Tertanda Dosenmu (Complete ✓)

By ZahrotulAn

2.7M 222K 4.6K

Serangkaian kejadian tidak terduga membuat mereka harus melakukan sebuah pernikahan. Walaupun bagi yang lain... More

Bagian 1 : Kenangan Mati Lampu
Bagian 2 : Nomor Adam
Bagian 3 : Lamaran
Bagian 4 : Telepon
Bagian 5 : Dia Yang Berbeda
Bagian 6 : Hukuman
Bagian 7 : Hukuman Dari Adam
Bagian 8 : Pulang Bersama
Trailer
Bagian 9 : Menginap
Bagian 10 : Penyusup!
Bagian 11 : Keputusan
Bagian 12 : Menyebalkan
Bagian 13 : Bekas Merah
Bagian 14 : Andrian
Bagian 16 : Dihibur
Bagian 17 : Calon Istri
Bagian 18 : Inggrid Iswara
Bagian 19 : Terlalu Berharap
Bagian 20 : Merenggang
Bagian 21 : Insiden
Bagian 22 : Kebohongan
Bagian 23 : Menikah?
Bagian 24 : Lamaran
Bagian 25 : Kebimbangan
Bagian 26 : Keputusan Ara
Bagian 27 : Hari Pernikahan
Bagian 28 : Panggilan
Bagian 29 : Berpelukan
Bagian 30 : Bersembunyi
Bagian 31 : Pindah
Bagian 32 : Bersinar
Bagian 33 : Bakat Terpendam
Bagian 34 : Definisi Dosen Killer
Bagian 35 : Baby Adam
Bagian 36 : Terlalu Kolot?
Bagian 37 : Puput
Bagian 38 : Wejangan
Bagian 39 : Kau Rumahku
Repost Bagian 39 : Kamu Rumahku
Bagian 40 : Happy Ending
Bagian 41 : Terpesona
Bagian 42 : Cemburu
Bagian 43 : Tertanda, Dosenmu.
Bagian 44 : Ilham yang Ngenes
Bagian 45 : Awal Jumpa
Bagian 46 : Cinderellawan
Semara Loka
Bagian 47 : Hamidun
Bagian 48 : Menjadi Seorang Ibu
Bagian 49 : Rempong
Menyapa
Bagian 50 : Entah Kesalahan Apa
Bagian 51 :
Bagian 52 : Penolakan
Bagian 53 : End
Versi Revisi
Bang/Mas/Kak

Bagian 15 : Khawatir

46.1K 4.6K 30
By ZahrotulAn

"Menyedihkan," ucap Ara pelan kemudian menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

Andrian yang sudah memajukan wajahnya hendak memanggut bibir Ara pun terdiam dan melihat ke iris Ara dalam-dalam.

Ara balas tatap dan kembali berkata dengan suara bergetar, "Apa kamu pikir semua perempuan tergila-gila sama kamu?" Ara tertawa pelan di sela tangisnya. "Kamu salah. Nggak semua hati dapat kamu taklukan, Andrian. Kalaupun kamu berpikir dapat, aku tidak termasuk di dalamnya."

"Kenapa?" tanya Andrian.

"Karena kamu menyedihkan," jawab Ara. Andrian cukup terkejut, matanya mengerdip goyah dan tangannya sudah tidak menekan Ara seerat tadi.

Dengan sekuat tenaga Ara menghentakkan tangan Andrian menjauh.

"Kenapa?" Ara balik bertanya. Andrian mengernyit tidak paham.

"Kenapa kamu pikir aku deketin Pak Adam? Kenapa kamu berpikir aku selicik itu? Kenapa kamu begitu ke perempuan?"

Andrian tersenyum miring tanpa menjawab.

Ara mendorong Andrian menjauh. "Bahkan nggak ada niatan satu pun aku deketin Pak Adam, apalagi untuk nambah nilai," ucapnya dan berjalan keluar perpustakaan.

Andrian membalikkan badannya dan melihat Ara yang berjalan menjauh dengan langkah gontai.

"Aku menyedihkan?" tanyanya pada diri sendiri. "Aku menyedihkan?!" lanjutnya kemudian tertawa. "Bisa-bisanya, dengan tangis dan tangan yang bergetar itu dia bilang aku menyedihkan? Kamu memang benar-benar menarik, Inggrid Iswara."

---

Ara sungguh tidak memerdulikan tatapan ingin tahu dari orang-orang yang ia temui di sepanjang koridor.

Ara. Gadis itu, kalau bisa dibilang, memang adalah anak yang polos dan juga lamban alias lola, tapi juga gampang panik dan heboh sendiri.

Otaknya masih mencerna hal yang baru saja ia alami. Hal yang membuatnya cukup terguncang.

Ia tidak pernah mengalami hal-hal yang seperti itu, bahkan membayangkan saja tidak. Lingkup hidupnya memang tidak terlalu luas dan ia cenderung menyukai kesendiriannya di kamar.

Ditambah lagi dengan mempunyai Ilham yang dengan senantiasa menjaganya.

Tapi bukan itu poin pentingnya. Otak Ara terasa kosong dan juga kebingungan dengan hal baru ini. Sekuat tenaga ia tahan air mata agar tidak lolos dari matanya.

"Ra," panggil seseorang membuat Ara mendongak. Ara hanya diam memandang seseorang itu, yang tidak lain adalah Adam.

"Ra?" panggil Adam lagi yang hanya disambut kebisuan Ara.

Adam yang khawatir pun menarik Ara ke tempat yang agak sepi agar membuat Ara nyaman.

Adam berdiri di depan Ara. "Kenapa, Ra?" tanya Adam lembut.

Detik itu juga Ara menangis mendengar suara Adam yang khawatir dan lembut.

Sungguh, ketika saat sedih dan bingung harus berkata apa kemudian ditanyai dengan kata 'kenapa?', rasanya malah ingin menangis.

Adam merengkuhnya ke dalam pelukan. "Stt... Stt...." Adam menepuk-nepuk punggung Ara. "Udah nangis dulu aja."

Ara semakin menangis dibuatnya. "Aku...." lirih Ara. "Aku takut... Aku takut... Ada orang jahat yang mau jahatin aku."

Adam melebarkan matanya kemudian dengan perlahan menyibakkan rambut Ara. Ia kemudian mendesah lega saat melihat tanda merah di leher Ara sudah menghilang dan tidak ada tanda merah yang lain.

Adam melepaskan pelukannya saat Ara sudah tenang.

"Maaf," ucap Ara kemudian menyeka air matanya.

"Siapa yang lakuin ini ke kamu?" tanya Adam yang digelengi Ara.

"Maaf, Pak. Saya pamit dulu," ucap Ara.

"Eh, Ara! Tung—" ucapan Adam menggantung saat Ara tidak mendengarkannya dan terus pergi berlalu. Membuat Adam menatap punggung Ara menjauh dengan tanda tanya besar.

---


Setelah bertemu dengan Ara tadi, di sinilah Adam sekarang. Duduk diam di belakang mejanya menatap dengan kosong ke arah ponselnya.

Duh, harusnya tadi aku anter pulang aja Si Ara. Dia udah pulang belum ya? Atau masih ada kelas lagi?

Adam mengembuskan napas panjang.

"Bikin khawatir aja," ucapnya kemudian menyabet ponsel di atas meja.

Ia langsung mengetik kontak Ilham dan meneleponnya.

"Halo, Ham?"

"Yoi, Bro. Ada apaan?"

"Posisi?"

"Di rumah. Ngapa?"

"Nggak sih. Ara udah pulang?"

"Ha? Ngapain tanya-tanya Ara?"

"Jawab aja ngapa sih."

"Udah. Baru aja sampe."

Tuutt.

Adam mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Kok ngerasa lega ya?"

---

Maaf ya pendek partnya.
Lagi bingung mau update wkwk. Otak lagi blank. Disuruh cepet ngajuin judul skripsi plus dosen pembimbing, kan aku jadi bimbang wkwk.

Andai ada pilihan dosen macem Adam.

Eh, jadi curhat wkwk.

Anu. Semoga suka dan gak bosen sama ceritanya ya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 39.7K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
30K 2.9K 30
[COMPLETED] Seri Cerita TELUH Bagian 4 Hidup Ziva dan Raja semakin sering terusik. Ada teror yang mereka dapatkan dari orang-orang tak dikenal, namun...
203K 7.3K 41
Pernikahannya batal dikarenakan calon suaminya meninggalkannya disaat ijab kabul. Sejak saat itu, dia tidak mau lagi jatuh cinta. Dia tidak ingin ter...
2.3M 217K 66
"Pak, saya di depan ruangan bapak Bapak dimna?" "Di kelas" "Pak, saya sekarang sudah di kelas Tapi bapak ngga ada." "Saya sudah di ruangan saya." "Ba...