The Tower, The Goals ⁽ᵀᵒʷᵉʳ ᵒ...

By cloudyuwu127

28.3K 4.9K 594

Tower of God Reader Insert! [DISCONTINUED] Seorang High Ranker menyelinap masuk ke lantai pengujian sebagai R... More

Intro
Ch. 00
Ch. 01
Ch. 02
Ch. 03
Ch. 04
Ch. 05
Ch. 07
Ch. 08
Ch. 09
Ch. 10
Ch. 11
Ch. 12
Ch. 13
Ch. 14
[S2] (Beginning)
[S2] Ch. 15
[S2] Ch. 16
[S2] Ch. 17
[S2] Ch. 18
[S2] Ch. 19
[S2] Ch. 20
[S2] Ch. 21
[S2] Ch. 22
[S2] Ch. 23
[S2] Ch. 24 + Ganti Judul
[S2] Ch. 25

Ch. 06

990 189 34
By cloudyuwu127

"ANAAK!! MENYINGKIRLAH!! ITU SHINSU!!"

(F/n) dan Anaak sama-sama terkejut dengan teriakan Hatz. Kemudian tembakan shinsu terarah pada kalian.

Anaak berhasil menghindarinya selagi masih bertahan di singgasana, tapi (f/n) memilih untuk melompat turun.

(F/n) ingin kembali naik lagi tapi ada 2 orang yang sedang menyerang Anaak.

'Tch. Tim mereka menyebalkan!' batin (f/n) kesal

"(F/n)!!! Kau baik-baik saja??" (F/n) menoleh dan melihat Lia sedang berlari kearahnya

"... Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku" (F/n) melirik kearah singgasana yang kini menjadi tempat bertarung

CRAAACCKK!!!

Tiba-tiba ada serangan shinsu lagi dan kali ini benar-benar terarah pada Anaak.

"A-ANAAK!!"

"Berikan mahkotanya. Aku bisa menyerangmu dari manapun" ucap laki-laki yang sedari tadi menembakkan shinsu tersebut

Tapi Anaak terlihat berdiri diatas singgasana seakan-akan serangan shinsu itu bukan apa-apa.

Anaak mulai menggertakkan giginya kesal lagi lalu ia mengangkat green april. "IGNITION!!"

"Akan kuhabisi kalian semua" ucap Anaak yang membuat para regular lain, kecuali (f/n), merinding. Apalagi ditambah dengan aura menyeramkan yang ada di belakang tubuh Anaak

Tiba-tiba green april memanjang lalu Anaak mengayunkannya ke tempat laki-laki itu berada.

"!! LAUROE!!!" salah seorang rekan satu tim laki-laki itu meneriakkan namanya

Dengan kaget, Lauroe pun menghindar.

Anaak mengayunkan green april nya. "Tadi kau bilang 'aku dapat menyerang dari manapun' ?" Anaak berujar. "Kalau begitu aku juga bisa bilang, 'Aku bisa menyerangmu dari manapun dari singgasana ini!!' Dasar br€ngs€k!!!"

Green april kembali menyerang Lauroe yang berhasil laki-laki itu hindari.

'Dia bisa meng-igntion kan green april?? Berarti dia memang...' (F/n) yang melihat kejadian itu pun sedikit meremas pegangan pedangnya

'Tapi aku masih belum percaya..' (F/n) menekuk lututnya lagi dan segera melesat kearah Anaak

"Jawab pertanyaanku sebelumnya, ANAAK!!!"

BRUGH!!

Permukaan singgasana tempat Anaak berdiri tadi remuk setelah pedang (f/n) mengenainya.

Kini Anaak berdiri diujung atas singgasana dengan ekspresi terkejut.

"Kekh--!" (F/n) mengangkat pedangnya dan kembali menyerang Anaak. "Jawab pertanyaanku!"

"Ekh-!! Dasar menyebalkan!!!" Anaak mengayunkan green april nya dan tiba-tiba green april terbagi ke beberapa bagian

Bagian-bagian itu ada yang menyerang (f/n) dan ada juga yang menyerang Lauroe.

"(F/N)!!!!"

Crang! Crang!

(F/n) memotong bagian green april yang menyerangnya dengan pedangnya.

'Dia memotongnya!??' batin Anaak terkejut

"Kubilang--" (F/n) mengayunkan pedangnya dan Anaak bisa menghindarinya. Namun ujung rambut Anaak terpotong sedikit

"--jawab pertanyaanku!!"

"Ukh.. Dasar gila!!" salah satu serangan green april Anaak berhasil mengenai tubuh (f/n) dengan kencang sehingga membuat perempuan itu terlempar keujung ruangan

"(F/n)!!!" Lia dan Arthur langsung berhenti bertarung lalu berlari mendekati tembok tempat (f/n) mendarat. Sayangnya itu ditutupi dengan asap debu sehingga mereka berdua belum bisa tau keadaan (f/n)

Asap debu mulai menipis dan keduanya tersentak saat melihat posisi (f/n).

Saat ini kedua kaki (f/n) menempel di tembok untuk menahan agar tubuhnya tidak terbentur. (F/n) hendak melesatkan ujung kakinya dan mengarah kearah Anaak yang sedang tiba-tiba berhenti menyerang dan menoleh kesamping.

"Akkhh--!!" tapi tidak bisa karena (f/n) merasakan kedua pergelangan kakinya sangat sakit

'Wah sial... Aku lupa menguatkan shinsu dibagian kaki ku..'

Alhasil (f/n) pun terjatuh. Dan beruntung Arthur bisa menangkapnya.

"Lebih baik kita mundur!" seru Lia

(F/n) dengan cepat menoleh kearah Lia. 'Tapi aku belum dapat jawabanku..!' serunya dalam hati

"Tidak!--UKH!!" (F/n) kembali meringis ketika rasa ngilu menyerang kedua kakinya

"Kau terluka, (f/n)! Lebih baik mengikuti ujian selanjutnya daripada lukamu makin parah!" balas Lia dengan nada khawatir

"Tapi...--" (F/n) melirik kearah Anaak dan seketika matanya melebar saat melihat Anaak yang menghancurkan jeruji besi ruangan tim Bam

'Tidak!! Bam!!' (f/n) mendorong Arthur sehingga ia bisa turun dari gendongan laki-laki itu

Ia mengabaikan rasa sakit yang sebenarnya kembali terasa dan memilih untuk melesat kearah ruangan tim Bam.

"(F/n)!!!"

===⛩===


"Serahkan senjata itu" ucap Anaak pada Bam

"...!!" tim Bam nampak kaget dengan kedatangan Anaak tiba-tiba

"Hei, kau, rambut hitam, darimana kau bisa mendapatkan senjata itu?" tanya Anaak

"Hah..? Senjata apa.."

"Yang itu. Jarum hitam yang sedang kau pegang" Anaak menunjuk black march. "Darimana kau mendapatkannya?"

"Mengapa... kau menanyakannya?" tanya Bam balik

"Seharusnya senjata itu tidak berada di tanganmu" jawab Anaak angkuh

Puk!

Sebuah tangan memegang pundak Anaak. Dan pemilik tangan itu adalah (f/n).

"Kenapa kau sangat ingin tau? Black march juga seharusnya tidak berada di tanganmu" ujar (f/n)

Anaak menatap (f/n) dengan tajam.

Dan tiba-tiba,

"HEEEEIIIII!!!! ANAAKK!!!!" Shibisu muncul sambil marah-marah

"BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA MENINGGALKAN SINGGASANA?!!! APA YANG KAU LAKUKAN?!!"

(F/n) menjauhkan tubuhnya dari Anaak saat Shibisu berjalan mendekat. Shibisu pun memegang pundak Anaak.

"KITA KALAH JIKA KAU MENINGGALKAN SINGGASANANYA TAU!!"

"KITA KALAH KARENAMU!! HEI!! ANAAK!!"

"Tidak usah dijawab kalau tidak mau" Anaak mengabaikan omelan Shibisu dan kembali berfokus pada Bam

"Bagaimanapun juga... Serahkan senjata itu, anak kecil" lanjut Anaak

"... Senjata?" Shibisu ikut menatap black march

"Hey! Itu bukan hak mu untuk menentukan!" seru (f/n)

"Diam kau!" sahut Anaak

"ANAAK!! JANGAN BILANG KAU MENINGGALKAN SINGGASANA HANYA KARENA MENGINGINKAN SENJATA BODOH ITU!!!" Shibisu kembali mengomel tepat disebelah telinga Anaak

"Kau bilang apa?? Bodoh??" timpal (f/n)

Anaak mengangkat tangan Shibisu yang ada dipundaknya lalu meremasnya. "Bodoh? Senjata itu adalah salah satu senjata 13 bulan master Ashul Edwaru. Dan kau bilang black march itu senjata bodoh? Apa kau gila?"

"B-black march?? Itu kan salah satu senjata 13 bulan master Ashul Edwaru.. Yang diberikan raja menara ini kepada putrinya? Black march??" ujar Shibisu sembari menahan rasa sakit di tangannya

"Ya. Dan kau bilang itu senjata bodoh" (F/n) melipat kedua tangannya didepan dada

"Tapi mengapa ada ditangannya?? Dan kenapa kau bisa tau, Anaak??" tanya Shibisu

"Karena..." Anaak menggantungkan ucapannya. "... Aku adalah anak dari Zahard"

"!!!" semua yang mendengarnya langsung syok (kecuali (f/n) yang menatap Anaak tajam)

'Berarti dia memang benar-benar anaknya putri Anaak...'

Lalu Anaak pun sedikit menjelaskan tentang green april dan black march. Anaak juga meminta Bam untuk menyerahkan black march tapi Bam tolak.

Dan penolakan Bam membuat Anaak marah. Anaak mengangkat green april nya. "Matilah kau!!"

"....." namun saat Anaak ingin mengayunkannya, entah kenapa green april terasa berat. Seperti ada yang menahannya

"Hei, apa yang kau--" Anaak menoleh kearah Shibisu. Tapi bukan Shibisu lah yang menahannya

Lalu Anaak mendongak dan ternyata Lero Ro lah yang menahannya.

Cring..!!

Kepala Anaak masih mendongak tapi matanya melihat turun. Tepat dimana sebuah pedang tertodong kearah lehernya.

Lalu muncul lah aura tidak mengenakan dari sang pemegang pedang dan orang yang menahan green april.

"Menurutku kau lah yang tidak menyadari posisimu, Anaak Zahard" ujar Lero Ro. "Karena kau meninggalkan singgasana, tim mu telah gugur dalam permainan ini. Kembalilah ke ruanganmu, Anaak Zahard"

Lero Ro pun melepas genggamannya tapi (f/n) tidak menarik pedangnya. "Nona (f/n)" mendengar nada bicara Lero Ro, secara terpaksa (f/n) menarik pedangnya

".... Aku tidak akan membiarkanmu bertingkah seperti ini lagi" ujar Lero Ro pada Anaak

"....." Anaak membuang nafasnya. "Aku mengerti. Aku sudahan"

Detik selanjutnya Lia datang untuk menjemput (f/n). Namun perkataan Anaak membuat (f/n) berhenti pergi.

"---Dengan green april ini, dan black march sebagai hadiahnya"

Mendengar itu (f/n) langsung mengeluarkan aura yang seakan-akan berkata 'jangan-gila-kau'.

Anaak yang dapat merasakan aura itu balas menatap (f/n) tajam.

"..... Itu kedengarannya menarik" jawab Lero Ro setelah menimbang perkataan Anaak

Manik emas (f/n) beralih menatap tak percaya ke pengawas ujian mereka. 'Yang benar saja...'

"(F/n)? Kenapa kau diam? Ayo kembali" suara Lia menyadarkan (f/n)

Dan dengan berat hati (f/n) mengiyakan ucapan Lia.

Mereka berdua pun kembali ke ruangan tim mereka. Arthur sudah kembali sedari tadi.

Menyadari kehadiran rekannya, Arthur menatap keduanya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

Lia membantu (f/n) untuk duduk. "Bagaimana cidera mu?" tanyanya

"... Aku baik-baik saja" jawab (f/n) singkat. 'Cidera? Oy oy.. Kaki ku bahkan sudah sembuh dari beberapa saat yang lalu..'

Lalu (f/n) menatap kearah luar jeruji. Lebih tepatnya kearah tim Anaak yang juga sedang mau kembali ke ruangan tim mereka.

"... Baiklah..." melihat (f/n) yang memancarkan aura 'tidak-mau-bicara', Lia pun segera duduk disebelah Arthur

"....." hening pun melanda

".. Kau tidak apa-apa kita kalah?" tanya Arthur memecah keheningan

"....." Lia tidak menjawab. Perempuan itu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya terjuntai menutupi wajahnya

"Sebenarnya aku tidak mau..." jawab Lia lirih. "Sebenarnya aku tidak mau mengikuti ujian selanjutnya..."

"Sebenarnya aku tidak mau tim kita kalah..."

Arthur diam mendengarkan.

"Tapi..--" Lia mengangkat kepalanya dan menatap (f/n) yang belum berubah posisi se-inchi pun

"...--Tapi aku tidak mau (f/n) terluka lebih parah.."

(F/n) yang sebenarnya mendengarkan pembicaraan kedua rekannya membulatkan kedua bola matanya saking kagetnya.

'... Kenapa dia se-khawatir itu..?' batin (f/n). Lalu ia menatap kedua kakinya. 'Memangnya di pandangan mereka aku terluka cukup parah?'

"Aku ingin kita menaiki menara ini bersama!!"

Lagi-lagi (f/n) tersentak kaget. Detik selanjutnya (f/n) tersenyum kecil. Bukan. Itu bukanlah senyuman bahagia melainkan senyuman miris.

'Aku tidak yakin... Dulu dia juga berkata begitu tapi lihatlah dia sekarang...'

Tapi kemudian kedua belah bibir (f/n) terbuka kecil lalu terkulum sempurna. 'Apa... Apa dia dulu juga berkata begitu yah..?'

'Yahh.. Mau berusaha sekeras apapun juga kita bertiga tidak akan bisa menaiki menara ini bersama'

《"Babak ketiga akan segera dimulai! Tim yang hendak bergabung, dimohon untuk menekan tombol sebelum hitungan selesai!"》

'Kenapa aku memikirkan itu..? Bodohnya aku... Seharusnya aku lebih memikirkan..--'

《"1...!!"》

"Ah. Permainan tetap dilanjutkan ternyata.." ujar Lia

《"2...!!"》

"....."

《"3...!!"》

"... Maaf" ujar (f/n) pelan

"Huh?? Kenapa?" tanya Lia heran

《"4...!!"》

"Karenaku kita jadi kalah--"

《"5...!!"》

"Hentikan itu. Ini bukan salah siapapun. Dan, oh! Permainan akan dimulai!" Lia menatap antusias para tim yang sudah keluar

《"Babak ketiga, dimulai sekarang!!!"》








































































===============
Ok fiks ini aneh sekalii T^T

Oh iya, Pyo cuman mau ingetin kalo besok senen.

Saia sekolah🙃

Continue Reading

You'll Also Like

11.4K 977 17
Sebuah Geng motor yang berambisi untuk mengembalikan Hak mereka yang hilang karena oknum yang tidak bertanggung jawab Saksikan Kisah selanjutnya... ...
31K 3.4K 19
"Maaf untuk kelahiranku"
114K 14K 113
"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dari masa depan" Setelah kematian kakak lak...
116K 445 5
collection of short stories