π‰π€πƒπˆ ππ„ππ”π‹πˆπ’ π†πˆοΏ½...

By honeymenu

33.1K 7.6K 1.3K

[A NON FICTION BOOK: COMPLETED] Kenali caraku mengatasi hidup, mengelola emosi, dan caraku menulis novel lewa... More

Pembuka
1. Tujuan Menulis
2. Views
4. Iri Hati
5. Benci Idol
6. Feedback
7. Minder
8. Kritik atau Hinaan?
9. Perfeksionis
10. Menikmati Proses
11. Mainstream is Bad
12. Antikritik
13. Cerita Halu
14. Takut Diplagiat
15. Percaya Diri
16. Sederhana Juga Bagus!
17. Berhenti Menulis
18. Cerita Kentang
19. Pembaca Setia
20. Ekspektasi
21. Standar Kebahagiaan
22. Perbandingan
23. (Julid) Unpopular Opinion
24. Dari Berat Menjadi Ringan
25. Harapan Pembaca
26. Mengekspresikan Ide
27. Genre yang Laku
28. Cemas Berlebihan
29. Keuntungan Wattpad
30. Jujurlah Pada Dirimu
31. Alur Bertele-tele
33. Meniru Gaya Tulisan
35. [RB #1] NOVEMBER 2020
36. Awalan Cerita
37. PENGHARGAAN WATTYS
38. Menjadi Lebih Baik
39. Supaya Tidak Kaku
40. Narasi Panjang VS Pendek
41. Menyusun Konflik
42. Manfaat Menulis
44. Dialog yang Hidup
45. Kesalahan Menulis
46. Kesalahan PUEBI dan KBBI
47. Tokoh Sempurna
48. Mencari atau Menciptakan Pasar
49. Promosi Itu Wajib
50. Karakter yang Dibenci
51: Karakter yang Kuat
52. Karakter yang Kuat 2
53. Cerita Masuk Akal
54. Mengontrol Hidup
55. Lubang Cerita
56. Mental Sukses
57. Resep Menulis Fantasi
58. [RB #2] DESEMBER 2020
59. Zona Nyaman
60. Menulis dan Membaca
61. Alasan Bosan Menulis
62. Sumber Penghasilan (Part 1)
63. Sumber Penghasilan (Part 2)
64. Tulisan itu Aset
65. Jadi Penulis Aktif
66. Teman Menulis
67. Fake Productivity
68. Melawan Fake Productivity
69. Waktunya Berpisah

3. Vote dan Komentar

1.2K 318 82
By honeymenu

"Sepenting apa, sih, vote dan komentar bagi kamu?"

Kalau ditanya apakah vote dan komentar itu penting, aku terus terang menjawab: Penting.

Tapi, ini tidaklah menjadi tujuanku dalam membuat cerita.

Vote dan komentar yang dilayangkan pembaca penting sebagai semangat agar aku mau terus berkarya, sebagai pengingat kalau masih ada pembaca di luar sana yang menunggu ceritaku.

Bagiku, tidak peduli berapa orang yang memberi vote dan komentar, karyaku masih tetap bernilai di mata orang yang membaca. Walau yang vote dan komentar hanya ada satu, atau 100, atau 1000, itu tidak menunjukkan kalau karyaku lebih buruk dari penulis yang memiliki vomments satu juta.

Tidak, sebab vote dan komentar bukanlah tolak ukur kualitas sebuah cerita.

Tujuanku membuat cerita adalah untuk menyampaikan pesan-pesan dan menghibur pembaca, dan vomments hanyalah sebagai bonus apresiasi yang kudapatkan.

Dalam hal ini, aku tahu, semua orang pasti menginginkan apresiasi. Mendapatkan vomments yang sedikit artinya hanya sedikit orang yang mengapresiasi penulis―siapa yang berpikirkan begini?

Sayangnya, kalau kamu punya mindset seperti ini, biasanya kamu akan berpikir bahwa pembaca hanya mau enaknya saja, maunya menikmati tapi tidak mau menghargai, lantas membenci sekali jika mendapat vomment tidak sesuai target.

Oh, tolong, jangan langsung salahkan pembaca.

Kunci merasa bahagia adalah mengurangi pikiran negatif. Mari kita berasumsi yang baik-baik saja;

Tidak semua pembaca mengerti tradisi vote dan komentar.

Tidak semua pembaca selalu ingat harus vote di setiap chapter.

Tidak semua pembaca bisa mengetik komen tanpa kehilangan rasa asyik ketika membaca.

Tidak semua pembaca bisa bebas mengekspresikan komentar.

Aku juga pernah menjadi pembaca, dan keempat poin di atas sudah kulalui semua. Sebab itulah, aku mengerti bahwa mendapatkan vomments yang sedikit bukan artinya pembaca tidak mengapresiasi kamu. Siapa tahu, mereka hanya mengalami salah satu dari keempat poin di atas.

Kalau sudah tahu begini, dan kamu masih tetap mau merubahnya, cobalah untuk memberikan author note di setiap akhir chapter. Himbaulah pembaca agar mereka berkenan meninggalkan jejak. Aku yakin, beberapa pembaca yang semula siders pasti mengerti.

Tapi, tidak menutup kemungkinan akan ada pembaca yang bandel dan sengaja tidak memberi vote. Entah apa alasannya, tapi siapa tahu, kan?

Kalau kamu sebagai penulisnya, apa yang akan kamu lakukan?

Kebanyakan dari kamu biasanya langsung memasang target vote sebagai cara paksaan agar semua orang mau berpartisipasi, atau kamu juga marah-marah dan menuding para pembaca tidak tahu diri dan hanya mau gratisan.

Tenang, menurutku tidak ada yang salah dengan sikapmu, kok. Kamu hanya bereaksi normal sebagai manusia. Wajar bila kita merasa terluka saat kurang dihargai.

Apakah aku melarangmu memasang target vote? Tentu tidak.

Kamu boleh memasang target vote, itu ceritamu dan kamu punya hak. Asalkan kamu melakukan dengan wajar dan tidak menyumpahi pembacamu ("Yang nggak vote cerita gue, gue sumpahin punya anak kakinya di atas kepala!")

Apakah aku melarangmu untuk marah-marah ke pembaca? Tentu tidak.

Asalkan kamu marah dengan elegan dan bahasa tidak kasar ("Lo maunya apa, sih? Disuruh vote kagak mau, tapi seenaknya baca cerita gue. Lo tau gak, gue bikin cerita ini pakai blood, sweat, and tears! Hargai dong! Jangan mental miskin kalau mampir ke lapak gue, ya, enak aja. Dasar dajjal semua lo yang enggak vomment!")

Aduh mbak dan mas, kalau caramu seperti itu, yang ada pembaca malah kabur, dan kamu malah kelihatan seperti mengemis vote.

Lakukan semuanya dengan wajar. Kalau ada pembaca yang bandel, biarkan. Ingatlah bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk membalas kesabaran kamu.

Continue Reading

You'll Also Like

134K 15.3K 39
Pernah dengar tentang puteri duyung, pegasus, centaur, harpies, sphinx dan deretan makhluk mitologi lainnya? Makhluk yang tentu saja tidak asing la...
3.9K 780 20
Terror Castle', Puri Kengerian, atau lebih enak kalau dikatakan: Puri Setan! "Kami ingin mencarikan rumah berhantu bagi Anda, Sir." "Rumah hantu?" Al...
1.2K 103 31
Ini adalah buku kedua dari Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS oleh Mia Veranika. . Ini kumpulan tips menulis yang beda dari yang lain. A...
7.5K 1.6K 98
Selamat datang di Scallian! Di sini, kami memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pelancong--atau penyintas yang memasuki kota ini se...