You Should Know, I'l Loving U...

By afandima25

73.6K 5.9K 316

You Should Know! Me And You. + Keduanya berjalan dari jalan yang berbeda. Antara kelam dan kebahagiaan. Kenan... More

Only Friend!
Begin.
Forced Men
Jealous!
I'm fine if you're by my side.
Story.
You
Kidding.
Shit!
You Should Know.
Truth!
Give Me Morning Seks!
Over Protective
She Is Mine.
Pregnant?
Yes Baby.
Secret.
Dad
Gone
Black Side
Revenge.
Give Me Your Forever.
Ending Scene.

See Him?

2.9K 251 13
By afandima25

Happy Reading.

*

Rasanya Aliya benar-benar betah di Busan, tidak mau kembali ke Seoul, keluarga Jimin benar-benar baik dan menganggap Aliya seperti anaknya sendiri. Bahkan Aliya seperti seorang bungsu. Selalu dilindungi jika Jimin mengganggu atau menjahilinya. Jina akan selalu menjewer telinga Jimin jika dekat-dekat dengan dirinya, lucu sekali jika Jimin mengaduh kesakitan dan minta tolong. Apalagi dengan bibir Jimin yang selalu monyong jika marah-marah para Jina. Lucu sekali.

"Nak?" Aliya menoleh dan menemukan tuan Park yang berjalan kearahnya. Jimin sedang pergi dengan Nyonya Park entah kemana. Aliya diajak hanya saja Jina melarang ikut. Karena pasti jika Aliya diajak Jimin akan fokus pada Aliya dan mengabaikan sang Ibu. Aliya yang mengerti hanya mengulum senyum dan membiarkan Jimin pergi sendiri. Sebenarnya Nyonya Park ingin memberikan pelajaran pada Jimin, itu yang Aliya tau dari Jina.

Aliya duduk ditaman belakang sendiri. Tadi bersama Jina hanya saja anaknya menangis, jadi Jina menyusul sang anak dan Aliya masih diam disini sendiri. Aliya masih ingin menikmati taman keluarga Jimin.

"Aboeji?" Aliya jelas berdiri dan Tuan Park tersenyum lalu duduk tidak jauh dari Aliya, baru beberapa kali mereka bertemu dan bertegur sapa ringan. Tuan Park cukup pendiam beda dengan ketiga Park lainya yang sangat berisik.

"Duduklah" Aliya tersenyum dan duduk kembali.

"Aboeji tidak bekerja?" Aliya sedikit curiga jika keluarga Jimin cukup punya pengaruh disini. Entahlah Aliya tidak terlalu faham dengan silsilah kekayaan Jimin. Dilihat sih Jimin anak orang mampu. Jelas sekali. Apalagi dengan pesta yang mereka lakukan saat pertunangan mereka.

"Tidak. Aboeji lelah dan ingin istirahat. Aboeji sudah tua nak" Aliya tersenyum tipis dan menatap depan. Ayah Jimin sosok yang hangat. Terlihat jelas.

"Setelah menikah tinggallah disini. Buat Jimin mau mengurus usaha Aboeji. Suami Jina punya usaha sendiri dan tidak mungkin Aboeji menyuruhnya mengurus usaha besar Aboeji" Aliya menatap Tuan Park dalam. Usaha Besar? Jimin tidak pernah bilang jika Ayahnya punya ith. Jimin hanya hilang jika ayahnya pensiunan dan punya usaha kecil. Tapi Aliya tidak tau usaha apa itu.

"Jimin tidak pernah bilang Aboeji punya usaha apa? Dia bilang jika Aboeji hanya pensiunan dan usaha kecil. Maaf Aliya tidak terlalu faham" Tuan Park menggeleng dan tersenyum menatap Aliya. Anaknya kelewat tidak jujur pada Aliya. Astaga.

"Dia masih sama rupanya, ah baiklah. Besok biarkan Jimin membawa mu ketempat kerja Aboeji, siapa tau kau akan membantu dia. Aboeji akan mempercayakan semua pada kalian" Aliya semakin bingung. Sebenarnya siapa Jimin? Apa benar-benar Jimin anak orang kaya? Aliya jadi bingung sekarang sungguh.

"Baiklah" Aliya mencoba menahan dirinya untuk tidak bertanya lebih jauh lagi, toh besok semua akan terbongkar juga. Aliya tidak akan mencari tau hal yang bukan urusannya. Oke

"Jimin menyebalkan ya?"

"Sedikit. Dia selalu memaksakan kehendaknya. Memaksa dan akan marah jika tidak dituruti" Aliya jujur sungguh. Tidak ada juga yang perlu ditutupi, Jimin memang seperti itu.

"Dia memang seperti itu, seenaknya sendiri. Dan suka bertingkah. Termasuk bekerja sebagai karyawan biasa di kantornya sendiri"

"Nde?" Aliya tidak bisa mengecilkan suara kagetnya saat mendengar itu. Apa tuan Park bilang? Kantor Jimin sendiri? Sungguh?

"Hahaha sudah aku duga. Anak itu menyembunyikan semua darimu, astaga dia perlu diberi pelajaran" Aliya tidak bisa menahan dirinya untuk melongo. Yakin jika itu kantor Jimin?

"Tidak sadar dengan keanehan yang terjadi di sekitar kalian. Maksudku Presdir tidak berani berani menegur dia jika salah" Aliya mulai berfikir. Meskipun kaget tapi Aliya memikirkan banyak hal.

Menegur Jimin? Aliya tidak pernah melihat itu. Dulu saat Jimin membuat tender besar gagal mereka dapatkan Presdir nya hanya menyuruh Jimin untuk ikut ke kantor. Padahal jika kegagalan kerja sama gagal dan itu disebabkan oleh karyawan maka akan ada makian ditempat dan bisa sampai PHK.

Aliya juga ingat. Setiap dirinya bertengkar dengan Jimin dan itu dilakukan didepan umum Presdir mereka juga tidak menegur. Hanya berlalu saja.

Aneh kan? Padahal Presdir tua mereka tidak suka kebisingan.

Dan banyak hal lagi. Aliya awalnya curiga hanya saja diam karena bukan urusannya. Dan segala bentuk kendala atau ijin Aliya akan diurus Jimin dengan mudah. Padahal biasanya akan sulit mendapatkan ijin karena presdir mereka kolot dan tidak menerima alasan apapun. Apa benar itu milik Jimin.

"Dan bagaimana bisa kalian sering bolos dalam 2 minggu ini jika bukan karena bocah bodoh itu?" Ini semakin jelas, 2 minggu ini mereka sering libur. Padahal rencana hanya 3 hari dan dalam 14 hari ini Aliya hanya masuk kantor 3 hari. Luar biasa bukan.

"Jadi benar itu milik Jimin?"

"Minta penjelasan padanya. Kalian sudah satu langkah menuju kesatuan dan tidak baik jika saling menyembunyikan sesuatu" nasehat Tuan Park. Memang kebohongan ini harus diakhiri bukan?

Jelas Aliya mendumel kesal, apa-apaan dengan membohongi dirinya. Sialan sekali si pendek itu. Benar-benar mau dibunuh ternyata.

"Ah sudahlah Aboeji tidak mau membahas itu. Bagaimana kisah awal kalian. Sepertinya seru" Aliya berdehem mencoba fokus pada apa yang ayah Jimin ucapkan.

"Kami teman Aboeji, awalnya kami suka bertengkar dan saling memusuhi. Perbedaan benci dan cinta memang tipis" Cetus Aliya mengingat kisahnya dengan Jimin. Bahkan pertengkaran mereka masih terus berlanjut jika tidak ada yang mau mengalah.

"Justru hubungan yang seperti itu yang awet. Pertengkaran adalah bumbu dalam hubungan. Jangan risau, jika Jimin melakukan hal yang aneh-aneh katakan saja pada Aboeji, akan ku hukum anak nakal itu"

*

Aliya jelas mengamuk, hanya saja didepan Jimin saja, penjelasan tentang perusahaan itu harus Jimin jawab. Apa-apaan dengan membohongi dirinya? Hampir 1 tahun dan Jimin jujur sama sekali. Laki-laki ini gila.

"Sayang aku hanya tidak ingin tampil mencolok, lagi pula aku ingin hidup sederhana dan melihat bagaimana kerja karyawan. Kau tau kan jika melihat secara langsung lebih baik dari pada mendengar dari orang" Jimin mencoba tenang, sebenarnya insiden perusahaan itu akan Jimin bongkar jika sampai di Seoul nanti. Jelas sekalian mengenalkan Aliya sebagai calon istrinya pada semua orang. Terutama Lee Jeong Sang.

"Hampir 1 tahun Jim, dan kau idiot yang terus saja bersembunyi. Kau benar-benar gila" Jimin tau Aliya bukan gila uang dan Aliya juga tidak suka dibohongi hanya saja memang ini pilihan Jimin. Jimin lebih dulu jadi karyawan selama 6 bulan sebelum Aliya bekerja.

"Aku minta maaf hem" Jimin menujukkan tatapan imut yang memohon. Percuma juga dibahas. Jimin tidak suka apa yang dirinya miliki diungkit. Biarkan saja ini berlalu.

"Maaf? Tidak semudah itu Bodoh"

Langkah Aliya menjauh, meninggalkan Jimin yang menghela napas panjang, ini lebih baik karena mereka ada di Busan. Jika saja mereka ada di Seoul Aliya akan lebih mengerikan, bisa saja memukul atau memakinya. Jelas Aliya jaga image didepan keluarga Jimin, tidak mungkin marah-marah didepan keluarga Jimin.

"Sabar-sabar"

*

Aliya membawa langkah kakinya menuju taman dekat rumah keluarga Jimin, Aliya benar-benar harus menjauh sebelum memaki Jimin. Sialan sekali laki-laki menyebalkan itu. Sudah 1 tahun berlalu dan masih saja berbohong. Setidaknya setelah mereka memutuskan untuk berhubungan Jimin harus jujur. Memang hubungan mereka baru tapi tetap saja. Jimin tidak jujur artinya tidak percaya.

Dan Aliya juga bodoh karena tidak sadar akan  keanehan disekitarnya. Bagaimana dirinya begitu ceroboh dan masa bodoh.

Menarik nafas dalam-dalam dan memperhatikan sekitar. Ini sudah sore dan ada beberapa anak-anak muda yang sepertinya pacaran.

Entahlah. Aliya terlalu memikirkan banyak hal, dari mulai keluarga Jimin, hubungannya dan tentu status Jimin yang ternyata seorang CEO. Dunianya berputar.

"Sayang..." sulit menghindar jika mereka terlibat masalah. Jimin pasti akan langsung meluruskan ini tanpa mau memberikan waktu untuknya sendiri.

"Dengarkan aku" Aliya pasrah saat tubuhnya dibawa menghadap pada Jimin. Baik mari dengarkan apa yang akan Jimin katakan.

"Sebenarnya dari awal aku tidak pernah jadi CEO langsung, aku melakukan semua pekerjaan melalaui bawahan dan aku tidak pernah menunjukkan diriku langsung. Aku menggantikan Appa yang berhenti 3 tahun yang lalu, dan aku selalu bekerja dibelakang. Tapi gara-gara kejadian 1.5 tahun yang lalu aku harus menjadi karyawan biasa. Ada pegawai yang menggelapkan dana dan perusahaan hampir saja Bangkrut, tidak ada bukti serius yang membuktikan tersangka dan terlihat hanya kerugian karena Investasi, jadi aku turun tangan untuk melihatnya langsung. Bukan sebagai CEO tapi karyawan biasa dan aku tidak bisa menghentikan sandiwara ini karena memang banyak karyawan yang curang. Dan itu berlanjut hingga sekarang. Mengertilah dari apa yang aku alami. Aku juga tidak suka berbohong"

Aliya tau jika Jimin tidak bohong. Memang ada banyak karyawan yang curang dan selalu mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dan berakhir merugikan perusahaan. Masuk akal untuk keluhan Jimin.

"Aku akan jujur setelah kita kembali ke Seoul, aku tidak mau berbohong apalagi dengan ikatan yang sudah kita jalin saat ini. Sayang aku serius dan aku minta maaf untuk kebohongan ini" harus diakhiri dengan mengalah, Aliya tidak bisa terus mendominasi Jimin, lagi pula laki-laki ini jujur padanya.

"Asal jangan ada kebohongan lagi" itu yang Aliya takutkan. Tidak akan ada hubungan yang baik jika terus ada kebohongan. Aliya mau Jimin mengerti ini.

"Ini yang terakhir" dan Aliya pasrah saat tubuhnya ditarik untuk masuk kedalam pelukan Jimin, benar harus ada yang manis untuk mengakhiri pertengkaran ini.

"Aku mencintaimu" Aliya tersenyum dan mengeratkan pelukanya pada Jimin.

"Aku tau Jim" dan mata Aliya menatap lurus depan, memperhatikan jalanan yang ramai. Mata Aliya tiba-tiba menyimpit, mencoba fokus pada Siluet seseorang yang ia kenali.

Aliya mencoba fokus dan terus menatap hingga saat mata orang itu menatapnya.

"Seolma"

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

56.6K 3.8K 15
[ Complete ] Awalnya wanita bernama Han Min Hee adalah seorang karyawati biasa yang sangat sulit untuk mendapatkan promosi karena pendidikannya yang...
1.4M 18.5K 46
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
71.3K 3.3K 5
Cerita Singkat sederhana yang akan berakhir manis. tidak terlalu rumit karena sama-sama mengalah akan hati dan keadaan. * Only Reading.
99.4K 9.6K 18
𑁍┊Mature Completed. ˎˊ˗ ❝Nikmat denganmu.❞- Kata Min Yonggi, jangan salah artikan kata nikmat bung. Entah bentuk nikmat yang bagaimana bagi Min Yong...