Friendzone (COMPLETED)

By Dhilla_17

183K 8.8K 165

Ternyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adany... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
CAST
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 ( End )
Extra Part
Extra Part 1

25

2.4K 128 2
By Dhilla_17

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 Arga dan temannya sudah berada di rumah Elia.

" Pagi - pagi udah ke sini, mau kemana Ga? " Ujar Mama Elia sambil menghampiri Arga yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

" Mau ke puncak Ma, Vilanya Rafa. "

" Wahhh.. Seru tuh. Tapi El sama yang lain masih tidur kayaknya. Kemarin malem rame banget di kamarnya. Coba liat aja Ga di kamarnya. "

" Oke Ma " Arga menjawab sambil beranjak ke kamar Elia diikuti oleh kedua temannya yang dari tadi diam tidak ikut pembicaraan.

Ceklek..

Pintu kamar Elia terbuka, seketika hawa dingin dirasakan oleh mereka.

" Gilak banget, nih AC nyalainnya kenceng banget. Beku gue lama - lama. " Ujar Rafa sambil mencari remot AC dan mematikannya.

Mereka kemudian berjalan ke arah ranjang. Di sana masih ada Elia, Gita dan Angel yang tertidur dengan posisi yang sangat tidak elit. Kepala Gita yang berada di ujung ranjang serta kakinya yang berada di perut Elia. Kepala Angel yang berada di bawah kaki Elia dan kakinya yang menimpahi badan Gita. Semua amburadul membuat ketiga cowok itu menahan tawa.

" Gila nih bar - bar banget kalo tidur. " Ujar Rafa cekikian

" Baru tau gue " saut Arsya.

" Sama gue juga " Balaa Arga.

" Bangunin buruan. Keburu siang. " Ujar Rafa sambil menghampiri Gita.

Rafa menggendong Gita, dan meletakkannya di Sofa kamar Elia. Biar Arga dan Arsya yang membangunkan Mereka.
Rafa jongkok di bawah melihat pahatan sempurna wajah Gita. Tangannya terulur menelusuri wajah Gita mulai dari kening, hidung, dan bibirnya.
" Lucuu." batin Rafa sambil tersenyum.

" Woii bangunin bangke bukan malah lo elus! " Ujar Arsya yang sedang mencoba membangunkan Angel pacarnya.

" Iya iya.. Sewot banget! "

Eunghh...
Gita meregangkan badannya mendengar suara bising di sekitarnya. Gita mulai membuka mata perlahan, dan langsung terkejut karena di depannya Rafa melihatnya dengan tersenyum manis.

" Ngapain lo " Ujar Gita dengan suara seraknya membuat Rafa semakin ingin memeluk Gita dengan gemasnya.

" Bangun. Katanya mau ke puncak. " Jawab Rafa dengan intonasi lembut sambil mengelus pipi Gita lembut, karena Rafa sudah bertekad akan membuat Gita menyukainya.

Gita menampis tangan Rafa dengan kasar, lalu menatap Rafa dengan tajamnya.
" Jauhin tangan lo dadi gue! "

" Oke maaf, nggak usah marah. Masih pagi " jawab Rafa mengalah karena tidak ingin ada perdebatan.

Gita kemudian langsung bangun, dan baru sadar kalau dia di sofa, menengok Rafa sekilas. " Kok bisa gue di sofa? "

" Iya gue gendong lo ke sini. Di ranjang kelebihan muatan, jadinya Arga sama Arsya gabisa bangunin Mereka berdua. " Ujar Rafa sambil menunjuk ke arah ranjang. Di sana mereka masih melihat Arga dan Arsya sedang mencoba membangunkan kedua cewek itu.

Gita yang mendengar bahwa dia di gendong langsung bersemu merah. Gita mengalihkan pandangannya. Ada apa dengannya? Kenapa dia malu kepada Rafa?
Gita langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Rafa hanya menggelengkan kepalanya melihat Gita, kemudian Rafa memilih menempati sofa yang di tiduri Gita. Masih tercium wangi ciri khas Gita. Harum vanilla. Membuat Rafa memejamkan matanya merasakan aroma itu dengan tenang.

Berbeda dengan kedua pasangan yang masih di ranjang. Dan belum ada yang bangun.

Arga yang telah kehabisan cara membangunkan Elia akhinya mendekatkan Dirinya ke telinga Elia.
" El kalau kamu nggak bangun aku cium bibir kamu sampe kamu kehabisan nafas." Ujar Arga dengan jahil.

Dan entah bagaimana, Elia langsung bereaksi. Elia langsung bangun dan duduk. Dengan mata memerah dan kepala yang agak pusing karena langsung bangun disaat nyawa belum terkumpul sepenuhnya. Elia menoleh ke arah Arga di sampingnya. " Ga, apaan sih ngomongnya " Ujar Elia dengan suara serak bangun tidurnya.

" Nah gini baru bangun. Kenapa aku nggak dari tadi aja banguninnya kaya gitu. "

" Jadi ke puncak nggak, nanti kesiangan di sananya. " lanjut Arga.

Elia dengan malu - malu menyenderkan kepalanya di bahu Arga. Menenggelamkan Kepalanya di lekukan leher Arga. Membuat Arga mengepalkan tangannya menahan gairahnya. " El jangan mancing deh kalau gamau tanggung jawab. "

" Loh emang kenapa? Aku nyaman di sini " Ujar Elia dengan polosnya.

" Lo buat dia gerah El, gakuat. " Saut Angel yang sudah bangun. Arsya malah menertawakan Arga, merasa kasihan.

" Hah? Gakuat apaan? Maksudnya? " Jawab Elia dengan muka bingung.

Arga menghela nafas pelan, sabar. Dengan perlahan Arga melepaskan pelukan Elia yang ada di lehernya. Mengelus pipi Elia singkat " Udah gausah di pikirin. Mandi gih, tuh Gita udah selesai kayaknya. Dia udah di Walk in closet. "

Elia mengerjapkan mata dengan polosnya kemudian mengangguk dan langsung beranjak dari ranjangnya. Ke arah kamar mandi diikuti oleh Angel.

****

Mereka semuanya sudah bersiap dengan bawaannya masing - masing. Mereka berencana menginap satu malam. Hari minggu sore mereka akan pulang.

Mama Elia menghampiri mereka. "Ga, Mama titip anak cewek Mama semua. Jaga mereka, pulang ke sini jangan sampe ada lecet. "

" Tenang Ma, El pasti aku jagain. Kalau yang lainnya udah ada pawangnya sendiri Ma. "

" Oh ya? Emang siapa?? " Tanya Mama Elia dengan penasaran.

" Angel udah sama Arsya. Nah si Gita ini masih jomblo Ma tapi udah ada Rafa kok yang jagain. " ujar Arga lalu mendekat ke arah Mama El

" Mereka masih pendekatan Ma doain aja. " bisik Arga ke telinga Mama elia.
Mama elia hanya tersenyum geli.

Tak lama kemudian mereka semua berpamitan berangkat.

Di depan rumah El sudah berjejer tiga mobil sport. Milik Arga, Arsya dan Rafa.

" El ayo masuk. " ujar Arga sambil menggandeng tangan El.

" Lo terus gue sama siapa? Gue ikut mobil Van aja deh. " ujar Gita menghampiri mobil van, mobil khusus barang mereka. Karena tidak akan muat jika diletakkan di mobil mereka.

Gita sudah berjalan ke arah mobil Van, namun sebelum itu tangannya telah ditarik oleh seseorang. Gita balik badan melihat siapa yang menariknya.

" Lo sama gue. Gaada penolakan. " Ujar Rafa singkat dengan tegas.

Gita yang pertama kali melihat raut muka Rafa yang serius seketika merasa takut. Namun dia tidak memperlihatkannya, mencoba mengelak.

" Nggak usah gue mau di mobil van " Ujar Gita dengan keras kepalanya. Mencoba menghentakkan tangan yang dipegangi Rafa namun tidak membuahkan hasil karena cengkraman Rafa yang mengerat.

" Aww... Sakit bego " Ujar Gita yang merasa perih di pergelangan tangannya.

Dengan refleks Rafa melepaskan cengkramannya dan langsung melihat pergelangan tangan Gita.
" Ma..af, gue gasengaja. Gu-" ucapan Rafa terpotong saat melihat Gita yang berjalan ke arah mobil Van. Rafa langsung mengejarnya.

Saat hendak menutup pintu mobil Van, Rafa menahannya. Menatap Gita dengan intens. " Maaf, gue nggak bermaksud kasar sama lo. Sekali aja plis, turutin kemauan gue. Git pliss..." ujar Rafa dengan pelan sambil tetap menatap mata Gita.

Gita mengalihkan pandangannya, tidak kuat menatap Rafa. Rafa menghela nafasnya dengan sabar.
" Oke, kalau lo gamau di mobil gue, biar gue di sini yang gantiin pak Bambang nyetir mobil ini. "

Gita yang mendengar itu langsung menahan tangan Rafa yang hendak menutup pintu dan berpindah ke kursi sampingnya. " Apaan sih Lo, udah sana lo make mobil lo sendiri. Gue di sini sama pak Bambang. "

" Gimana gue bisa bawa mobil gue kalo cewek yang gue suka di sini. Gue gabisa fokus kalau nggak liat lo. Pliss Git, sekali aja. " jawab Rafa lirih

" Pilihannya cuma dua. Gue di sini sama lo apa lo ke sana sama gue di mobil gue. " lanjut Rafa
Mereka berdua saling berpandangan. Mencoba menyelami perasaan mereka masing - masing.

" woii!! Buruan anjing! Malah berantem. " ujar Arsya di depan mobilnya. Sambil bersendekap dada

" Bacott!! " Balas Rafa menatap Arsya. Kemudian kembali menatap Gita.

" Oke gue di mobil lo. Puass!! " Ujar Gita sambil keluar dari mobil van dan berjalan ke arah mobil sport merah milik Rafa.

Rafa tersenyum lebar karena akhirnya dia yang menang. Dengan berjalan ke arah Arsya. Dia bertos ria dengan Arsya.
" Good luck " ujar Arsya kepada Rafa.

" Doain " Balas Rafa sambil tersenyum yang hanya diangguki oleh Arsya. Kemudian masuk kedalam mobilnya.

Rafa juga masuk ke dalam mobilnya. Sekilas melihat Gita yang mengalihkan pandangannya ke arah jendela. " Seat belt nya pake dulu Git "

Gita tidak mendengar, Rafa tersenyum singkat. Dengan perlahan dia mendekat ke arah Gita. Gita yang merasakan Rafa mendekat langsung menoleh. " Ng...apain lo!?" tanya Gita dengan gugup.

Rafa dengan perlahan menarik sabuk dan memasangkannya. " masangin seat belt. " ujar Rafa dengan pelan kemudian mulai menjalankan mobilnya yang tertinggal sendiri. Karena lainnya sudah berangkat.

Gita kemudian mengalihkan pandangan  ke arah jendela lagi.

****

Di dalam mobil Arga dan Elia. Mereka bercanda ria menikmati perjalanan mereka. Sesekali Arga mengelus rambut Elia merasa gemas dengan tingkah ceweknya.

" Ga, kamu mau kuliah di mana? " ujar Elia tiba - tiba menanyakan itu.

" Aku akan kuliah, ditempat di mana ada kamu di dalamnya. Aku akan ikut di sana. Aku akan selalu di samping kamu. Kamu duniaku El. " ujar Arga sambil sesekali menatap Elia.

Elia tersenyum mendengar jawaban Arga." Gombal mulu ya kamu "

" Gapapa asal bisa bikin kamu ketawa. Liat kamu ketawa aku udah seneng."

" Kalau kita udah nggak pacaran, kita tetep sahabatan kan Ga? " tanya Elia dengan nada pelan.

" El sampai kapanpun kamu sahabat terbaikku. Sekaligus pacar tercintaku. Ohh mungkin kita udah gabisa sahabatan lagi nanti. Karena kamu akan jadi ibu untuk anak - anak kita nanti. "
Ujar Arga sambil menaikkan alis satunya. Menggoda Elia.

" Ga!! Udah deh fokus jalan sana. " Ujar Elia malu lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.

" fokusku bukan di jalan. Tapi fokusku ada di kamu. " lanjut Arga yang semakin gencar menggoda Elia.

" Gaaa!! Stop it! "

" Ciee merah ciee... Make blush on kebanyakan apa gimana... Hahahha " Arga tertawa geli melihat ekspresi Elia. Dengan kesal Elia memukul tangan Arga.

" Astaga, aku nyetir. Jangan di pukul tanganku sayang. " Ujar Arga sambil menatap Elia sekilas.

Mendengar panggilan sayang dari Arga membuat pipi Elia semakin memerah.

Arga melihat itu semakin tertawa terbahak - bahak.

" Auh ah. Kesel gue sama lo!! "

" El.. Bahasanya. " ujar Arga singkat

" Lagian kamunya ngeselin. "

" tapi kamu sayang. " Balas Arga dengan jahil.

" Tuh kan ngeselin lagii. " Jawab Elia dengan memajukan bibirnya. Membuat Arga semakin gemas.

" Oke oke diem nih akuu. "

" Kamu tidur aja, perjalanannya masih lama. " lanjut Arga kepada Elia saat melihat Elia menguap.

" Nggak mau, nanti kamu nggak ada temennya ngobrol. "

" udah gapapa, tidur aja kamu capek."

Akhirnya Elia mengangguk dan mulai memejamkan matanya. Arga sekilas melihatnya dan membiarkan Elia tidur. Arga kemudian fokus ke depan, melajukan mobilnya dengan kecepatan rata - rata.

" You're my everything dear "



















To Be Continue



Typo Bertebaran

Vote

Coment

See you next time ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

10.8M 836K 64
[CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD (DI AKUN INI), SELAIN ITU PASTI PLAGIAT] seperti apa jadinya jika seorang CEO mesum menikah dengan seorang gadis SMA...
122K 7.9K 51
AWAS BAPER ⚠️ "Suka sama Om-Om? Bodoh amat. Orang gue yang suka," kata Rani kesal. Menyukai seseorang tidak ada salahnya, kan? Lagipula itu adalah h...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
4.5M 443K 53
#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sek...