Our Different Beautiful Love...

By Lovely-chan26

7.8K 591 51

Kata orang cinta itu buta Dan rasa cinta yang terlalu besar dapat membutakanmu Gulf tidak pernah sekalipun me... More

Prolog
Kisah Mew dan Gulf
Salah
Batas
Not an Update

Amarah

1.3K 118 15
By Lovely-chan26

“Aku tau jauh di dalam hatimu, kaulah yang paling menderita saat aku terluka.”

-Gulf Kanawut
.


.
.

Pintu apartemen mewah itu dibanting terbuka menimbulkan suara keras yang dapat merefleksikan suasana hati dari orang yang membukanya.

Mew menarik Gulf yang masih terisak memasuki apartemenya kemudian menghempaskannya keatas tempat tidur. Menimbulkan bunyi ‘buk’ yang cukup kencang.

Klik

Terdengar suara pintu dikunci dalam keheningan yang mencekam.

Gulf menatap taku-takut pada punggung Mew.

Mew masih disana menghadap pintu, membuat Gulf tidak bisa melihat ekspresi apa yang tergambar pada wajah lelaki tegap itu.

Kegelapan yang memenuhi ruangan membuat Gulf semakin tidak tenang. Dilihatnya Mew berbalik secara dramatis dan mulai berjalan perlahan ke arahnya.

Setiap langkah yang diambil Mew bagai sebuah tikaman pada jantung Gulf, Gulf bahkan mengira ia bisa mendapat serangan jantung karena rasa takutnya itu sekarang.

Samar-samar dapat Gulf lihat senyum miring yang terpatri di bibir sang terkasih.

Gulf ketakutan, tubuhnya gemetar tak karuan, netranya bergerak gelisah kemana-mana, lidahnya kelu tak sanggup berkata-kata, dan tenaganya hilang entah kemana.

Satu-satunya yang dapat Gulf lakukan sekarang ini hanyalah menatap orang yang menyandang gelar sebagai kekasihnya itu mengikis jarak diantara mereka.

Semakin mew mendekat, semakin besar pula ketakutan yang Gulf rasa.

Gulf seorang pria. Bukan masalah besar jika dia terlibat perkelahian ataupun pukul-memukul dengan orang lain, dia akui itu.

Tapi lain cerita jika Mew orangnya, antara berkelahi dengan orang yang tidak kau kenal dan dengan orang yang kau cintai tentu berbeda.

Jika itu orang lain, Gulf akan marah dan membalas tapi jika itu Mew…

Jangankan untuk membalas, marahpun ia tak bisa.

Saat hal seperti ini terjadi, satu-satunya yang Gulf lakukan hanyalah berharap. Berharap agar kemarahan Mew lekas mereda dan dia kembali menjadi Mewnya yang lembut dan pengertian.

“Phi nyalakan lampunya dulu, na?”

Gulf berusaha mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk membujuk Mew.

Setidaknya jika lampunya menyala, kemungkinan untuk membuat amarah Mew mereda meningkat. Ada kemungkinan bahwa Mew akan luluh oleh ekspresinya, yah meskipun kemungkinan itu kecil.

Mew menekan pelan pundak Gulf sehingga lelaki yang tadinya akan berdiri itu terpaksa duduk kembali.
Mengelus pelan rambut Gulf, lelaki yang lebih tua setahun itu masih belum berkata-kata.

“P-Phi Mew…” Gulf memanggil takut-takut

“Katakan Gulf…”

Mengelus pipi Gulf lembut, Mew mendongakkan kepala pria itu agar menatap wajahnya. Walau begitu, Gulf mengalihkan pandangannya kebawah. Perilaku Gulf ini membuat Mew semakin geram.

“Katakan padaku, apa saja yang sudah dia lakukan padamu?”

Ini buruk.

Mew sudah salah paham dan pastinya akan sulit bagi Gulf untuk membuat Mew mendengarkan penjelasannya.

“Phi, dengarkan Gulf dulu…”

PLAK!

“Apa saja yang sudah dia lakukan hm?”

PLAK!

“Dia menciummu?”

PLAK!

“Dia mencumbumu?”

Mew menerjang Gulf, jari-jarinya kini bersarang di leher pemuda itu membuatnya tercekik. Gulf tersengal, berusaha mengais udara dengan susah payah. Tangannya berusaha melepaskan cengkeraman tangan Mew.

“P-phi…hah…hah…”

“Kau milikku…” Mew menggeram rendah.

Cengkeramannya pada leher Gulf semakin menguat.

“KAU HANYA MILIKKU!”

Gulf merasa jika Mew tidak melepaskannya, maka dia benar-benar akan mati saat itu juga.

Tangannya melemas dan matanya hampir terbalik. Dia sudah berada di ujung maut saat Mew menghempaskannya begitu saja.

Terbatuk hebat, Gulf berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya seolah-olah jika dia berhenti dia tidak akan mendapat kesempatan untuk bernafas lagi.

Mew berdiri

Gerakan yang dilakukan Mew selanjutnya membuat Gulf terbelalak.

Mew melepas ikat pinggangnya, seringai terpatri di bibirnya dan sebuah suara luara lecutan terdengar.

Bisa Gulf rasakan kalau malam ini dia akan menghadapi malam yang panjang.

Sangat sangat panjang.

***

Mentari sudah berada di atas kepala saat Gulf bangun dari tidurnya

Gulf merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Semalam Mew benar-benar menghajarnya. Dia menampar Gulf, mencambuk Gulf dengan ikat pinggang kulitnya, memukuli dan bahkan mencekik Gulf hingga Gulf hampir kehabisan nafas dan pergi ke alam sana.

Mengarahkan pandangannya ke setiap sudut, dapat dia ambil sebuah kesimpulan bahwa Mew sedang tidak berada di apartemen itu.

“Sssh.”

Gulf meringis saat mencoba menggerakkan tubuhnya. Rasanya perih dan menyakitkan, lecet dan lebam menghiasi tubuh mulus Gulf akibat perlakuan Mew sebelumnya.

Tidak dapat menggerakkan tubuhnya lebih jauh, Gulf menyadari bahwa kedua tangannya terikat oleh sebuah tali yang terhubung di kedua sisi tempat tidur.

Gulf menghela nafas berat.

Akhirnya dia memutuskan untuk kembali tidur sambil menunggu kekasihnya kembali.

Cklek!

Suara pintu yang dibuka membuat Gulf terbangun dari tidurnya. Gulf menoleh dan melihat Mew yang baru saja masuk itu.

Mew tersenyum, “Sudah bangun?”

“Eum.” Gulf mengangguk

Mew duduk disamping tempat tidur lalu membelai surai kelam Gulf. Pandangannya terpaku pada wajah pucat Nong kesayangannya itu.

Melihat kekalutan yang bersarang di mata kekasihnya, Gulf tersenyum untuk mengalihkan perhatian Mew.

“Gulf baik-baik saja Phi.”

Tangan yang masih terjerat tali itu mengenggam perlahan tangan Mew. Membawa tangan yang lebih besar itu ke pipinya.

Gulf mencoba merasakan kehangatan dari tangan itu.

“Maaf, Nong. Maaf.” Mew tertunduk

“Tidak apa-apa Phi, sungguh.” Gulf mencoba menghibur kekasihnya itu.

Melihat Mew yang masih menunduk membuat Gulf berpikir untuk mengalihkan topik pembicaraan.

“P’Mew dari mana? Bawa makanan tidak? Gulf lapar Phi.”

Mengangkat pandangannya, bisa Mew dapati Gulf yang sedang tersenyum padanya dan senyum itu membuat Mew lebih tenang.

“Phi membeli bubur kesukaanmu, Nong.”

“Ayo kita makan, Phi.”

“Eum.”

Mew membantu Gulf duduk.

“Ayo kita obati lukamu dulu baru makan, hm?”

“Baiklah.”

Mata Gulf menyipit melihat sesuatu tersembunyi dibalik lengan baju Mew. Ia pegang tangan itu lalu menatap Mew khawatir.

“Phi…”

“Jadilah anak baik, na?” Mew tersenyum

Gulf mengangguk, “Eum.”

Mew membuka ikatan di tangan Gulf, mengobati lukanya, dan menyuapinya bubur.

Ia merawat Gulf dengan penuh perhatian. Benar-benar jauh dari Mew yang semalam, seolah mereka memang dua sosok yang berbeda.

Gulf senang amarah Mew sudah mereda. Butuh waktu untuk meredakan amarah Mew dan Gulf tahu itu. Gulf tidak menyalahkan Mew. Gulf tahu pada dasarnya bahwa Mew sangat menyayanginya.

to be continue

Dasar Gupi bucin kanawutttt 😭
Ga tega saya tuh sebenernya neng tapi yaapa lagi heuheu

Maaf part kali ini pendek, saya masih banyak deadline tugas soalnya wkwk

Untuk mengobati lara hati mari kita lihat beberapa pic manis mewgulf :")

Continue Reading

You'll Also Like

103K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
63.7K 5.8K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
51.9K 8.2K 50
Rahasia dibalik semuanya