ANGKASA (END)

Oleh auroraxxl

1.6M 108K 3.1K

Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki palin... Lebih Banyak

1. Razel dan Ketuanya
2. Anak baru
3. Angkasa dan Jabatan
4. Tauran ala anak Razel
5. Arti sebuah mimpi
6. Satu hari bersama dengan nya
7. Penasaran
8. Raisa punya gue!
9. Angkasa dan Raka
10. Ini tentang Raisa
11. Masa lalu Angkasa dengan rumah pohon
12. Kepergian Malaikatnya.
13. Hadirnya seseorang dari masa lalu
14. Pacaran atau Pelampiasan
15. Ketua OSIS dan ketua Razel
16. Duel antara Razel dan Harilla
17. Kerusuhan Razel di sekolah
18. Kenyataan pahit
19. Rumah sakit
20. Menjaganya
21. Rumah Angkasa
22. Dia yang marah
23. Angkringan malam
24. Antara nyaman atau baperan?
25. Aku terserah bukan menyerah
26. Terungkap
27. Pertunangan
28. Penyerangan.
29. Meninggalkan nya
31. MIMPI
32. PART BONUS
33. KEMBALINYA RAISA
34. TERBONGKARNYA RAHASIA
35. KELUMPUHAN?
36. MANSION WIRATAMA
37. BACK TO SCHOOL
38. DAVIN?
39. ANGKASA BALIK?
40. AKSA (ANGKASA RAISA)
41. AKHIR?
42. END
43. EXTRA PART
BUKAN UPDATE
NANYA
SEQUEL ANGKASA

30. TEKA-TEKI

36.6K 2.1K 211
Oleh auroraxxl

Angkasa menuruni jet pribadi tepat disebuah lapangan luas. Terdapat puluhan orang laki-laki yang menyambutnya menggunakan seragam hitam, yang Angkasa tau, mereka adalah anak buah papanya yang berada disini. 

“Selamat datang di London, Tuan muda Wiratama,” ucapnya. 

Angkasa hanya menaikan sebelah alisnya melihat laki-laki itu, tubuh yang sejajar dengannya, tetapi rambutnya berambut pirang. 

“Kami sudah menyiapkan mobil untuk anda naiki,” lelaki itu menunjuk sebuah mobil hitam yang terlihat mengkilat dan sangat indah. “Kami akan mengantar anda ke Mansion Wiratama.” 

Tak ada balasan kembali dari Angkasa, dia hanya bergumam  dengan meninggalkan koper, dan langsung menghampiri mobilnya. Lelaki itu tidak terkejut atas perlakuan Angkasa, justru dia malah tersenyum miring. 

“Mirip sekali denganmu, Bang...” batinnya

Tak berada jauh dari tempat awal mereka. Angkasa sudah berada disebuah rumah besar bernuansa putih dan emas, banyak sekali penjaga yang berdiri didepan rumah itu. Luasnya teras mampu membuat Angkasa terkesan, dia tidak mengetahui bahwa papanya ternyata memiliki rumah sebesar ini. 

“Kenapa? Apa kamu terkejut akan hal ini?” tanya lelaki itu. 

“Kenapa cara berbicara anda berbeda dengan yang tadi? Anda tidak menghormati saya?!” sungut Angkasa. 

Lelaki itu tersenyum, “Disini kita hanya berdua, kamulah yang harus menghormati saya,” katanya. 

“Apa papa sering kesini?” tanya Angkasa mengalihkan topik pembicaraan. 

“Menurutmu?” 

“Saya bertanya kepada anda, kenapa anda membalik pertanyaan itu ke saya?” 

“Bicaralah seperti biasa, saya bukan orang jauh dari keluarga Wiratama,” ucapnya. 

“Maksudnya?” tanya Angkasa. 

“Lupakan,” balas lelaki itu. “Nama saya Bryan, kamu bisa memanggil saya, Bryan, atau sesuai keinginan kamu.” 

“Om, saya akan memanggil anda, Om,” balasnya. 

Bryan langsung tersentak karena ucapan Angkasa, dia menatap Angkasa dengan tatapan berbinar dan horor. Ada rasa bangga kepada dirinya, ada rasa sedih yang amat mendalam yang Bryan rasakan. 

“Inilah yang saya inginkan, saya merindukan kamu,” batinnya. 

Kedatangan Angkasa langsung disambut beberapa pelayan muda yang berdiri di kedua sisinya, tetapi tidak ada yang menarik disini, yang Angkasa inginkan hanyalah Raisa. Sekalipun banyak perempuan bule menarik disini. 

Dia diajak Bryan memasuki rumah itu. Angkasa kembali terkesan karena arsitektur rumah ini menjadi perhatian pertamanya, tak disangka, kedua orang tuanya memiliki selera yang tinggi. 

“Istirahatlah disini, saya akan menyiapkan minuman untuk kamu.” 

Angkasa berbaring dikasur yang amat luas, dua kali lipat dari kasur biasanya. Suhu ruangan disini juga sangat dingin, karena sedang musim panas. Tangannya tergerak meraih ponsel dengan walpaper wajah Raisa memeluk boneka miliknya. 

“Gimana keadaan kamu sekarang, Ca? Aku khawatir banget tentang kamu. Aku kangen banget sama kamu, Ca. Aku pengen banget lihat senyuman kamu, pengen banget temui kamu....” 

“Aku pengen bawa kamu ke rumah pohon, kita naik perahu bebek disana. Aku juga pengen ajak kamu sama Raka keliling Jakarta, kita pergi ke pantai ramai-ramai sama anak Razel.” 

“Aku pengen ngulang hari itu sama kamu,” tanpa disadari oleh Angkasa, air matanya sudah menetes. “Aku harap kamu segera cepat sadar, dan kamu sembuh, nanti aku akan ajak kamu, kemanapun kamu mau.” 

“Setelah semua urusan aku selesai,” tambah Angkasa. 

Bryan mendengar semua yang Angkasa ucapkan, dia hanya tersenyum lebar melihat Angkasa yang sudah mirip sepertinya. 

“Masih tidak percaya, ternyata kamu sudah mencintai seorang perempuan, dan kamu sudah sangat besar, Angkasa.....” 

“Angkasa minumnya,” ucapan Bryan langsung membuat Angkasa bangkit sembari menyeka air matanya. “Tidurlah, Om tau kamu lelah perjalanan dari Indonesia ke London. Om akan menunggu kamu bangun, nanti.” 

Saat Bryan berbalik badan, ucapan Angkasa langsung meghentinkan langkahnya. “Tunggu.... Sejak kapan kamu bisa berbahasa Indonesia?” 

“Sejak kecil,” balas Bryan meninggalkan kamar Angkasa. 

“Hei tunggu!! Apa maksudnya?!!” teriak Angkasa. 

*** 

Seluruh keluarga dan sahabat Raisa tengah merasa sangat cemas karena besok Raisa akan menjalani operasi ginjal untuk kesembuhan nya. Kania, Tiara, dan Riri sedari tadi juga sudah khawatir tentang Raisa, disekolah ketidak datangan Angkasa dan Raisa menjadi trending topic. Apalagi saat mengetahui bahwa Raisa masuk rumah sakit dan dikabarkan tengah koma, semua anak SMA Merah Putih membicarakan tentangnya. 

Para sahabatnya tidak pergi ke kantin seperti biasa, mereka hanya tetap berada di kelas, begitupun dengan anak Razel, Angkasa yang tidak hadir membuat mereka merasa kehilangan. 

“Sa, lo kapan bangun sih? Gara-gara lo gak masuk, sekolah jadi gak seru. Semuanya sepi kayak semula lagi, kita pengen banget ngelihat lo bangun, Sa,” ucap Kania tepat disebelah Raisa yang terbaring lesu. 

“Kalau nanti lo sembuh, kita jalan-jalan bareng lagi. Nonton Drakor, beli Novel, beli Seblak. Kita kangen banget sama lo, Sa,” sambung Tiara. 

“Lo gak capek tidur terus?” tanya Vina. “Udah hampir satu Minggu lo gak masuk sekolah, kita kesepian. Kapan lo mau bangun? Lo gak boleh ninggalin kita, Sa!! Semenjak kita kenal lo, semuanya berubah.” 

“Bangun, Sa. Lo gak mau bangun buat nemenin kita disini?” tanya Riri saat air matanya sudah menetes. Dia memeluk Raisa, dan terisak. “Kita kangen sama lo. Lo gak kangen sama kita? Semenjak lo masuk rumah sakit, kita selalu kesepian, kita gak pernah keluar kelas. Lo mau sampai kapan tidur kayak gini?” 

“Nanti Raisabangun,” balas Kevin. 

“Kapan Bang?” 

“Berdo’a yang terbaik, jangan nangis. Raisa anak yang kuat, dia akan tetap disini.” 

“Kita kangennya sekarang, Bang. Bukan  nanti.” 

Kevin mendesah, “Kita berdo’a dulu yang terbaik buat Raisa. Minta sama Tuhan untuk sadarkan dia. Setelah operasi ginjal, kalian pasti akan bisa main sama Raisa lagi.”

“Ini sudah sore, Nak. Kalian pulang saja dulu, besok kembali kesini lagi. Kasihan orang tua kalian, meunggu dirumah,” ucap Alina menyela mereka. 

“Kita udah izin kok, Tan.” 

“Iya Tante tau, tapi namanya orang tua akan tetap khawatir dengan anaknya,” ucap Alina kembali, “Lebih baik kalian pulang saja dulu, sedari siang kalian sudah disini. Kalian juga belum makan, besok kalian kembali kesini saat Raisa mau operasi.” 

“Operasi jam berapa, Tan?” 

“Kata dokternya jam 8 pagi.” 

“Yaudah kita  pamit ya, Tan. Besok kita kesini lagi.” 

Disisi lain. Anak Razel setiap hari berada dirumah sakit, mereka menjaga kamar inap Raisa, dan terus menemaninya. Mereka juga sudah mulai memberhentikan aksi Tauran, dan bentrok. Semenjak kepergian Angkasa, sebagian Gangster lain langsung mencoba menjatuhkan kedudukan Razel. 

Untuk saat ini Razel masih belum merespon mereka. Kini yang diprioritaskan Razel hanyalah menunggu Raisa sadar, dan sembuh. Lalu kembali mengatur strategi. Selagi mereka belum melakukan hal buruk kepada anak Razel, maka Razel tidak akan melakukan apapun kepada mereka. 

“Gue kangen sama Pak Bos, padahal kemarin lusa baru ketemu,” ucap Aan sembari mengusap kepalanya. 

“Sama gue juga,” sambung Erick. 

“Udahlah, Angkasa ngelakuin ini juga demi kita. Berdo’a aja semoga pekerjaannya di London cepet selesai, supaya dia bisa kesini.” 

“Semenjak gak ada Angkasa, Warsep jadi sepi. Anak Razel yang lain, mulai fokus sendiri-sendiri, dan udah mulai berpencar, gue takut Razel akan bubar.” 

“Dan lo akan biarin Razel bubar?” tanya Robi. 

“Ya kaga lah!! Gue mau Razel tetap ada!” 

“Tugas kita jagain Razel, Raka, dan Raisa. Udah itu doang. Jangan sampai saat Angkasa balik, dia bakalan marah besar sama kita.” 

“Gue tau....” 

Semenjak kepergian Angkasa yang membuat terkejut semua anak Razel memang sempat membuat Robi dan Hafiz kewalahan. Sebagian anak Razel lainnya mengira bahwa Razel sudah bubar, karena Angkasa langsung meninggalka mereka begitu saja. 

Terlebih Angkasa hanya berpamitan dengan para sahabatnya saja, dia tidak berpamitan dengan semua anak Razel, hal itu yang menjadi kesulitan Robi untuk membicarakan kepada anak Razel. 

“Harilla mau dibiarin gitu aja? Dia pasti gak akan diem kalau Angkasa gak ada. Dia pasti akan langsung rebut wilayah kekuasan Razel,” kata Erick. 

“Selagi dia gak merusak wilayah kita, gak ada masalah akan hal itu,” balas Hafiz. 

“Lo kayak gak tau Harilla aja, tangan mereka kan gatel buat bantai anak Razel sama anak Gangster lain. Dia pasti juga akan buat ulah sama warga sekitar.” 

“Kita lihat dulu sampai mana pergerakan anak Harilla, kalau dia udah berani main tangan. Kita baru turun tangan,” balas Robi. 

Disisi lain, Angkasa sudah merasa pusing melihat semua pembelajaran tentang Manajemen sebuah perusahaan. Dia yang biasanya sering madol disekolah, tidak mengikuti pelajaran, ataupun bolos sekolah, kini disuruh belajar tentang menjaga sebuah perusahaan besar milik papanya. Aangkasa tidak akan sanggup untuk mempelajari itu semua. 

“Sampai kapan kita akan belajar tentang ini semua? Aku sudah merasa pusing dengan pembelajaran ini, tidak ada yang bisa masuk ke otak,” sungut Angkasa kesal. 

Bryan terkekeh, “Baiklah, kita bisa beristirahat sebentar.” 

Angkasa melipat Laptop setelah dia belajar itu. Dia menyenderkan punggungnya dengan nyaman dikursi kebesaran rumah ini. 

“Siapa perempuan yang sedari tadi kamu lihat, Angkasa?” tanya Bryan. 

Sejak awal pembelajaran yang mereka pelajari, Angkasa tidak pernah fokus, yang dia tatap hanyalah ponsel dengan walpaper foto Raisa. 

“Dia kekasihku.” 

“Jadi kamu sudah punya kekasih?” 

“Tentu, aku bukan kamu.” 

“Hei!! Umurku hanya berbeda beberapa tahun dengan mu,” ucap Bryan. 

“Justru itu. Kenapa kamu masih belum punya pacar?” 

“Sudahlah tidak ada gunanya bertanya dengan kamu.” 

“Namanya Raisa, dia mirip mama, sikap dan cara bicaranya sudah persis banget, tidak ada perbedaan. Dia juga sayang sama Raka, adikku. Dia ceria, tetapi ternyata ada rahasia besar yang Raisa tutupi dariku selama ini,” balas Angkasa. 

“Rahasia apa?” 

“Dia sakit. Ternyata dia nyembunyiin penyakit ginjalnya, kedua ginjalnya rusak, dan butuh pendonor. Ginjal aku tidak cocok dengan tubuhnya, Dokter takut terjadi sesuatu yang buruk jika operasi ginjal ini tetap dilakukan,” balasnya. “Aku sendiri tidak berpikir, kenapa dia bisa menyembunyikan penyakit nya? Padahal jika aku tau dari awal, aku akan selalu menemaninya.” 

“Dia tidak ingin kamu khawatir,” balas Bryan. 

“Justru karenanya lah aku semakin khawatir sekarang.” 

“Dia mencintai kamu, dia tidak ingin kamu khawatir karena penyakitnya, sebab itu dia menyembunyikan semua penyakitnya. Dia juga tidak ingin membuat orang lain cemas karena keadaannya,” ucap Bryan. “Kapan kalian bertemu?” 

“Awal masuk kelas Sebelas.” 

“Sejak kapan kamu mencintainya?” 

“Tidak tau, itu terjadi secara langsung. Sku sendiri tidak mengetahui bahwa aku mencintainya, aku hanya tidak ingin jauh darinya, aku hanya ingin bersamanya setiap saat.” 

*** 

7 hari kemudian. 

Sudah satu Minggu setelah operasi ginjal Raisa berlangsung, tetapi sama sekali tidak ada perkembangan pada dirinya. Dokter menyatakan bahwa Raisa koma, mereka tidak tau kapan Raisa akan sadar, tetapi operasi ginjal itu berhasil. 

Kini Raisa masih terbaring lemah, dengan selang oksigen yang masih dipakainya, wajahnya pucat pasi. Raisa dapat mendengar semua yang diucapka oleh keluarganya, hanya Raisa tidak bisa membuka mata, dan berucap. Tubuhnya seakan-akan ada yang menahan. 

Sudah lebih dari satu Minggu pula Angkasa berada di London. Dia terus terpaku pada sahabatnya yang akan memberikan kabar, walaupun begitu pekerjaan Angkasa disini hanyaalah mengikuti pembelajaran bisnis untuk meneruskan perusahaan papanya sembari kuliah nanti. Karena hanya Angkasa yang dapat meneruskan perusahaan itu, jika orang lain bisa menduduki kursi yang telah Adam dapatkan, maka kekuasaan, kekayaan, dan jabatan bukan milik keluarga Wiratama kembali. 

“Sudah satu Minggu, kamu terus saja memandangi foto perempuan itu. Kamu tidak pernah bisa fokus dengan pelajaran yang seharusnya kamu lakukan,” Bryan menyodorkan segelas minuman kepada Angkasa. “Aku seperti pernah bertemu dengannya,” kata Bryan. 

“Apa kamu pernah bertemu dengan Nyonya Wiratama?” tanyanya. 

“Ah, kamu masih memanggil dia dengan sebutan Nyonya?” tanya Bryan terkekeh. 

“Sesekali.” 

“Tentu, siapa yang tidak mengenal Istri Tuan Wiratama?” Bryan meneguk wine digelas kecil hingga habis. “Dia sering kesini bersama dengan Tuan Wiratama.” 

“Kesini?” tanya Angkasa spontan. “Untuk apa mereka kesini?” 

“Hah! Memangnya mereka pergi kemana?” tanya Bryan membuat Angkasa mengerutkan alisnya semakin tidak mengerti. 

“Jelaskan secara rinci!! Jangan terus menggantung ucapan!! Aku tidak mengerti apa yang kamu ucapkan!!” 

“Kamu anaknya, apa kamu tidak tau apa tujuan papamu melakukan ini?” Bryan yang masih dalam keadaan mabuk hanya bisa terkekeh. 

“Tunggu!! Berarti kamu mengetahui apa maksud terselubung papa?” ujar Angkasa. “Sebenarnya apa maksud dan tujuan papa melakukan ini semua?!!” 

“Menikahkan kamu dengan Clara?” tanya Bryan. 

“Kau? Kau tau dari mana tentang Clara?!” 

Bryan menyeringai, “Aku tau semua tentangmu, dan keluargamu. Secara rinci,  bahkan aku lebih tau tentang papamu, daripada kamu.” 

Angkasa mulai geram. Tidak bisakah Bryan langsung mengucapkan inti ucapannya, dia tidak mengerti apapun yang diucapan. 

“Apa maksud semua perkataan ini?!! Jelaskan semuanya kepadaku dari awal!!!” bentak Angkasa. 

***

BYE AKU GANTUNG KALIAN LAGI YAAA.

YOK TEBAK COBA AKHIRNYA AKAN GIMANA.

BRYAN SIAPA?

APA MAKSUD TERSELUBUNG ADAM WIRATAMA?

SIAPA SI 'DIA'?

APA RAZEL AKAN BUBAR?

(JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN. SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN JIKA CERITA INI MENARIK)

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.8M 72.4K 33
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
4.4M 375K 103
#CBTPS #CNTS [Aligator The Series] [Cover by @ar_azka] [BELUM REVISI, ALUR AWAL MASIH BERANTAKAN-!] A̸ L̸ I̸ G̸ A̸ T̸...
JENARO Oleh Afaa

Fiksi Remaja

192K 24.9K 78
Oife yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh cowok tak dikenal akhirnya memendam dendam. Hingga tujuan hidupnya hanya satu, membuat cowok itu berad...
1M 85.5K 80
[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua ora...