Home - Jeon Jungkook (Sequel...

By R_Seokjin

938K 58.5K 5.7K

Jika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Se... More

Home 1
Home 2
Home 3
Home 4
Home 5
Home 6
Home 7
Home 8
Home 9
Home 10
Home 11
Home 12
Home 13
Home 14
OPEN PO
Home 16
Home 17
Home 18
Home 19
Home 20
Home 21
Home 22
Home 23
Home 24
Home 25
Jin Hyung!
Home Terbit Lagi 💕
PRE ORDER LAGI!!

Home 15

21.8K 2.1K 242
By R_Seokjin

Ruang practice room di penuhi canda tawa satu sama lain. Taehyung yang menjahili Hoseok dan Jimin menjadi komplotannya. Namun Hoseok hanya bisa pasrah, membuat kedua maknae itu semakin gencar untuk menjahilinya.

Sementara di pinggir ruangan, ada seseorang juga yang sedang melihat interaksi antara hyungnya itu. Ia tersenyum tipis. Ada perasaan iri sebenarnya melihat kakak kakaknya bisa berlarian dengan bebas.

Puk!

Pria itu terperanjat saat merasa pundaknya di tepuk pelan. Ia mengalihkan pandangannya pada orang yang baru saja menepuk pundaknya.

"Kenapa melamun?"

"Tidak, aku hanya bahagia bisa kembali melihat kalian seperti ini."

"Jangan berbohong, Koo."

Jungkook yang di panggil Koo itu hanya bisa menghela napas. Hyung yang satu ini memang selalu bisa membaca apa yang ia sembunyikan.

"Aku merasa malu untuk berada di antara kalian."

"Kenapa harus malu? Kau berpakaian lengkap kan? Tidak telanjang?"

"Yoongi Hyung! Bukan itu maksudku!" Jungkook merenggut pada Yoongi yang berhasil menggodanya.

"Lalu apa?"

Bukannya menjawab, Jungkook justru beralih pada kakinya. Yoongi mendengus. Anak ini mulai lagi insecurenya.

"Koo, berapa kali Hyung bilang? Kami tidak ada masalah sama sekali dengan keadaanmu! Kau membuat kami merasa bersalah."

"Tidak! Berhenti untuk merasa bersalah."

"Maka dari itu kau juga berhenti seperti ini. Dengan kau seperti ini justru membuat kami semakin merasa bersalah padamu Koo,"

Jungkook tersenyum tipis lalu mengangguk samar. Tidak bisa di pungkiri hatinya masih terus saja gelisah meskipun sang kakak berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Jungkook tidak sebodoh itu untuk tidak merasa malu karena mau kembali pada hyungnya. Jungkook tentu saja merasa takut jika ada Army yang tidak suka dengan keadaannya seperti ini.

Lamunannya teralih saat telinganya mendengar lagu yang sangat ia kenal. Ia mengalihkan pandangannya pada hyung mochinya. Jimin tersenyum di sebelah speaker yang sedang memutar lagunya.

"You are the cause of my Euforia."

Jimin melangkahkan kakinya menuju Jungkook yang menunduk. Jimin mendengar saat Jungkook kembali dengan keraguannya. Ia berinisiatif untuk memutar lagu Jungkook yang tertunda rilis karena kejadian saat itu.
"Jungkook-ah"

Jungkook menatap Jimin yang tersenyum dengan senyum bulan sabitnya.

"Kau masih meragukan kami?"

Jungkook menggeleng cepat.

"Atau kau meragukan Army?"
Jungkook terdiam tidak bisa menjawab.

"Bukankah sudah kami bilang? Jika kau terus memikirkan mereka yang akan membencimu, kenapa kau juga tidak memikirkan mereka yang akan menyayangimu? Kau hanya memikirkan satu orang yang membencimu, tapi kau melupakan beribu orang yang menyayangimu. Itu sangat tidak adil Jungkook-ah." Jelas Jimin yang bermaksud untuk memberitahu Jungkook.

"Kau tidak mengerti. Karena kau tidak mengalami apa yang aku alami!" Jungkook jengah. Mereka sama sekali tidak mengerti ketakutannya.

"Kami memang tidak mengalami apa yang kau alami Koo. Tapi kami berusaha agar kami bisa menguatkanmu dalam keadaan seperti ini." Itu Taehyung.

Jungkook terdiam. Ia merasa bersalah karena masih saja tidak percaya pada mereka. Perlahan air matanya turun begitu saja pada pipi tirusnya dengan di ikuti isakan setelahnya.
Hoseok yang melihatnya pun segera merengkuh tubuh Jungkook yang bergetar.

"Jungkook-ah. Aku akan menangis juga kalau kau tidak ingin kembali bersama kami. Kau ingat dulu saat aku hampir menyerah dan ingin keluar dari BTS?"

Jungkook mengangguk samar. Jelas itu tidak akan ia lupakan karena saat itu adalah saat dimana ia hampir saja akan di tinggalkan. Hoseok hampir memilih menyerah dan memutuskan untuk keluar dari BTS karena mereka yang tak kunjung debut.
Dan Jungkook adalah orang yang paling menentang itu. Jungkook sampai menangis agar membuat Hoseok untuk tetap bersamanya. Bersama Bangtan.

"Sekarang aku juga yang akan memohon padamu. Ayo kita lakukan lagi. Kita lakukan semuanya dari awal. Jika ada yang tidak menyukainya, masih ada kami yang harus kau jadikan alasan."
.
.
.
Yoonjin menyimpan berkas yang sejak tadi menjadi fokusnya saat mendengar suara pintu terbuka. Dokter muda itu tersenyum saat melihat siapa yang datang.

"Hyung!"

"Eoh? Kau sudah datang?"

"Ne! Maaf aku terlambat. Aku menemani member lain untuk latihan. Dan aku harus membujuk mereka agar tidak ikut semua."

"Tapi ujungnya juga mereka ikut semua kan?" Tanya Yoonjin pada pasien spesialnya itu. Jungkook si pasien spesial itu hanya menyengir polos.

"Sudahlah tidak apa, mereka juga ingin menemanimu untuk terapi Kook."

Jungkook hanya mengangguk.

"Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan berkasnya dulu. kau boleh menunggu di ruang fisioterapi."

"Ne, hyung!"

Jungkook memutar kursi rodanya untuk kembali keluar. Ia mendapat tatapan tanya dari para hyungnya yang mengantar. Ralat, memaksa untuk mengantar.

"Jin Hyung bilang dia akan menyiapkan berkas dulu, aku akan menunggunya di ruang fisioterapi." Jelas Jungkook.

Yoongi membawa Jungkook menuju tempat yang di maksud. Di ruangan itu hanya ada beberapa orang di dalamnya.

"Koo, kenapa tidak melakukannya di rumah? Atau kau kan bisa memanggil dokter Yoonjin untuk ke dorm?"
Jungkook menggeleng sambil tersenyum.

"Hyung, aku itu sama dengan pasien pasien yang lain. Tidak perlu ada perlakuan spesial untukku. Lagipula, aku tidak ingin merepotkan Jin hyung."

Yoongi tersenyum mendengar penuturan Jungkook. Adiknya memang tidak pernah berubah. Selalu memikirkan orang lain. Mereka teralihkan saat suara Yoonjin menyapa telinga mereka.

"Kalian akan menemaninya disini?" Tanya Yoonjin pada ke 5 member.

"Tentu, kami ingin menyemangati Jungkook!" Seru Taehyung.

Yoonjin hanya menggeleng. Ia mengambil alih kursi roda Jungkook dari tangan Yoongi. Yoonjin mensejajarkan dirinya dengan Jungkook dan mulai menurunkan kaki Jungkook secara perlahan. Setelah itu, Yoonjin memijat kaki Jungkook.

"Kau merasakan pijatanku?" Tanya Yoonjin yang masih memijat kakinya.

"Tidak, hyung."

Yoonjin menghela napas lalu tersenyum ke arah Jungkook.

"Kita coba berdiri ya?"

Terlihat keraguan dari raut wajah Jungkook.

"Tak apa, kau pasti bisa. Kita lakukan perlahan." Ucap Yoonjin meyakinkan Jungkook.

Jungkook berpegang erat pada lengan Yoonjin saat ia berusaha untuk berdiri. Namun, kakinya begitu berat seperti di tindih batu besar. Kakinya tidak bisa di gerakan sama sekali. Jungkook menyerah lalu ia kembali duduk dengan napas yang terengah. Ia mencoba lagi sampai percobaan ke 4, ia kembali menyerah dengan emosi yang meningkat.

"Tidak bisa Hyung! Tidak bisa! Kakiku tidak bisa di gerakan! Hiks." Jungkook memukul kakinya dengan kesal. Membuat Yoonjin harus membawa Jungkook ke dalam pelukannya.

"Ssshh, gwencana. Kau sudah berusaha. Kita bisa coba lagi nanti. Jangan menyerah hmm."

"Hyung hiks, apa aku tidak pantas kembali bersama mereka? Apa aku menyerah saja dan aku akan menjalani kehidupanku sebagai Jeon Jungkook? Bukan Jungkook BTS?"

"Kau akan berhenti berjuang? Kalau berjuang membuatmu sedih, apa menyerah akan membuatmu bahagia?"

Jungkook terdiam. Memang benar dirinya lelah berjuang. Namun, tidak bisa di pungkiri, menyerah juga tidak membuatnya bahagia. Menyerah, sama saja berarti menjauh dari kakak kakak nya, dan Jungkook tidak bisa itu.

"Jangan menangis, lihatlah, hyungmu sudah memberi tatapan sinis padaku."

Jungkook mengalihkan pandangannya pada hyung-hyungnya yang berdiri di luar. Jungkook melihat sorot mata tidak suka dari mereka. Apalagi Yoongi. Namun Jungkook justru kembali memeluk Yoonjin.

"Biar saja, aku suka membuat mereka cemburu."

Yoonjin terkekeh. Mood Jungkook bisa kembali sebegitu cepatnya jika itu tentang member Bangtan. Membuat Yoonjin yakin, jika merekalah sumber kekuatan Jungkook.
.
.
.
Sejak pulang dari terapi dan kembali ke dorm, Jungkook tidak berhenti tersenyum. Lebih tepatnya, senyum menggoda. Tapi lain hal dengan member lain yang justru menekuk wajahnya. Jungkook menggeleng lalu menghentikan kursi roda yang sedang di dorong Hoseok.

"Kenapa?" Tanya Hoseok yang bingung karena Jungkook menahannya.

"Aku ingin pulang saja!"

"Kenapa pulang? Kau kan sudah janji akan menginap disini?"

"Lagipula, kalian sepertinya tidak senang aku disini!" Jungkook melipat tangannya di dada.

"Kami senang, malah kami ingin kau tinggal disini. Bukan hanya sekedar menginap." Ucap Namjoon.

"Tapi wajah wajah kalian tidak memperlihatkan kesenangan itu."
Semua member saling menatap satu sama lain. Bingung dengan apa yang di ucapkan si maknae.

"Kalian kenapa sih, menekuk wajah seperti itu dari semenjak kita pulang terapi?"

"Kami cemburu!" Ceplos Taehyung yang membuat Jungkook mengulum senyumnya. Namun segera ia kembali dengan wajah datarnya. Ingin melanjutkan menjahili sang kakak.

"Cemburu kenapa? Seperti wanita saja!"

"Kenapa tadi kau peluk peluk dokter itu?! Kan ada kami yang bisa kau peluk!" Ucap Taehyung yang masih tidak terima.

"Astaga! Jadi kalian cemburu karena itu?!" Jungkook bertanya sambil menatap satu persatu hyungnya.

"Yoongi hyung juga?"

Yoongi menggeleng.

"Tapi wajah hyung mengatakan hyung juga cemburu haha!"

"Hyung akan menyiapkan makan siang untuk kalian."

Yoongi pergi meninggalkan member lain dan Jungkook yang tertawa renyah karena berhasil menggoda Yoongi.

"Cih! Dasar tidak peka!" Decih Taehyung lalu beralih akan meninggalkan Jungkook juga, jika saja Jungkook tidak menahannya.

Taehyung menatap Jungkook yang tersenyum hangat.

"Jangan pergi." Ucap Jungkook lirih membuat Taehyung urung untuk meninggalkannya.

"Aku hanya menggoda kalian saja. Dan itu menyenangkan!"

Pletak!

"Sakit hyung!"

"Hukuman karena sudah menggoda hyungmu!"

Jungkook kembali tertawa renyah, membuat siapapun yang melihatnya juga ikut tertawa.

"Aku akan ke kamarmu untuk menyimpan tasmu." Ucap Jimin.

"Biar aku saja hyung."

"Tidak perlu, aku hanya sebentar. Kau temani saja si alien ini agar tidak mengganggu Yoongi hyung memasak."

Jimin terkekeh lalu mengusak rambut Jungkook sebelum pergi ke kamar Jungkook untuk menyimpan barang adiknya itu. Jungkook memang berencana akan menginap untuk 2 hari sebelum mereka kembali di sibukan dengan  comeback. Mereka akan menggunakan waktu 2 hari itu untuk saling bernostalgia.

Jimin keluar dari kamar Jungkook saat selesai membereskan barang si maknae. Bermaksud ingin kembali bergabung dengan yang lain, Jimin justru melihat kamar yang selama ini di biarkan kosong. Bahkan sudah jarang ada yang memasukinya lagi semenjak Jungkook pergi dari dorm saat itu. Kakinya ia langkahkan menuju kamar itu seakan magnet yang terdapat di kamar itu menariknya begitu kuat.

Jimin perlahan membuka pintu kamar dan beberapa action figure Mario Bros yang pertama kali menyapa indera penglihatannya. Jimin tersenyum kecil kemudian ia berjalan menuju ranjang yang selalu rapih karena sudah lama tidak di tinggali sang pemilik semenjak 5 tahun lalu.

"Jin hyung." Lirih Jimin sambil mengelus RJ yang selalu menjadi kesayangan hyungnya.

"Hyung senang? Jungkook kembali pada kami. Akhirnya si kecil itu mau memaafkan kami." Monolog Jimin.
Senyumnya tidak pernah hilang dari bibirnya. Namun sedetik kemudian, senyum itu hilang berubah menjadi tatapan khawatir.

"Hyung aku takut, apa kami bisa menjaga dan melindungi Jungkook?"

"Kau bisa hyung."
.
.
.
Jungkook tertawa saat melihat Taehyung berhasil mengganggu Yoongi.

"Jungkook! Kau tidak akan melepaskan hyung eoh?!"

"Tidak akan sebelum hyung melebihkan jatah makanku!"

"Oke oke baiklah! Hyung kurangi jatah makanmu Jungkook!"

"Tae hyung! Kelitiki lagi!"

Taehyung mengangguk dan melaksanakan apa yang di perintahkan oleh Jungkook. Ya, memang ini ulah Jungkook yang ingin menjahili Yoongi. Namun karena ia tidak bisa, jadilah Taehyung yang dengan senang hati menjadi Avatar untuknya.

"Sudah hyung lepaskan Yoongi hyung, aku lelah! nanti dia pipis di celana haha!"

Yoongi membolakan matanya. Sungguh Yoongi ingin sekali mematahkan gigi kelincinya itu jika ia tidak ingat jika orang yang tengah mentertawakannya itu adalah adik kesayangannya.

"Jimin hyung lama sekali!"

Gumam Jungkook. Ia melihat hyungnya yang sibuk untuk menata makanan, Jungkook memilih untuk menyusul Jimin yang tak kunjung datang. Padahal makanan sudah hampir disiapkan. Ia memutar kursi rodanya meninggalkan para hyungnya.

Jungkook mengernyit saat melihat pintu kamarnya yang tertutup rapat, namun kamar Seokjin yang justru terbuka lebar.

"Hyung aku takut, apa kami bisa menjaga dan melindungi Jungkook?"

Suara itu, suara orang yang Jungkook  ingin susul. Jungkook melihat Jimin yang memeluk erat boneka kesayangan Seokjin. Jungkook tersenyum. Jungkook kini tahu, seberapa besar keinginan mereka untuk membuat dirinya bertahan bersama mereka.

"Kau bisa, hyung."




To Be Continued

Hallo!!
Ketemu lagi kitaa..
Kangen gaa sama cerita ini??
Wkwk..

Tgl 13 nya pas banget ada di hari sabtu.. Jadi aku up Home di hari ini untuk merayakan Anniversary BTS..

Happy Anniversary BTS!
Happy Anniversary 7 pria kebanggan Army!
Terima kasih kalian masih bertahan dengan utuh hingga mencapai di angka 7..

Terimakasih kalian sudah merubah hidup banyak orang..
Tidak perlu aku katakan seberapa berharga dan berpengaruh nya kalian di hidupku..

Aku hanya ingin berterima kasih karena kalian sudah lahir..
7 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengukir prestasi..
Tapi 7 tahun rasanya masih kurang, untuk membuat kenangan kalian bersama Army..

Jadi, masihkah kalian mau bertahan? Masihkah kalian mau bertemu kami di angka angka selanjutnya?

Kalian adalah alasan kami untuk bahagia.. Jadi, kami harap, kami juga bisa menjadi alasan untuk bertahan..

Percayalah, kami akan terus bersama kalian sampai akhir..

I purple you..
Borahae.. Uri Bangtan 💜

Continue Reading

You'll Also Like

33.5K 2.2K 13
COMPLETED√ Akankah mereka bisa keluar dari rumah itu dan kembali ke Seoul dengan selamat.? Semoga... Baca setiap part dan jangan lupa vote and komen...
78.5K 7.7K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
1.1K 277 11
N : TOXIC AREA!!🚩 GAK SUKA KEKERASAN HARAP MENJAUH PLEASE☠️ ーーーー Terlahir sebagai indigo, Jantaka merasa terbebani oleh kemampuannya melihat dan ber...
109K 11.2K 23
[END] Ke 7 laki-laki yang awalnya hidup dengan sempurna, kini harus menerima kenyataan bahwa sesungguh nya mereka tidak hidup sendirian. "Awalnya kam...