The Cat Girl ✶Completed✶

By mutiams53

23.4K 2.1K 37

【DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN】 #thecatgirl Sebuah cerita tentang seorang gadis yang terkena kutukan... More

...✶PROLOG✶...
...✶Capter 1✶...
...✶Capter 2✶...
...✶Capter 3✶...
...✶Capter 4✶...
...✶Capter 5✶...
...✶Capter 6✶...
...✶Capter 7✶...
...✶Capter 8✶...
...✶Capter 9✶...
...✶Capter 10✶...
...✶Capter 11✶...
...✶Capter 12✶...
...✶Capter 13✶...
...✶Capter 14✶...
...✶Capter 15✶...
...✶Capter 16✶...
...✶Capter 17✶...
...✶Capter 18✶...
...✶Capter 19✶...
...✶Capter 20✶...
...✶Capter 21✶...
...✶Capter 22✶...
...✶Capter 23✶...
...✶Capter 24✶...
...✶Capter 25✶...
...✶Capter 26✶...
...✶Capter 27✶...
...✶Chapter 28✶...
...✶Chapter 30✶...
...✶Chapter 31✶...
...✶Chapter 32✶...
...✶Chapter 33✶...
...✶Chapter 34✶...
...✶Chapter 35✶...
...✶Chapter 36✶...
...✶Chapter 37✶...
...✶EPILOG✶...
♡Thanks♡
Di Baca Yo

...✶Chapter 29✶...

292 43 0
By mutiams53

VOTE yh

3 Minggu kemudian...
   
           Hari ujian Kenaikan Kelas pun tiba, semua kelas di pisah dan di pecah para murid memiliki kartu peserta masing masing dan ruangan yang telah di tentukan, Arsha menghela nafas lega karena ia satu ruangan dengan Diray setidaknya ia tidak merasa terlalu gugup

Absen dari huruf A-M di ruang 1 sedangkan absen dari huruf O-Z di ruang 2, Arsha merasa sedikit sedih karena ia dan Tina berbeda ruangan dan merasa kasihan juga dengan Ghea yang telah kembali masuk sekolah pisah ruangan dengan Prilly

Seorang pengawas dari sekolah lain pun masuk dan membuat semua murid hening, guru itu tampak galak dan segit saat membagikan kertas ulangan

"Jangan mencontek, jangan tengok kanan kiri, dan jangan berisik" ucap nya tegas, Ruangan 1 Kelas Bahasa 2 Hening dan senyap yang terdengar hanyalah suara sepatu hak seorang pengawas yang berjalan jalan mengontrol

Lain halnya dengan ruangan 2, ruang 2 tampak santai dengan guru yang ramah bahkan Rayen dan Tina saling melihat jawaban saat pengawas keluar di ikuti yang lainnya yang ikut menyontek juga

*jangan di tiru ya guys tapi kalau mendesak sih gpp:D

Ujian hari pertama pun selesai semua murid kelas 11 dan 10 keluar dari ruangan masing masing dan saling mencari temannya kala berbeda ruangan

"Aaah males deh ujian pen kabur aja" gerutu Vino menghampiri Diray dan yang lainnya di kantin

"Apaan? Lo nyontek juga masih bilang males"seru Rayen

"Lo juga sama" sahut Tina membuat Rayen cengengesan, Diray, Arsha, dan Evan hanya terkekeh melihat mereka, mereka menikmati makanannya

"Udah yok pulang, kita ke kedainya Diray" aja Vino semangat

"Wah lo yang teraktir" seru Alan yang tiba tiba datang bersama Devan

"Apa?"

"Horey Vino teraktir" potong Devan sumringah, mereka pun segera menuju parkiran untuk mengambil kendaraan nya masing masing Arsha dan Tina bersama Evan membawa mobil

Beberapa menit mereka pun tiba dan segera memasuki kedai Diray dan duduk di kursi pelanggan, Bu Maya menyambut ramah dan segera membuat Ramyeon untuk mereka

Arsha dan Tina membantunya dan membawakan ke meja mereka, mereka sangat menikmati Ramyeon nya dengan canda dan tawa yang begitu hangat, mereka berharap moment seperti ini bisa di ulang lagi lain waktu dan tidak ada lagi peselisihan dan kesalah pahaman

"Apa ini My Hope? Harapan saya?" tanya Tina menatap My Hope.

"Iya, tulis harapan mu seperti yang lain" jawab Arsh.

"Woah keren, gue mau buat harapan!" seru Alan.

"Gue juga"

"Gue ikut"

Mereka pun saling berebut pulpen tampak Tina merasa kesal dan menyesal tidak duluan menulis harapan

Arsha dan Diray tampak terkekeh melihat tingkah mereka, sementara Rayen membantu Bu.Maya mencuci piring karena paksaan dari Diray, dengan tujuan tertentu ia ingin Rayen akrab dengan ibu nya.

"Woah lihat lah harapan gue yang terbaik" seru Alan angkuh.

"Lo berharap apa Van?" tanya Devan pada Evan.

"Nih baca" jawab Evan singkat.

"Haha, lo masih berharap Rintan jadi pacar lo?" seru Devan mengundang tawa semuanya.

"Bodo amat yang penting harapan, dan cuma itu harapan gue" kata Evan tak peduli.

"Woah liat nih, harapan Tina ia berharap seseorang peka, hahaha" seru Vino mencairkan suasana.

"Diem lo, serah gue dong" sewot Tina dan meninggalkan mereka lalu duduk di samping Arsha

Setelah menghabiskan waktu sampai larut di kedai Diray mereka pun memutuskan untuk pulang, sukses sudah dompet Vino ludes hari ini untuk mentraktir mereka

Diray tersenyum menatap harapan harapan teman temannya dan ia juga berharap dalam hati semoga harapan mereka terkabul.

✦✦✦

Bell Istirahat berbunyi nyaring, semua murid meninggalkan kelas nya untuk mengisi perut mereka di kantin

Vino berlari ke meja Arsha dan teman temannya dengan nafas tersenggal ia duduk di antara mereka

"Kenapa lo?" Tanya Evan heran melihat Vino

"Kalian lihat ini" seru Vino meletakkan  ponsel nya di tengah tengah meja agar mereka bisa melihat

My Nyokap

My nyokap send a picture...

)*anggap ada yh guys, nih ceritanya Ghea lagi duduk di koridor rumah sakit dengan menundukkan kepalanya

Bukannya dia teman mu? Vin?, dia kayaknya lagi susah siapa tuh namanya? Mamah lupa

Oh dia kayaknya Ghea
mah kalau gak salah

Mamah coba cari info, ternyata adiknya sakit parah dan harus di operasi, kata suster orang tuanya gak punya uang

Mamah beneran?
Atau salah info sih?

Beneran dong karena dia gak tau,
mamah ini orang tua kamu jadi mamah coba tanya dia, dan ternyata
usaha orang tuanya lagi bangkrut

Kok bisa sih mah?

Mamah juga gak tau,
tapi itu informasi yang keluar dari mulutnya, kasihan dia vin
temen sekelas kamu

Oh iya mah, nanti vino
cari dana sama temen temen
buat bantu Ghea

Itu baru bagus nak

Iya mah


"Ini real pict kan?"tanya Tina mencoba memastikan.

"Iya lah, mana mungkin nyokap gue buat skenario kayak gitu" jawab Vino yakin.

"Nyokap lo ngapain di rumah saki?" tanya Diray penasaran.

"Bokap gue demam" jawab Vino sendu.

"Cepat sembuh yah buat papah mu" kata Arsha dan segera di angguki Vino

"Yaudah sekarang masalahnya gimana caranya kita bisa tolong adiknya Ghea?" tanya Diray.

"Tenang ada anak direktur tuh"seru Rayen melirik Evan dan Arsha.

"Berapa dana? Gue bayar semua"sahut Evan sebal dan di kekehi teman temannya.

"Pokok nya demi teman sekelas kalian bawa aja uangnya besok berapapun itu gue gak maksa kalian bawa uang seberapa banyak" kata Diray.

"Oke gue setuju" seru Vino dan diangguki yang lainnya.

✦✦✦

Pulang sekolah pun tiba Arsha diam diam mengikuti Prilly dari belakang namun tampaknya Prilly sudah tahu itu jadi ia berbalik dan mendapati Arsha yang cengengesan tertangkap basah

"Kenapa lo ikutin gue?" tanya Prilly heran menatap Arsha yang kini mendekatinya

"Kamu masih peduli dengan Ghea bukan?" tanya nya balik Arsha.

"Apa urusan lo? Gue gak mau bahas soal dia" seru Prilly melipat kedua tangannya, Arsha mengeluarkan ponselnya dan memberikan padanya supaya Prilly bisa membaca pesan Vino dan ibunya

"Lo bohong kan?" tanya Prilly tampak kaget, Arsha memasukkan kembali ponselnya ke saku Almamater

"Aku tidak tahu itu benar atau tidak, tapi tidak mungkin jika ini hanya rekayasa" jawab Arsha yakin.

"Gue...harus gimana?" tanya Prilly dengan suara bergetar.

"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan besok datanglah pagi dan berikan sumbangan nya, aku tidak memaksa tapi aku yakin kamu perlu tahu soal ini" jawab Arsha tersenyum tulus

"Lo gak lagi nipu gue kan?" tanya Prilly dengan nada tak yakin

Arsha hanya menggeleng kan kepalanya, "Aku tahu rasanya di khianati semua menyakitkan tapi sendirian menghadapi masalah bukan hal yang baik, kamu perlu teman yang bisa mengerti perasaan mu" ucap Arsha panjang lebar

"Apa...dengan cara itu bisa memperbaiki semuanya?" tanya Prilly masih tak yakin.

"Cobalah" jawab Arsha singkat dan menepuk bahunya lalu meninggalkannya, Prilly telah berkaca kaca ia segera berjalan menuju gerbang dan memasuki mobil ibunya yang telah menunggu

"Ngapain kamu ngobrol dulu? Kelamaan" ucap Momy Prilly meliriknya.

"Mom, hari ini aku gak bisa latihan balet" kata Prilly menoleh padanya.

"Apa apaan kamu? Jangan mencoba melawan yah" seru Momy tegas membuat Prilly mendengus kesal.

"Kamu ini primadona balet, di sekolah kamu tak ada yang bisa balet selain kamu, kamu telah mendapat banyak juara jadi buat apa kamu mundur"  kata Momy dan mengutak atik ponselnya

"Besok ada kompetisi balet, kamu tak perlu sekolah nanti Momy bilang sama kepala sekolah kalau kamu akan ujian susulan" lanjut Momy lagi

Prilly terdiam dengan hati kesal ia hanya bisa menatap keluar jendela, pikirannya melayang memikirkan Ghea entah bagaimana nasib sahabatnya itu ia pasti sangat tertekan.

Beberapa menit mobil mewah itu memasuki pekarangan yang luas dan di hadapannya terdapat sebuah rumah mewah, Prilly turun dan memasuki rumah ia melangkah melewati ruang tamu yang terdapat lemari besar berisi beragam piala dan penghargaan hasil kerja keras nya menari balet sejak kelas 3 SD dan terus berlanjut hingga kini.

✦✦✦

Diray membereskan meja dan kursi pelanggan bersama Rayen, Bu Maya seperti biasa mengurus di dapur sedangkan Om Niko berada di kantor polisi nya mengurus para bedebah yang mengacaukan kota

"Apa gak sebaiknya kita meminta sumbangan dari murid-murid lain juga?" Tanya Rayen dan menghela nafas lega karena pekerjaan nya telah selesai

"Itu gak bisa, dari teman teman kita aja gue pikir cukup kalau dari murid lain mereka tidak akan menyumbang melainkan hanya mendapat cibiran" kata Diray yakin

"Ya juga sih, Ghea memang kejam sih sampai orang lain pun takut dan tak mau membantunya sekarang" sahut Rayen manggut manggut

Ketika mereka sedang berbincang seseorang membuka pintu kedai membuat nya menoleh

"Kami sudah tutup" kata Rayen menatapnya.

"Prilly?"

✦✦✦

"Ngomong aja" seru Diray pada Prilly saat keduanya sedang di luar kedai. Prilly memberikan amplop cokelat padanya, dengan wajah sendu


"Gue bolos latihan balet cuman mau ketemu lo dan kasih ini ke Ghea" kata Prilly.

"Terus buat apa lo bawa tas gitu?" tanya Diray heran dan mengambil amplop itu

"Gue mau nginep di rumah temen, gue gak bisa menuruti keinginan nyokap gue lagi" kata Prilly menahan air matanya

"Kenapa?" tanya Diray heran.

"Semuanya sulit, gue gak pernah suka balet gue muak menari balet itu membuat kaki gue sakit" jawab Prilly

"Benar, hal yang tidak ingin dilakukan akan menyakitkan jika di paksakan" kata Diray membuat Prilly mengangguk cepat

"Lo yakin uang sebanyak ini lo berikan sama Ghea?" tanya Diray memastikan.

"Iya, gue yakin itu tidak seberapa di bandingkan rasa sakitnya menahan beban itu" jawab Prilly yakin.

"Oke, makasih. Gue masuk dulu lo hati-hati di jalan" kata Diray dan berbalik.

"Diray" seru Prilly membuat langkahnya terhenti.

"Apa lo masih membenci gue?" tanya Prilly hati hati, Diray berbalik menatapnya yang menunduk

"Gak, lupain kata-kata gue tempo hari, kalU itu buat lo terbebani" jawab Diray segera memasuki kedai meninggalkan Prilly yang menghela nafas lega

Prilly mengeluarkan ponselnya, dan mengangkatnya ke telinga ,"Tina...boleh gue nginep di rumah lo?...gue gak ada niatan jahat...oke" Prilly menutup telfhone dan melihat 30 panggilan tak terjawab dari Momy nya

"Maaf Mom" ucap Prilly dan pergi meninggalkan kedai Diray dan menuju rumah Tina untuk menginap satu malam saja.



♡✴✴♡


Continue Reading

You'll Also Like

280K 5.9K 33
WATTPAD BOOKS EDITION You do magic once, and it sticks to you like glitter glue... When Johnny and his best friend, Alison, pass their summer holid...