8. Mie Ayam Jeletot

5K 611 16
                                    

Anja terbelalak ketika matanya langsung bertatapan dengan mata berwarna hitam pekat yang dibingkai kacamata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anja terbelalak ketika matanya langsung bertatapan dengan mata berwarna hitam pekat yang dibingkai kacamata. Ia mengerjapkan matanya lalu melihat sekali lagi apakah lelaki di hadapannya kini adalah Ejak atau bukan. Ini Ejak dua puluh tahun lagi kayaknya, batin Anja.

"Malah ngelamun!" Suara berat itu mengintrupsi lamunan Anja.

"Kalo ngerasa gak bisa, minta tolong orang lain. Ntar kalo rak ini roboh gimana?" ketus lelaki Lelaki berseragam cream itu. Kalau dilihat dari warna seragamnya, sepertinya Bapak itu adalah salah satu petugas penjaga perpustakaan di sini.

Anja memilih diam dan meminta maaf. Sebenarnya ia hanya perlu berjinjit sedikit lagi agar buku itu bisa ia gapai. Rak ini juga menempel di dinding dan terlihat sangat kokoh, bagaimana ceritanya bisa roboh hanya karena Anja berjinjit sedikit. Tapi, daripada kualat, ia memilih tak menyuarakan pendapatnya.

"Yang ini?" tunjuk Bapak ber-name tag Hartono pada buku berjudul Membaca Sejarah Nusantara karya Abdurrahman Wahid pada rak yang paling tinggi.

Dengan cepat, Anja mengangguk. Tak lama, buku yang kelihatan usang itu sudah berpindah ke tangan Anja. "Makasih, Pak." Bapak itu hanya diam, kemudian berlalu pergi.

Anja yang terlampau senang karena mendapatkan buku itu, sama sekali tak memerdulikan lelaki yang telah membantunya dengan tambahan omelan persis seperti ibu-ibu. Toh, ia juga sudah mengucapkan terima kasih. Mau diterima atau tidak, itu urusan si penerima.

Berjalan santai menuju meja panjang yang biasa pengunjung gunakan untuk duduk seraya membaca, Anja jadi teringat cowok sengklek yang katanya sedang menjelajahi rak komik. Biar saja pikir Anja. Lagian Ejak bukan anak PAUD lagi. Ia bisa menjaga diri sendiri.

Anja mulai membolak-balik lembar buku yang baru ia dapatkan lalu membaca halaman demi halaman. Hingga ia menemukan topik yang harus ia cari referensinya lebih banyak lagi. Buku ini biar dia pinjam saja dengan buku lainnya nanti.

Cukup lama ia mencari. Rak demi rak ia telusuri. Beberapa buku dengan berbagai judul namun satu tema sudah ia dapati. Dengan bermodal kartu anggota perpustakaan, ia pun mendaftarkan buku itu kepada petugas perpustakaan agar buku-buku itu bisa ia pinjam untuk dibawa pulang.

Usai itu, Anja berjalan ke arah rak yang berisi komik-komik. Ada berbagai macam judul komik di sana, namun Anja tak begitu tertarik. Di sudut rak, ia melihat sepasang kaki terjulur. Kalau ia tidak salah menebak, pemilik kaki itu pasti orang yang sedang ia cari saat ini.

Langkah Anja semakin mendekati kedua kaki itu lalu dengan sengaja ia menginjak kaki yang terbalut jeans hitam yang dihiasi sobekan halus sehingga membuat si pemilik kaki mengaduh. "Itu kaki bukan kayu. Main injek aja." Cowok itu mendongak untuk melihat orang seperti apa yang sengaja menginjak kakinya.

"Nyenyak?" Satu pertanyaan membuat Ejak terkekeh pelan.

"Di rumah aja kalo mau tidur," ketus Anja sekali lagi.

SHELTER (Completed)Where stories live. Discover now