Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.6M 217K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️33❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️39❄️
❄️40❄️
❄️41❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️46❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️53❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️58❄️

24.1K 2.3K 894
By Iyouyaa

Happy Reading...





Comment




Follow




Share




Vote


❄️❄️❄️

Malamnya, beberapa jam setelah makan malam. Lonceng peringatan berbunyi nyaring. Para murid berhamburan keluar dari kamar. Wajah-wajah mengantuk terlihat jelas.

"Aku ingin tidur" Keluh Ezra. Ia memeluk guling nya. Lagi.

"Aku juga" Balas Kyra.

Tepat setelah Kyra membalas perkataan Ezra, Mr. Gavin naik keatas podium diikuti guru-guru Academy yang lain.

"Selamat malam. Maaf mengganggu tidur kalian lagi. Ada hal penting yang harus kalian ketahui"

Para murid berbisik-bisik penasaran.

"Berkat tim 7, kita dapat mengetahui kelemahan Sheith yang lain" Sontak semua orang memandang kearah Kenzie juga Kyra, tak lupa Felysia dan juga Jeon.

"Kelemahan mereka tepat ada pada jantung mereka. Dengan menusuknya membuat regenerasi tubuh Sheith tidak bekerja dan membuat mereka akan mati begitu saja. Seperti yang kalian ketahui, kalian bisa menghanguskan atau mengaliri sengatan listrik pada tubuh Sheith untuk bisa membuat mereka mati. Tapi hal itu sangat sulit bukan? Mengingat element kalian yang terbatas dan tidak cukup kuat untuk bisa menghanguskan mereka"

"Kami sudah melakukan rapat dengan ketiga kerajaan. Kita sepakat untuk melatih kalian berpedang lebih serius lagi. Kalian sudah mempelajari ilmu berpedang bukan? Jadi mungkin akan terasa lebih mudah"

"Semangat! Yakinlah kemenangan ada ditangan kita!"

Mereka bersorak dan bertepuk tangan.

Esok harinya, para murid berlatih seperti biasanya, ditambah dengan latihan berpedang sesuai perintah malam tadi.

Kelompok 7 juga sudah memulai latihan nya lagi setelah libur selama sehari penuh kemarin.

Perban-perban yang berada di tubuh Felysia maupun Jeon sudah tidak terlihat.

Mereka nampak bersemangat berlatih. Pedang berada di tangan mereka masing-masing. Luka-luka akibat tergores mereka hiraukan.

Hingga waktu latihan telah usai, tubuh mereka di banjiri oleh keringat. Rasa lelah menghiasi wajah mereka.

"Bagaimana perkembangan tim kita?" Tanya Felysia.

"Sangat berkembang pesat. Dari hari ke hari kalian semakin ada kemajuan. Dan juga tentang kekompakan, ini yang paling sulit, tapi kalian sudah mulai mengerti" Jawab Mr. Devan sembari menyembuhkan luka-luka Felysia.

Mereka menganggukkan kepalanya setuju.

"Padahal dua hari lalu kita mengalami hal yang sulit, tapi sepertinya kalian dapat mengalahkan rasa sakit itu dengan penuh semangat. Saya bangga sebagai pendamping tim ini" Sambung Mr. Devan.

"Ah aku jadi terharu mendengar nya" Ucap Felysia.

"Kemari kan tangan kanan mu" Pinta Kyra saat sudah selesai mengobati luka goresan di tubuh Jeon.

Jeon mengangguk. "Bagaimana kak? Sudah sembuh bukan?"

"Iya, sepertinya aku tidak perlu menyuapi mu lagi" Kyra mengacak-acak rambut Jeon.

Jeon terkekeh. "Terimakasih banyak"

Kenzie yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi Kyra dan Jeon, juga Felysia dan Mr. Devan, akhirnya angkat bicara.

"Tidak ada yang mau mengobati ku?"

Sontak pertanyaan Kenzie langsung dibuahi tatapan bingung dari keempat orang didepannya.

"Untuk apa?" Tanya Kyra.

"Benar, kau hanya mendapatkan beberapa luka goresan saja. Lihat tubuh kami yang terkena goresan pedang dari mu. Banyak sekali bukan? Putra mahkota memang beda" Timpal Felysia.

"Setidaknya ada yang memeriksa kondisi ku. Aku serasa di anak tirikan disini"

"Jika aku mendekati mu, kau pasti mengusir ku" Ucap Felysia.

"Sejak kapan kak Kenzie jadi banyak bicara seperti itu?" Bisik Jeon pada Kyra yang masih terdengar jelas di telinga mereka.

"Kau baru tahu? Dia memang cukup rewel menurut ku" Kyra membalas dengan bisikan lagi.

"Kalian berdua tidak bisa memakai Mind-link? Oh pantas, kalian berbisik-bisik saja masih terdengar jelas" Sarkas Kenzie.

Mr. Devan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Biar saya lihat kondisi mu"

Saat Mr. Devan hendak berdiri, perkataan Kenzie menghentikan nya.

"Tidak usah. Tidak perlu"

"Menyebalkan ya?" Bisik Kyra lagi.

"Benar, aku berencana untuk berhenti menyukainya saja" Balas Felysia dengan berbisik.

"Hei aku masih bisa mendengar nya"

"Wah kau serius?" Tanya Kyra yang tidak berbisik lagi. Ia menghiraukan ucapan Kenzie barusan.

"Kenapa kau terlihat bersemangat setelah mendengar Felysia akan berhenti menyukai ku?" Kenzie menaikkan sebelah alisnya.

"Ti-tidak, aku biasa-biasa saja" Jawab Kyra.

Kenzie berdecak. Ia mengalihkan wajahnya menatap kearah lain, agar mereka berempat tidak melihatnya tersenyum. Ya dia tersenyum.

"Menurut ku kalian sangat cocok" Celetuk Jeon.

"Benarkah?" Tanya Kenzie.

"Kenapa kau terlihat bersemangat setelah mendengar ucapan Jeon?" Kyra meniru pertanyaan Kenzie.

"Tidak, aku biasa-biasa saja" Kenzie meniru jawaban Kyra.

"Aku juga baru tahu jika Kenzie bisa bicara sebanyak ini" Felysia melanjutkan obrolan Jeon yang tadi.

"Ku rasa Kak Kenzie bisa banyak bicara jika bersama kak Kyra" Jeon dan Felysia melihat kearah Kyra yang tengah beradu mulut dengan Kenzie.

"Yah kurasa juga begitu" Felysia menghembuskan nafas nya pelan. "Tapi anehnya sekarang aku tidak merasa cemburu sama sekali, yang kurasakan saat melihat interaksi mereka berdua hati ku terasa hangat, dan yah walaupun agak sedikit jengkel karena mereka tidak sadar dengan perasan mereka masing-masing"

"Karena kak Kyra menyelamatkan nyawa mu bukan? Jadi kau ingin dia yang memiliki kak Kenzie" Tanya Jeon to the point.

"Memang. Tapi bukan hanya itu, aku sudah menyerah untuk mendapatkan hati sang pangeran es itu. Pria tampan tidak hanya dia, masih banyak lagi, Mr. Devan misalnya"

Mr. Devan yang sedari tadi menyimak pembicaraan murid-murid nya seketika terbatuk setelah mendengar pernyataan langsung dari Felysia.

"Aku lupa jika masih ada Mr. Devan disini" Felysia menggaruk tengkuknya.

"Eh ada apa?" Tanya Kyra bingung.

"Kenapa berhenti? Kami sedang menonton pertunjukan secara gratis disini, di depan mata pula"

"Di mana?" Kyra menengok kearah kanan dan kirinya. "Tidak ada pertunjukan apapun disini"

"Dasar bodoh" Gumam Kenzie.

"Ah iya, Mr. Devan bolehkah hari ini aku berlatih dengan kak Ezra saja? Aku ingin melatih element tumbuhan ku"

"Tidak apa-apa. Kau bisa berlatih dengan siapa saja. Sampai seminggu pun tak apa, asalkan kau bisa mengendalikan nya"

"Terimakasih banyak"

"Sama-sama. Kebetulan belakangan ini para guru semakin sibuk. Bulan purnama kedua sebentar lagi akan muncul. Kami harus mempersiapkan banyak hal untuk nanti"

"Ah iya benar juga" Balas Jeon dan di angguki yang lainnya.

"Kalau begitu, sampai esok"

WUSHH...

Mr. Devan sudah pergi dari pandangan mereka.

"Aku duluan ya, aku punya janji dengan Vania dan yang lainnya. Sampai nanti" Felysia berlari menjauhi mereka sembari melambai-lambaikan tangannya.

Tak lama setelah Felysia pergi, Ezra serta teman-teman yang lain sampai di tempat Kyra berada.

"Kapan kita akan mulai Kyra?" Tanya Ezra.

"Sekarang" Jawab Kyra semangat.

"Aku suka semangat mu, ayo" Mereka berdua berjalan kearah yang lebih luas.

"Ku rasa latihan mereka akan menyita waktu yang banyak. Bagaimana jika kita sekalian saja makan malam di tempat ini?" Usul Leta.

"Aku setuju" Jawab Arion. "Anggap saja kita sedang berpiknik, sembari melepaskan diri dari penatnya latihan"

"Kalau begitu, aku akan bawa tikar untuk kita duduk" Adele nampak bersemangat.

"Aku akan beli makanannya" Timpal Jeon.

"Tidak hanya kau Jeon, kami semua harus membeli nya" Balas Leta.

Setelah kesepakatan itu, mereka beranjak dari tempatnya untuk menyiapkan semuanya.

Waktu berjalan cepat. Langit sudah berubah gelap. Kyra masih belum selesai dengan latihan nya.

"Kyra, aku sudah katakan untuk meminimalisir penggunaan energi yang terlalu banyak, kau harus memfokuskan nya pada satu titik saja. Misalkan pada tangan mu, jika kau tidak memfokuskan nya, energi itu akan terkuras ke seluruh tubuh mu, dan kau akan pingsan kehabisan energi"

"Ini sangat susah" Keluh Kyra.

"Tak apa, kita sudahi saja latihan hari ini dan kita lanjutkan besok. Kau seperti mau pingsan"

"Terimakasih banyak kak"

"KALIAN SUDAH SELESAI?" Teriak Adele.

Kyra dan Ezra mengalihkan pandangan mereka kearah suara itu. Mereka nampak tercengang.

"Apa mereka tengah mengadakan piknik?" Tanya Ezra. "Ayo"

Ezra memegang tangan Kyra untuk berteleportasi kearah teman-temannya.

"Wah wah kalian sedang berpiknik?"

"Anggap saja seperti itu" Balas Aiden.

"Ayo kita makan malam"

Keesokan harinya, seperti rencana, mereka tetap berlatih. Kyra semakin lihai mengendalikan element tumbuhan nya.

"Aku akan mengajari mu cara menggabungkan element ini dengan element orang lain" Ezra melambaikan tangan nya kearah teman-temannya yang tengah menonton latihan mereka.

"AIDEN AKU BUTUH BANTUAN MU!!" Teriak Ezra.

Aiden mengangguk dan melakukan teleportasi nya.

"Buatkan aku Golem tanah mu" Titah Ezra.

"Dengan menyentuh tubuh seseorang itu penggabungan element akan berhasil. Ini seperti melakukan teleportasi bersama seseorang yang tak memiliki teleportasi. Kita akan menyalurkan kekuatan kita padanya. Berhubung kau memiliki teleportasi dan bisa mengajak seseorang bersamamu ini tak akan sulit bagimu"

"Baiklah aku akan mencobanya"

Kyra menatap Golem tanah dengan tatapan takjub. Ia berdiri di belakang Aiden, lalu menyentuh bahunya.

"Kenapa telinga mu memerah? Kau kedinginan?" Tanya Ezra.

"Eh kau kedinginan?" Kyra ikut bertanya.

Aiden menarik nafasnya pelan. "Dasar bodoh"

"Kenapa kau malah menghina kami?" Tanya Ezra yang terlihat kesal.

"Tidak apa-apa. Cepat mulai saja"

Kyra memfokuskan dirinya, cahaya hijau tua nampak berpendar indah. Sulur-sulur tumbuhan nampak merambat ke seluruh tubuh Golem itu.

"Tidak sulit bukan?" Tanya Ezra saat Kyra sudah selesai.

Kyra menganggukkan kepalanya lucu.

"Yang sulit hanya mengontrol nya saja agar tidak menguras energi yang terlalu banyak"

"Ya aku mengerti, terimakasih banyak sudah melatihku kak Ezra"

❄️❄️❄️

Satu hari sebelum bulan purnama kedua.

"Kalian tidak merasa aneh?" Tanya Ezra.

Mereka tengah memakan makan malam mereka. Semenjak Kyra berlatih dengan Ezra, tempat makan malam dipindahkan ketempat latihan tim 7.

"Aneh kenapa?" Tanya Leta.

"Besok malam adalah bulan purnama kedua, tapi sosok yang mengincar Kyra belum melakukan penyerangannya lagi"

"Apa kita perlu meningkatkan keamanan kita pada kak Kyra? Mencegah sosok itu mengancam kak Kyra lagi" usul Jeon.

"Untuk apa?" Tanya Arion. "Ia mungkin sudah menyerah untuk membawa Kyra. Lagipula dari waktu penyerangan terakhir, itu sudah sangat lama"

"Benar juga, tapi walaupun ia sudah menyerah, kan masih ada siapa itu, Sheith yang menyerang kita dulu?" Tanya Ezra.

"Gio" Jawab mereka bersamaan.

"Nah iya, si Gio ini pasti belum menyerah, kita harus berhati-hati terhadap nya"

"Dia tidak akan bisa masuk ke Academy ini. Keamanan disini sudah jauh diperketat lagi. Keamanan Kyra pasti terjamin" Jawab Arion lagi.

"Ku rasa bukan karena hal itu" Mereka mengalihkan pandangan kearah Kenzie.

"Mereka tengah merencanakan sesuatu"

❄️❄️❄️













❄️

Gimana? Kalian udah nemuin clue yang baru buat ngelengkapin kepingan puzzle nya?

Ehehe ga kerasa bentar lagi kalian bakalan tau siapa sosok yang ngebuat kalian penasaran aw:(

Salam hangat <3
Dari Ay author kesayangan kalian semua uwu:v

❄️















Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁
See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

220K 11.3K 32
"eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasu...
186K 18.4K 29
Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat ya...
2.4M 171K 49
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
826K 75.3K 37
Lembayung Rinai Kayana. Wanita itu tidak menyangka bahwa hidupnya dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah mengetahui fakta menyakitkan tentang...