"Makasih ya udah nganterin. Aku masuk dulu."
Romeo mengangguk. "Selamat tidur ya."
Savanna tersenyum. "Hati-hati di jalan."
"Iya."
Savanna lantas keluar dari mobil Romeo. Tubuh Savanna menegang luar biasa ketika ia mendapati mobil ayahnya ada di garasi rumahnya. Gadis itu sontak berlari tanpa menutup pintu gerbang.
"Mama!" teriak Savanna ketika ia melihat mamanya terduduk di lantai.
"Mama nggak apa-apa?" tanya Savanna begitu ia berhasil meraih tubuh sang mama. Gadis itu mendongak, menatap tajam sosok yang seharusnya ia hormati, namun kini ia membencinya setengah mati. "Kalo bertamu itu yang sopan. Maksud Papa apa dorong Mama?!"
"Mama kamu sudah menyakiti istri Papa. Seharusnya dia malu! Apa-apaan berbuat seperti itu?! Kamu ingin balikan denganku?!"
Savanna mengusap air matanya dengan kasar lalu membantu mamanya berdiri. "Keluar!"
"Sava, Papa mau kamu—"
"AKU BILANG KELUAR!!" jerit Savanna, tidak peduli jika ada tetangga yang akan mendengarnya.
Savanna hanya ingin papanya pergi dan tidak usah menganggunya dengan sang mama lagi. Setelah Seno—papanya—memutuskan pergi dengan selingkuhannya, seharusnya dia tidak usah datang lagi kemari dan tujuan apa pun.
"Mama!" Savanna memeluk Farhana begitu Seno sudah pergi dari rumahnya. "Mama diapain sama papa? Mama nggak apa-apa?"
Farhana mengurai pelukan mereka, menatap Savanna dengan senyum manis di bibirnya. "Mama nggak apa-apa, kok. Kamu jangan nangis lagi."
"Papa nyakitin Mama?"
Wanita itu menggeleng. "Maafin Mama ya?"
Savanna menggeleng pelan. "Mama nggak mungkin kayak gitu. Papa pasti bohong."
Farhana tersenyum. "Udah, jangan nangis. Mama nggak apa-apa, Va."
"Harusnya Sava nggak pergi tadi. Harusnya Sava di sini aja biar Mama nggak diapa-apain sama dia."
"Uh, yang habis ketemu Romeo." Farhana terkekeh.
"Mama!" rengek Savanna sambil mengusap wajahnya yang basah. "Sava lagi bahas Mama, bukan Romeo."
"Mama nggak apa-apa, Va. Dia nggak mukul Mama, cuma dorong aja makanya Mama jatuh," ujar Farhana bohong. Padahal sebenarnya, Seno sempat menamparnya dua kali.
Tadi, sekitar lima belas menit sebelum Savanna sampai, Seno tiba-tiba saja datang sambil marah-marah. Dia menuduh Farhana telah menyakiti istrinya dengan cara menampar, makanya Seno tadi sempat menamparnya.
Padahal Farhana tidak melakukan apa pun. Ia dan istri baru mantan suaminya memang sempat bertemu tadi siang di supermarket waktu belanja. Pertemuan mereka hanya diisi oleh sindir-menyindir yang dilakukan oleh istri baru mantan suaminya itu, sehingga Farhana memilih mengakhiri kegiatan belanjanya lebih cepat.
"Emang harusnya dulu aku banting aja kepalanya pake vas bunga," ujar Savanna kesal. "Nggak tau malu banget tuh cewek!"
"Nggak boleh ngomong kayak gitu," ucap Farhana sambil mengusap rambut Savanna. "Setiap apa yang dilakukan manusia, pasti itu ada balasannya dari Tuhan. Entah itu baik atau buruk."
"Tapi aku kesel! Gara-gara dia, papa jadi—"
Farhana menggeleng. "Udah. Bukannya tanpa dia, kita baik-baik aja?"
Savanna mengangguk. "Iya. Sava sayang Mama," ucapnya sambil memeluk sang Mama.
"Mama juga sayang Sava," balas Farhana. "Udah, ke kamar sana. Udah makan, kan?"
"Udah. Sava ke kamar dulu ya, Ma? Mama juga istirahat ya."
Farhana mengangguk lalu mengecup kening Savanna.
🎬
Keesokan harinya, Savanna dikejutkan oleh kehadiran Romeo di rumahnya. Padahal Savanna sedang tidur dan Farhana tiba-tiba saja membangunkannya dan mengatakan jika Romeo datang.
Dan sekarang, dengan keadaan belum mandi, Savanna menemui Romeo di ruang tamu. Ia bahkan hanya sempat cuci muka dengan air—tanpa sabun. Wajahnya pasti jelek sekali!
"Eh ... hehehe...." Savanna terkekeh canggung sambil merapihkan rambutnya.
"Kamu masih tidur ya? Aku ganggu pasti," ucap Romeo merasa tidak enak.
"Engh ... nggak kok, aku udah bangun dari tadi. Cuma rebahan aja sambil nunggu agak siangan," elak Savanna.
"Itu ...," Romeo menunjuk lehernya, "masih di leher kamu."
Savanna menunduk. Seketika matanya melotot dan ia cepat-cepat melepas sleeping mask motif kelinci berwarna merah muda yang melingkar di lehernya.
Savanna tersenyum kikuk sambil meremas sleeping mask itu. "Ada apa ya? Kamu nggak bilang kalo mau ke sini."
"Semalam kan aku udah bilang sama kamu kalo aku mau ajak kamu ke lokasi. Hari ini hari terakhir shooting."
Savanna terdiam sejenak lalu meringis. Astaga, ia lupa jika semalam Romeo memang mengatakan hal itu. "Maaf, aku lupa."
Romeo tersenyum kecil. "Nggak apa-apa, masih lama kok."
Savanna tersenyum kikuk. "Engh ... yaudah, aku mandi dulu ya. Kamu nggak apa-apa kan nunggu dulu?"
Romeo mengangguk bersamaan dengan mama Savanna yang baru saja kembali dari dapur sambil membawa minuman untuk Romeo.
"Va, kok belum mandi sih?" Farhana mengernyit. "Malu, mandi dulu sana. Maaf ya, Nak Romeo."
"Nggak apa-apa, Tante." Romeo tersenyum melihat Savanna yang berlari menuju kamarnya sambil menutup wajah.
Ternyata, wajah bangun tidur Savanna lebih lucu dibanding saat gadis itu cegukan. Tapi ... ia suka keduanya.
"Silakan diminum," ucap Farhana.
"Terima kasih, Tante."
"Tante boleh tanya?"
Romeo mengangguk lalu meletakkan kembali minuman itu di atas meja.
"Kamu kok bisa kenal Savanna? Ya Tante tau dulu dia pernah bilang kalo dia mau ikutan acara ketemu sama kamu itu. Tapi Tante kira cuma sebatas ketemu aja seperti nonton konser pada umumnya."
"Savanna menang hadiah waktu diacara saya, Tante," ucap Romeo. "Saya kasih langsung hadiahnya, makanya jadi saling kenal sampai sekarang."
"Oh gitu?" Farhana tersenyum lebar. "Dia pasti nyusahin ya? Anaknya emang suka gitu."
"Sama sekali nggak kok, Tante. Savanna baik." Romeo tersenyum. "Dia juga lucu."
Farhana terkejut karena Romeo mengatakan itu. Romeo yang seorang artis terkenal menyebut anaknya lucu? Sulit dipercaya. Sebenarnya sedekat apa hubungan mereka?
Wanita itu tersenyum. "Tante tau gimana sukanya dia sama kamu. Setiap cerita, pasti ada aja pembicaraan tentang kamu."
"Savanna banyak cerita kok, Tante." Romeo terkekeh pelan. "Dia anaknya seru."
"Ah, dia itu memang—"
"Mama!" Savanna berlari dan langsung menghampiri Farhana.
"Kamu udah mandinya? Cepet banget," ucap Farhana. "Kalian mau pergi ya?"
"Iya, Tante. Udah janji mau ajak Sava ke lokasi. Boleh nggak, Tan?"
"Boleh dong." Farhana tersenyum. "Sebelum berangkat, sarapan dulu ya? Kebetulan Tante udah masak," ajaknya lalu beranjak. "Ayo, Va, ajak Romeo-nya."
Savanna mengangguk. "Tadi ngomongin apa aja sama Mama?" tanya Savanna penasaran.
"Ada deh," sahut Romeo.
"Ih, ngomongin aku ya?" Savanna menyipitkan matanya.
"Aku bilang anaknya cantik dan gemesin," ucap Romeo lalu beranjak dan mengacak gemas puncak kepala Savanna.
Alhasil, pipi gadis itu merona atas tindakan Romeo.
🎬
"Hahaha ... iya, nggak tau kenapa, sejak kecil Savanna emang suka cegukan setiap kali gugup atau malu, kebiasaan sampai sekarang." Farhana menggeleng pelan sambil menatap putrinya dengan tatapan geli.
Romeo tertawa kecil. "Iya, lucu banget," ucapnya. "Waktu fan meeting, dia naik ke panggung sambil cegukan. Lucu banget, kan?"
"Aduh, malu nggak tuh?" sindirnya sambil melirik Savanna.
Gadis itu mengembungkan pipinya, menatap sang mama dengan kesal. "Mama ih...."
Kurang dari setengah jam kemudian, sarapan selesai dan Savanna langsung pamit dengan Romeo karena harus cepat ke lokasi sebelum Arga dan Dito bawel.
"Nunduk," ucap Savanna ketika mereka keluar dari rumah dan tidak jauh dari rumahnya, ada ibu-ibu yang tengah belanja sayur.
"Emang kenapa?" tanya Romeo. Meski begitu, ia tetap menunduk.
"Ada tetangga, nanti ada yang lihat," ucap Savanna.
"Emang kenapa kalo ada yang lihat?" tanya Romeo lagi begitu mereka sudah di dalam mobil.
"Kamu kan artis, kalo ada yang lihat masuk ke rumah aku, nanti aku mesti ngomong apa? Masa ada artis masuk ke rumahku."
Romeo terkekeh pelan. "Bilang aja calon."
"Heh, calon apa?" Savanna mengusap pipinya yang tiba-tiba saja menghangat. "Udah ah. Buruan jalan, nanti ada yang lihat."
"Bentar."
Romeo mencondongkan tubuhnya ke arah Savanna, membuat gadis itu melotot panik.
"E-eh, ka-kamu—"
"Sabuknya pake." Romeo tersenyum, tepat di depan wajahnya.
Hup!
🎬
Sebenarnya aku udah mulai nulis konfliknya. Penasaran di bab berapa?😆
Kalo aku udah punya stok bab banyak, rencananya mau ubah jadwal update. Ya ... dua kali seminggu gitu biar cepet selesai, hehe😌
Btw, semalem aku bikin Teaser Dating Fan, ada di instagram dan tiktok aku @cindereliss ya kalo kalian mau lihat. Nggak bagus sih tapi seneng aja bikinnya hehe. Lihat ya❤️
Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulisnya😌😌