Kelas Mentoring Online
Menyisipkan KOMEDI ke dalam cerita TEENFICT.
Tanggal : 8 Maret 2020
Tutor : Nisa Atfiatmico [penanisa]
Moderator : Rismayanti [AzuraRyn]
Notulen : Elsy [elsyjessy_]
Dari mana kita mengukur seberapa lucu materi?
-penyampaian
-eksekusi
-Tawa pembaca
Dulu aku juga mengukur kelucuan dari standar orang lain. Dari teori-teori, diksi, dan respon pembaca. Pada akhirnya aku jadi kurang enjoy nulisnya. Terlalu berpikir untuk melucu, jatohnya malah garing. Itu dibuktikan pada novel Paracetalove. Semakin ke sini semakin aku cuek sama reaksi orang. Aku mengukur kelucuan dengan standar sendiri. Eh, malah hasilnya pecah. Itu saya buktikan pada novel SAVE THE DIRT.
Jadi sebelum menyisipkan komedi atau menulis apapun. Pertama yang harus kalian puaskan adalah diri kalian sendiri. Baru, memikirkan selera orang.
Tulis apa yang mau kamu tulis, hempas beban.
Kedua, kalau mau menyisipkan komedi, jelas kita harus mencari materi komedi terlebih dahulu. Jangan nulis dulu, cari materi belakangan. Yang ada komedimu akan kentang, atau sebatas pelintir-pelintir kata. Bukan komedi utuh.
Berbeda jika materi telah disiapkan terlebih dahulu. Pasti lebih nendang.
Dari mana datangnya materi? Paling mudah mencari materi komedi dari keresahan tokoh atau keresahan masyarakat terkini.
Di gambar dasar joke, itu sebenarnya istilah yang sering digunakan komika.
Set Up dan Punch Line. Formula ini bagus banget diaplikasikan untuk menyisipkan komedi ke cerita.
Pankreas.
Nah, pankreas juga termasuk pelintir kata. Aturan mah memberkas di hati.
Itu contoh humor remaja yg aku kutip dari STD.
Tanya :
1. Ngereceh langsung sih mudah mam tapi kalau diubah ketulisan jadi gaje aku bacanya... saat gak nyiapin lawakan eh lah kok ada yang komen katanya ngakak.... pertanyaanya anggapan pribadi soal joke yang gak lucu (secara pribadi) cara ngatasinya gimana? #kurang pede sama lawakannya takut jatuhnya garing.
Jawab :
Aku juga sering enggak maksud melawak malah panen komen "Ngakak 🤣🤣🤣"
Sejauh aku observasi, bagian-bagian tidak lucu menurutku tapi menurut pembaca lucu adalah bagian kesialan atau kenaasan tokoh.
Dalam komedi ada tuh namanya komedi slapstick. Sering dipakai di film Warkop dan pertunjukan Srimulat juga OVJ. Di mana pemain jatuh blangsak, jadi bahan tertawaan.
Jadi ya, wajar saja kita sebagai penulis tidak merasa lucu. Sebab kita iba ke tokoh yang merupakan anak kita.
Tanya :
2. Mami mau tanya,
dari novel mami yang aku baca, selalu pake Pov cewek/ cowok kan, dan itu komedinya emang berasa banget/ kena dan lucu.
gimana kalo misal pake sudut pandang orang ketiga, apakah dalam narasinya harus menggunakan bahasa baku? (takut malah jatuhnya nggak lucu kalo pake pov 3)
Jawab :
Paracetalove pakai POV 3,kebetulan narasinya juga menggunakan bahasa baku. Kelucuannya biasanya saya sisipkan di dialog, atau menciptakan adegan konyol di situasi dan kondisi yang tidak tepat.
Misal, saat Alika dan Ardi serius belajar. Sena datang dengan wajah muram. Alika nanya, "Kak Sena kenapa kok sedih?"
Sena menjawab sambil mewek. "Wanita paling berarti untuk masa depan gue meninggal."
Di situ aku buat Alika dan Ardi menaruh simpati, bertanya sungguh-sungguh siapa sih wanita itu? Sampai menebak-nebak.
Eh akhir-akhirnya jawaban Sena, "Mak Erot."
Lelucon tanpa konklusi gitu mudah banget memicu anarkisme pembaca.
Jadi POV bukan halangan untuk menyisipkan komedi, ya.
Tanya :
3. Makasih maminis udah mau jadi mentor di kelas Teenfict 😘 aku mau nanya mam,
Kalo kita udah bikin joke, tapi pembaca malah bilang garing itu apa harus di unpub dulu, direvisi baru di publish lagi?
Jawab :
Kalau ada pembaca bilang joke-ku garing, aku biasa langsung revisi tanpa unpub. Tentunya aku baca dulu, telaah apa yang membuat garing.
Garing tuh biasanya cuma karena 2 faktor
1. Tidak nyambung
2. Komedi lawas yang dilempar tanpa pembaharuan.