SHELTER (Completed)

By prlstuvwxyz

162K 18.9K 1.3K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA♡] Bagaimana jika ada seorang cowok yang menyatakan cintanya dengan mengajukan amplop... More

1. Amplop Cokelat
2. Resume
3. Jalan Raya
Imajinasi
4. Kepang Seribu
5. Nasi Uduk
6. Tenaga Dalam
7. Siluman Kerbau
8. Mie Ayam Jeletot
9. Bang Badrol
10. Gali Lobang Tutup Lobang
11. Mulut Ketemu Buntut
12. Sidang Isbat
13. Mak Erot
14. Nyi Roro Kidul
15. Pemulung
16. Dibanting
17. Kapan dimarahi?
18. Berulah lagi
19. Katering
20. Bapak Gerobak
21. Cekgu Besar
23. Mie Cepek
24. Sapu Tangan
25. Jemuran
26. Kodok
27. Dikerok
28. Terbalik
29. Inti Hati
30. Rumah Tangga

22. Dedak

2.2K 380 28
By prlstuvwxyz

Sesuai janjinya, Ejak kembali ke kelas setelah dari toilet. Datang-datang, Bu Lia menagih tugas padanya. "Mana, Maharaja?"

"Ada, Bu. Bentar, saya ambilkan." Semua mata tertuju pada Ejak, tak percaya.

"Sip!" Anja memberikan jempolnya ketika Ejak kembali ke tempat duduknya.

"Oh, iya, dong," jawab Ejak tersenyum manis seraya merogoh laci mejanya. Kalau tidak salah ingat, buku PR-nya disimpan di laci.

"Cepat, Maharaja!" Ejak bergegas ke meja guru, menyerahkan PR-nya.

Bu Lia langsung mengecek buku Ejak, "Ya Allah," ucapnya setelah membolak-balik kertas.

"Maharaja, Maju ke depan!" Padahal baru saja Ejak meletakkan bokongnya di kursi.

"Kenapa, Bu? Kan saya sudah ngumpulin," jawab Ejak dari tempat duduknya.

"Ngerjain, tapi salah. Cepetan maju!"

Ejak bergegas kembali ke depan. "Bu, saya masih jadi murid. Kalau salah, tolong dibenarkan."

"Bukan salah jawabannya!"

"Alhamdulillah kalo bener, permisi, Bu." Ejak hendak kembali ke bangkunya.

"Maharaja! Kamu salah halaman! Yang kamu kerjakan halaman dua puluh. Sementara ibu kasih PR halaman sembilan belas!" Bu Lia menyuruh Ejak bergabung bersama teman-temannya yang tidak membuat PR.

"Tapi, Bu, saya sudah berusaha mengerjakan. Apa dihukum juga?" Bu Lia menyuruh sepuluh orang itu lari keliling lapangan lima puluh kali.

Kesembilan orang itu menurut, sementara Ejak masih berdiri di depan Bu Lia. "Kenapa saya juga dihukum? Kalau pun harus dihukum, seenggaknya lebih ringan dari mereka, saya kan sudah berusaha."

"Yaudah, kamu nggak usah dihukum. Nanti kita obrolin sama Bunda kamu di kantor!" Bu Lia menekankan kata Bunda ketika berbicara. Lalu ia menyuruh Ejak kembali ke tempat duduknya.

"Kenapa jadi Bunda saya yang dibawa, Bu?"

"Duduk!" titah guru yang mengajar pelajaran ekonomi itu. "Mentang-mentang anak guru, jadi ngelunjak," sambungnya dengan kesal. "Harusnya kamu udah dikeluarkan dari dulu." Ejak tahu dirinya salah, tapi sepertinya kata-kata itu tak pantas keluar dari mulut seorang pendidik.

Melihat Ejak yang masih berdiri, Bu Lia berkata lagi, "Kembali ke tempat dudukmu!"

Dengan langkah pelan tapi pasti, Ejak menuju tempat duduknya. Di sebelahnya Anja sudah siap mengomel. "Kenapa nggak nanya gue masalah PR? Lagian juga kan kita ada grup chat, lo bisa buka. Hobi banget nyari masalah pagi-pagi." Setelahnya, gadis itu fokus menatap papan tulis karena Bu Lia mulai menjelaskan materinya.

Ejak tertawa pelan, ia tidak merespon omelan tanda kepedulian dari teman sebangkunya itu. Seketika rasa kesalnya berkurang.

"Ngadep depan!" titah Anja pelan yang menyadari Ejak sedang menatapnya. Bukannya memerhatikan penjelasan guru di depan kelas, Ejak malah mengambil buku tulisnya lalu mulai mencoret-coret lembar belakang buku itu dengan karyanya.

Hingga pelajaran ekonomi selesai, Ejak berhasil menggambar warga bikini buttom. Mulai dari Spongebob, Patrick, Squidward, hingga Tn Krabs.

"Ya Allah, Ejak!" Anja yang melihat hasil gambaran Ejak berteriak.

"Bagus kan, Nja?"

"Sejak kapan gambaran lo nggak bagus. Gue bukan mau muji. Elo daritadi nggak dengerin materi Bu Lia? Malah ngambar?"

"Dengerin kok, Nja. Sambil ngegambar."

"Pasti lo nggak pulang lagi semalem?" tuduh Anja yang melihat seragam Ejak terlihat lusuh.

"Lo ngintilin gue, Nja?" Ejak mencurigai Anja, kok cewek itu bisa tahu. "Dedak!"

"Apaan, Dedak?" tanya Anja bingung. Ejak mengatainya dedak? Pakan ternak?"

"Itu, yang biasa diucapin sama cewek-cewek penyuka Korea. Dedak!"

"Daebak, astaghfirullah."

"Nah iya, itu maksud gue."

"Jauh banget dedak sama daebak."

"Kedengerannya sama, Nja," balas Ejak. "Boleh juga kepedulian lo, Nja. Khawatir, ya?"

"Nggak usah GR! Lo ke mana, nggak pulang?"

"Nja, lo mau latihan jadi pacar yang perhatian?"

"Apa, sih!"

"Nja, gue sengaja buat PR halaman dua puluh," Ejak mulai cerita. "Soalnya halaman sembilan belas kan udah kalian kerjain." Anja benar-benar dibuat geleng kepala melihat tingkah Ejak.

Suara heboh Ejak menggema di rumah milik sahabatnya itu. Rumah Awe yang memang dijadikan makas PBB itu masih selalu ramai, seperti biasanya. Seperti sekarang, Ejak sedang menekan-nekan tombol stick PS yang dipegangnya, menunggu loading cepat selesai.

"Nggak ada hubungannya, Jak, mencet-mencet tombol sama loading," sahut Awe yang duduk di sofa, sebelah Ejak.

"Ya, daripada gue bengong nungguin loading? Mending gue pencet," jawab Ejak lalu meminum nescafenya yang sudah dingin.

"Nggak mau ke club malam aja, Jak?" tawar Awe bercanda. Melihat sahabatnya itu tidak pulang ke rumahnya, ia sudah tidak heran lagi, meski terselip rasa khawatir.

"Gue nggak suka gelap, We. Di sini lebih baik, rame, banyak temen, daripada diskotik, pusing yang ada." Bagi Ejak, markas ini merupakan tempat yang lebih baik daripada tempat hiburan malam.

"Yodah, tanding lagi!" ajak Awe.

"Ini loading lama banget." Ejak masih menekan-nekan tombol stick PS itu.

"Kayaknya ada yang anu deh. Bentar, gue periksa dulu."

"Mau ke mana lo, Tikus?" tanya Ejak yang melihat Jerry berjalan ke dapur.

"Masak mie," jawab Jerry meneruskan langkahnya.

"Jangan satu, Jer! Di sini rame!" seru Ejak.

"Gue juga mau, Kus!" timpal Awe.

"Ikik mau ke mana?" Ejak memang gabut sekali, semua temannya yang lewat ditanyai.

"Minum." Rifky yang merasa haus, berjalan menuju kulkas dua pintu. Rumah itu memang mewah, tapi kulkasnya tidak pernah diisi makanan, hanya berisi aqua gelas yang sudah dingin, "Ikik mau juga, Jer."

"Memang dasar temen laknat." Jerry membuka lemari tempat Awe menyimpan mienya.

"Habis, Jak!" Hanya ada kardus mie di sana, isinya sudah lenyap.

"Apanya?" Ejak ikut berteriak menyahuti Jerry.

"Mienya, Jak."

"Lupa nyetock gue," celetuk Awe, berjalan ke kamarnya hendak mengambil sesuatu.

"Beli sono," ujar Ejak yang berbaring di atas sofa hitam seraya menatap plafon.

"Duitnya?" Jerry menghampiri Ejak di ruang TV sembari menadahkan satu tangannya.

Ejak mengambil selembar uang seratus ribu dari dalam saku celananya. "Nggak usah mie deh, Jer. Beli sate aja, sekalian keluar."

"Abisin, ya?" tanya Jerry.

"Abisin."

"Siap, Kapten!" Jerry merogoh saku jaketnya, mencari kunci mobil. Jerry itu salah satu anggota PPB yang bermobil, tapi selalu berteriak tidak punya uang.

"Lah? Jer, mau ke mana lo?" tanya Awe yang membawa selembar uang seratus ribu di tangannya.

"Beli sate!"

"Ini uangnya, Kampret!" balas Awe teriak namun tidak dihiraukan Jerry. Cowok itu sudah mulai menyalakan mobilnya.

"Udah, We. Dia ada uang, kok."

"Tumben, biasanya dompetnya buntu mulu," ejek Awe.

Sembari menunggu Jerry membeli sate, Ejak mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi whatsAppnya. Hanya ada satu nama yang harus ia ganggu malam ini.

WhatsApp

Anja

Emang, mencetin tombol joystick nggak ada hubungan sama loading, Nja?

Cukup lama Ejak menunggu balasan dari Anja. Sepertinya Anja masih belajar. Namun, cowok itu baru sadar ketika melihat jam di ponselnya. Ia pun kembali mengirimkan chat pada cewek itu.

Nja

Udah malem, udahan belajarnya

orang udah tidur

Ini yang nge-chat siapa?

Arwahnya?

Tapi kebangun

Kenapa lo? Mimpi buruk?

Dibangunin geteran HP

wkwkw sorry Nja

Gpp

Jangan tidur lagi, Nja, kita telponan aja

Di mana2 orang tuh nyuruh lanjut tidur

Orang mana?

Oh iya, elo bukan orang, lupa

Maksud lo, orang pacaran gitu?

Si cowok nyuruh ceweknya lanjut tidur kalo kebangun?

Itu mah alesan Nja

Si cowok mau nelpon ceweknya yang lain

Pengalaman?

Enggaklah, ini buktinya gue nyuruh lo jangan tidur

Lo bukan pacar gue

Yang bilang gue pacar elo siapa?

Read

Sok ngartis banget sih, Nja

Masa diread doang

Lo di mana?

Di rumah ini

Rumah siapa?

Markas

Nggak pulang lagi?

Pulang, ini rumah gue, Nja

Continue Reading

You'll Also Like

713K 14.4K 5
Cerita diprivate acak biar gak diacak-acakin. Follow dulu kalo mau baca secara lengkap. Demi kesejahteraan bersama ehehe Hmmm anu... Ini kisah Nafla...
591K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
5.1K 990 16
"Gue cewek baik-baik ya, Gen." "Percaya-percaya. Ibu dari anak-anak gue nanti kan emang harus orang baik, Ta." "Gue nggak mau ya jadi ibu dari anak-a...
18.3K 1.8K 8
Ia menjadi figuran Figuran yang asal usul dan endingnya tak tertulis di novel Figuran yang tak akan mengubah jalan cerita meskipun dia berulah Figur...