Nightmare Dosen✔

By satyacnr

330K 1.6K 142

SUDAH DIPINDAH KE NOVELME 🔁 ⚠WARNING🔞 Sebab setiap perasaan patut terbalaskan atas apa yang telah dilakukan... More

DREAM CAST
16. Salah ✔
23. Jujur ✔
26. Kecelakaan ✔
INFO ⚠

6. Status Baru ✔

9.2K 392 5
By satyacnr

Abel mengemasi seluruh buku-bukunya ke dalam tas sebelum esok ia akan kembali beraktivitas menjalani harinya sebagai mahasiswa.

Meskipun sudah menikah 7 hari yang lalu, Abel dan Bara tidak pernah berbicara satu sama lain selain benar-benar penting. 

"Bel, besok siang saya ada rapat dengan Dekan. Jadi kamu pulang sendiri bisa kan ?"

"Hemm," jawab Abel acuh.

Merasa sudah tidak ada topik yang dibicarakan lagi, Bara langsung berbaring di ranjang dan segera untuk tidur terlebih dahulu.

Abel mendengkus sebal. Bisa-bisanya ia menikah dan tinggal satu atap dengan dosennya yang menyebalkan ini.

Meskipun hampir seluruh mahasisiwi mengidolakan Bara, Abel sama sekali tidak pernah merasa bangga atau tersanjung. Karena baginya orang lain tidak pernah tahu bagaimana sifat asli darinya.

"Bel, bisik siyu idi ripit simi dikin. Jidi kimi piling sindiri bisi kin ? Hihhh, nyebelin banget. Jadi suami nggak ada romantis-romantisnya. Ngomong kalau lagi penting doangg !" gerutu Abel bermonolog.

Abel melirik ke arah Bara yang sudah tertidur pulas. Tiba-tiba kakinya berjalan mendekat ke arah Bara.

Ia berjongkok hanya untuk melihat wajah Bara dari dekat.

Rahang tegas, hidung mancung, kulit bersih, dan alis tebal membuat Abel tak sadar jika sudah menelan ludahnya karena takjub.

Ternyata Bara menjadi sangat tampan jika dilihat secara dekat seperti ini.

Dan tentunya ia akan semakin tampan baginya jika Bara tidak bersikap menyebalkan.

Saat Abel hendak pergi dari sana, matanya melihat ke arah ponsel yang berada tepat di samping bantal Bara.

Abel berbinar, akhirnya barang yang ia cari sejak pagi tadi ketemu juga.

"Duhh, pliiss jangan bangunn yaa !"

Abel berusaha meraih ponsel tersebut dengan tangan kanannya. Ia menahan napas saat wajahnya begitu dekat dengan Bara.

Jika saja Abel tak bisa mengendalikan gerak-geriknya, mungkin Bara sudah terbangun sekarang.

"Yess !"

Abel menjulurkan lidahnya meledek ke arah Bara yang tengah tertidur itu. Lantas ia berbaring di samping Bara bergegas ingin bermain dengan ponselnya yang sudah beberapa hari terakhir disita olehnya.

"Akhirnyyaa gue bisa nonton kesayangan !!"

Abel menyalakan data seluler untuk bisa mengakses streaming drama korea di sebuah aplikasi.

Saat Abel terlampau senang hingga membuat kasurnya bergerak, Bara sedikit terusik karena tingkah Abel.

Abel langsung terdiam ketika Bara menggeliat, ia sangat takut jika Bara terbangun dan mendapatinya sudah mengambil ponsel yang ia sita secara diam-diam apalagi digunakan untuk menonton drama korea.

Bara sangat tidak suka.

Abel membutuhkan waktu 2 jam lebih untuk menghabiskan 2 episode itu. Bahkan ia sampai rela menonton drama dan mencharger ponselnya dengan powerbank.

"Ck, udah jam setengah dua aja sih. Padalan ini nanggung bangett !" kesal Abel saat melihat durasi dramanya tersisa 45 menit lagi.

Padahal nanti ia harus berangkat pukul 7 pagi. Tapi sekarang ia belum bisa tidur dan malah menonton dramanya.

Hingga pada menit-menit terakhir, Abel dikejutkan oleh sebuah tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya.

Sontak Abel terbelalak sekaligus kaget. Alih-alih takut Bara terbangun, ia malah deg-deg kan jika kondisinya seperti ini.

"Duh, ini tangan ngapain nongkrong di mari sih !" Abel berusaha melepaskan tangan Bara dari perutnya secara perlahan.

Namun, bukannya terlepas, tangan kekar itu malah semakin mengeratkan pelukannya.

Abel terbelalak kala ia merasakan deru napas milik Bara menerpa lehernya. Ia menelan ludahnya getir. Jantungnya berdegup cepat tak karuan.

"Aduh, tenang-tenang. Jangan banyak tingkah !" kilahnya sendiri dalam hati sambil terus berusaha melepaskan tangan Bara dari perutnya.

Sesaat kemudian, akhirnya tangan Bara telah berpindah dari perutnya membuat Abel menghela napas panjang.

Ia lega saat Bara tak merasa terusik dengan tingkahnya barusan.

Abel meletakkan gulingnya di tengah-tengah mereka sebagai pembatas antaranya. Lantas Abel memiringkan badannya memunggunggi Bara.

Abel merutuki dirinya sendiri saat matanya tak mau terpejam dan terbawa ke alam mimpi. Yang ada ia malah terjaga dan tidak merasakan kantuk sama sekali.

Hingga pukul 3 dini hari rasa kantuknya perlahan datang. Abel menguap dan sesekali mengucek matanya.

Tak lama setelahnya akhirnya ia dapat terlelap dengan ponsel yang masih ada di tangan kanan dan powerbank tepat di sebelahnya.

Hingga pagi hari menjelang, Bara sudah bangun terlebih dahulu pada pukul 5 shubuh.

Ia mendapati Abel di sampingnya yang tengah tertidur pulas dengan ponsel yang setia di tangannya.

Bara mendengkus, ternyata Abel berani mengambil ponsel yang jelas-jelas sudah ia sita.

Apalagi ponsel itu diambil hanya digunakan untuk menonton sebuah drama.

Bara mengambil ponsel tersebut lantas meletakkannya di atas nakas. Ia tersenyum simpul saat melihat lekat wajah Abel.

Manis. Itu kata pertama yang ada dalam benaknya.

Sedetik kemudian Bara langsung menggelengkan kepalanya cepat. Ia menepuk pipinya sendiri, heran dengan sikapnya yang tiba-tiba memuji Abel dan mengaguminya.

"ARABELLA BANGUN !"

Abel hanya menggeliat ketika mendengar teriakan Bara.

"Sudah pagi, apa kamu tidak berangkat kuliah hari ini ?"

"Hoaamm, iya Pak 5 menit lagii !" jawabnya serak dengan mata yang masih terpejam.

"Tidak ada 5 menitan. Cepat bangun ! Apa kamu tidak sholat ?"

"Lagi halangan !"

Abel yang merasa terusik hanya menutupi telinganya dengan bantal lantas menaikkan selimutnya setelah menjawab singkat.

"Ck, dasar !"

Bara meninggalkan Abel yang masih setia dengan bantal beserta gulingnya menuju kamar mandi.

Ia sudah lelah membangunkan orang yang sangat susah diatur.

Setelah selesai menyelesaikan mandinya dan bersiap-siap dengan kemejanya.

Bara menuju dapur untuk bersarapan meski hanya sepotong roti dengan selai dan segelas susu untuk mengganjal perutnya setidaknya hingga siang hari.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 6 pagi, Bara bersiap untuk berangkat ke kampus.

Ia menuju kamar terlebih dahulu untuk mengenakan sepatu beserta mengambil tasnya.

Ia masih mendapati Abel yang masih terlelap dalam tidurnya. Bara kasihan jika melihat Abel nanti terlambat datang ke kampus, padahal hari ini jadwal kelasnya dimulai pukul 7 pagi.

"Bel, bangun. Udah siang ini. Kamu nggak kuliah ?"

Abel tak bergerak sama sekali. Bahkan dengkuran halus masih terdengar di telinga Bara.

"Emang susah bangunin cewek yang tukang tidur !"

Bara akhirnya meninggalkan kamar dan tidak lupa meletakkan sebuah sticky note pada meja rias milik Abel.

Ia menuliskan sebuah pesan bahwa Bara telah berangkat terlebih dahulu. Dan menyuruh Abel untuk pergi menggunakan taksi online yang sudah ia pesankan.

Biarkan saja sopir taksinya menunggu hingga Abel bangun, karena ia yang akan membayar tarifnya.

Supaya Abel tidak menyalahkan tugasnya sebagai seorang suami yang sudah meninggalkannya.

Sekitar pukul 6 lewat 35 menit, Abel terbangun dengan kepalanya yang sangat pusing dan matanya masih merasa kantuk.

Ia melirik jam yang ada di atas nakasnya. Setelah itu Abel langsung terkesiap dan terbelalak.

"Woii , siall. Gue telatt. Mampusss !"

Abel langsung beranjak dari kasur dan pergi menuju kamar mandi.

Bahkan ia melupakan baju bersih untuk ia bawa ke dalam kamar mandi sebagai ganti.

Namun, saat mengingat tidak ada Bara di sana Abel pun keluar dengan handuk kimono yang panjangnya di atas lutut itu.

Ia langsung mengambil bajunya asal dan mengenakannya tergesa-gesa.

"Sialan, kenapa dia gak bangunin guee !" kesal Abel berapi-api sambil menyisir rambutnya  cepat.

Saat melihat pantulan kaca, ia membaca sebuah tulisan di sticky note.

Abel mendengkus sebal, ternyata Bara sudah berangkat terlebih dahulu tanpa membangunkan dirinya.

Abel langsung keluar rumah dan mengunci pintu. Saat ia berada di depan gerbang, sebuah taksi sudah menunggunya di sana.

Abel langsung masuk dan menyuruh sopir tersebut untuk bergegas.

"Pak cepetan ya. Waktu saya tinggal 10 menit doang !" kata Abel sambil melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 6 lewat 50 menit.

"Iya, Neng !"

Selama di perjalanan, Abel merutuki dirinya sendiri. Ini sudah menunjukkan pukul 6 lewat 57 menit. Dan artinya kelas akan di mulai 2 menit lagi.

Arghh siall.

"Terimakasih, Pak !"

Abel langsung turun dari taksi saat ia sudah sampai di depan gerbang kampus.

Ia berlari tunggang langgang seperti dikejar oleh anjing.

Susah payah ia menaiki anak tangga hingga pada lantai ke 3. Dan bodohnya lagi, mengapa ia tidak menggunakan lift jika sedang terburu-buru seperti ini.

Memang orang kalau sudah panik mendadak jadi hilang akal.

Abel menghela napasnya tersengal-sengal. Akhirnya ia sampai di depan pintu kelas.

Ia langsung masuk ke dalam kelas tanpa mengetuk pintu. Dan hal itu sontak membuat seluruh temannya menoleh dan Abel mendadak jadi pusat perhatian banyak orang.

"Ma-maaf, Pak. Saya telat !" ucap Abel terengah.

Dosen yang sedang menulis di papan dan memunggungi Abel itu langsung berbalik.

"Jam berapa sekarang ?" tanyanya dingin.

Abel terbelalak saat mendegar suara tersebut. Sepertinya ia mengenali pemilik suara itu.

"Eh-anu ituu- sekarang jam 7 lewat 5 menit, Pak," kata Abel setelah melihat arlojinya.

Bara menghela napas panjang lantas memberi Abel aba-aba untuk bersiap mendapat konsekuensinya.

"Silahkan kamu keluar !" putus Bara telak membuat Abel terperangah.

"Tapi saya telat 5 menit doang, Pak !"

"Bahkan semenit pun kamu terlambat saya tidak akan kasih toleransi ! Karena peraturan di kelas saya adalah disiplin dan tepat waktu. Mengerti ?"

Abel mengepalkan tangannya kuat. Ia sangat kesal dengan tingkah Bara yang tidak pernah ada baik-baiknya sama sekali.

Ia menghentakkan kakinya lantas keluar kelas dengan dongkol.

Abel bingung harus pergi kemana sepagi ini. Bahkan jika bolos ke mall pun belum ada yang buka.

"Arabella," panggil Bara membuat Abel tersenyum senang.

"Iya, Pak ? Apa Anda sudah mengizinkan sa-"

"Jangan berharap. Temui saya nanti untuk tugas-tugas kamu !"

Abel mencebikkan bibirnya semakin kesal. Lantas ia keluar kelas dengan sedikit membanting pintu.

《NIGHTMARE DOSEN》

"Pak, yang bener aja dong. Masa Bapak kasih saya tugas sebanyak ini !" protes Abel tak terima kala Bara memberinya setumpuk file.

"Deadline pengerjaan hingga lusa. Kumpulkan ke ruangan saya pukul 1 siang," jawab Bara seolah tak menghiraukan ucapan Abel.

"Ih, nyebelin banget sih !" Abel meraup file itu dengan kasar.

Saat Abel melangkahkan kakinya keluar, tiba-tiba suara Bara menginterupsinya untuk berhenti.

"Apa lagi ? Kurang tugasnya ? Atau deadline dipercepat ? Okee saya jabanin !" tantang Abel ssbelum Bara mengucapkan kalimatnya.

"Kemana cincin kamu ?" tanya Bara membuat Abel mengernyit.

Lantas ia mengangkat tangan kanannya dan melihat jemarinya.

"Oh, ketinggalan di wastafel kamar mandi," jawabnya santai.

"Abel, kenapa kamu ceroboh sekali. Kamu tahu kan itu adalah cincin nikah, kenapa sampai kamu lepas ?"

"Maaf, Pak. Tadi saya kesiangan, jadinya buru-buru. Ini semua gara-gara suami saya yang nggak bangunin saya sama sekali."

Bara mengernyit.

"Sama sekali ? Lalu siapa yang berkata 'Iya, Pak. 5 menit lagi'. Itu siapa ? Setann ?"

Abel terdiam. Ia mengingat kejadian tadi pagi yang bahkan tidak diingatnya sama sekali.

"Kamu sekarang bukan anak kecil. Status kamu sudah menjadi seorang istri. Seharusnya kamu tahu apa saja tugas dan kewajiban kamu kepada suami."

"Ck, kenapa jadi bentak saya sih ? Lagian siapa yang mau jadi istri Bapak yang super galak kayak gini ! Enggakkk !" teriak Abel berapi-api.

Tanpa menunggu jawaban dari Bara, Abel langsung keluar ruangannya dengan kesal. Ia sudah kepalang emosi.

"Abell !"

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 315K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
16.7M 728K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
27.3K 178 32
menceritakan tentang dosen yang bernama Gavin Yoshi Gibranio dan seorang mahasiswa yang bernama Syera Atlanta. Gavin si soft boy and Syera si cuek
11.8K 143 19
"Kamu itu milikku....dan apapun yang jadi milikku, selamanya gak akan bisa lepas dari hidupku" Alexander domanic "Dan kamu adalah pria yang paling eg...