Connected Together - Brightwi...

By pipewnuna

200K 17.8K 1.5K

❝ᴛᴀᴍᴀᴛ❞ _________________________ ❝aku lelah tine, mari akhiri semua ini❞ _________________________ -win m... More

O 1 🌿
O 2 🌿
O 3 🌿
O 4 🌿
O 5 🌿
O 6 🌿
O 7 🌿
O 9 🌿
1 O 🌿
1 1 🌿
1 2 🌿
1 3 🌿
1 4 🌿
1 5 🌿
1 6 🌿
1 7 🌿
1 8 🌿
1 9 🌿
2 O 🌿
2 1 🌿
2 2 🌿
2 3 🌿
2 4 🌿
2 5 🌿 END
2 6 🌿
2 7 🌿 ENDING
yo guys 🖐
promosi🎞🎥
BRIGHTWIN SHIP WAJIB BELI

O 8 🌿

6.6K 641 8
By pipewnuna

Author Pov

"Sarawat, ayo~"

Nevvy, wanita itu meraih lengan Sarawat secara paksa karena melihatnya yang berjalan sangat lambat. Ini bukan pertama kalinya Sarawat berjalan bersama Nevvy. Sebenarnya Sarawat sudah berkali-kali menolak ajakan Nevvy untuk menemaninya berbelanja. Ayolah itu hanya membuang-buang uang dan membuang tenaga yang lebih baik dia simpan untuk kegiatan yang lebih penting.

"Hei, ayo menonton sebuah film! Akan aku pesankan tiket nya sekarang, tunggu di sini!" Ucap Nevvy yang sama sekali tak di hiraukan oleh Sarawat.

Ayolah, pemuda itu sedang kelelahan sekarang. Hari ini ia belum istirahat sama sekali. Setelah pulang dari fakultas ia langsung berangkat ke rumah Tine dan ketika ia pulang sudah di suguhi Nevvy yang memaksanya untuk ikut berbelanja.

"Hanya membuang-buang waktu" gumamnya kesal.

Sarawat sedang duduk menunggu Nevvy yang sedang mengantri untuk membelikan tiket menonton untuknya. Ada rasa ingin meninggalkan namun ia masih berpikir kedepannya. Wanita itu pasti akan berbicara yang tidak-tidak dan sudah pasti dirinya akan disalahkan.

"Ai Tine, itu terlalu horror! Aku tidak mau!" Samar-samar Sarawat mendengar seseorang yang menyebut nama Tine.

Ia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari dimana sumber suara tersebut. Dan ternyata benar, Sarawat menemukan Tine dan juga Ohm disana. Tepat di samping kanannya ada mereka yang menurut Sarawat sedang berdebat kecil untuk memilih film apa yang mereka akan tonton.

"Ah baiklah-baiklah kita menonton yang itu saja. Kau yang pesan, aku akan ke toilet" kata Tine yang masih bisa di dengar oleh Sarawat.

Sarawat berpura-pura menunduk sambil memainkan ponselnya ketika Tine berjalan melewatinya. Ia melihat Ohm yang mulai memasuki barisan untuk memesan tiket. Sarawat sepertinya sedang beruntung sekarang, karena ini sedang ramai pengunjung dan barisan sangat panjang.

Ia berdiri dan mulai berjalan menuju kearah toilet. Masuk ke dalam toilet dan menemukan Tine yang sedang bercermin disana.

"Tine" panggilnya pelan.

Tine yang merasa dipanggil menatapnya lewat cermin di depannya. Sedikit ada rasa terkejut karena yang memanggilnya adalah Sarawat. Dengan cepat ia mengubah ekspresinya untuk terlihat santai sebisa mungkin.

"Kau?" Gumam Tine.

"Boleh aku bicara denganmu?" Tanya Sarawat yang mulai mendekat.

"Ehm" Tine hanya berdehem sebagai jawabannya.

Sarawat mengambil nafasnya pelan, "untuk waktu itu, aku minta maaf" ucapnya.

"Untuk?" Tanya Tine.

"Mengakhiri hubungan secara tiba-tiba" kata Sarawat sambil menatap mata Tine.

"Aku sudah melupakannya" balas Tine.

"Maafkan aku" kata Sarawat lagi dan Tine hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa kau tidak memberitahu Ibu dan Ayahmu?" Tanya Sarawat.

Tine menggeleng, "aku hanya tidak ingin" katanya.

Sarawat tersenyum tipis, "apa kau berkencan dengan Ohm?" Tanyanya.

Sarawat memberanikan dirinya untuk bertanya hal itu. Hal yang sedari tadi saat ia berada di rumah Tine seolah-olah terus menempel di otaknya.

Tine diam dan tidak menjawab pertanyaan Sarawat. Sebenarnya dirinya dengan Ohm hanyalah sebatas sahabat saja.

"Tine, jika suatu saat aku ingin meminta kembali padamu, apa kau akan menerimanya?" Tanya Sarawat dengan ekspresi wajah yang benar-benar sedih.

Tine sebenarnya terkejut dengan pertanyaan Sarawat. Bisa-bisanya ia mempermainkannya seperti ini. Jelas ia tidak mau.

"Kalau kau kesini hanya untuk membahas hal tidak berguna lebih baik aku pergi" tegas Tine yang kemudian mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkan Sarawat.

Tetapi Sarawat lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya, "Tine, beri aku waktu" ucapnya pelan.

"Beri aku waktu dan aku akan menceritakan semuanya padamu" lanjutnya.

Tine menoleh kearah Sarawat, "untuk apa aku memberimu waktu? Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku" katanya.

"Tine! Ku kholong!" Mohon Sarawat.

Tine melepaskan genggaman tangan Sarawat, "aku, aku masih mencintaimu" ucap Sarawat yang membuat Tine terdiam beberapa saat.

Sarawat memegang kedua bahu Tine lalu menatapnya dengan lekat, "aku mohon, beri aku waktu" ucapnya pelan.

Tine menatap mata Sarawat. Menatap wajah lelaki di depannya tersebut dengan lekat. Wajah yang di penuhi rasa kesalahan, kerinduan, dan kegelisahan menjadi satu terukir jelas disana.

Dengan cepat Tine melepas kedua tangan Sarawat yang ada di bahunya, "aku tidak peduli, lakukan semaumu" ucapnya lalu pergi meninggalkan Sarawat.

"Tine!" Panggil Sarawat yang tak di gubris oleh Tine.

Sarawat kesal, marah kepada dirinya sendiri. Kenapa bercerita soal kejadian yang sebenarnya ia tidak bisa?!

"Shiaaa oihhh" teriak Sarawat sambil mengusak rambutnya secara kasar.

Tine Pov

"Hey, kau serius menonton film romantis ini?" Tanyaku pada Ohm saat ia selesai memesan sebuah tiket.

Ohm mengangguk, "aku yakin jika aku memilih komedi kau tidak akan tertawa" katanya lalu tersenyum tipis.

Aku ikut tersenyum tipis, tipis sekali. Apa yang ia katakan benar. Akhir-akhir ini memang tidak tau kenapa aku jarang sekali tertawa atau bahkan tersenyum lebar. Bahkan jika ada hal yang lucu sekalipun tetap tidak bisa membuatku tertawa lepas. Aku sungguh benci diriku saat ini.

"Pintu teaternya sudah di buka, ayo!" Ajak Ohm dan aku menurut saja.

Kami masuk dan duduk di barisan ketiga dari atas. Ohm memilih bangku nomor 39 dan 40 untuk kami tempati.

"Aku ingin di pinggir, aku disini" tunjukku pada nomor 40 yang berada di pinggir atau lebih tepatnya pojok dekat jalan yang menjadi pemisah antara deretan kanan dan deret kiri.

Kami duduk dan menanti film untuk di mulai. Sesekali aku memakan popcorn yang sempat Ohm belikan untukku. Tak lama kemudian lampu teater meremang tanda jika film akan segera di mulai.

"Aku tidak suka pinggir jalan, kau saja"

"Kenapa kau memilih pinggir kalau begitu?

Samar-samar aku mendengar suara yang ku kenali. Ya, itu suara Sarawat yang tadi baru saja berbicara denganku di toilet. Aku menoleh dan mendapatinya sedang bersama Nevvy di sebrang bangku teaterku.

Mereka duduk kemudian. Ia menoleh padaku, pandangan kami bertemu sesaat. Hingga aku memutuskan kontak mataku terlebih dulu darinya.

"Pembual" gumamku.

"Tine, apa kau berbicara sesuatu?" Tanya Ohm padaku.

Aku menoleh dan menggeleng, "tidak, kau salah dengar" kataku padanya lalu kembali fokus menonton film di depan sana.






























[Episode 8]
Pembual



Hi guys

Minal aidzin walfaidzin
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat hari raya idul fitri

Jangan lupa dilihat ya guys↓↓

Continue Reading

You'll Also Like

527K 52K 43
❝ᴛᴀᴍᴀᴛ❞ __________________________ ❝dari ga kenal jadi kenal karena berisik doang❞ __________________________ -win metawin as win bright vachira...
1.1M 42.9K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
235K 22.8K 30
Bright Vachirawit bukan hanya sekedar teman lama, dia adalah laki-laki yang selalu sukses membuat jantung Metawin berdebar tak karuan sewaktu di kamp...
44M 2.3M 96
SERIES SUDAH TAYANG DI VIDIO! COMPLETED! Alexandra Heaton adalah salah satu pewaris Heaton Airlines, tetapi tanpa sepengetahuan keluarganya , dia men...