Friendzone (COMPLETED)

By Dhilla_17

182K 8.8K 165

Ternyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adany... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
CAST
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50 ( End )
Extra Part
Extra Part 1

22

2.3K 140 1
By Dhilla_17

Pagi ini Arga langsung berangkat ke sekolah karena Elia semalam berucap bahwa dia berangkat dengan papanya. Arga tidak ingin egois, Papa Elia juga pasti ingin mengantar anaknya ke sekolah.

Setibanya di sekolah Arga langsung masuk ke dalam kelasnya. Di sana dia sudah melihat teman - temannya yang sedang sibuk bercanda satunya sibuk berantem. Ya siapa lagi kalau bukan Rafa Gita yang berantem. Arga hanya memutar bola mata malas. Pandangan Arga langsung menuju bangkunya yang sepi.
' El kemana? Apa belum sampai? ' Batin Arga.

Arga berjalan menghampiri temannya. " El belum dateng? " Tanyanya yang berhasil diluapkan kepada temannya.

" Belum Ga, tunggu aja. " Jawab Gita.

Arga merasa firasatnya tidak enak, tapi Arga menahannya. Arga kemudian duduk di bangkunya. Dia mencoba menghubungi Elia namun tidak ada jawaban.

Teman - temannya yang menyadari sikap Arga yang berbeda segera menghampirinya dan bertanya.

" Lo kenapa? " Tanya Arsya

" Gapapa. "

" Lo kok gabareng sama Elia Ga? " Tanya Rafa

" El semalem bilang kalau mau berangkat sama bokapnya. Jadinya gue berangkat duluan, tapi sampe sekarang mau bel dia belun dateng. Gue khawatir. "

" Ga, jangan mikir aneh - aneh. Positive thingking aja. Siapa tau dia kejebak macet kan, bisa aja. " Jawab Angel.

" Iya lo tunggu aja, sabar dikit. " Saut Gita.

Arga hanya menganggukan kepalanya berusaha berfikir positif. Namun, pikiran itu seketika buyar saat bel masuk sudah berbunyi. Arga semakin gusar. Bahkan saat pembelajaran dia tidak fokus sama sekali, lebih tepatnya tidak melihatnya. Puncaknya sampai jam istirahat Elia masih belum tiba.

Arga berada di kantin juga karena paksaan teman - temannya.
" Gue udah gabisa berfikir positif." Ujar Arga kepada temannya dengan gusar.

" Ga, mending lo telfon Papa Elia. Tanya Elia kemana. " saran Rafa yang turut khawatir dengan Elia.

" Tumben lo pinter. " Jawab Gita dengan mengejek.

" Gue emang pinter dari dulu! Cuma gue gamau sombong! "

Gita hanya memutar bola mata malas meladeni kegesrekan Rafa di waktu yang tidak tepat.

Arga menghiraukan kedua temannya dan langsung menelfon Papa Elia. Saat sambungan telfon terhubung Arga langsung berucap tanpa menunggu suara dari seberangnya.

" Pa, El sama Papa? " Ujar Arga dengan cepat.

" Loh kan El make mobilnya sendiri. Dia tadi pamitannya sama Mama. Kenapa Ga? Elia belum sampai sekolah?" Jawab Papa Elia di seberang sana.

Mendengar jawaban Papa Elia seketika membuat pikiran Arga blank. " Oh nggak kok Pa. Yaudah kalau gitu Arga tutup telfonnya. " Ujar Arga dengan kecemasan yang ditutupinya.

" Iyaaa "

Setelah mematikan panggilan, Arga menatap satu persatu temannya.
" Elia nggak sama bokapnya. Dia naik mobilnya sendiri, tapi sampe sekarang belum dateng juga. " ujar Arga

Teman - temannya yang mendengar menjadi khawatir juga. Kemana Elia?

Mereka semua mencoba menghubungi Elia kembali namun sampai saat ini belum ada balasannya.

" Haii sayang!! " Ujar Clara sambil  duduk di samping Arga dan merangkul lengan Arga.

" Ehh si cabe, masih idup lo. Mana antek - antek lo yang lain! " Jawab Gita kesal.

Memang Clara kembali berulah, dan itu hanya Clara sendiri. Temannya sudah jera dengan tindakan Arga. Namun tidak dengan Clara yang masih gencar mengejar Arga.

Arga tidak memperdulikan keberadaan Clara, di pikirannya hanya ada Elia dan Elia. Penuh dengan nama itu.

Angel dan Gita yang melihat tingkah centil Clara ingin sekali muntah. Menjijikkan sekali. Namun mereka tetap diam, karena panik dengan Elia.

" Oh iya, mana cewek parasit satu lagi. Udah miskin sukanya nempel sana - sini. " Ujar Clara lagi mencoba mengajak berbicara karena sedari tadi dia berbicara sendiri.

" Siapa yang lo bilang cewek parasit miskin hahh!! " Ujar Gita yang tidak terima.

" Ya Elia lah siapa lagi!! "

" Kalo bego jangan diliatin ke kita. Malu maluin!! Muka lo lebih menjijikkan. Gue muak pengen muntah!! " Saut Angel. Membuat Arsya seketika menoleh kearah Angel. Karena baru kali ini dia mendengar Angel berbicara kasar, kemana Angel yang lemah lembut dan sabar.

" Hehh lo!! Jaga mulut lo! Mau gue robek tuh mulut? " jawab Clara berdiri dan menunjuk Angel dengan tajam.

Angel yang terpancing emosi juga turut berdiri bersamaan dengan Gita.
Angel memegang jari Clara yang menunjuknya dan langsung memutarnya seperti hendak mematahkan jarinya. " Sini! Robek kalau bisa. Gue juga gampang tinggal matahin jari ini.! "

Gita di sampingnya juga ikut kaget, karena Angel terpancing emosi. Diantara mereka bertiga yang paling cepat emosi adalah Gita dan yang paling sabar adalah Angel. Sedangkan Elia justru yang paling kejam jika diganggu.

" Mending lo pergi sebelum ngebangunin singa tidur. " Ancam Angel kepada Clara sambil mengarahkan kepalanya ke arah Arga. Menunjukkan kepada Clara siapa singa itu.

" Bodo amat!! " Bentak Clara sambil melepaskan jarinya yang sudah terasa sakit karena Angel.

Brakkkk!!!

" Berisik Anjing!!! " Suara gebrakan meja dan bentakan itu memenuhi kantin yang langsung hening.

" Dan lo!! Gue udah ngasih lo kesempatan! Itupun gara - gara Elia yang minta! Tapi lo masih ganggu gue! Lo mau lebih dari yang lo rasain sekarang!? Gue bisa ngabulin, bahkan langsung! " ujar Arga dengan tangan yang mengepal erat dan rahangnya yang mengetat.

Arga langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon Jack. " Tuntaskan Clara sampai ke akarnya. Buat dia jadi gelandangan!! " Bentak Arga kepada Jack dan langsung mematikan ponselnya.

Gita juga ikut mengambil bagian dengan menjambak rambut Clara dengan sangat erat.

Arghhh
Teriak Clara kesakitan saat rambutnya di tarik hingga merasa banyak rambut tercabut.

" Lo ngatain Elia miskin!? Bego banget!!! Kalaupun dia mau beli nih sekolah dia juga bisa! Lo tau perushaan H'Lee Company?? Itu punya bokap Elia!! Bapak Herman Leguardo yang terhormat! Dan dengan recehnya lo bilang dia miskin? Fix lo gak waras! " ujar Gita dan langsung menghempaskan Clara hingga jatuh ke lantai.

Arga membiarkannya dan langsung berucap kepada temannya " Cari Elia sekarang. Kita mencar! Nanti kalau ada yang udah nemuin El langsung kabarin!" ujar Arga melihat temannya. Setelah melihat anggukan temannya Arga pun pergi menuju mobilnya.

Temannya pun langsung pergi berpencar, Angel dengan Arsya mencari ke taman yang sering dikunjungi Elia. Sedangkan Rafa dan Gita terpaksa berdua, mereka mencari di sepanjang jalan yang mereka lewati.

Arga menancap gas dengan kecepatan di atas rata - rata, sudah beberapa tempat dia datangi tapi Elia tidak ada di sana. Bahkan panti asuhan tempat Elia sering bermain di sana dia tidak ada. Arga khawatir dia tidak bisa berfikir dengan jernih.

Menepikan mobilnya Arga menyugar rambutnya, merasa frustasi. Kepala Arga diletakkan di stir mobil. Kacau. Kemana Elia?? Hari sudah sore dan Elia belum juga di temukan.
Hingga Arga seketika mendongakkan kepalanya. Dia baru ingat!! Elia punya bodyguard yang menjaganya. Papa El pasti tau Elia kemana. Bodohnya dia!! Kenapa dia bisa lupa kalau Elia itu berlian satu satunya Papa El!!

Dengan segera Arga menancapkan gasnya ke perusahaan H'Lee Company. Dengan seenaknya mobil Arga terparkir di depan pintu lobby. Arga langsung berlari menghampiri ruang Papa Elia. Namun, sebelum itu Arga sudah dicegah oleh satpam.

" Sialan!Minggir!!Saya lagi tidak ingin berkelahi! " Bentak Arga kepada satpam yang menghalangi dia masuk lift khusus CEO.

" Maaf anda tidak boleh masuk! Lift ini hanya khusus untuk CEO dan Dewan Direksi. Orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk." Ujar satpam tersebut.

Bugghhh!
Bogeman mentah yang di dapat oleh satpam itu seketika membuatnya jatuh tersungkur memegangi rahangnya yang terasa nyeri.

" Sudah saya bilang saya tidak ingin berkelahi tapi anda memaksa! Minggir!! " Teriak Arga membuat semua orang memandanginya.

Satpam itu langsung bangkit dan hendak membalas pukulan Arga, namun ditahan oleh Arga dan Arga melayangkan pukulan sekali lagi. Kemudian langsung masuk ke dalam lift tidak menghiraukan satpam itu.

Satpam itu rupanya masih mengejar.  Arga sudah sampai di depan pintu CEO dan langsung membukanya dengan kasar.

Brakkk

pintu terbuka lebar karena Arga. Membuat orang yang di dalam ruangan kaget seketika.

Satpam itu ikut masuk" Maaf pak, sudah saya cegah tapi dia menerobos masuk" ucap satpam sambil hendak menahan tangan Arga.

" Sudah kembali ke tempatmu. Biarkan dia di sini" Ujar Papa Elia dengan muka tegasnya.

Papa Elia sedang berbincang dengan rekan kerjanya, bahkan sebagian ada yang mengenal Arga. Siapa yang tidak mengenal Arga? Calon penerus Pradipta grup? Perusahaan yang menduduki peringkat ke 1 dan termasuk orang yang berpengaruh.

Mereka berpamitan keluar dengan sesekali menundukkan kepalanya menghormati, melihat aura Arga yang gelap. Setelah mereka pergi, kini hanya tinggal Papa Elia dan Arga.

" Duduk dulu Ga, tenang. " Ujar Papa Elia sambil mendudukkan dirinya di sofa.

Arga langsung duduk, lalu menatap Papa Elia dengan intens. " Elia gaada di sekolah Pa. " Arga tidak menunduk sama sekali, karena dia ingat Papa Elia tidak menyukai itu.

" Apaaa!! Bagaimana bisa? " kaget Papa Elia serta panik.

" Elia dari pagi belum ke sekolah Pa, aku udah cari di semua tempat yang biasanya dia kunjungi tapi tetep gaada. Kemudian aku baru inget kalau Elia punya bodyguard. Papa coba tanya ke bodyguard papa tanya Elia kemana. Buruan Pa, Arga khawatir. "

Mendengar ucapan Arga, Papa Elia langsung menghubungi anak buahnya. Papa Elia melototkan matanya kaget mendengar jawaban dari anak buahnya, dia langsung mematikam ponselnya dan menatap ke arah Arga.

" Elia ke Ersa Ga. Dia di sana seharian ini. Astaga!! " Ujar Papa Elia sambil menyibak rambutnya. Papa Elia langsung berdiri dan hendak menghampiri anaknya.

" Biar aku aja Pa yang bawa El" Tanpa mendengar jawaban Papa Elia, Arga langsung berlari keluar.

Papa Elia yang melihat kekhawatiran yang dirasakan Arga tersenyum. Papa Elia melihat Arga yang kacau. Dan itu karena anaknya. Dia percaya Arga mencintai anaknya dengan tulus.

Tanpa banyak berfikir Papa Elia mengambil tas kerjanya dan pulang ke rumahnya. Menunggu Arga membawa Elia pulang.




















To Be Continue




Typo Bertebaran 👾
Vote
Coment
Seee you guyss 💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

231K 38K 61
Sequel [Bukan] Couple Goals "Lo kenapa sih marah-marah mulu?" "Hormon" "Hello, lo tiap hari marah-marah, itu haid apa pendarahan?" Seru Geri pelan Ge...
565K 27.2K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
103K 3.7K 21
Balveer Dava Gistama. Siapa yang tak mengenalnya? Semua orang pasti tahu nama pria tampan berkaus tim futsal dengan nomor 7. Ia adalah ketua tim futs...