti menertawai Alsha."

"Pasti senang tuh," gerutu Alsha sambil mendongak menatap Aska.

"Ngga kok, Aku salut aja. Ternyata ada anak perempuan yang nakalnya masyaAllah."

"Ku akui kehebatanmu." lanjut Aska dengan menahan tawa

"Kau--" ucapan Alsha terpotong karna Nenek yang lebih dulu berbicara

"--Udah udah, kapan jalannya kalau kalian rebut." Lerai sang nenek

"Hehe, maap nek. Yaudah saya ijin bawa cucu nenek pergi sebentar ya." Ucap Aska

"Issh gapapa, kamu ijin untuk bawa dia ke KUA pun nenek ijinin." Jelas nenek begitu saja

"NENEK!" Ucap Alsha sambil menyenggol sang nenek

Dan Aska pun hanya bisa menarik sudut bibirnya

"Udah, ayo sana pergi." Usir sang nenek kepada Alsha

Dan Alsha pun berjalan ke depan mendahului Aska

Aska yang masih terdiam ditempat akhirnya ia membuka suaranya "Belum cukup umur nek." Ucap Aska pelan pada nenek dan langsung salim setelah itu pergi meninggalkan nenek.

Tapi Alsha, yang mempunyai tingkat pendengaran yang kuat, ia  mendengarkan samar samar apa yang dikatakan Aska pada neneknya

"Apa? dia bilang gitu ke nenek?" Tanyanya dalam hati

"Pakek helm nya."

Alsha yang kaget itu pun mendongakkan mukanya kepada Aska
"Ha?"

"Ini pakek, ngelamun aja."

"Iya iya ga sabar an sih." gerutu Alsha

Dan mereka pun melenggang pergi meninggalkan kediaman Alsha

Sang nenek yang daritadi melihat tingkah keduannya hanya bisa tersenyum dengan Bahagia "Alsha akhirnya kamu bisa Bahagia sekarang,"
                             ***

Selang berapa menit akhirnya mereka sampai ke tujuan, di salah satu café terhitz di Surabaya yang berlokasikan didaerah gubeng. Café historica adalah pilihan mereka untuk membahas kelompok. Mereka berdua pun masuk dan memilih tempat duduk di outdoor.

"Duduk." titah Aska dengan sangat sopan.

Alsha pun tiba tiba terkejut dengan perlakuan yang dilakukan cowo itu,

Bukannya duduk Alsha masih dalam keadaan diam ditempatnya, bagaimana tidak diam? Aska si cowo ngeselin yang disukai ciwi ciwi disekolah, sekarang tengah menarik kursi untuk mempersilahkannya duduk.

Wow very very speechless yang dirasakan Alsha

"Kejaiban dunia." ucap Alsha dalam hati.

"Woy,"

"Ngelamunin apa sih?" tanya Aska dengan menatap cewe disampingnya yang hanya diam saja itu.

Alsha pun mengerjapkan matanya "Ehm gpp kok," jawab Alsha dengan senyum tipis

"Makasih." lanjutnya sambil duduk dikursi itu.

"Sama sama." ucap Aska dengan mendaratkan pantatnya dikursi yang berada tepat didepan Alsha.

"Duhh, kenapa tangan Alsha gemetar gini.." gumam Alsha dalam hati. Langsung saja ia menurunkan tangannya yang semula diatas meja menjadi diatas paha nya.
Karena ia tidak mau kalau sampai cowo didepannya itu melihatnya. Bisa bisa malu Alsha

"Mbak," panggil Aska kepada salah satu pelayan café

Pakaian kemeja putih, dasi pita dan rok yang sangat pendek itulah penampilan mbak pelayan yang dipanggil Aska
"Mau pesen apa mas?" tanya mbak mbak pelayan dengan tatapan genit yang sudah disamping Aska.

"Dasar cabe centil." dalam hati Alsha, pasalnya hanya mbak ini yang pakain nya terbilang terbuka. Tidak seperti pelayan lainnya.

"Saya mau pesen mochachino 1 sama.."

"Kamu mau minum apa?" tanya Aska

Alsha yang merasa terpanggil langsung saja mendongak
"Alsha ga minum." Jawabnya

Aska yang tau cewe ini berbohong langsung saja "Kamu harus minum. Masa ke cafe ga minum." Celoteh Aska

"Ekhem, mas ini jadinya minum apa ya?" tanya pelayan itu dengan sedikit mencodongkan muka nya, yang hampir dekat dengan Aska

"Sama latte 1."

Alsha terkejut bagaimana cowo ini tau kalau Alsha suka sama latte, apa dia indigo?

"Kok kamu tahu Alsha suka latte?" tanya Alsha yang penasaran

Dan terlihat cowo didepannya ini mengangkat kedua alisnya "Insting aja sih." Jawabnya begitu saja.

"Itu aja mas?" Tanya pelayan itu dengan senyuman menggoda.

"Iya mbak." Sahut seseorang
Jelas itu bukan suara Aska melainkan Alsha yang sekarang setengah sebel karna tingkah si cewe centil itu.

Lalu pelayan itu meninggalkan mereka berdua

"Jadi orang genit amat." Oceh Alsha

"Emang kenapa kalau dia genit?"

"Cemburu?"

Alsha pun membulatkan matanya karena pertanyaan yang dilontarkan cowo didepannya itu
"Siapa yang cemburu, Alsha itu cuma gasuka sama cewe yang genit kayak gitu."

Tampak cowo didepannya sedang memanggut kepalanya tanda bahwa dia paham.
"Tapi kamu harus sabar sih, sebab keluar sama manusia tampan." Jelas Aska dengan pede nya

"Tampan dari hongkong. Mimpi dulu sana."

Dan Aska pun tertawa karna kata kata nya itu.

"Terus untuk hotel nya kita pakai yang mana?" Tanya Alsha tiba tiba

"Kita mau ngapain dihotel?" tanya Aska dengan jahil

"Ihh aku serius Alas," ucap Alsha dengan nada serius

"Serius sama aku?" goda Aska

Alsha yang tidak taha itu langsung menghadapi tingkah si cowo ngeselin, langsung saja ia menimpuk Aska dengan buku yang dibawanya.

"Aduh duh." ringis Aska yang berusaha menghindar dari timpukkan maut

"ii-iya canda aelah." Jelas Aska dengan tertawa

"Hotel platinum" lanjutnya

Sontak gadis didepannya itu membukatkan matanya "Apa platinum?"  Tanya Alsha yang langsung dijawab Aska dengan anggukan

"Itu mewah dan mahal loh., tidak sembarang orang bisa masuk kesana." Lanjut Alsha yang menjelaskan, betapa megah nya Hotel Platinum itu. Karna dulu Alsha sempat baca di internet kalau Hotel Platinum itu paling termewah di Indonesia.

"Boleh sih masuk tapi hanya orang dalam dan atau si pemiliknya." Lanjut Alsha

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya gadis itu sembari melihat cowo didepannya sedang menatapnya.

"Itu hotelnya milik papa ku." Jawab Aska santai

Tampak Alsha langsung ternganga mendengarnya. Gila! punya kandang berapa harta keluarga Aska.

"Oh mentang mentang punya papa nya, seenak jidat make gitu?"

"Woy aku juga gk mau kali. Papa ku yang maksa buat make hotel itu." Jelas Aska yang teringat dengan percakapan antara dirinya dan papa nya waktu itu

Flashback on

Aska yang baru saja memakirkan motornya digarasi dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil yang baru saja masuk itu.

Mobil itu berhenti tepat didepan Aska, dilihatnya seorang pria ber-jas keluar dari dalam mobil mewah dan berjalan ke arah Aska.

Aska yang melihat orang itu hanya memutar bola matanya malas dan hendak masuk ke dalam rumah.

Tapi langkah nya terhentikan karena panggilan orang itu

"Askaa."

Merasa namanya terpanggil langsung saja ia menoleh kebelakang tanpa bersuara dan tanpa menghampiri papa nya itu.

Ya, pria itu adalah papanya yang baru saja  dari bandara. Penerbangannya ke New Zealand  tidak jadi sebab cuaca yang tidak mendukung hari ini, maka dari itu Tuan Damian mengundur perjalanannya untuk kali ini.

"Kenapa kamu menolak tawaran papa?"

"Papa kamu punya hotel, dan kenapa kamu tidak pergunakan kesempatan itu untuk buat tugas kamu." Ucap Tuan Damian

"Justru itu, Aska tidak mau karna itu punya papa. Aska bisa sendiri jangan peduliin Aska." jelas nya  yang hendak  pergi

"Cih, sok sok an kamu bilang kayak gitu? selama ini tempat tinggal, uang, dan motor kamu, itu siapa yang memberikan?" tanya tuan Damian dengan mendekatkan tubuhnya ke putra semata wayangnya itu.

"Kamu tidak ingat? dengan pesan almarhuma mama kamu?"  tanya tuan Damian yang langsung membuat Aska terdiam membisu.

"Dengar, turuti dan jangan membantah perintah papa." ucap Tuan Damian dengan menepuk bahu Aska, dan kemudian pergi meninggalkan putra semata wayangnya itu.

Aska mau tidak mau harus menuruti papa nya, karna itu adalah pesan yang dituliskan Almarhumah mama sebelum menghembuskan nafas terakhir kalinya. 

Flashback off

"Idih alesan." cecar Alsha

"Serah kalau gak percaya, dah aku buat makalah dulu." ucap Aska sambil membuka laptop nya

Tak lama kemudian..

Pesanan mereka pun datang, dengan senyuman genit, mbak mbak tadi itu menyajikan minuman dihadapan Aska. Jujur Alsha merasa risih melihat mbak mbak itu, karena make up dan pakaiannya yang menurut Alsha sangat berlebihan ditambah dengan tingkah yang centil, membuat Alsha semakin mual melihatnya. Alsha heran kenapa Aska tidak merasakan hal yang sama.

"Kelihatannya nih cowo biasa aja dah tampangnya, ya iyalah secara mbak ini menarik." Gumam Alsha dalam hati "Dih pakai senyum segala lagi." sambungnya dengan menatap Aska.

"SIlahkan kak..." ucap pelayan itu kepada Alsha.

Dan Alsha hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Aska memang sengaja tersenyum ramah kepada mbak pelayan itu, karena ia tahu cewe didepannya ini menatapnya sedari tadi.

"Segitu nya  menatap ku...aku tau aku tampan sampai membuat orang terklepek klepek." kata Aska dengan pede nya.

Dan Alsha hanya bisa menertawai kepedean cowo itu "Pliss,, jadi orang jangan ke pedean."

"Orang tampan mah harus pede." jawab Aska

"Daripada kamu tertawa gajelas, mending bantuin sini." ucap Aska, dengan tangan yang masih berkutik di laptop.

"Hahaha... iya iya Alsha bantuin."

"Nih, foto foto nya kamu cantumkan di makalah mu itu." kata Alsha sembari mengeluarkan memori card dari dalam tas nya.

"Wah iya juga ya, kenapa tak terpikirkan. Pintar juga kamu." puji Aska

"Yaiyalah IQ Alsha mah tinggi. makanya encer," 

"Gak kayak kamu kapasitas nya mirip dengan otak udang." celetuk Alsha

"Enak aja, gini gini aku pernah menang dalam tanding." jawabnya

"Tanding apa?" tanya Alsha dengan menggeser tempat duduknya untuk mencolok memory card nya dilaptop Aska.

"Balapan motor dan tawuran. Udah ku kuasai semua." jawab Aska santai

"Au ah dasar cowo ngeselin." kesalnya

Dan Aska hanya bisa tertawa melihat ekspresi muka nya Alsha itu.

"Oke oke, maaf.."

"Nih coba kamu lihat dulu. Siapa tahu ada yang kurang." ia pun menyerahkan laptopnya kepada Alsha

Kedua mata Alsha pun terfokus menatap layar didepannya ini. dengan ekspresi yang serius untuk melihat kata demi kata yang diketikkan cowo disampingnnya itu.

Mata yang indah, bulu mata lentik, bibir pink natural dan pipi agak chubby itulah yang dilihat Aska saat ia memandangi setiap inci muka dari cewe disampingnya itu.

"Cantik." satu kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Sontak Alsha yang kaget, ia pun menoleh ke samping dan mendapati Aska yang sedang menatapnya dengan lekat.

Langsung sesuatu yang aneh menjalar diseluruh tubuhnya, dan pipinya pun memanas sektika.

"kamu bilang apa?" tanya Alsha ragu

Aska yang tersadar dari lamunanya pun lagsung mengerjapkan matanya

"Gadaa apa apa kok." jawab Aska santai

"Gapapa apanya, jelas jelas kamu mengucapkan sesuatu tadi." ucap Alsha memastikan

"Ngga kok."

"Ihh bener tadi kamu bilang cantik kok, itu buat Alsha kan?" tanya Alsha dengan semangat

"Ngayal mungkin kamu, orang aku ngomong itu karena foto yang kamu ambil terlihat cantik" ucapnya 

"Udah deh, bilang aja kalau Alsha cantik. Alsha mah udah biasa, banyak fans yang bilang gittu," 

"Oh atau jangan jangan kamu ya?  yang ngefans Alsha juga? Udah jangan malu santuy aja." ucapnnya dengan nada percaya diri.

"Mimpi aja kerjaanya." jawab Aska dengan menyentil dahi Alsha

"Ihh sakit tau," ringisnya

"Itu buat menyadarkanmu dari mimpi."

"Dasar Alas ngeselin."

"Sini biar aku aja," ucap Aska dengan mengambil kembali laptopnya itu

                                              ***

10 menit Aska mengutik dengan laptopnya itu, yang tidak ingat bahwa ada Alsha disebalahnya

"Ekhem." Alsha pun mencoba dengan pura pura bartuk, dan tetap Aska tidak mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Ekhe ekhem." kali ini dengan sedikit keras.

"Kamu batuk?" tanya Aska dengan mata yang  masih terfokus pada laptop

"Minum gih." titahnya itu

"Eum ngga kok, Alsha Cuma kesedak sedotan." jawabnya begitu saja

Dan Aska hanya ber'oh'ria saja.

"Uhh dasarr!" dalam hati Alsha

"Ngomong ngomong, kenapa kamu milih jurusan perhotelan?" tanya Alsha yang penasaran, karna jujur menurut Alsha si cowo ngeselin itu lebih cocok dijurusan multimedia, atau yang berbau dengan perkantoran.

"Hmm kepo." jawabnya

"Ihh kasi tau kek." ucap Alsha karna kadar ke kepoan nya sudah tingkat tinggi

"Jadi papa ku itu punya puluhan hotel yang tersebar luas di Indonesia trus itu--"

"--bentar bentar." belum sempat Aska menuntaskan pembicaraanya, Alsha lebih dulu bertanya

"Kebiasan deh dipotong." gumam Aska

"Alsha mau tanya berarti papa kamu pemilik hotel itu semua dong, sedirian?" 

"Ya nggak lah, ada pamanku juga yang membantunya. Dan usia papa ku kan ngga muda lagi, dan tenaga nya pun mulai berkurang. Makanya dia memintaku untuk ambil jurusan perhotelan supaya aku paham untuk mengurus sebagian hotelnya di masa depan." jelas Aska panjang lebar

Dan Alsha pun mulai mengangguk dengan paham

"Sebenarnya sih aku gamau," ucap Aska dengan menatap lurus ke depan

"Kenapa gamau? jurusan perhotelan itu kayaknya cocok juga buat kamu, untuk belajar tentang akomodasi yang ada dihotel kan?"

"Ya aku tahu. Tapi aku ingin mencari cita cita ku sendiri, tanpa bantuan orang tua. Karena aku gamau bergantung kepada papa. Aku ingin mencari cita cita ku sendiri,"

"Awalnya sih aku ingin ikut sekolah penerbangan. Aku ingin jadi pilot. Itu cita cita waktu kecil, tapi papa ku gak merestui, dan aku disuruh sekolah di jurusan perhotelan sampai kuliah jurusan bisnis untuk meneruskan bisnis nya itu," 

"Dan itu juga amanah dari mamaku." lirihnya itu

"Emang mama kamu dimana?" tanya Alsha penasaran

"Mama meninggalkan ku saat  aku berumur 2 tahun." Jelas Aska yang berubah jadi sendu, mengingat masa lalu kehidupanya yang sangat pahit untuk diceritakan.

Kenangan yang seperti hantu di sudut pikiran, dan sengaja meninggalkan jejak kemudian membekas secara dalam.

Dan ia mencoba untuk membuang kenangan pahit itu, agar ia bisa melanjutkan kehidupannya dengan bahagia tanpa ada kesedihan yang datang.

Alsha terkejut mendengar pernyataan dari Aska  "Eeh sory, Alsha gatau..." sesal Alsha karena telah membuat raut muka cowo itu menjadi sedih.

"Gpp." jawab Aska singkat dengan tangan kembali berkutik dilaptop, Alsha pun menatap cowo disamping nya ini dengan berbagai keinginan tahu an tentang masa lalu nya.

"Masih aja sok tegar."  gumam Alsha dalam hati.

Karena Alsha tahu bahwa kehilangan orang yang kita cintai itu hal yang tidak mudah untuk dilalui, Apalagi kehilangan untuk selamanya.

Tapi kehilangan orang itu untuk selama lama nya dan tanpa tahu bagaimana wajah mereka, Bagi Alsha itu lah hal yang lebih menyakitkan dari apapun.

"Kenapa melihatku seperti itu?" ungkap Aska yang masih menatap layar dilaptopnya itu.

"Gapapa kok, Alsha Cuma heran aja," ucap Alsha

"Bagaimana kamu bisa sekuat ini menghadapi hidup, tanpa ada nya seorang mama." Dengan sekuat hati ia mencoba tegar agar tidak terbawa suasana dalam hal ini, jika tidak. Derai air matanya yang akan keluar.

Aska pun menghentikan pergerakannya. Dan diam dalam beberapa detik seolah mencerna kata kata yang diucapkan oleh Alsha.

"Mungkin orang melihatku seperti badboy yang tidak punya hati, tapi pandangan mereka salah. Seorang badboy juga punya hati tapi keadaan lah yang merubah semua hal itu."

"Mereka melampiaskan keadaan itu dengan cara balapan, tawuran. Yang memang sih caranya salah, tapi mereka melakukan itu karna semata mata buat hiburan. hiburan dikalah pahitnya kehidupan." jelas Aska

"Tapi kan gak harus melakukan hal itu, Apakah tidak ada cara lain selain jalan itu?. Bukan hanya kamu yang rugi tapi orang lain juga." ucap Alsha

"Seseorang melakukan tawuran bukan buat main main, itu juga ada sebabnya." jawab Aska dengan menatap laptopnya

"Tapi kan gak harus tawuran Alas." balas Alsha dengan menyebut nama cowo itu

"Kamu tidak usah medulikan masalah ini,"

"Lebih baik kita selesaikan makalah kita." lanjut Aska dengan tidak meneruskan topik yang dibahas cewe itu.

Dan Alsha yang kesal itu hanya diam saja.

"Sudah ku ganti kata kata nya yang salah." ucap Aska dengan menghentikan pergerakan tangannya dari laptop.

Alsha  pun mengecek laptop itu dan bergumam "Alsha tidak akan membiarkanmu lewat jalan yang salah Alas, walaupun kamu ngeselin tapi Alsha tdiak bisa melihat seseorang dijalan yang salah." dalam hati Alsha

Dan mereka pun menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda itu, dengan ditemani secangkir kopi dan sepotong senja di sore hari.

                                                                                ****

Disisi lain.....

Ada dua orang juga yang tengah menikmati senja di sebuah tempat yang ternyaman bagi para remaja,

Rolag kopi karah. Siapa yang tidak asing dengan tempat itu, tempat yang selalu jadi andalan bagi para remaja untuk nongkrong dengan santai.

Tapi tidak dengan dua orang itu, bukannya santai dan melakukan pekerjaan. Mereka malah berdebat ria entah itu masalah kecil sampai masalah besar.

"Pokok nya aku gamau hotel yang ada didekat rumahmu itu titik." jelasnya dengan menatap si cowo kampret itu.

Mereka adalah  Naya dan Randi, dengan debat yang selalu ada disetiap detiknya, mereka ini ibaratnya seperti minyak dan air sulit untuk disatukan.

"Emang kenapa sih?" tanya Randi dengan sedikit sewot

Naya memang orangnya sedikit memilih, semua harus dipih untuk hasil yang bagus jadi menurutnya apa yang dipilihnya itu yang sempurna 

"Ya gamau aja, disitu hotelnya gak menarik." ucapnya

"Hotel itu bagus kok. Dan tempatnya oke, apalagi harganya tidak mahal, untuk nginep 1 malam dengan 2 kamar." jelas Randi

Dan Randi, kepribadiannya terbanding kebalik dengan Naya, Naya yang orang nya pemilih tapi Randi, orangnya yang menerima semua hal dengan senang hati.

"Nah itu tuh, justru karna harga nya yang murah jadi kualitasnya bisa disimpulkan dong, dengan melihat harganya yang segitu." ucap Naya dengan membuka handphone nya dan melihat hotel yang dimaksudkan oleh Randi itu.

"Mending pakai hotel yang bintang 5. itu kan bagus, nilai kita pasti terbaik dari anak anak lainnya, walaupun harga nya mahal sih." Sambung Naya

Randi pun tidak tahu lagi dengan cewe didepanya ini yang selalu aja menyebalkan bagi Randi

"Hei dengar ya. kamu pikir hanya karna harganya yang murah, semua kualitas di hotel itu jadi rendah?"

"Dan apa karena harga semua hal yang kecil tidak berharga?" tanya nya lagi dengan menatap cewe didepannya itu.

Naya pun merasa tertohok dengan pernyataan yang diucapkan oleh Randi, ucapan Randi itu ada bener nya juga 

"Iya  iya, maaf kan aku."

Dan Randi pun hanya menatap ke arah lain sebagai bukti memang dia kesal dengan kata kata cewe itu.

"Kok kamu marah beneran sih.. aku kan sudah minta maaf,"

"Hm." hanya deheman yang menjadi jawaban dari cowo itu.

"Iya iya kita pakai hotel itu." ucapnya yang berharap Randi tidak marah padanya

"Beneran?" tanya Randi antusias

"IYA."

Ia pun menatap dengan kesal ke arah samping nya yang merupakan jalan raya itu, ia melihat berbagai pengemudi yang berlalu lewat.

Dan disaat ia mau melihat ke arah Randi, pandangannya pun tidak sengaja melihat sesuatu yang tidak asing, seseorang yang sangat ia kenalinya.

"Alsha.." ucapnya dalam hati

Ya, matanya tidak sengaja melihat Alsha yang tengah berboncengan dengan seorang cowo yang sangat familiar di benaknya.

"Kok cowo itu kayak kenal ya?" tanyanya dalam hati, ia pun mencoba mengingat motor sport  warna merah itu dengan teliti.

Dan ia sadar bahwa motor itu adalah milik

"Aska..."


Nah loh si Naya liat tuh...

kira kira apa yang terjadi nih?

Btw itu outfit yang dipakai Alsha hari ini ya :)

Jangan lupa tinggalkan jejakmu yuk!

dengan cara pencet bintang dan coment :)


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.6M 140K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.1M 43.2K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
MARSELANA بواسطة kiaa

قصص المراهقين

1.7M 57.8K 26
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
308K 15K 32
Anna kaget saat dia membuka matanya, bukan nya berada disurga atau alam baka dan bertemu dengan ibu dan ayahnya yang telah meninggal, dia malah terba...