Married Dadakan

By sweetiesone

164K 13K 3.8K

Arevin nero ardiaz, salah satu anak kembar keluarga Nero yang harus menanggung permusuhan beruntun yang ayahn... More

01. Pertemuan Kampret
02. Sah!
03. Definisi Cowok Nyebelin
04. Revan Vs Revin
05. Berbeda
07. Why?
08. Kesal
09. Pain
10. Bisa pasti bisa
11. teror satu
12. Revan
13. Plan
14. misi dan visi
15. Perbincangan sore
16. Malam Minggunya Kita
17. Pacar saya
18. Permulaan
19. Sedikit Tanda
20. Official
21. Keraguan
22. Keluarga Adijaya
23. Pertemuan para William
24. Insiden
25. Mulai terlihat
26. Mulai bergerak
27. Mama
28. Pengorbanan pertama
29. Kepergian Aleta
30. Medan Perang
31. Ungkapan lama
32. Akhir Cerita
TERIMAKASIH
SPIN OFF ; Mengejar Cinta Muslimah

06. New Life

9K 609 129
By sweetiesone


"Tante serius?"

Amora terheran berjalan mendekat kearah Vina dan Leta.

"Iya serius," ucap Vina meyakinkan memegang bahu kanan Leta.
Sedangkan Leta hanya mampu menatap datar sekitar tak tau siapa gadis yang dipanggil Amora ini, menurut Leta Amora itu cantik rambut panjang dengan ikal diujung rambutnya, kulit putih dan bibir merah mungil sangat pas dengan struktur mukanya.

"Gimana bisa?" tanya Amora melirik Leta yang hanya diam kembali meraih apel yang hendak ia sentuh tadi.

"Emm, pokoknya bisa" Vina menjawab kembali tersenyum mengusap pucuk kepala Amora yang sudah ia anggap anak sendiri.

Amora mendengus sebal, dia terkejut bagaimana bisa Revin yang tak pernah dekat dengan cewek manapun kecuali dirinya kini bisa tiba-tiba menikah.

Amora melirik Leta, gadis didepannya ini nampak tak asing bagi Leta. Seragamnya juga sama seperti yang ia pakai.

"Mama siapin meja dulu ya" pamit Vina kepada Leta sambil membawa dua buah hidangan dikedua tangannya.

Leta mengangguk, tersenyum tipis kepada Vina.

"Tante, kesana dulu ya Rara"
Amora mengangguk dengan senyum terkembang.

Leta menghembuskan nafas lega menaruh apel yang sudah ia potong pada piring disebelahnya. Leta melirik kebelakang kala suara sepatu mendekat kearahnya.

"Lo siapa?." Leta menoleh menatap Amora yang sudah melotot padanya, Leta berfikir ia akan dapat musuh pagi ini.

"Alleta Queenby," Leta terdiam, melirik badge kelas pada lengan kanan Amora, "Kakak kelas lo".

Amora yang mendengar perkataan Leta hanya mampu terdiam dengan tatapan tak bersahabat pada Leta.

Amora menghela nafas, "Denger ya, gue ngga perduli lo kakak kelas gue atau apa lah, yang pasti gue ngga suka lo ada ditengah keluarga ini. Dan gue yakin ngga mungkin Revin mau sama lo" jelas Amora berbalik meninggalkan Leta yang hanya dapat memutar malas kedua bola matanya.

°•°•°•°

Suara sendok saling bersahutan menemani sarapan keluarga Ardiaz yang sedikit berbeda pagi ini.

"Revin, duluan," ucap Revin menaruh gelas yang baru saja ia minum sambil bersiap berdiri memancing perhatian seluruh orang yang sedang makan.

"Evin berangkat sama Leta ya,"
Merasa terpanggil, Revin dan Leta kompak menoleh kearah Vina yang sedang menatap mereka berdua bergantian.

Leta menganggukkan kepala tanda setuju sambil meneguk habis air dalam gelas kaca yang ia pegang.

"Tante, Rara maunya sama Evin" protes Amora sukses membuat Vina, Revin dan Leta menoleh kearahnya. Revan yang tengah asik memakan nasi gorengnya juga ikut menoleh.

"Lo kan bawa mobil ra" ucap Revan sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Revin yang malas dengan drama berangkat sekolah ini hanya dapat berdecak, "Semua sama Evin aja ma, ngga masalah" putus Revin yang diangguki oleh Vina.

Amora tersenyum melanjutkan makannya sambil melirik Leta yang hanya berekspresi datar.

Aneh banget tuh cewek batin Leta menatap asal kesegala arah. Amora memang tidak menyukai dirinya.

"Gue bareng lo juga Vin" pinta Revan ikut berdiri menyusul Revin, Leta dan Amora.

°•°•°•°

Leta menghembuskan nafas pelan, menggendong tasnya sambil melihat Revin yang tengah mengambil handphone dinakas kamarnya.

"Vin" panggil Leta yang sontak ditolehi oleh Revin. Revin mengangkat kedua alisnya menggedikkan dagu sebagai isyarat pada Leta.

"Gue nggak ada buku buat hari ini" keluh Leta menatap Revin yang hanya terdiam menatapnya.

"Oh," balas Revin kembali fokus pada handphone yang tengah ia pegang.

Leta berdecak, Revin memang cowok yang tidak peka seharusnya Revin meminjamkan buku atau mengajaknya pulang mengambil buku tapi apa hanya 'Oh' yang ia dapatkan, sungguh kalau boleh Leta ingin menampol Revin tapi takut juga bila ditampol balik.

"Ish! Pinjemin buku kek, apa gitu" kesal Leta bersedekap memajukan bibirnya.

Revin menatap cengo kearah Leta, apa salahnya? Revin mengerjap berusaha memahami keadaan.

"Ambil buku gue Disana" Revin menunjuk meja belajarnya sambil menatap Leta yang nampak mengumam. Tanpa menghiraukan Leta, Revin memasukkan handphone ke saku celananya sambil berjalan keluar kamar.

"Anjir, salah apa gue punya cowok kaya gitu"

°•°•°•°

"Evin, nanti pulang bareng kan?"

"Evin dikelas rara lagi ada murid baru jutek banget"

"Evin menurut Evin, Rara bagus ngga kalo ikut kelas basket"

Leta berdecak, sedari berangkat tadi Amora terus mengoceh bertanya ribuan pertanyaan pada Revin yang sama sekali tak menjawab.

Leta menghembuskan nafas kasar melihat keluar jendela.
"Kenapa? Cemburu lu?" bisik Revan yang duduk disamping Leta. Memang mereka duduk dikursi belakang.

Leta menoleh, menyipitkan mata menjauhkan wajah Revan yang menurutnya terlalu dekat.

"Ngga ya, mana ada" elak Leta ikut berbisik.

Revan terkekeh, bersedekap menatap Leta sambil mengumbar senyumnya
"Gini ya, si Revin dah nganggep Rara kaya adeknya, lo nggak usah khawatir" Revin masih terus berbisik.

"Oh gitu? Gue sih oh aja" balas Leta memalikngkan mukanya.

"Ck! Ini beneran tapi, gue rasa si Rara ada rasa" Revan berbisik lagi membuat Leta menoleh.

"Rasa apa? Melon?" Leta berbicara asal mengikuti nada berbisik Revan.

"Lo berdua nggak usah main bisik-bisik an"
Leta dan Revan kompak menoleh kedepan kala nada ketus Revin sampai pada telinga mereka.

"Ngga" elak Leta menggeser duduknya memberi jarak antara dirinya dan Revan.

"Jeilah cemburu lu?" Revan mulai mengejek kembarannya menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil.

Revin berdecak semakin menambah kecepatan mobilnya tak menghiraukan Amora yang mulai berbicara lagi.

°•°•°•°

Leta menghela nafas, mneyusuri koridor menuju kelasnya. Ia dan Revin memang sama-sama anak Ipa namun memiliki kelas yang berbeda.

Leta tersenyum mengingat wajah dingin Revin yang nampak tampan?
"Ish! Apaan sih kenapa gue mikirin tuh cowok" kesal Leta menepuk jidatnya sambil menyesali apa yang ia lakukan, untung saja koridor sepi coba jika ramai Leta sudah diteriaki gila pasti.

"Oik!"
Leta terkejut membalikkan badan menatap orang yang baru saja menepuk bahunya sambil berteriak.

"Bisa ngga sih, ngga usah ngagetin" geram Leta bersedekap menatap sinis sahabatnya yang nampak hanya tertawa.

"Kagetan lu, yok kelas keburu masuk" ucap Nino sahabat Leta satu satunya di SMA ini. Nino merangkul bahu Leta yang lebih pendek darinya memaksanya berjalan.

"Dih! Lepasin, ntar fitnah lagi, cewek lo maki maki gue" cibir Leta melepaskan diri dari rangkulan Nino yang hanya berdecak kesal. Cowok berkulit kuning langsat itu hanya dapat bergumam kesal pada Leta yang selalu begini.

"Wih hoodie lo baru nih" Leta tersenyum memperhatikan hoodie hitam bertuliskan 'Hight-Class' yang nampak baru Nino pakai hari ini.

"Iya lah Papa gue yang beliin"
Leta hanya ber Oh ria, memang Nino ini salah satu anak yang dimanja oleh keluarganya. Tak seperti dirinya yang bahkan sama sekali tak dianggap.

Sesampainya dikelas Leta hanya duduk ditempatnya tentu saja bersama Nino yang dihadiahi tatapan tak senang dari warga 12 Ipa1. 

Leta hanya bersikap acuh, memang ia hanya punya Nino dan Ayu namun Ayu tidak masuk hari ini. Leta sudah terbiasa, dikucilkan adalah makanannya sehari-hari.

"No," panggil Leta pada Nino yang tengah asik memainkan game online dari handphonenya sambil mengangkat kaki untuk ia taruh di meja memang aneh-aneh.

"Apa?" tanya Nino tanpa menoleh sedikit pun pada Leta.

Leta mendengus mendorong bahu Nino, "Dih! Btw ada PR ngga?"

Nino nampak berfikir, mempause permainannya menatap kelangit langit kelas kemudian kembali menatap Leta.

"Ada,buku paket halaman 105" ucap Nino enteng, karena ia yakin Leta sudah mengerjakan, anak rajin macam Leta mana mungkin belum mengerjakan.

"Gawat" Leta mendorong keras lengan Nino sambil menggigit bibir bawahnya. Nino yang terkejut langsung menoleh datar dengan perasaan kesal.

"Apa? Lo udah ngerjain kok kan gue nyontek lu" Nino berkata santai, namun raut muka Leta belum berubah dan masih panik membuat Nino kebingungan.

Leta tak menjawab segera membuka tasnya mencari buku yang dimaksud, Leta menarik buku bersampul merah marun. Segera ia membuka lembar demi lembar berharap Revin sudah mengerjakannya.

Nino yang bingung hanya dapat melihat Leta, tak bisa bohong kalau sahabatnya ini manis.

"Alhamdulillah" Leta bernafas lega, menatap soal yang sudah terisi dibuku Revin.

Nino ikut melihat, kedua matanya menyipit meneliti tulisan tangan pada soal itu. Bukan tulisan tangan Leta.

Segera Nino mengambil buku bersampul merah itu dari gengaman Leta membuka sampul pertama yang terpampang jelas bertuliskan nama
'Arevin Nero A.'

"Ini buku anak Ipa2 kenapa bisa sama lo"

"Mampus, mati aja lo Let".

_____________________________________________________________________________

Ada yang mau next?

Kalian tim siapa nih?
Revin-amora atau Revin-Aleta

Continue Reading

You'll Also Like

7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
27.2K 1.9K 31
[SEQUEL DARI SECOND WIFE] ALDEBRAN & ARABELA ____________________________________________________________________ "Kamu pernah bilang, "I'm so into y...
2.2K 823 24
[on going] Dia yang membuat Ezra terus tetap melukis, walaupun Mamanya melarang. Hanya dia ... satu-satunya. Ezra yang sudah putus asa, dipertemukan...
3.3M 170K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...