My Mate , That's Diavolo Crim...

By danedheera

231K 16.9K 20.2K

" She's my girl . Don't touch her . Nobody can steal her from me . I don't care who both of you are . Even th... More

↭One
↭ Two
↭Three
↭ Four
↭Five
↭ Six
↭ Seven
↭ Eight
⇜Nine
↭Ten
↭Twelve
↭ Thirteen
↭ Fourteen
↭Fifteen
↭Sixteen
↭Seventeen
↭Eighteen
↭ Nineteen
↭Twenty
↭Twenty One
↭ Twenty Two
↭ Twenty Three
↭Twenty Four
↭ Twenty Five
↭ Twenty Six
↭ Twenty Seven
↭ Twenty Eight
↭ Twenty Nine
↭ Thirty
↭ Thirty One
↭ Thirty Two
↭ Thirty Three
↭ Thirty Four
↭ Thirty Five
↭ Thirty Six
↭Thirty Seven
↭ Thirty Eight ✨
↭Thirty Nine ✨
↭ Forty
↭Forty One
↭ Forty Two
↭ Forty Three
↭ Forty Four
↭ Forty Five
↭ Forty Six
↭ Forty Seven
↭ Forty Eight
↭ Forty Nine
↭ Fifty
↭ Fifty one
↭ Fifty Two
↭ Fifty Three
↭ Fifty Four
↭ Fifty Five
↭ Fifty Six

↭ Eleven

5.3K 377 149
By danedheera


' The greatest trick the devil ever pulled convincing the world he did not exist. '

_______________________


Qaz yang sedang menghirup teh o panas-panas suam diperhati oleh Hana . Pelik apabila suasana hari ini sunyi dan sepi . Qaz pula serius memanjang . Bila setiap soalan ditanya kepada sang suami , sepatah dibalas .

Hana menghela nafas . Keputusan muktamad diambil . Dia meletakkan tangan di atas tangan Qaz dan menggengam lembut . Menyentakkan Qaz yang mengelamun panjang .

" Abang nampak monyok hari ni . Kenapa ? Spageti yang Hana masak tak sedap ke ? "

Cawan diletakkan di atas meja. Tangan kiri membalas genggaman Hana.

" Bukanlah sayang . Sayang masak sedap macam selalu . " Cepat sahaja dibalas . Segaris senyum diukir . Menghilangkan perasaan bimbang Hana . Takut bininya terasa pula .

" Sure ? "

" I'm very sure , sayang . Abang just pening fikir hal syarikat . "

Baru Hana membuka mulut , satu suara mencelah di antara mereka berdua . Qaz menghembus nafas, menahan sabar . Pandangan tidak puas hati ditala kepada Hafine selamba duduk di tepinya . Masa dia tengah berdua dengan Hana , pasti sahaja ada gangguan .

Yang pasti ianya Hafine .

" Papa pening fikir hal syarikat atau fikir hal Kizz ? "

Qaz membesarkan mata . Tubuh badan spontan ke depan . Dia mengecilkan mata , memberi amaran kepada Hafine agar tidak membongkarkan rahsia . Namun , Hafine buat tidak endah . Malah dicebik bibir selamba .

Hana di tepi Qaz mengangkat kening . Okay , ini pelik . Melihat anak -beranak melakukan bahasa isyarat . Macam dia tidak wujud di sini . Tetapi dia mengimbas semula soalan Hafine tadi .

" Hafine . Abang . Kenapa dengan hal Kizz ? Ada yang Hana patut tahu ke sekarang ni ? " Hana menekan dalam perkataan ' patut tahu ' , disepetkan mata menjadi kecil .

Gulp !

Qaz menelan air liur . Kepala menoleh ke Hana semula . Walaupun begitu , dia cuba mengawal riak sehabis mungkin . Ketawa kecil terkeluar, menutup rasa gugup.

" Mana ada say - "

" Papa marah Kizz sebab hilangkan payung yang mama bagi haritu . " Pintas Hafine selamba .

Nasi lemak disuap masuk ke dalam mulut sambil melihat reaksi papanya yang persis tercekik tulang . Dan memandang ke arahnya geram . Gerakan bibir papanya tanpa suara dapat dibaca .

' Siaplah Hafine nanti . '

" La . Payung ke ? Abang ... Takkanlah disebabkan payung , abang nak marah Kizz . Nak merajuk dengan dia . "

" Yes. I'm "

Saat Hana mencelah , tegas Qaz bersuara . Menegakkan benang yang basah . Payung tu berharga bagi dia . Ibarat hilang suku hatinya .

" Dahlah . Abang nak pergi kerja . Hafine , bagitahu adik kamu tu esok dia daftar dekat sekolah kamu . " Qaz bangun tetapi lengannya ditarik Hana membuatkan dia terduduk semula di atas kerusi.

Hafine yang dah habis makan menepuk dahi . Kemudian , menggeleng kepala . Papanya terlalu ego . Pergilah bagitahu sendiri . Disuruh dia juga untuk melakukannya .

Hana menghela nafas .

" Abang . Look at me . " Hana memegang pipi Qaz dan menyuruh Qaz menatap dalam ke mata dia .

Amarah yang datang hilang tidak semena-mena . Dia kalah dengan pujukan Hana . Kerana Hana kelemahan dia . Dia tidak boleh marah lama-lama .

Qaz menurut tanpa membantah . Hafine di tepi menggulingkan bebola mata . Apa ingat sweet ke ? Namun dia tahu, mamanya sahaja mampu pujuk papanya .

" Payung and Kizz , which one is more important ? "

" Payung . - Eh Kizz . " Segera Qaz membetulkan silapnya . Melihat mata Hana membulat . Mujur tak marah .

" Good . Kizz tu baru balik dari Klang, abang . Abang tak rasa dia kecewa dengan abang ? Kita dahla tak jenguk dia waktu kecil . And now dia dah 17 tahun, baru nak ambil dia balik ? Semua tentang Kizz , kegemaran dia abang tahu ? Mesti abang tak terfikir kan ? Abang rasa abang tahu kan apa perasaan dia bila abang marah dia hanya disebabkan payung . Dia sedih . You need to calm down him . "

Nasihat Hana panjang lebar membuatkan Qaz diam . Terkesan dan hampir mengalirkan air mata .

" I mad at him ? "

Hafine mengangguk laju . Makin monyok wajah Qaz . Mendung sahaja riaknya . Semalam mungkin dia marah tanpa sedar. Lagipun dia mengantuk tunggu Kizz pulang . Bukan dia sengaja mahu meluahkan rasa marahnya kepada Kizz .

Tepukan Hana pada bahu menenangkan hatinya yang gundah . Egonya seakan-akan runtuh . Di hadapan Hana dan Hafine . Dia tahu dia salah .

" By the way... Papa. "

Qaz mendongak wajah . Kening dijongket sebelah kepada Hafine yang menggantung ayatnya , sengaja .

Kepala Hafine menoleh ke belakang pintu . Menggunakan bibir , dia menunjuk kepada Qaz . Tanpa berkata apa-apa , dia melihat ke belakang pintu . Spontan dia membulatkan mata . Jari menunding ke arah sana . Terketar-ketar .

Sekaki payung tergantung elok di belakang pintu .

" Ma... Cam mana -" Ayatnya terhenti . Tertanya-tanya . Sesekali dia memandang ke atas. Kemudian , memandang ke sana pula . Silih berganti . Perasaan bersalah semakin menebal .

Dia melihat ke arah Hana namun Hana sekadar mengangkat kening . Lagi dia terasa kesal . Dia meraup wajahnya . Tiba-tiba rasa nak nangis . Emotional .

" Kizz mana ? " Soal Qaz secara tiba-tiba. Batang hidung anak bongsu langsung tidak nampak dari pagi tadi . Anak matanya melilau sekeliling .

" Kizz demam . " Celah Hafine bersahaja. Sempat jugalah dia merawat adiknya tadi . Panggil -panggil , tidak menyahut . Sekali , masuk ke dalam bilik , dia lihat adiknya berselubung dalam selimut . Terus tuala yang diperah diletakkan di atas dahi adiknya . Dalam tidak berapa suka dengan Kizz, masih ada perasaan simpati .

" Demam ? Papa tak jadi pergi kerja la macam ni . Sayang , bagitahu dekat Fikal cancelkan meeting dengan Client. Sayang betul ... Kizz lagi penting . " Usai berkata , kot di badan dicabut . Diletakkan di atas kerusi . Begitu juga dengan briefcase . Gayanya , Hana lah tukang bawa .

Qaz bergegas naik ke atas . Meninggalkan Hana dan Hafine yang tercengang di bawah . Mereka berdua berpandangan sesama lain dan menghamburkan ketawa kecil . Tergeleng-geleng kepala melihat tingkah laku Qaz mencuit hati mereka .

" Papa tak pernah berubah . "

" Papa tu jarang tunjuk perasaan sayang dengan perkataan . Dia akan tunjuk melalui perbuatan . Ego banyak mana pun dia , dia akan runtuh juga . Cause that mama sayang papa kamu . "




• ♕ • ♕ •




Anak mata kekal merenung ke luar tingkap . Angin meniup lembut wajahnya, menerbangkan rambutnya ke hadapan . Lalu diselit rambut ikalnya di belakang telinga .

Walaubagaimanapun, pergerakan tangan terhenti di sekerat jalan . Anak mata tertancap ke suatu susuk tubuh milik ayahnya tengah kusyuk berkebun, tidak memandang kiri dan kanan .

Haih . Rajin sungguh .

Ayahnya kalau ada masa terluang, itulah kerja dia . Kalau tak berkebun , dia meluangkan masa di rumah rehat atas pokok . Menenangkan fikiran. Lah sangat . Kepalanya menggeleng -geleng .

Aisha menuju ke arah Karl . Tiba sahaja berdekatan dengan Karl , gerak kaki diperlahan . Dijengket tapak kakinya .

Siaplah !

Kita kejutkan Encik Karl kita !

Hampir tangan dia mengenai tepi pinggang Karl , tidak semena-mena Karl berpusing .

" OH AYAH KAU HENSEM ! " Nampaknya Aisha yang terkejut. Tangan menekup mulut . Automatik langkah Aisha terundur dan badannya jatuh di atas rumput .

" Ayah memang hensem sejak azali lagi . Kau je baru tahu . Anyway , thanks for your compliment , my daughter."

Karl menyimpan ketawa melihat riak cemberut Aisha . Kalau dia keluarkan ketawa di hadapan anaknya, mahu merajuk sehari .

Tanpa mempedulikan Aisha , dia memusingkan badan menghadap tanamannya semula . Tergeleng-geleng kepala .

Padan muka !

Nak terkejutkan orang , diri sendiri yang terkejut .

" Ayah ! Kenapa ayah conteng muka ? Teringin nak jadi askar ke ? Aisha ingat siapalah tadi . Dengan rumput penuh dekat topi . Mana Aisha tak terkejut . "

" Saja . Ayah dapat rasa ada orang nak kenakan ayah . Cepat-cepat ayah buat macam ni . Bila kau datang , ayah dah siap sedia dengan rumput ni . Betul lah telahan ayah . Kaulah orangnya ." Karl menyindir selamba . Aisha di tepi dijeling sekilas . Tangan masih bergerak mengembur tanah .

Suasana menghening sejenak .

Aisha masih dengan cemberut mukanya . Karl pula hampir siap melakukan kerjanya . Namun , Aisha terfikir sesuatu yang tiba-tiba menjelma dalam otaknya . Terus wajah Karl ditatap .

" Ayah... "

" Hmm . "

" Siapa hantar Aisha balik malam tadi ? " Soal Aisha penuh tanda tanya.

Tugas Karl terhenti . Bibir mengherot ke kiri dan kanan . Aisha ni tahu ke buat-buat tak tahu ? Ke nak kepastian darinya .

Sarung kedua-dua belah tangan dilurutkan . Kemudian diletakkan ke tepi .

Kini tumpuan dialihkan sepenuhnya kepada Aisha .

" Mimpi apa Aisha tanya ayah tiba-tiba ni ? Mimpi kena dukung dengan putera raja ke ? "

" Ish ayah ni . Orang tanya je. "

" Alien hantar . "

" Hah ? "

Melopong Aisha saat Karl menyatakan jawapan bersahaja . Biar betul ayah dia ni ? Takkanlah alien hantar dia balik . Wujud ke alien tu ?

Tapi..

Bukan Vas ke hantar ?

Vas ke Vien ? Ish pening kepala dia.

Tapi dia rasa mamat tu yang hantar dia balik .

Sudut bibir Karl terangkat melihat reaksi anaknya itu . Riak terpinga-pinga Aisha sangat menghiburkan hatinya .

" Kau kena tengok muka kau dekat cermin sekarang . Percaya sangat apa ayah cakap . " Dia menggeleng kepala. Aisha automatik mengemam bibir. Bila dapat tahu dirinya dikenakan .

" Sampai hati ayah . "

" Padanlah muka . Nak sangat kan jawapan ayah . Dah tahu siapa hantar, ditanya lagi . "

Aisha mencebik bibir . Itu sindir ke geram ? Bukan main lagi ayahnya ni. Sekali lagi , dia dikenakan .

" Yelah. Ayah menang . Sambunglah kerja ayah balik . Aisha nak masuk dalam . Nak memasak . Layan ayah punya loyar buruk , sampai bila pun lauk tak terhidang . "




• ♕ • ♕ •




Phone yang sering kali berdering tidak henti-henti di atas meja lampu tidak diendahkan jejaka bertubuh lampai dan tegap itu . Bukan dia tidak dengar, dia malas mahu mengangkat. Tahu sangat siapa yang call dia malam buta .

Perlawanan bola sepak yang ditontonnya lagi menarik perhatian . Saat bola sepak masuk ke dalam gol , dia menyorak kuat .

Setelah habis siaran langsung perlawanan bola sepak , phone diraih. Dia melihat notification di skrin. Sudut bibir automatik terjongket .

10 missed call from Aryana
17 missed call from Ika
25 missed call from Kira
5 missed call from Damia

Bila dia membuka lock skrin, terpamer sekali lagi panggilan daripada Damia . Dengan perasaan malas, diangkat jua .

" Nak apa ? "

" Nak apa you cakap ? Hey Qiz Hafine. You kena bertanggungjawab pada I ."

Hafine mengetap rahang. Apahal perempuan ni. Tiba-tiba buat hal. Tak ada angin, tak ada ribut, tiba-tiba serang dia .

" Kenapa pulak ? "

" Cause I mengandungkan anak you . "

Mendengar jawapan Damia, Hafine tergelak sendiri . Inilah salah satu taktik perempuan tak ada adab nak perangkap dia . Ingat dia ni lurus bendul .

" Sorry. Apa kau cakap ? Kau mengandungkan anak aku. Hey perempuan . Sebelum aku pun , kau dah zero . Ada hati nak suruh aku bertanggungjawab. Sedar diri tu . Aku tak kejar kau . Kau yang kejar aku . Aku tahulah perempuan macam kau just nak harta aku . Ingat aku tak tahu ? And congratulation, kau dah masuk perangkap aku . Bye ! "

" Hey you! Dasar lelaki tak guna! Playboy! Ja- "

Terus talian dimatikan Hafine tanpa mendengar habis balasan daripada Damia .

Sudut bibir menyenget . Dan menggeleng kepala .

Dia. Memang seorang playboy.
Dia jadi playboy bukan disebabkan putus cinta ke apa, sebab dia terikut dengan rakannya . Semua rakannya juga playboy. Jadi, tidak hairan dia dapat title itu.

Perempuan.

Sanggup buat apa sahaja nak hidup dengan dia. Sanggup bagi maruah. Sanggup jatuhkan maruah. Sanggup mendekatinya. Dia tidak akan menolak. Sebab rezeki datang kepadanya sendiri . Sebab dia ada harta. Sebab dia kaya . Namun , mereka tidak tahu dia juga bahaya .

Ikon kenalan ditekan . Dicari nama seseorang hingga jarinya terhenti di situ . Ditekan dan didail . Dia lekapkan phone pada telinga .

Saat talian disambut , Hafine melebarkan senyum .

" Aku nak bagi kau kerja . Kejap lagi aku bagi nombor-nombor perempuan tu. Hapuskan dia orang berempat . Aku tak kisah kau nak buat macam mana sekalipun . Nak rogol, nak seksa, nak simbah asid . Aku tak kisah. Janji , dia orang tak muncul lagi depan mata aku. "




Tbc .

Votes and comments as always .

Sorry lama menghilang .
Esok hari terakhir kita berpuasa. So, sepuluh jari disusun ,memohon maaf jika terkasar bahasa . Kosong-kosong , okay !

Maaf zahir dan batin! Lot of loves! ❤️ MUAHH.

- Sepanyol or Korea ?

- Pisau or rifle ?

Continue Reading

You'll Also Like

250K 1.1K 10
Kisah tentang kakak kandung n kakak ipar nye yg terjebak dalam dunia pelancuran
5.6M 95.1K 39
"Excuse me. Can I help?" "Apa yang kau boleh tolong?" "Boleh cakap Melayu ke?" "Dah tu ada nampak aku cakap bahasa alien?" Andi dan Nasya. Pertemua...
1.2M 61.1K 132
Segalanya adalah sebuah kebetulan.Takdir mereka telah pun bermula dengan pertemuan pertama tanpa sengaja antara mereka. Sejak pertemuan tragis itu...
14K 644 40
KEKASIH HATI VOL 1 ♚ KEKASIH HATI MR MAFIA ♚ ... HAZIQ GEOGERY MIKAEL Satu nama yang cukup membuatkan lutut bergetar. Sebut sahaja nama itu pasti set...