The Cat Girl ✶Completed✶

By mutiams53

23.4K 2.1K 37

【DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN】 #thecatgirl Sebuah cerita tentang seorang gadis yang terkena kutukan... More

...✶PROLOG✶...
...✶Capter 1✶...
...✶Capter 2✶...
...✶Capter 3✶...
...✶Capter 4✶...
...✶Capter 5✶...
...✶Capter 6✶...
...✶Capter 7✶...
...✶Capter 8✶...
...✶Capter 9✶...
...✶Capter 10✶...
...✶Capter 11✶...
...✶Capter 12✶...
...✶Capter 13✶...
...✶Capter 14✶...
...✶Capter 15✶...
...✶Capter 16✶...
...✶Capter 17✶...
...✶Capter 18✶...
...✶Capter 19✶...
...✶Capter 20✶...
...✶Capter 21✶...
...✶Capter 22✶...
...✶Capter 23✶...
...✶Capter 24✶...
...✶Capter 25✶...
...✶Capter 26✶...
...✶Capter 27✶...
...✶Chapter 29✶...
...✶Chapter 30✶...
...✶Chapter 31✶...
...✶Chapter 32✶...
...✶Chapter 33✶...
...✶Chapter 34✶...
...✶Chapter 35✶...
...✶Chapter 36✶...
...✶Chapter 37✶...
...✶EPILOG✶...
♡Thanks♡
Di Baca Yo

...✶Chapter 28✶...

292 42 0
By mutiams53

VOTE

              Bu Maya keluar dari dapur dan mendapati Niko dengan wajah cemas dan Rayen dengan wajah datarnya

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Niko menghampiri dan keduanya duduk di kursi sedangkan Rayen pergi melihat My Hope

"Iya, aku tidak apa-apa kenapa menyusul kemari?" tanya Bu Maya dengan heran.

"Pulanglah, jangan seperti ini aku tau ini berat tapi kamu gak bisa terus begini aku dan Rayen juga butuh kamu" jawab Niko dengan nada yakin

"Diray juga butuh aku, dia juga anak ku. Aku pun harus memberikannya perhatian" kata Bu Maya memalingkan wajah

"Apa tidak sebaiknya...dia bawa saja ke rumah?" tanya Niko menatap istrinya.

"Dia orang yang keras kepala, tidak mungkin semudah itu" jawab Bu maya menghela nafas gusar.

Sedangkan di My Hope , Rayen tertegun dengan kata 'Sudah' yang di tulis Diray membalas harapan pengunjung kedai

"Apa dia udah jadian dengan Arsha? Tapi kapan?" gumamnya ia ingin tahu ada rasa aneh pula di hatinya yang tak dapat di jelaskan dengan kata kata

"Berbeda karakter? Seberapa besar dia menginginkan Gue dan Diray tinggal bersama?" Gumam nya lagi dan mengambil kertas sticky notes dan segera menulis harapannya lalu di tempelkan ke rak besi My Hope

"Rayen, apa yang kau lakukan? Ayo pergi" kata seseorang membuatnya menoleh untung saja harapannya telah selesai

"Kenapa?" tanya Rayen sambil berjalan mendekati dan melirik bu Maya yang masih duduk dengan menundukan kepalanya apayang terjadi? Pikir Rayen

"Kenapa istri papah tidak ikut?"tanya Rayen heran dan terus mengikuti langkah papahnya sampai masuk ke dalam mobil

"Nanti kau akan tau" ucap Niko yang membuat Rayen mendengus sebal.

✦✦✦

Diray masuk kedalam kamarnya membiarkan Bu Maya bertemu dengan Suami dan anaknya, Diray segera mengganti mandi dan mengganti bajunya setelah itu pergi kedapur dan makan biasanya tak pernah ada makanan sebanyak ini ia tak peduli yang ia pikirkan hanyalah perut yang kenyang

Beberapa menit ia telah selesai dan kembali ke kamar nya lalu berjalan dan duduk di kursi belajarnya, hari semakin sore dan perlahan menggelap Diray masih tenggelam dalam beberapa rumus kimia di PRnya lalu ia mendengar sedikit kegaduhan di kedainya

"Ada apaan sih ganggu aja" seru Diray dan bangkit dari duduknya lalu keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju kedai betapa terkejutnya ia melihat dua orang yang tak asing sedang berdebat di depannya

"Kau tak boleh melakukan ini" seru Bu Maya.

"Kenapa? Dia juga anakku" kata Om Niko.

Diray melihat dua koper berada tak jauh dari mereka dan ia melihat Rayen yang duduk di atas meja dengan memijit pelipisnya karena pusing mendengar debatan kedua orang tua itu

"Apa-apaan ini?"tanya Diray membuat mereka berhenti berbicara dan menoleh padanya dengan serentak membuat nya terhenyak kaget

"Kami akan tinggal disini"kata Om Niko membuat Diray terkejut lagi.

"Apa?" tanya Diray tak percaya menatap mereka bergantian.

"Jangan lakukan itu, jangan izin kan dia Diray" kata Bu Maya.

"Kenapa? Sekarang kita kan keluarga" seru Om Niko.

Diray menarik nafas dan menghembuskannya pelan meredam kekesalan nya agar tidak memuncak

"Apa yang terjadi dengan Om? Bu Maya? Rayen?" Tanya Diray, membuat Om Niko dan Bu Maya saling pandang sedangkan Rayen menunjuk dirinya sendiri seperti orang bodoh

"Dengar nak, sekarang kita satu keluarga ayo kita mulai semuanya dari awal. Kita mulai keluarga baru kita" jawab Om Niko mewakili anak dan istrinya.

"Sekarang Om dan ibumu akan memulai kembali semuanya dan menjadi orang tua yang baik untuk kamu dan Rayen" kata Om Niko yakin.

Diray mendengus, "Itu yang kalian ingin kan? Lakukan aja sesuka kalian" kata Diray dan pergi meninggalkan mereka yang terheran heran dengan sikap Diray, Diray memasuki kamar dan kembali duduk di meja belajarnya

"Kenapa semua nya jadi begini?" gumam Diray dengan kesal.

Beberapa menit ia termenung menenangkan pikirannya, seseorang masuk ke dalam kamarnya dengan membawa kasur lantai dan selimut serta bantal, Diray menoleh dan menatap Rayen yang baru tiba

"Ngapain lo di kamar gue?" tanya Diray menatapnya sebal.

"Ibu bilang gue harus tidur disini karena lo gak mau kamar kakak lo di sentuh orang lain" jawab Rayen dengan datar.

"Ibu? Sejak kapan lo manggil itu?" tanya Diray menyindirnya.

"Sejak barusan" kata Rayen dan menata kasur lantainya untuk ia tidur dekat dengan kasur Diray

Diray memejamkan matanya dan menyimpan pensilnya dengan kuat di atas meja, Diray kemudian pindah ke kasur dan membaringkan tubuhnya, Rayen pun segera membaringkan tubuhnya di kasur lantai dan menutup tubuhnya dengan selimut tebal dan melirik sekilas Diray yang masih terjaga menatap langit langit

"Gue gak sengaja lihat My Hope, lo membalas harapan orang lain lo udah punya pacar? Siapa?" tanya Rayen penasaran.

Diray menoleh sekilas dan kembali menatap ke depan, "Kenapa lo ingin tau?" tanyanya acuh.

"Cuman tanya kok" seru Rayen dan menggulirkan tubuhnya membelakangi Diray

"Gue hanya membalasnya tanpa ada kenyataannya" ucap Diray namun tak ada respon lagi dari Rayen ia menatap punggung Rayen dan tersenyum tipis

'Mungkin setelah Arsha pergi. Tuhan mengirim lo agar gue gak kesepian kan?' Tanya Diray dalam hati dan segera menutup matanya dan beberapa detik keduanya terlelap

Seseorang membuka pintu, dan menatap keduanya seulas senyum penuh arti terukir dari bibir nya.

✦✦✦

Arsha berjalan bersama Tina menuju kantin pagi ini sangat dingin keduanya memesan cokelat panas

"Bagaimana rasanya setelah bertemu keluarga?" tanya Linda ibu Tina memang setelah Arsha tinggal bersama Evan ia jarang dapat kesempatan berbicara seperti ini lagi

"Biasa saja bu" jawab Arsha tersenyum manis dan meneguk cokelat panas nya

"Kayak nya kamu tidak senang ya" seru Linda seolah mengerti perasaan Arsha.

"Ya begitulah, gak enak juga sama keluarganya Diray mereka banyak membantuku" kata Arsha memanyunkan bibirnya sendu.

"Hehe, ya begitulah perasaan manusia, ibu tidak percaya kamu beneran gadis yang tinggal di pinggir kota itu, rasanya seperti mimpi melihat hal semacam itu biasanyakam hanya ada di dalam cerita dongeng" tutur Linda panjang lebar

"Iya begitu" sahut Arsha tersenyum hangat, Tina tak ikut dalam pembicaraan ia termasuk orang yang irit bicara juga kan

"Ibu dengar kamu akan pindah ke luar negeri yah setelah kenaikan kelas?" tanya Linda lagi.

"Iya bu, sebenarnya aku tak mau pergi" jawab Arsha.

"Kenapa? Itu kan demi kebaikan kamu" kata Linda.

"Kebaikan ku yah" gumam Arsha dan diangguki Linda dengan ramah, Arsha tenggelam dalam pikirannya Linda melayani pelanggan lain dan Tina sibuk dengan ponselnya

Arsha melihat ponselnya ia punya 2 pomsel satu dari Diray dan satu lagi dari Wahyu, walaupun lebih bagus pemberian papah nya tapi menurutnya pemberian Diray nomor satu

Arsha kembali mengingat pertemuan pertama dengan Diray cukup lucu jika di pikirkan berawal dari sebuah layangan, ia teringat layangan kesayangannya terbang karena Diray, padahal butuh waktu satu minggu untuk membuat layangan itu Arsha tersenyum menatap ponsel pemberian dari Diray ia membuka nya dan mengamati foto bersama Diray saat Piknik waktu itu

Setelah beberapa menit menghabiskan susu cokelat, Tina mengajaknya kembali ke kelas saat melewati beberapa meja kantin keduanya melihat Prilly yang sedang sarapan dengan paper bag nya, Arsha pergi untuk membeli minum Tina tak tahu apa yang di lakukan Arsha sungguh aneh

Tapi akhirnya ia paham ketika Arsha membawa minuman ke meja Prilly "Makan itu harus minum, lain kali makan dengan ku yah" seru Arsha tersenyum

Prilly mendongak mendapati Arsha, "Jadi waktu itu lo?" tanya Prilly tampak tak percaya Arsha hanya mengangguk dan kembali berjalan bersama Tina membuat Prilly terheran heran

"Kenapa lo lakuin itu? Prilly hampir buat lo celaka" kata Tina.

"Bagaimana kamu tau tentang itu?" tanya Arsha polos Tina menghela nafas kasar.

"Ini sekolah elite, kejadian apapun pasti terbongkar" jawab Tina membuat Arsha memiringkan kepalanya tak paham

"Maksud gue, banyak Cctv dan murid murid disini akan menyebarkan peristiwa apapun yang mereka lihat tanpa di suruh" tutur Tina membuat Arsha mengangguk angguk kan kepalanya paham

"Jadi lo beneran akan pergi? Kenaikan kelas 2 bulan lagi" kata Tina datar.

"Mungkin iya, aku tak bisa melakukan apapun" seru Arsha menghela nafas.

Keduanya memasuki kelas dan duduk di bangkunya masing masing.

✦✦✦

Diray melangkahkan kakinya memasuki koridor rasanya muak sekali mendengar gosip pagi ini entah dari mana mereka semua tahu bahwa keluarga Rayen tinggal bersama di rumahnya

"Iya katanya sih gitu"

"Mungkin mereka sudah baikkan"

"Gue pikir itu bagus sih"

"Lagian Bu Maya nya aja yang so jual mahal"

"Ya bener tuh"

"Syutt dia datang"

Ketika Diray melewatinya mereka terdiam, Diray pun menoleh dan berkata dengan nada datar

"Kenapa gak di lanjut?, gue cuma lewat kok" ucapnya membuat siswa siswi itu menundukan kepalanya

Diray hanya berdecak sebal dan meninggalkan mereka yang terdiam terpaku karena tertangkap basah.

♡✴✴♡

Continue Reading

You'll Also Like

280K 5.9K 33
WATTPAD BOOKS EDITION You do magic once, and it sticks to you like glitter glue... When Johnny and his best friend, Alison, pass their summer holid...