The Cat Girl ✶Completed✶

By mutiams53

23.4K 2.1K 37

【DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN】 #thecatgirl Sebuah cerita tentang seorang gadis yang terkena kutukan... More

...✶PROLOG✶...
...✶Capter 1✶...
...✶Capter 2✶...
...✶Capter 3✶...
...✶Capter 4✶...
...✶Capter 5✶...
...✶Capter 6✶...
...✶Capter 7✶...
...✶Capter 8✶...
...✶Capter 9✶...
...✶Capter 10✶...
...✶Capter 11✶...
...✶Capter 12✶...
...✶Capter 13✶...
...✶Capter 14✶...
...✶Capter 15✶...
...✶Capter 16✶...
...✶Capter 17✶...
...✶Capter 18✶...
...✶Capter 19✶...
...✶Capter 20✶...
...✶Capter 21✶...
...✶Capter 22✶...
...✶Capter 23✶...
...✶Capter 24✶...
...✶Capter 25✶...
...✶Capter 26✶...
...✶Capter 27✶...
...✶Chapter 28✶...
...✶Chapter 29✶...
...✶Chapter 30✶...
...✶Chapter 31✶...
...✶Chapter 32✶...
...✶Chapter 34✶...
...✶Chapter 35✶...
...✶Chapter 36✶...
...✶Chapter 37✶...
...✶EPILOG✶...
♡Thanks♡
Di Baca Yo

...✶Chapter 33✶...

323 39 0
By mutiams53

          Rayen menatap monitor di hadapannya yang menampakkan sel sel penelitiannya


"....dan Hidroksida terdapat di bagian kiri nya" ucap Rayen dan segera di catat oleh Tina di sampingnya

Alan merenggangkan otot otot nya karena pegal begitu pun dengan Vino yang menguap karena mengantuk

"Kita sudahi saja penelitian kali ini" kata Rayen membereskan peralatannya ke dalam tas

"Aaah gue lelah sekali" seru Vino menggaruk pinggangnya.

"Pulang lah" sahut Tina ia masih datar seperti dulu dan rambut keriting nya masih sama juga kaca mata selalu bertengger di batang hidung nya

Setelah berbincang sebentar mereka pun berpisah dan pulang masing masing, Rayen berjalan meninggalkan Campus dan memasuki sebuah Caffe untuk membeli minuman

Ketika ia akan mengambil soda sebuah tangan pun mengambil nya dengan cepat membuat Rayen menarik kembali tangannya dan menoleh pada orang itu, Rayen terpaku di tempatnya melihat gadis cantik itu rambutnya lurus panjang dan pirang matanya hitam pekat menatap ke arah nya dan tersenyum manis

"Nih, buat mu saja" kata gadis itu membuka soda dan menyimpan nya di tangan Rayen yang menggantung karena terkesima dan gadis itu mengambil floridina lalu meninggalkannya

Rayen tersadar dan mengejarnya ke luar caffe, gadis itu memasuki mobil hitam mewah bersama seorang laki laki tampan yang mengemudi, Rayen melihat laki laki itu yang juga melihatnya namun hanya sekilas karena langsung melaju meninggalkan Caffe

Rayen terpaku di tempatnya, tak peduli soda yang telah di buka itu mengalir ke lantai beberapa orang yang berlalu lalang berbisik-bisik melihatnya, hingga sebuah suara membuatnya menoleh

"Rayen!" seru seseorang yang ternyata Diray menghampirinya

"Lo aneh benget buka minuman tapi di biarin tumpah, lo waras gak sih?" tanya Diray menatapnya heran.

Rayen membuang soda itu ke tong sampah dan mengikuti Diray memasuki Caffe dan memesan makanan

"Lo kenapa? Aneh benget" seru Diray heran menatap Rayen di sebrang nya dan beralih ke makanannya

"Gak tau, gue masih waras atau enggak" sahut Rayen melahap makanannya frustasi.

Diray menatapnya dengan sendok bakso menggantung di udara karena heran dengan tuturan Rayen barusan

Rayen menoleh dan mendorong sendok Diray masuk ke mulutnya, "Makan jangan pikirin gue" ucap Rayen acuh, Diray pun perlahan mengunyah bakso masih dengan menatap Rayen heran

Beberapa menit, keduanya telah selesai makan dan segera berjalan keluar dari Caffe

"Diray" seru Rayen membuat Diray menoleh.

"Apa? Sekarang lo udah waras?" tanya Diray menyindirnya dan terkekeh.

"Lo rindu Arsha?, Lo ingin ketemu dia lagi kan? Lo suka sama dia kan?" tanya balik Rayen membuat senyum Diray memudar pertanyaan yang menohok itu membuat nya berdeham

"Ngomong apa? Buruan bentar lagi Kampus di tutup" seru Diray dan mempercepat langkahnya meninggalkan Rayen yang berjalan santai

"Jawab dulu pertanyaan gue!" seru Rayen setengah berteriak.

"Buruan!!" teriak Diray tak mengubris kata kata nya, Keduanya mengendarai motor masing masing dan melaju menuju rumah.

✦✦✦

Diray membaringkan tubuhnya di kasur menatap layar ponselnya menampakkan sebuah foto dirinya dan seorang gadis di masa SMA nya

"Udah lama, lo beran gak kangen gue?" Gumam Diray dan menghela nafas gusar lalu mengimpan pomselnya di nakas

"Tuh kan lo rindu sama dia" seru seseorang membuatnya terkejut dan mematikan ponselnya

"Ngapain lo di kamar gue?" tanya Diray kesal.

"Kamar lo? Ini kamar kak Sadina" jawab Rayen enteng.

"Tapi sekarang jadi kamar gue karena lo rebut kamar gue" seru Diray acuh.

"Ye ye" cibir Rayen tak peduli, "Gue mau pinjem buku paket sejarah lo buat penelitian gue" lanjutnya.

"Cih profesor gak modal" sindir Diray dan berjalan ke meja belajarnya.

"Ini baru permulaan, lain kali gue punya sendiri" kilah Rayen.

"Beli sana" seru Diray melemparkannya Rayen dengan sigap menangkapnya.

"Iya iya, tuan psikopat" sahut Rayen membuat Diray melotot.

"Bilang sekali lagi?" seru Diray dingin, Rayen langsung berlari meninggalkan kamar Diray dengan tawa puasnya

Diray mengunci pintu dan bersandar di sana, "Punya saudara gini amat" gumamnya dannterkekeh kecil

✦✦✦

Diray memarkirkan motornya di area parkir Campus di ikuti Rayen, keduanya berjalan beriringan bagai kembaran, memang keduanya tak jarang ada yang bilang kembar saat berada di tempat tempat umum

"Jauh-jauh sana gue muak di sebut kembar" seru Diray mendorong baru Rayen.

"Peduli amat omongan orang" sahut Rayen mengusap bahu nya membuat Diray mendengus

Keduanya seperti biasa, tidak langsung masuk ke kelas jika berangkat barengan, keduanya akan duduk di tangga tembok ini yang beberapa meter lagi menuju area Campus

"Cuaca nya cerah banget tapi aneh di sini teduh-teduh aja" seru Rayen tersenyum mentap langit biru yang berpayung awan

"Lebay lo, tiap hari juga gitu lo baru nyadar sekarang" sindir Diray membuat Rayen menoleh segit.

"Lo hancurin khayalan gue aja, tau gak? Kata-kata lo nusuk" kata Rayen menunjuk dada nya.

"Dih? Kayaknya lo perlu ke dokter Devan dia bakal obatin jiwa lo" seru Diray tak peduli.

"Punya saudara gini amat" sahut Rayen geleng geleng kepala, Diray hanya terkekeh kecil saja.

Keduanya tenggelam dalam suasana pagi yang indah ini orang yang berlalu lalang bebisik dan tersenyum melihat keduanya, ada juga yang menyapanya dengan hangat

"Eh Ray, liat tuh! Itu bukannya Arsha sama Evan?" tanya Rayen menatap Ke bawah sana ke parkiran, beberapa kaum hawa berteriak melihat ketampanan Evan yang begitu mempesona

Diray pun melihatnya dan terkesima ia tak pernah lupa dengan wajah itu kulit yang bersih dan putih serta lengkung senyum yang manis, "Dia sudah kembali?" Tanya Diray dan berdiri

"Jadi yang gue lihat di Caffe itu benar" seru Rayen yang juga menatap mereka yang berjalan menaiki tangga

Keduanya menghampiri Arsha dan Evan yang tampak kaget dengan kedatangan keduanya

"Arsha!" seru Diray menatap gadis berambut pirang itu.

"Siapa mereka?" tanya gadis itu menoleh ke Evan yang di sampingnya.

"Lo lupa siapa kita?" tanya Rayen heran menatapnya.

"Apaan nih? Aku gak kenal siapa kalian" jawab gadis itu datar datar saja.

Diray terhenyak dengan penuh tanda tanya besar, "Lo gak ingat gue?" tanya Diray terpaku di tempatnya

"Aku baru pertama kali melihat kalian" seru gadis itu.

"Pergi ke kelas duluan" seru Evan pada gadis itu dan segera menurut. Evan tampak mengalihkan pandangan dari Diray dan Rayen, Diray menatap nya ketika ia hendak lari Diray meraih tasnya

"Eeh lepasin-lepasin" seru Evan.

"Apa yang terjadi sama Arsha? Lo ngilangin kutukan juga ingatannya?" tanya Diray menatapnya heran.

Evan berdiri tegak dan merapikan bajunya yang agak berantakkan, "Bukan gue yang ngobatin dia" kata Evan dan berjalan duduk di tangga diikuti keduanya

"Ya jelas bukan lo" ucap Rayen.

"Disana dia mendapat perawatan bagus, dokter bilang ingatan masalalu membuatnya tertekan" kata Evan mulai menjelaskan membuat Diray dan Rayen menyikmaknya

"Apa? Ingatannya juga?" tanya Diray heran.

"Iya,jadi biarkan dia mengingat dengan perlahan dan menurut gue sih  masalalu itu gak perlu di ingatkan lagi" jawab Evan menatap keduanya.

"Gimana sama Diray? Dia masih suka Arsha" seru Rayen membuat Diray menoyornya.

"Diem lo" sahut Diray, Rayen mendengus sebal.

"Nama panggilannya bukan lagi Arsha tapi Andirni atau Dirni sesuai nama panjangnya Arsha Andirni" tutur Evan.

"Andirni? Kedengarannya asing banget" komentar Rayen.

"Gue lebih suka nama Arsha" ucap Diray dan berdiri dari duduknya.

"Jangan putus asa, lo bisa deketin dia lagi. Buatlah lembar baru karena sekarang masa kuliah bukan SMA" kata Evan mengikuti nya berdiri diikuti Rayen.

"Nah bener tuh, gue setuju" seru Rayen mengangguk.

"Yaudah gue nyari kelas dulu ya, oh ya gue ini calon guru Bahasa inggris. Kalau kalian butuh sesuatu gue ada di jurusan" kata Evan pamit dan di angguki keduanya.

"Murid nya pasti banyak, mayoritas cewek. Pasti" komentar Rayen, Diray hanya terdiam seribu basa seketika hatinya patah mendengar semua penuturan Evan tadi.

✦✦✦

"Apa?! Arsha udah balik?!?" seru Tina, Alan, dan Vino kompak.

"Lo yakin dia Arsha?" tanya Alan menatap Devan dengan heran.

"Iya, gue gak mungkin salah, dia masuk jurusan kedoteran juga dan lo tau apa yang bikin gue kaget? Dia udah jadi Dokter di Rumah Sakit Brisbane!" Jawb Devan dengan tak percaya atas apa yang ia dengar tadi di kelasnya

"Dia udah jadi dokter? Dokter apa?" tanya Tina.

"Dokter bedah jantung, aah gue juga pengen" jawab Devan.

"Dimana dia sekarang?" tanya Vino penasaran, Devan menunjuk bangku kantin di pojok sana, ada seorang cewek cantik yang tengah menikmati makannnya

"Dia makin cantik saja" seru Alan menatapnya tak berkedip.

"Kalau kalian mau samperin dia jangan panggil Arsha, karena nama panggilannya sekarang itu Andirni, gue aja di semprot abis-abisan karena manggil dia Arsha" tutur Devan bergidik ngeri

"Sejak kapan dia jadi galak?" Seru Vino heran.

"Entahlah gue juga bingung" sahut Devan mereka tampak termenung setelah beberapa menit mereka pergi meninggalkan kantin Devan pun pamit ke kelas nya

"Gue pengen tau ceritanya kenapa Arsha jadi gitu" seru Alan penasaran.

"Sama gue juga, apa kutukannya udah hilang yah?" tanya Vino.

"Dia datang" seru Tina mereka pun menatap ke depan seorang gadis berjalan melewati mereka Alan menghalangi jalannya diikuti Tina dan Vino yang menghela nafas pasrah

"Hai Arsha apa kabar?" tanya Alan membuat gadis itu mengerutkan keningnya

"Arsha? Bagaimana kalian tau itu nama depan ku?" tanya nya heran.

"Lo beneran Arsha kan?" tanya balik Alan.

"Nama ku Andirni jangan seenaknya mengganti nama orang dong, lagian kalian siapa sih? Kenapa Kampus ini orang-orang nya aneh?" tanya Andirni dengan nada tidak suka.

"Maafin teman gue ya, oh jadi nama lo Andirni gue Tina" kata Tina mengulurkan tangannya.

"Apa rambut mu selalu begitu?" tanya Andirni mengabaikan uluran tangan Tina, Tina berdeham dan menarik tangannya menyentuh rambut sebahu keritingnya

"Oh ya, ini dari lahir sudah begini" jawab Tina tersenyum hambar.

"Akan lebih bagus jika rambut mu lurus kamu akan semakin bersinar" kata Andirni dan meninggalkan mereka yang melongo.

"Kata-kata itu pernah ia ucapin di masa SMA"kata Tina membenarkan letak kacamata nya

"Dia banyak berubah" seru Alan yang masih menatap kepergiannya.

"Woy!" seru seseorang mengejutkan mereka, mereka pun menoleh dan mendapati Rayen dengan wajah datar menghampiri

"Bukannya kerja malah ngobrol" seru Rayen menatap mereka yang cengengesan.

"Begini, lo tau kalau Arsha udah balik?" tanya Alan.

"Tau lah" jawab Rayen singkat, "Kenapa lo gak kasih tau kitaaaa" seru Vino kesal

"Buat apa? Berhenti bicara yang gak penting, ayo tim!" seru Rayen berjalan mendahului

"Gue pengen banget nendang tuh orang" ucap Alan dengan kesal dan berjalan mengikuti Tina dan Vino.




♡✴✴♡

Continue Reading

You'll Also Like

280K 5.9K 33
WATTPAD BOOKS EDITION You do magic once, and it sticks to you like glitter glue... When Johnny and his best friend, Alison, pass their summer holid...