Better With You [VENAL]

By Velova95

44.4K 4.4K 1.3K

18+ Akan ku penuhi seluruh sarafmu dengan kenikmatan hingga kita menegang dan terbakar hangus.. Kita akan ter... More

#1
2. FIGHT
3. GAME
4. MY FIRST KISS
5. SIAPA DI HATIMU?
6. THE PERFECT BASTARD
7. TIDUR BARENG
8. LOVE ME YA
9. DILUAR NALAR
10. DIMENSI LAIN
11. CREEPYPASTA
12. TESTPACK
13. SEBUJUR BANGKAI
14. SECRET ADMIRER
15. MELAMAR?
16. DRAMA QUEEN
17. BAD LIAR
18. WANITA PILIHAN
20.
21. KAMU DAN KAMU

19. LOSING MY MIND

1K 161 62
By Velova95

WARNING 21+

Sebetulnya saya ingin bertobat tapi, ah sudahlah.

Di dalam mobil, Veranda mendial nomer seseorang. Holla, temui gue besok di tempat biasa! Veranda menyeringai, menutup ponselnya sesaat setelah langkah kaki Keynal kian mendekat.

Veranda segera menurunkan kaca samping, dan dia melihat Naomi berdiri sembari menggenggam erat tangan Keynal di sisi kirinya.

Sebaiknya lo balik duluan, gue mau nganter Naomi ke rumahnya.”

Tak lama, Keynal bergerak ke depan dan berbicara dengan Sopirnya. Pak, tolong antarkan Kak Ve, pulang.”

Si Sopir hanya mengangguk patuh pada perintah tuan mudanya. Baik Den!

Veranda tak dapat berkata—kata, dia hanya perlu bersabar menunggu hari esok untuk membalas perbuatan Naomi hari ini. Mobil putih itu pun meluncur, meninggalkan Keynal dan Naomi berdua di tepian jalan raya.

Ayo, kita pergi!

Keynal menarik Naomi menuju jalan pulang. Mereka berjalan beriringan dengan tangan kanan yang saling terpaut erat.

Setelah melalui jalan raya tadi, Keynal dan Naomi memilih jalan alternatif yang lebih dekat. Mereka berdua melewati jembatan gantung dengan nuansa cat berwarna merah.

Keynal mengajak Naomi untuk rehat sejenak di atas jembatan. Riak air sungai seperti musik mengiringi ketuk sepatu.

Keduanya lalu duduk bersisian. Menghadap ke hamparan sungai yang membentang luas dibawah sana. Sembari memandangi langit yang sama.

Serayu yang indah, senja  mengendap perlahan—lahan di permukaan sungai. Sehingga tampak air yang hijau itu, berangsur—angsur tercampuri warna merah kekuningan.

Permukaan sungai memantulkan cahaya matahari bundar, lalu koyak karena aliran yang menabrak batuan besar di dasar sungai.

Senja itu indah ya, Key. Aku ingin seperti mereka, memberi warna pada kehidupanmu.”

Keynal menoleh, menatap Naomi sekejap, lalu menggelengkan kepalanya.

Gue nggak mau lo kayak senja, Naomi. Jadilah rembulan di dalam hidup gue, yang nggak pernah pergi, baik di saat siang maupun malam.” Tanpa basa—basi Keynal langsung mencium Naomi.

Kecupan—kecupan halus itu, terus merambat hingga mengenai tengkuk dan daun telinga Naomi. Gula—gula masih tertabur di sepasang katupan bibir keduanya.

Dia melepas ciuman dan membenarkan posisi duduknya. Sebelah tangan Keynal berpegang pada tali penyangga tiang jembatan. Oh iya, gimana nasib Riki setelah gue pergi?

Mereka membawanya ke rumah sakit. Aku harap dia baik—baik saja

Gue berpikir sebaliknya.” Naomi tertegun dengan jawaban kekasihnya itu. So, kenapa lo nggak ikut ke rumah sakit, kalo lo khawatirin dia?

Aku kecewa karena dia berusaha menyakitimu. Maaf, karna keegoisanku, kamu nyaris celaka.” Naomi tertunduk dalam. Keynal tertawa tertahan sembari menggeleng pelan.

Gue bisa terima, asal dia gak nyentuh lo lagi. Gue gak rela lo dimiliki cowok selain gue.”

Keynal mendapat tatapan penuh binar dan pelukan hangat dari Naomi. Dia melepaskan pelukannya lalu melontarkan sebuah pertanyaan.

Menurutmu, virginity itu penting gak?

Keynal sempat terperangah beberapa detik. Kenapa Naomi mengeluarkan kata—kata tersebut?

Jujur ya, sebenarnya gue nggak terlalu mementingkan hal—hal kayak gitu. Ada banyak hal yang lebih penting untuk diurus ketika kita menikah nanti. Buat gue, itu bukan indikator utama untuk menghakimi sifat seseorang. Lagian, gue nerima lo, apa adanya.”

Naomi takjub dengan jawaban Keynal. Ini alasan, mengapa dia dulu lebih memilih Keynal dan menolak pemuda romantis seperti Riki. Sebab Naomi tahu, Keynal lebih dewasa dari Riki yang dua tahun lebih tua mereka.

○●○●

Di sisi lain, Veranda tengah melaporkan Keynal pada ayahnya. Risal naik pitam mendengar hal tersebut, sontak dia bersiap menunggu kedatangan Keynal di ruang tamu.

Dan benar saja, selang beberapa menit Keynal masuk ke dalam rumah. Risal yang kini tersulut emosi langsung menghajar Keynal.

Risal menerjang Keynal hingga menghantam pintu di belakangnya.

JANGAN MENDEKAT!!!

Veranda dan ibunya seketika tak berani melangkah maju. Mereka tahu konsekuensinya. Jika nekat, maka kemungkinan terburuknya akan menimpa Keynal.

Risal tak segan—segan mematahkan tulang rusuk Keynal. Untuk itu Veranda dan ibunya harus menahan diri.

Sudah berapa kali papi katakan, kamu boleh memacari siapa pun, asal jangan gadis itu!

Ketika Keynal bertanya kenapa, Risal malah balas menghajarnya. Risal menendang wajah Keynal hingga bibirnya terlupas. Keynal terluka tanpa perlawanan.

Veranda juga Lilis menutup mulut dan menangis menyaksikan kebrutalan suaminya. Papih Veranda mohon, tolong berhenti menyakiti Keynal! Veranda memberanikan diri untuk mendekat.

Namun Risal lagi—lagi meneriaki mereka. Alhasil, sekali lagi Risal menendang wajah Keynal hingga tersungkur mencium lantai.

Sebenarnya Keynal memang sangat lelah dengan aktivitas fisiknya hari ini. Dia memegangi mulut dan hidungnya yang mengeluarkan cairan merah pekat.

Keynal yang phobia akan darah langsung bereaksi histeris. Kepalanya terasa kliyengan seperti melayang atau hilang keseimbangan. Dan dia pun semaput di tempat.

Veranda dan ibunya yang melihat itu, segera berlari menghampiri Keynal yang terkapar di lantai. Mereka segera membawa Keynal untuk diobati.

Sementara Risal yang sepenuhnya sadar. Membenturkan kepalanya ke pintu secara berulang—ulang, sebagai pelampiasan rasa bersalahnya.

○●○●

Malam harinya setelah melukai putranya. Risal kembali beraksi, dia menghentikan mobilnya di depan rumah Naomi yang merupakan target ke—dua setelah Keynal.

Risal memarkirkan kendaraan cukup jauh, guna meminimalisir kecurigaan warga yang mungkin akan melihatnya.

Cukup lama Risal menanti di dalam mobil. Hingga akhirnya Naomi keluar dan menutup pagar rumah yang berwarna putih. Gadis itu bersiap pergi ke toko di ujung jalan. Kegiatan rutin Naomi membantu sang ibu berjualan.

Naomi yang tidak memiliki sifat curiga dengan santainya, melewati mobil Risal. Dan tanpa babibu Risal segera membekap mulut Naomi dari belakang dan membiusnya hingga tak sadarkan diri.

Naomi yang sempat melawan, tak sengaja menarik pergelangan tangan Risal, hingga membuat jam tangannya terjatuh ke tanah.

Risal lalu menyeret Naomi ke dalam bagasi mobil dan dia pun pergi meninggalkan kediaman Naomi.

Beberapa saat kemudian Risal membawa Naomi ke tempat gelap yang lembab. Risal segera menjalankan rencananya, dia mengikat kedua kaki dan tangan Naomi pada sebuah kursi besi hingga gadis itu tak bisa bergerak.

Risal yang ingat akan sesuatu langsung menarik satu helai rambut Naomi. Lalu menyimpannya ke dalam plastik kecil. Setelah itu Risal pergi meninggalkan Naomi yang masih pingsan.

○●○●

Keesokan harinya Keynal yang sempat  sekarat datang ke kekontrakan Naomi. Dirinya mendapat kabar dari Yona sahabatnya yang juga merupakan teman sebangku Naomi.

Yona memaparkan bahwa Naomi tidak masuk sekolah hari ini, dan tanpa mengirimkan surat keterangan. Sesampainya di rumah Naomi, Keynal langsung bertanya pada kedua orang tua Naomi.

Namun keduanya tak tahu menahu soal hilangnya Naomi. Mereka menegaskan bahwa Naomi sudah tidak pulang semalaman. Di sana Keynal berusaha menenangkan Ira dan meyakinkan Prasetya.

Kalian tidak perlu cemas, saya berjanji, akan membawa Naomi pulang dalam keadaan baik—baik saja.”

Saat akan menaiki motornya, Keynal tak sengaja melihat arloji yang serupa dengan milik ayahnya. Keynal memungutnya dan gegas tancap gas.

Arloji itu akan menuntun Keynal pada kenyataan yang tak akan pernah dia duga sebelumnya. Sesuatu yang lebih mengerikan, lagi menyakitkan telah siap menantinya.

○●○●

Beralih ke Veranda yang sedang menunggu seseorang di sebuah café yang biasa dia singgahi. Hingga ice blend yang dipesannya mencair, orang yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Karena frustrasi, akhirnya Veranda memutuskan, untuk mendatangi rumah orang yang diteleponnya kemarin sore.

Setelah mengendarai mobil cukup lama, dia pun tiba di sebuah pondok reyot di dekat pasar sentral.

Veranda turun dari mobil dan segera memasuki rumah yang tak layak huni tersebut. Di sana Veranda tak sengaja mendorong sebuah kamar di bagian depan yang tampak mencurigakan.

Betapa terkejutlah dia ketika mengetahui. Orang yang menghuni kamar tersebut adalah wanita paruh baya yang terkapar dengan penuh luka mengenaskan, di sekujur tubuh.

Veranda menutup pintu itu, langkah kaki membawanya ke tengah ruangan. Tak berapa lama kemudian, Veranda segera disambut hangat oleh Riki dan Riko yang baru selesai memasak di dapur.

Disana Veranda sempat tercengang, mendapati Riki dalam keadaan kepala yang dililit perban. Riko pun mengadu bahwa itu adalah ulah adiknya.

Maaf jika tempatnya berantakan, oh iya, silakan duduk!

Veranda tersenyum simpul. Tidak apa—apa.” Dia dapat memakluminya.

Veranda duduk di sebuah kursi plastik yang telah usang. Riko menegaskan bahwa ini adalah rumah peninggalan almarhum ayahnya. Dan wanita yang Veranda lihat barusan, adalah ibu mereka yang tengah menderita penyakit diabetes.

Jadi selama ini Riki dan Riko melakukan premanisme seperti begal, membobol bank bahkan penganiayaan, demi membiayai terapi dan pengobatan ibu mereka.

Mobil mewah yang selama ini mereka gunakan untuk beroperasi, tak lain dan tak bukan hanya mobil rental yang bisa mereka sewa dengan biaya, Rp 500.000 ribu perhari.

Itu sebabnya Riki tidak menepati pertemuannya dengan Veranda. Karena mereka tak punya uang untuk sewa mobil. Seluruh tabungan mereka terkuras habis guna membeli obat ibunya.

Riko juga menceritakan dengan gusar. Bahwa ayah mereka sudah dihukum mati,  atas pembunuhan berencana yang dilakukan pada rekan kerjanya sesama kurir narkoba.

Hal itu terpaksa dilakukan, sebagai bentuk balas dendam karena orang tersebut, telah memperkosa ibu mereka. Dan kekejian itu disaksikan sendiri oleh keduanya, saat itu Riko dan Riki baru menginjak usia yang ke—5 tahun.

Setelah mendengarkan fakta dan menyatakan niatnya datang ke tempat ini, Veranda pun pamit pulang. Di sini Veranda memberi dp, senilai dua juta rupiah. Dia meminta Kiriko bersaudara untuk menjebak Naomi.

○●○●

Keynal berusaha mencari Naomi, dengan mendatangi rumah teman—teman terdekatnya. Namun tak satu pun orang yang dia temui, mampu menunjuk keberadaan Naomi.

Hari telah memasuki waktu isya’, dan Keynal tak kunjung menemukan Naomi. Dia telah pergi beberapa ke tempat yang kerab mereka jelajahi. Namun hasilnya nihil, tidak ada tanda—tanda keberadaan Naomi di sana.

Sangat disayangkan, ternyata Naomi pergi tanpa membawa ponselnya. Kini ponsel itu pun berada dalam genggaman Keynal.

Keynal yang kian diburu waktu menjadi terengap—engap. Kebut—kebutan dan berlarian kesana—kemari menelusuri banyak tempat menyebabkan dada Keynal penuh sesak. Seperti ada sebuah kelereng yang mengganjal tenggorokannya.

Karena merasa tak menemui titik terang, Keynal memilih untuk menyudahi pencarian hari ini. Dia berniat akan meneruskannya esok hari.

Namun sebelum pulang, Keynal sempat singgah di masjid untuk sholat berjama’ah. Ketika Keynal selesai berdoa, dia seakan mendapatkan pencerahan.

Keynal ingat, bahwa dia sempat menemukan arloji yang sama persis dengan yang biasa dipakai ayahnya. Dia lalu merogoh saku kemeja putihnya. Dan benar saja, arloji itu masih di sana. Keynal gegas memacu motornya untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Keynal berlari masuk dan memancing ayahnya keluar. Namun Lilis mengatakan, bahwa Risal belum pulang bekerja. Di situlah pikiran Keynal sudah kemana—mana.

Dia segera menghubungi Risal, namun ponselnya sengaja tidak diaktifkan. Dalam kenestapaannya, Keynal berjalan lunglai menuju kamar.

Namun belum sempat kakinya menjejaki tangga. Atensi Keynal terpaku di depan pintu masuk basement rumahnya, tepat dibawah tangga besar itu.

Sementara di ruang bawah tanah yang gelap, lembap, dan dingin Naomi bersikeras membuka ikatan tali yang mengikat ditubuhnya. Namun semakin Naomi berusaha melepaskan tali itu, kian kuat mencengkeram kedua tangan dan kakinya.

Naomi mendongak, ketika mendengar gemerincing kunci dan pintu sel tempatnya disekap. Dia kontan berteriak meminta tolong pada orang di luar sana, meski dengan suara yang terdengar serak akibat menangis semalaman.

Ketika pintu dibuka, Keynal langsung menghampiri Naomi dan dengan sigap melepas ikatan yang melilit tubuh gadisnya.

Keynal menggendong Naomi ke kamarnya, dalam kondisi setengah sadar. Dia mendudukkan Naomi di ranjangnya. Keynal menggapai gelas berisi air di samping nakas lalu meminta Naomi untuk meminumnya.

Setelah dirasa cukup segar, Naomi ekspres mendekap tubuh Keynal. Mata gadis itu memerah, cuping hidung memanas. Butiran bening perlahan mengalir. Meliuk membasahi pipinya yang tirus.

It’s okay. Gue di sini, lo aman sekarang!

Keynal mengangkat kedua tangannya. Dia merengkuh punggung Naomi dan mencium kening gadisnya, berusaha memberinya ketenangan batin.

Setelah beberapa saat kemudian, deru napas Naomi berangsur—angsur normal. Keynal membiarkan Naomi memeluknya dalam posisi yang sama.

Hingga menit berikutnya, Keynal mendapati Naomi terlelap dalam pelukannya. Dengan tenang Keynal merebahkan Naomi di tempat tidur.

Setelah Naomi benar—benar pules, barulah Keynal menarik langkah keluar. Sebelum pergi, Keynal tak lupa mengunci pintu kamarnya rapat—rapat. Dia meninggalkan rumah dengan motor besarnya yang kian menjauh.

○●○●

Dini hari Naomi terjaga dan mendapati Keynal yang setia menemaninya.

Pelan—pelan sayang.” Keynal membantu Naomi duduk bersandar di kepala ranjang.

Gimana keadaan lo sekarang?

Naomi tersenyum seraya berkata, Aku merasa lebih baik dari sebelumnya.”

Maap, karena papih, lo jadi menderita kayak gini.” Keynal menurunkan pandangannya, tak berani menatap mata Naomi.

Naomi menggeleng sembari menggenggam sebelah tangan Keynal. Ini semua bukan salahmu, justru kamu yang menyelamatkan aku dari mimpi buruk ini.”

Entah kenapa Naomi sudah memaafkan ayah Keynal, meski pria itu tega mengurungnya di basement. Naomi mengangkat dagu Keynal dan mencium bibirnya.

Perlahan ciuman mereka terlepas. Lo pasti lelah dan kehabisan tenaga, ini gue belikan makanan dan pakaian buat lo.”

Keynal meraih kotak makanan diatas meja dan Naomi segera melahapnya. Maklum gadis itu sudah seharian tak makan.

Seusai menyantap makanan. Keynal berikan segelas air hangat dan beberapa pil vitamin, untuk meningkatkan imun kekasihnya.

Tunggu disini ya, gue mau turun sebentar ngambil sesuatu.”

Keynal pergi ke dapur, tak lama kemudian dia kembali dengan membawa baskom bersisi air hangat dan sebuah handuk kecil.

Siniin tangan lo!

Naomi menjulurkan tangannya. Keynal mengompres dan memijit pelan pergelangan kaki tangan kaki Naomi. Hal itu dimaksudkan, guna menguraikan rasa nyeri, akibat ikatan yang membuat tangan dan kaki Naomi sedikit memar.

Setelah itu, Naomi izin ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Keynal menuntun Naomi dan memberikan pakaian ganti yang tadi dibelinya.

○●○●

Selepas mandi dan berganti pakaian, Naomi kini menghampiri Keynal diatas ranjang empuknya.

Keynal tertawa karena tahu—tahu Naomi menggelitiknya. Gerakan yang heboh, membuat tubuh keduanya jadi lengket dan Keynal tak sengaja menyentuhkan hidungnya ke hidung Naomi.

Mereka terdiam, wajah keduanya tak berjarak. Entah siapa yang memulai, kini bibir keduanya sudah menempel.

Ciuman itu lembut, lembut sekali, Naomi merasa bibirnya di belai angin. Bibir Keynal manis rasanya, lidahnya membelai dengan penuh perasaan. Laki—laki itu tak ingin terburu—buru.

Keynal mencecapi bibir Naomi layaknya mengecap permen kaki rasa mangga. Lalu tanpa ada aba—aba, ciuman mereka berubah beringas.

Bak pelari 100 meter, mereka mulai sprint ketika akan memasuki garis finish. Lidah mereka mulai saling menelusup ke dalam hingga berbagi saliva.

Membelit dan bergerak aktif, tubuh mereka rapat. Bahkan Naomi sudah berada dipangkuan Keynal. Jemari Naomi membelai rambut pendek lelakinya itu. Tapi seketika berubah menjadi jambakan ketika Keynal mengigit lidahnya.

Sakit Nal! Napas Naomi mengap—mengap, dadanya—kembang kempis.

Maap, gue—

No!

Naomi kembali membawa mulut Keynal ke bibirnya dan kembali melumat. Kepalanya pusing oleh darah yang menderu ditubuhnya yang panas dan berpeluh.

Keynal menghela napas panjang, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya. Dia kembali berada di dekat Naomi.

Cukup lama mereka hanya saling pandang, hingga akhirnya secara perlahan Keynal melepaskan celana yang dikenakannya lalu memainkan sendiri penisnya supaya mengeras dan siap untuk Naomi.

Penis itu tepat berada di depan mata Naomi. Wujudnya sangat indah, benar—benar terlihat nyata dari apa yang sebelumnya Naomi bayangkan hanya melalui gambar dari internet.

Dengan permainan tangan, penis itu perlahan mulai mengeras. Ukurannya menjadi jauh lebih besar, menunjukkan urat—uratnya yang menyokong penis itu berdiri dengan tegak.

Keynal menarik celana Naomi. Dia menurunkan tangan kanannya menuju titik pusat Naomi di bawah sana. Vagina Naomi langsung basah seketika.

Naomi mengigit kukunya sembari melenguh keenakan, ketika satu jari tengah Keynal memasukinya. Sedangkan jari jempolnya terus menggosok klitoris Naomi.

Sial! Itu sungguh nikmat dan Naomi tidak tahan lagi untuk mulai merasakan nikmatnya. Berhubungan badan, mereka yang sudah pernah melakukannya mengatakan bahwa... itu benar—benar menyenangkan.

Tanpa pikir panjang Keynal langsung membuka Tshirt—nya. Naomi langsung membuka kaki dan Keynal segera menaiki tubuhnya memposisikan ujung penisnya yang berbentuk seperti jamur.

Ah, itu benar—benar besar untuk ukuran penis yang akan membobol keperawanannya. Omi kita butuh kondom.”

Kamu pikir aku memilikinya? Lakukan saja, Keynal! Aku tidak akan hamil selama kamu tidak mengeluarkannya di dalam. Begitulah yang dikatakan Benny padaku,” bisik Naomi dikalimat terakhir mengenai pelajaran seks yang dia dapatkan dari teman sekelasnya.

Ini pertama kali gue melakukannya. Gimana, kalo gue nggak sadar, udah ngeluarinnya di dalam?

Diamlah, dan segera lakukan!

Keynal mendengus pasrah, dan akhirnya mulai mengarahkan kepala penisnya, menuju lubang sempit Naomi. Setelah sesaat menggeseknya untuk melumasi dengan cairan yang Naomi keluarkan.

Milik Naomi sudah banjir sepenuhnya, namun penetrasi yang Keynal lakukan tetap membuat gadis itu mengerang kesakitan.

Keynal! kenapa sakit sekali? Apa kamu sudah memasukkannya di lubang yang seharusnya?

Gue gak setolol itu, sayang. Gue sangat tau bagian mana yang dinamakan dengan vagina. Diem! Kalo ngerasain sedikit perih itu wajar, karena ini adalah pengalaman pertama lo.”

Merasa kesal secara reflex Naomi langsung memukul kepala Keynal. Bukan sedikit. Ini sangat sakit dan perih.”

Ranjang itu berderit—derit, oleh gerakan mereka yang semakin lama semakin liar. Jemari Keynal bergetar ketika membuka kancing baju Naomi. Ketika kain itu di sibak, Keynal bergetar melihat dada Naomi yag dibalut bra berwarna hitam.

Ditariknya keatas, lalu di belainya pelan, puting Naomi mengeras ketika Keynal meniupnya. Mata mereka bertemu, Keynal meminta persetujuan.

Naomi mengangguk, lidah pemuda itu menjilati puting merah mudanya.
Pelan sekali, tapi efeknya luar biasa. Naomi merasakan tulangnya gemelutuk. Dia gemetar, jantungnya berdentum keras.

Keynal! Naomi berbisik di telinga Keynal. Menyebutkan nama pemuda itu dengan hati dan segenap jiwanya.

Lidah Keynal sudah berpindah ke puting kirinya. kali ini tak ada keramahan. Keynal tak mau berbasa—basi. Naomi sudah memberikan semuanya.

Dada dan perut gadis itu kini banyak terdapat tanda merah. Akibat dijilat dan digigit Keynal. Tak perlu waktu lama untuk menyingkirkan pakaian yang melekat di tubuh mereka.

Keynal telanjang bulat, Naomi masih menggunakan baju dengan bagian depan yang terbuka. Selain itu ia tak memakai apa—apa lagi.

Gairah mereka tak bisa dibendung lagi. Keynal menarik benang terakhir di tubuh gadisnya. Naomi mendesis ketika bokongnya diremas. Kejantanan Keynal sudah mengacung tegak dan keras bak batu.

Jemari Naomi membelai kepala jamur milik Keynal. Terus menuruni batangnya yang berurat, Keynal melenguh merasakan kelembutan menyentuhnya demikian rupa.

Apa lo mau kita berhenti? Keynal mengusap kening Naomi yang basah oleh keringat.

Keynal tak mau memaksa gadis itu, untuk bertindak lebih jauh. walaupun akan berdampak buruk pada si burung nya yang kini sudah sangat bersemangat.

Kamu, mau aku bunuh Nal? Keynal tertawa. Dia akan benar—benar mati, jika Naomi menerima tawarannya untuk berhenti.

Naomi pasrah terbaring lemah, memandang langit—langit kamar. Membiarkan Keynal yang berusaha sendiri membobol pertahanannya di bawah sana.

Tak kuasa rasa perihnya membuat Naomi seringkali meringis kesakitan. Berlangsung beberapa menit, hingga akhirnya terdengar napas Keynal yang semakin memberat. Tertanda bahwa dia telah berhasil melewati masa sulitnya.

Tak Naomi sangka bahwa perih yang sebelumnya ia rasakan, perlahan menghilang dengan sendirinya tergantikan dengan rasa nikmat yang susah untuk di deskripsikan.

Keynal menahan beban tubuhnya dengan bertumpu pada kedua lengan, sedangkan Naomi... mencengkeram kuat pundak serta leher Keynal untuk menahan rasa sakit yang mendera.

Membuat mereka berdua melenguh penuh kenikmatan merasakan panas yang menjalar ke seluruh tubuh. Rasa sakitnya tak seberapa dengan sensasi nikmat yang baru pertama kali keduanya dapatkan.

Oke, mereka amatiran, tak tahu kalau bercinta untuk pertama kali dengan posisi woman on top ini. Akan berakibat tak baik buat si gadis.

Jadilah setan membisiki keduanya untuk terus tancap gas, percaya dengan insting mereka masing—masing.

Dengan penuh tekad, Keynal membantu Naomi untuk menurunkan bokongnya ke kejantananya yang sudah menunggu. Ketika kepalanya menyentuh kehangatan Naomi yang sudah basah, gadis itu gemetar.

Naomi memeluknya dengan posesif, lalu semakin turun dan terus melumat adik kecil Keynal. Setelah sepenuhnya penis milik Keynal memasuki liang surganya.

Naomi hanya terdiam mencoba mencerna sensasi yang tak biasa ini. Tiba—tiba  gerakannya terhenti, Keynal merasa ada yang menghalanginya.

Mi, lo masih perawan? Dia memandang Naomi tak percaya.

Don’ t stop, please, Key!

Tapi—

Please, cintai aku Nal, cintai aku.”

Gadis itu mulai menitikkan air mata. Keynal merasa jantungnya diperas. Dengan lembut dikecupnya mata Naomi yang tertutup.

Naomi membenamkan wajahnya ke lekuk bahu Keynal yang kokoh. Dia menangis ketika merasakan sakit yang tajam waktu mahkotanya direnggut pemuda itu.

Dia menangis ketika Naomi tahu, dia memberikan harta berharganya untuk laki—laki yang ia sayangi. Naomi menangis karena dia tak menyesali apapun.

Ia tak menyesali Keynal hadir dalam hidupnya dan merasuk pelan ke jantung juga hatinya. Dia bahagia sekali malam ini.

Ranjang pun mulai bergoyang dan bergetar hebat. Naomi sekarang tak memikirkan apapun lagi, selain mereguk sebanyak—banyaknya cinta yang diberikan Keynal.

Bibir mereka tak lepas dari pagutan liar, gadis itu tak lagi merasakan sakit. Dia menikmati kejantanan Keynal yang mengaduk dikedalaman organ intimnya.

Peluh bercucuran, tubuhnya sudah lengket. Bintang diatas sana berkedip menyaksikan dua anak manusia berbagi cinta dan kehangatan, langit tenang, angin pun ikut membisu.

Seluruh semesta membeku, sedangkan Naomi dan Keynal terus berayun di dalam buaian cinta.

Mereka tidak perlu khawatir sebab kamar Keynal yang bersebelahan dengan kamar Veranda itu kedap suara. Mereka bebas menjerit atau berteriak sekalipun.

Entah kenapa, Naomi merasa sangat seksi di sini. Tapi juga, dia merasa ada yang menguasainya. Sentuhan sprei sutra membuat mereka kepanasan, tapi juga membuat keduanya cukup nyaman.

Malam ini, Keynal milik Naomi.

Dapat Keynal rasa bibir lembut Naomi menyapu tubuhnya. Bisikan—bisikan yang melantun indah di telinga membuat gelombang gairah terombang—ambing.

Belum lagi setiap sentuhan tangan nakal Naomi yang mampu membuat Keynal mencapai puncak kepuasan tak terhingga.

Mereka bergumul menjadi satu di ranjang besar dengan lampu yang temaram. Suara derit ranjang dan erangan berpacu, menjadi satu pada simfoni yang ada. Aroma tubuh yang saling bergesekan menguar bersama hasrat yang kian menggebu.

Keynal dengan kuat menyentak lebih keras lagi membuat Naomi merintih. Dia menjambak rambut panjang Naomi kasar. Pinggulnya dengan kuat menghujam pusat dirinya.

Keynal terus menubruk miliknya sembari meremas dadanya kencang. Naomi kembali mencium kekasihnya. Keynal tak menyangkal jika Naomi adalah pencium yang hebat.

Perempuan ini bisa mengimbangi gaya berciumannya yang membara dan membalasnya sensual. Membuat libido Keynal semakin tak terkendali, hanya karena sebuah ciuman.

Dengan sekali sentakan ia membalikkan keadaan. Mengubah posisinya kini menjadi di atas tubuh gadis itu, ah ralat wanita itu tanpa melepas ciuman mereka. Naomi memekik kaget di sela ciumannya karena Keynal.

Keynal memposisikan dirinya berlutut di antara selangkangan Naomi. Dia mengangkat kedua kaki Naomi, lalu perlahan mulai menggoyangkan pinggulnya.

Ahhh.. sial itu sungguh nikmat. Hanya sesaat Naomi merasakan perih dan nyeri di dalam sana, namun sekarang mulai terbiasa menerima penis yang besar, panjang, keras, berurat itu.

Tangan kokoh Keynal menangkup payudara kanan Naomi yang terasa sangat pas dengan ukuran tangannya.

Keynal sembunyikan kepalanya pada ceruk leher Naomi, menghirup aroma citrus yang menguar dari tubuh kekasih hatinya.

Aroma yang begitu menenangkan dan begitu memabukkan di saat bersamaan. Dia dapat merasakan kedutan dalam vagina Naomi. Keynal semakin bergerak tak terkendali, saat merasakan tak lama lagi dia dan Naomi akan sampai.

Di tekannya pantat Naomi ke atas. Seraya menghentakkan kejantanannya beberapa kali, memastikan agar semua cairannya masuk pada lubang hangat itu.

Pekikan kesakitan yang meluncur dari mulut Naomi, kala benih—benih hangat Keynal menyebur dinding rahimnya. Mereka berdua mendesah puas saat telah mencapai puncak kegiatan seks mereka.

Di dalam suasana biru tersebut tanpa disadari Keynal, di dalam pojok kamarnya sudah terpasang sebuah camera CCTV tersembunyi.

Rekaman itu mengarah langsung ke layar monitor di kamar Veranda. Dan yah, kalian tentu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

🎬 3 Juli 2020

Continue Reading

You'll Also Like

40.7K 3.5K 16
Diambang putus asanya Adel terpaksa menjadikan dirinya baby boy yang tunduk patuh atas kuasa nyonya Ashel CEO cantik, kaya raya, dan berdarah dingin...
18.1M 1.3M 69
⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] _________________________________________ Ai...
9.8K 1.3K 10
"Karna sebaik-baiknya rencana yang manusia ciptakan, tetap rencana tuhan lah yang terbaik." ~God'sPlan~ Ten - [Sub] Taeyong - [Dom] 🔞⚠️ Start : 17/0...
1.6M 77.9K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...