Study from Home (BrightWin)

By Jinglecharm

173K 23K 4.9K

*Season 2 disini yaaa ;) ... "Sayuuuur ..." "Kak, mama mau ngejar tukang sayur dulu, kamu dengerin apa kata p... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
15
Chapter 15
Chapter 16
ASKING
Chapter 2.1
Chapter 2.2
Chapter 2.3
Chapter 2.4
Chapter 2.5
Chapter 2.6
Chapter 2.7
Chapter 2.8
Chapter 2.9
Chapter 2.10
Chapter 2.11
Chapter 2.12
Chapter 2.13
Chapter 2.14
Chapter 2.15 (End)

Chapter 14

5.6K 838 288
By Jinglecharm

Toptap menatap penuh pada segelas matcha latte di hadapannya. Tak sinkron dengan suasana hangat cafe tempatnya sekarang yang terasa hangat apalagi dengan dendangan halus lagu-lagu akustik jawa lewat speakernya, muka Toptap tampak kusut.

"Bosan, ya?" Suara lelaki muda di hadapannya menarik atensi.

Toptap menggeleng, meski nyatanya dia sudah benar-benar di ambang kebosanan.

"Lu masih lama?" Tanya Toptap.

Mike, si lelaki yang duduk semeja dengan Toptap mendongak dari kertas-kertas pekerjaannya. "Bentar lagi kok. Tapi kalo lu udah bosen gue bisa udahan aja."

"Nggak kok. Lanjutin aja."

Mike kembali melanjutkan tugasnya merekap nilai-nilai anak didiknya untuk dijadikan nilai akhir di raport nanti.

"Gue nggak nyangka sebenernya bisa ketemu orang yang sama-sama suka tiktok kaya elu." Gumam Toptap memainkan sedotannya.

Meski sambil terus bekerja, yang diajak bicara tersenyum lalu menjawab tanpa memandang Toptap. "Gue apalagi. Kebanyakan orang nganggep hobi gue aneh. Tapi sama lu gue bisa bebas, bisa jadi diri gue sendiri."

Hisapan Toptap di sedotan berhenti. Matanya menelisik menatap setiap inchi wajah Mike yang sedang serius.

"Lu PNS juga kaya pak Bright?" Mulutnya mulai bertanya random.

"Bukan."

"Berarti honorer dong?"

"Bukan juga.

Toptap mengernyit. Bukan semua,  lalu?

Mike memasukkan kertas-kertasnya ke dalam map. Sepertinya pekerjaannya telah selesai. Atensinya ditarik penuh menatap pemuda manis di depannya. Membuat wajah Toptap dihiasi semu merah muda.

"Gue pegawai kontrak pemerintah." Jawab Mike.

"Maksudnya?"

"Ya pegawai pemerintah sama kaya PNS, cuma pakai kontrak. Ada rentan waktu tertentunya sampai kontrak gue habis. Dan gue juga nggak akan dapet pensiunan kaya yang PNS."

"Oh.." Toptap manggut-manggut, padahal tak 100% mengerti. "Nggak pengen jadi PNS aja sekalian?"

Yang ditanya tertawa tampan. "Pengen lah. Rencananya tahun ini mau ikut seleksi CPNS lagi. Do'ain ya supaya lolos, biar..." Kalimatnya menggantung.

"Biar apa?" Tanya Toptap tak paham sambil kembali menyesap lattenya.

"Biar cepet mapan. Biar pantes di depan orang tuamu buat kamu banggakan."

"Uhukk.."

Apa katanya tadi? Kamu?



....



Sepi mendekap kala malam mulai mencapai puncak. Beberapa tempat sudah nampak gulita semenjak beberapa jam yang lalu. Namun tidak untuk kamar Win.

Malam ini anak sulung Pavel itu sedang belajar untuk ujian masuk universitasnya. Ngomong-ngomong soal universitas, Win sudah menentukan jurusan apa yang akan dia ambil. Bukan FIB seperti usul Bright karena Win tak terlalu paham masalah budaya ataupun sastra dan bahasa. Bukan juga sesuai saran sang papa yang menyuruhnya masuk jurusan matematika terapan karena Win masih ingin hidup lebih lama tanpa penyakit otak.

Win menyetujui saran mamanya yang mengusulkan ilmu komunikasi sebagai pilihan Win. Menurut mamanya Win yang luwes dan pandai berbicara (cerewet) bisa cocok untuk masuk ilkom.

Menggaruk belakang kepalanya kebingungan dengan soal yang tengah dihadapi, Win beralih memandang smartphone-nya ragu. Teringat seseorang yang pernah bilang akan membantunya jika dia punya kesulitan mengenai belajar untuk ujian masuk universitas ini.

Chat nggak ya? Nanti ganggu lagi, kan udah malem. Tapi gue bingung, tanya siapa dong? Ah bodo amat coba aja dulu siapa tau dibales. -batin Win

To : Pak Bright

Malem pak
Maaf ganggu

Malem Win
Nggak kok..

Buset gercep amat balesnya -batin Win lagi

Mau tanya soal boleh nggak pak?

Boleh dong
Soal apa?
Soal kita?

Kampret, gembel aja nih orang. Tapi kok gue baper? -Win

Soal matematika pak

Oh, kirain
Bab yg apa Win?

Logaritma
Caranya nyari log 4,72 gimana ya pak?

Udah nyoba dikerjain?

Udh tapi ngga ketemu2 pak
Apa caranya salah ya?

Kamu mau pake cara cepet ngga Win?

Cara cepet? Emang ada?

Ada lah..

👀

Kamu punya tabel logaritma?

Kayaknya ada di buku paket
Bentar saya cari dulu

Ok

Iya pak ada
Terus?

Ya kamu cari aja jawabannya pake tabel angka 4,7 di kolom paling kiri terus tarik ke baris ke 2 di barisan kolom yg sama
Gampang kan?

Sial gampang banget ternyata cuma liat tabel. Buat apa gue bingung-bingung dari tadi??? -Win makin menggerutu

Iya pak udah
Makasih ya udah ngajarin saya

Sama2 Win
Udah malem tidurnya jangan malem2 ya

Iya mkasih pak

Knp mkasih mulu sih Win?

Ya apa dong? Thankyou? Arigatou? Khamsa hamida?

Saranghae

Buset mata gue salah baca kalo ini kayaknya. Dia becanda apa gimana sih? Nggak boleh baper, nggak boleh baper.. -batin Win menuju baper

Seperti yang sudah-sudah, pesan Bright berakhir dibaca saja oleh Win tanpa diberikan balasan atas pernyataannya.




....





Bubur ayam hasil pesanan gofood menjadi menu sarapan Win pagi ini. Hanya ditemani sang mama keduanya khusuk menghabiskan hidangan.

"Habis ini anterin mama ya, kak." Ujar Dome sambil membereskan mangkuk bekas bubur mereka.

"Kemana emang?" Jawab Win cuek.

"Sekolahan adek. Ngambil raport."

Win mendelik kaget. Kepalanya sontak ditolehkan pada punggung sang mama yang kini mencuci piring menghadap wastafel.

"Kok bukan papa aja?"

"Papa nggak bisa. Pagi-pagi udah ke kantor ada urusan penting."

"Terus Sky gimana? Ditinggal sendiri di rumah?" Win masih berusaha mengelak. Malas sebenarnya.

"Sky ikut papa. Kangen play ground kantor katanya."

Win baru sadar kalau semenjak bangun tadi memang dia sudah tak melihat keberadaan adiknya. Jangan tanya Win bangun jam berapa? Yang pasti setelah papa dan adiknya ke kantor.

"Pake apa dong ma? Motor?"

"Mobil lah. Ada mobil nganggur kenapa harus pake motor?" Dome sudah kembi duduk di hadapan anak sulungnya.

"Mobil siapa yang nganggur?"

"Mobil papamu, kan tadi dia pake gocar. Males nyetir alesannya."

Win masih berpikir, coba terus mencari alasan untuk menolak. Tapi..

"Udah buruan ganti baju, mama tungguin nggak pake lama."

"Tapi ma.."

"Nggak ada tapi. Anterin mama atau uang kuota potong 99 % ?"

"Hahhh.." nafasnya dihela kasar. "Iya, iya bentar. Curang mainnya anceman kuota."

"Atau tambah hukuman nyrtrika baju sendiri?"

"Iya maaa.. ini otw ganti asal nggak dihukum astagaa.."

"Gitu kek dari tadi."

"Punya mama kok kaya medusa." Gumam Win sambil membuka pintu kamar.

"Mama denger Win !!!"

"Nggak kok ma.. ehehehhehe."



....





Duduk sendirian di taman sekolah, Win memperhatikan setiap lalu lalang manusia di depannya yang silih berganti. Sepertinya para pengambil raport.

Dari posisinya duduk Win dapat melihat motor matic milik guru adiknya yang pernah mereka gunakan bersama untuk boncengan, meski terhalang kerdus.

Mamanya sudah masuk ruangan sejak satu jam yang lalu tapi sampai kini belum keluar-keluar juga. Padahal kelas lain sudah banyak yang keluar. Membuat Win bosan dan memutuskan menyalakan smartphonenya bermain ludo.

Sedang enak-enak bermain seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Udah ma?"

"Ini saya."

Deg. Suara orang itu.

Leher Win menoleh dengan kaku. Sesuai tebakannya.

"Kok bapak? Mama saya mana?" Game-nya yang kalah sudah tak dipedulikan.

Bright tak langsung menjawab. Dengan tenang si guru muda malah ikut duduk di samping Win. Membuat Win sedikit menjauhkan badannya. Takut baper.

"Mama kamu lagi ngobrol sama ibu-ibu yang lain."

"Saya susul aja kalo gitu."

"Tunggu." Langkah Win yang hemdak beranjak dicegah oleh cekalan tangan Bright di pergelangan tangannya. 

Win menoleh. "Ada apa pak?"

Dengan halus Bright menuntun Win kembali duduk di posisinya semula. Memberi jeda sejenak untuk kemudian mulai berucap.

"Ada yang mau saya omongin sama kamu, Win."

Win mengerutkan kening. "Tentang?"

"Saya mau pamit."

Ini bukan pamit kaya yang viral-viral di kalangan youtubers itu kan? -batin Win mengira-ngira

"Maksud bapak?"

Bright menoleh ke samping, menghadap Win. Saat ini dua pasang mata mereka saling beradu melempar tatap.

"Setelah ini saya mau mudik ke kota tempat tinggal saya."

"Cuma sampai liburan semester selesai kan? Tiga minggu?"

"Enggak. Lebih."

Win melayangkan pandangan penuh tanya atas pernyataan Bright.

"Saya di sana sampai acara saya selesai digelar, Win."

Tentang acara itu lagi. Win sebenarnya sudah gatal ingin bertanya tentang acara apa gerangan yang dimaksud, namun lidahnya kelu. Pertanyaannya selalu melebur tertahan di tenggorokan lalu menghilang.

"Berapa lama?"

"Mungkin lima minggu, atau dua bulan, atau bahkan tak kembali ke sini."

"O..oh. Ok." Win kehabisan kata.

"Tapi sebelum saya pergi saya pengen kamu tau kalau saya..."

"Ayok kak buruan pulang !! udah panas banget ini." Panggilan Dome dengan berteriak memutus begitu saja ucapan Bright.

"Iya maaaa !!" Win menoleh pada Bright. "Maaf, pak saya harus pulang dulu. Permisi."

Bright menghela nafas panjang. Memandang mobil Win yang semakin jauh tak terlihat meninggalkan area parkir sekolah.

"Apa saya masih punya kesempatan untuk kembali mengakuinya, Win?"





Bersambung...





Masih ada yang baca nggak ya??
🙄🙄

Apa udah bosen? 😅

Cek lewat vote sama comment coba .. ☺️

Sorry for typo and thankyou 😉

Continue Reading

You'll Also Like

149K 12K 45
Warning BxB 18+ 🔞 Mpreg Tentang hitam dan abu abu yang bersatu.Kenapa tidak putih? karena semua orang di dunia tidak ada yang suci, pasti ada kejaha...
12K 1.3K 20
Zhula Mandra [Win], adalah siluman kelinci yang menyamar menjadi manusia, untuk membalas Budi kepada seorang yang menyelamatkan nya dari kematian. Br...
426K 8K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
241K 31.2K 50
Takdir membawa tajuk hubungan mereka dalam satu garis yang tak disangka-sangka. Namun bisakah mereka tetap bertahan jika rasa bersalah datang jadi da...