Remake It to Me (FREE)

By Laceena

8K 1.3K 826

Bekerja sebagai pustakawan tentu menempatkan Hinata ke dalam tumpukan berbagai jenis buku. Profesi tersebut d... More

🌠 2
🌠 3
🌠 4
🌠 5
🌠 6
🌠 7

🌠1

2.6K 336 240
By Laceena

Tiba di rumah, suaminya yang tampan membukakan pintu dengan raut sukacita. Hinata memberi kecupan di pipi pria itu, untuknya turun juga satu kecupan di pipi dan kening. "Bagaimana hari ini? Apa semuanya berjalan lancar?"

"Lebih baik dari hari kemarin. Ada sekelompok mahasiswa berkunjung untuk meminjam buku. Ya, di antara mereka pernah menghilangkan buku sebelum dikembalikan. Aku ingin sekali mengabadikan nama anak itu ke dalam daftar hitam. Tapi, dia mengemis menawarkan kartu identitasnya sebagai jaminan. Mana mungkin aku tega mengambil benda itu, dia pasti membutuhkannya di segala tempat."

"Seperti biasa, istriku selalu sangat baik hatinya."

"Thank's," ucapnya singkat. Namun, amat manis terlihat berkat senyuman di wajahnya. "But, Hun, aku mau mengabari--meminta izin sebenarnya. Semoga kamu tidak keberatan. Karena, ehm ... aku tidak bisa menolak ajakan Gabriella di samping aku pun menginginkan ini."

"Jadi, kalian akan pergi ke mana?"

"Bioskop. Ada film fantasi terbaru. Kamu tahu seberapa candunya aku untuk genre yang satu itu 'kan?"

"Yah, you get it! Pergilah, jangan pulang terlalu malam, ok?! Aku tidak keberatan menemani Sunny sampai dia tertidur. Yang perlu kamu ingat sayang, dia sering terbangun di tengah malam dan memelukmu."

"Tentu, putriku segala-galanya. Aku janji langsung pulang setelah filmnya berakhir. Tidak akan membuat Himawari merengek karena mencari ibunya yang nakal ini."

"Hei, jangan segitu kerasnya pada dirimu. Aku benar-benar tidak masalah. Silakan kalian makan, menonton, atau mungkin belanja, ke salon,aku akan mentransfer dananya ke rekeningmu."

"No! Uang yang kamu kasih tempo hari masih ada. Aku baru sempat menggunakannya nanti."

"Kenapa sulit sekali memanjakan dirimu, hem? Habiskan saja uang yang aku berikan. Kamu tidak perlu ragu menggunakannya. Aku bekerja memang untukmu dan Sunny."

"Aku tahu. Aku hanya bingung uang sebanyak itu harus dibuat ke mana? Aku tidak hobi berbelanja seperti Gabriella."

"Oh, Tuhan, selamatkan aku dari sihir wanita ini. Aku jadi bertambah sayang padamu--apa aku berhenti bekerja saja, ya?!"

"Naero! Kita butuh dana yang besar untuk pendidikan Himawari kelak. Kita wajib bekerja selagi bugar begini."

"Aku bercanda." Seringai jahil muncul guna menggoda Hinata sekalian, "Jadi, kamu cukup puas dengan kita mengobrol di depan pintu?"

"Dari tadi kamu tidak mengajakku masuk."

Rengekan tersebut terdengar lucu di telinga Naero, hingga dia spontan terkikik geli. Sejemang suaminya itu merangkul pundaknya, menggiring dia melangkah ke dalam. "Kamu sudah makan?"

"Belum, aku makan dua bungkus granola sebagai pengganjal perut. Kamu masak apa tadi?"

"Tidak ada yang spesial. Aku memanggang paha ayam, asparagus, kentang tumbuk dan menumis sayuran segar. Asupan sehat untuk gadis kecil kita. Ah, dan dia tidak memuntahkan brokolinya lagi."

"Sungguh?!" Binar-binar di mata Hinata menjelaskan sepenuhnya isi hati wanita ini. "Di mana dia? Aku ingin memberinya selamat dan hadiah kecil."

"Ada di kamarnya ... dia tertidur setelah mengajakku bermain boneka. Tapi, kamu bisa menengoknya, mungkin sedikit kecupan sebagai ucapan selamat."

"Aku tidak sabar melihat seperti apa wajah Himawari saat memakan brokoli itu." Keduanya bersusulan menaiki anak tangga menuju lantai atas dengan Naero tersenyum-senyum sendirian di belakang dia.

"Kamu mesti melihat itu selanjutnya, sayang. Dia lucu sekali, ingatkan aku untuk merekam momennya besok--anw, Gabby menjemputmu kemari?"

"Iya. Dia menawarkan diri. Aku tidak masalah jika perlu menggunakan taksi dan bertemu di lokasi."

"Tidak baik menolak teman."

"Oleh karena itu aku menyetujuinya."  Naero mengangguk-angguk di belakangnya jangka mereka barusan tiba di lantai dua.

-----

"Pakai coat-mu. Mungkin saja akan turun hujan." Sentuhan terakhir untuk penampilan Hinata, suaminya ini membantu dia mengenakan mantel.

"Sekarang jam tiga empat puluh. Aku pasti kembali sebelum pukul sembilan."

"Hati-hati, ya."

"Kamu mau dibawakan apa?"

"Tidak usah. Rencananya aku akan mengajak Sunny jalan-jalan sore, sekalian mampir belanja bahan makanan ke supermarket."

"Hun, aku ingin melakukannya juga. Pasti seru pergi bareng kalian."

"Masih ada minggu depan, sayang. Bersenang-senanglah, jangan khawatir dan jangan terburu-buru!" Kalimat perpisahan sementara itu diselingi bergairahnya sekejap ciuman intens. "Aku akan menunggumu." Sebelah kelopak matanya berkedip, dan Hinata kontan tersipu kentara memahami makna di balik gestur suaminya.

"Telepon aku kalau ada apa-apa," pesan Hinata selaras Naero sekadar mengangguk akibat klakson di seberang berulang-ulang menjerit frustrasi. Gabriella pun sudah cukup bersabar untuk menantinya di depan halaman rumah.

-----

"Berisik sekali. Klaksonmu bisa membangunkan Himawari."

"Serius?! Maaf, itu kesalahanku."

"Tidak, bukan bangun yang sesungguhnya. Kamar di atas masih senyap sampai aku keluar."

"Astaga, syukurlah! Aku sungguhan menyesal andai puteri kecil itu terbangun."

"Naero menjaganya dengan sangat baik. Tidak berat untuk meninggalkan Himawari bersamanya."

"Kamu bisa pergi tanpa merasa cemas berlebihan 'kan?"

"Bukankah jelas di penglihatanmu? Aku di sini dalam keadaan santai. Kepalaku hanya membayangkan kegiatan-kegiatan lucu yang mereka lakukan bersama-sama. Naero berniat membawanya jalan-jalan sore ini."

"Dia penuh dedikasi, sangat tipe idaman."

"Aku beruntung bisa menikahi dia."

"Sepintas pandang juga orang-orang dapat menilai di mana jackpotnya. Naero pria terseksi yang pernah aku kenal. Kalau hanya melihat atau bertemu acak bisa berulang kali, tetapi baru dia satu-satunya yang aku kenal. Selain tubuh bagus, afirmasinya jelas membuat wanita manapun meleleh--aku salut kamu sanggup menanganinya."

"Banyak di sekitarku bersaksi demikian. Meski sebetulnya Naero memiliki sisi berbeda yang tersembunyi."

"Berarti itu rahasia?"

"Hem, tidak akan ada yang tahu."

"Kukira hal begitu tergolong wajar. Nol koma nol sekian persen dari nilai mendekati sempurna tidak akan membuat dia menjadi sosok yang buruk."

"Aku justru takut sekali dia meninggalkan aku dengan alasan yang bisa saja tidak diperhitungkan sebelum-sebelumnya. Meski pahit, perkiraan paling negatif dan tidak masuk akal sekalipun tetap aku pertimbangkan. Persiapan awal  demi mencegah mimpi buruk semacam itu."  Topik tentang eksistensi Naero tak ayal dan tiada terencana mengisi suasana di perjalanan mereka.

"Semua wanita mengalami kegelisahan serupa saat dihadapkan pasangan sempurna."

"Tidak berlebihan 'kan? Setiap malam aku sering mengatakan kalimat yang sama untuk menekankan agar dia tinggal selamanya di sisiku. Dan dia cukup mengangguk sambil melebarkan senyumnya."

"Sungguh sial, nasibmu kelewat mujur."

"Tody juga pria terpelajar. Aku tahu kamu bahagia jalan dengan dia." Bergantian Hinata hendak juga menghibur rekannya itu.

"Memang. Aku suka sikap gentlenya. Tapi, Hin, aku merasa passion Tody terhadap hubungan kami hanya sebatas seks. Dia bersemangat setiap aku berkunjung ke tempat dia, begitupun sebaliknya. Kami berbincang sebentar sebelum dia merapat dan perlahan-lahan menelanjangiku. Di sofa, di lantai, di dapur, di ruang mencuci, dia seperti maniak seks."

Lipatan detik berikut, hela napas Hinata mengudara rendah dan dia lantas berkata, "Apa kamu pernah memergokinya dengan wanita lain?"

"Tidak. Aku yakin dia setia. Tapi, aku bimbang dia pernah mempertimbangkan soal pernikahan."

"Kamu ingin?"

"Aku berpikiran primitif jika menyangkut sebentuk hubungan. Pernikahan penting bagiku, Hinata."

"Maka katakan pada dia. Siapapun dari kalian yang lebih dahulu menyuarakan hal itu, tidak berarti yang lainnya bermain-main. Sesekali juga perlu membuat pria kita merasa dibutuhkan seutuhnya."

"Haah! Agaknya saranmu lumayan bagus. Akan kucoba saat ketemu dia nanti." Gabriella melirik singkat ke samping, menampakkan kelegaan pada senyumannya.

Continue ...



Continue Reading

You'll Also Like

471K 29.5K 59
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
441K 29.4K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
234K 20.4K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
1M 100K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...