The Cat Girl ✶Completed✶

By mutiams53

23.4K 2.1K 37

【DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN】 #thecatgirl Sebuah cerita tentang seorang gadis yang terkena kutukan... More

...✶PROLOG✶...
...✶Capter 1✶...
...✶Capter 2✶...
...✶Capter 3✶...
...✶Capter 4✶...
...✶Capter 5✶...
...✶Capter 6✶...
...✶Capter 7✶...
...✶Capter 8✶...
...✶Capter 9✶...
...✶Capter 10✶...
...✶Capter 11✶...
...✶Capter 12✶...
...✶Capter 13✶...
...✶Capter 14✶...
...✶Capter 15✶...
...✶Capter 16✶...
...✶Capter 17✶...
...✶Capter 18✶...
...✶Capter 19✶...
...✶Capter 20✶...
...✶Capter 21✶...
...✶Capter 22✶...
...✶Capter 23✶...
...✶Capter 24✶...
...✶Capter 26✶...
...✶Capter 27✶...
...✶Chapter 28✶...
...✶Chapter 29✶...
...✶Chapter 30✶...
...✶Chapter 31✶...
...✶Chapter 32✶...
...✶Chapter 33✶...
...✶Chapter 34✶...
...✶Chapter 35✶...
...✶Chapter 36✶...
...✶Chapter 37✶...
...✶EPILOG✶...
♡Thanks♡
Di Baca Yo

...✶Capter 25✶...

330 39 0
By mutiams53

               Setelah sepeninggalan Diray kelas menjadi canggung bahkan beberapa orang berkaca kaca menahan tangis nya mendengar penuturan Diray 8 menit yang lalu

"Lo denger semuanya? Apa lo tega?"tanya Vino mengusap matanya yang berair perlahan beberapa murid maju dan menceklis dokumen itu Salsa pun menghapus air matanya dan menceklis dokumen lalu memberikan pulpen nya pada Ghea, Ghea dengan malas menerima dan menceklis nya begitu pun dengan yang lainnya

Arsha tersenyum melihat mereka yang akhirnya mau memberikan suara nya, Tina menepuk bahunya dan mengulas senyumnya

Beberapa menit kelas kembali normal, hanya saja bising di luar karena demo masih gerdengar bahkan reporter saja sampai datang yang ingin mengetahui berita pemojokkan seorang guru lebih lanjut

Sekolah terpaksa di free class kan karena semua guru sibuk dan belajar pun tak akan efektif untuk saat ini

Arsha, Tina, Rayen, Vino dan Evan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka, rasanya ada yang kurang saat Diray tak ikut bergabung bersama

"Diray kemana sih? Main pergi aja, dia pasti tertekan" kata Vino mengaduk mie ayamnya tanpa selera.

"Apa yang akan terjadi selanjut nya pada Bu Maya?" tanya Tina penasaran.

"Serahkan aja semuanya sama bokap gue, dia pasti bantu kita kok" kata Evan acuh dan menikmati makanannya

Sedang asyik asyiknya mengobrol dan makan, mereka mendengar beberapa Siswi di kantin ini berbincang tentang Arsha dan kutukannya

"Jadi beneran dia?"

"Waah hot news banget yah, kemarin terungkap semuanya"

"Sayang nya tak ada yang mengabadikan moment nya, haha"

"Ya tuh, kalau ada pasti lebih seru"

"Direktur Wahyu pasti sangat malu"

Evan memejamkan matanya dan berdiri menatap mereka tajam, "Ngomong apa kalian?!" ucap Evan dengan dingin membuat mereka terdiam dan ciut, serta beberapa murid yang lainnya di kantin ikut terdiam

"Sekali lagi kalian bahas tentang itu, kalian gue bikin di skor satu tahun" kata Evan lagi, siswi yang tadi membicarakannya pun hanya terdiam tak tahu harus berbuat apa tak ada yang berani membantah Evan anak direktur itu

Evan kembali duduk di kursi nya semula, Arsha menatapnya "kau tak perlu melakukan itu, mereka punya mulut jadi bebas bicara apapun" ucap Arsha datar datar saja

"Apa? Mereka ngomongin lo" seru Evan tetap pada pendiriannya.

"Sudahlah, lagian kami juga tidak mau terus memperpanjang masalah ini jadi biarkan saja" kata Vino dan di angguki yang lain

"Apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Evan merasa tindakkan nya tadi di hiraukan begitu saja

"Sudah biarkan saja, masalah kutukan ku itu tidak penting" jawab Arsha meyakinkan.

"Apanya yang gak penting? Itu sangat penting karena menyangkut lo juga" kata Evan tetap kekeh.

"Aku mengerti tapi bukan sekarang saatnya" seru Arsha dan membuat Evan mendengus sebal.

Beberapa menit mereka telah menyelesaikan makanannya dan memutuskan untuk kembali ke kelas, Arsha pamit kepada mereka untuk ketoilet ia menolak Tina untuk menemaninya

Di tengah jalan ia melihat Prilly yang duduk sendirian di koridor yang sepi di tangannya terdapat roti sandwich, Arsha baru ingat Prilly pasti merasa sulit karena kartu ATM nya di sita, Arsha segera pergi ke kantin dengan cepat dan membeli sekotak susu cokelat ketika ia kembali, ia melihat prilly memasuki toilet Arsha segera mengikutinya

Prilly memasuki toilet duduk dan menguncinya, ia perlahan memakan sandwich nya dengan derai air mata membuatnya tersedak dan kesulitan menelan, Arsha mengetuk pintu dan menyodorkan susu cokelat itu ke bawah celah pintu kemudian memasuki toilet lain

Prilly menutup mulutnya karena tak mau tangisnya di ketahui orang lain ia perlahan mengambil susu kotak itu dan meneguknya perlahan.

✦✦✦

Di koridor tampak ramai beberapa Reporter menghampiri Wahyu yang baru saja keluar dari Ruang rapat bersama para guru dan ajudan-ajudannya

"Bagaimana hasil rapat nya?" tanya seorang Reporter muda.

"Direktur wahyu apa benar putri anda telah di temukan? Apakah gadis itu yang memiliki kutukan seperti yang di rumor kqn?" tanya Reporter lain.

"Apakah guru Maya mengundurkan dirinya?"

"Hasil rapatnya sudah usai, Bu Maya akan mengundurkan dirinya sekarang sedang dalam proses" kata Wahyu menjawabnya dengan ringan.

"Bagaimana dengan putri anda?" tanya nya.

"Putri saya baik-baik saja, dia memang mempunyai kutukannya tapi itu akan segera berakhir saya bersama keluarga saya akan melindunginya dan memberikan pengobatan untuk nya bisa sembuh" jawab Wahyu dengan yakin.

"Lalu bagaimana tanggapan anda dalam kasus pemojokkan seorang guru?"

"Itu sangat memalukan, kami akan segera menjalan kan proses itu sehingga tidak akan ada lagi kesalah pahaman, untuk semua yang mendengar rumor ini jangan terlalu percaya karena kenyataannya tidak sebanding dengan ucapan yang diakui oleh orang yang bersangkutan, Terimakasih" Wahyu menerobos kerumunan di bantu ajudant nya untuk kembali memasuki mobil dan melaju meninggalkan sekolah.'

Evan tersenyum melihat semuanya dan menghela nafas lega, ternyata seorang papah yang keras kepala bisa lunak juga, begitu pikirnya ia segera berjalan menuju kelas nya tapi langkahnya terhenti saat mendengar benda jatuh di atas nya

Evan penasaran dan segera menaiki tangga menuju atap yang biasa di kenal dengan Rootrof, Evan melihat pintu nya terbuka setelah masuk ia melihat keadaan yang kacau kursi yang tak terpakai biasanya rapi menumpuk ke atas, tapi kini? Semuanya tergeletak mengenaskan di mana mana ada sedidik tetesan darah juga di lantai

Dan ia terkejut melihat, Diray sedang berkelahi dengan sahabatnya yang tak lain adalah Devan

"Lo pikir gue gak tau?! Jadi itu alasan lo selama ini gak ikut sama gue vino dan alan?!" seru Diray memegang kerah baju Devan.

"Apa yang lo lakuin?!" tanya Evan sedikit berteriak membuat keduanya menoleh.

Diray menendang dada Devan dan jatuh terjerambab di lantai, tapi Devan masih tetap bisa tersenyum sinis padanya

"Ini semua karma buat lo!" ucap Devan tajam dan meremehkan.

"Maksud lo apa? Gak usah ngomong yang enggak-enggak!" seru Diray di penuhi amarah.

Devan pun berdiri sambil menyentuh dadanya yang terasa sakit, nafas nya terengah keadaan keduanya sungguh memilukan

"Lo tau? Nyokap gue mati bunuh diri karena Nyokap lo!!! Nyokap lo merebut Bokap gue!! Dan sekarang? Nyokap lo malah ninggalin bokap gue!! Dan pergi sama Bokap nya Rayen!!" teriak Devan.

Sekujur tubuh Diray mendadak lemas, mendengar penuturan Devan keringat dingin bercucuran

"Sekarang lo tau kan?? Kita satu Bokap!! Dan...gue gak pernah bisa menerima kenyataan semua nya! Karena apa?? Karena gue lebih mentingin masalah hidup lo!! Sahabat gue! Tanpa lo sadari gue juga sama menahan rasa sakit ini..." ucap Devan melirih.

"Jadi semua ini? Lo yang merencanakannya? Lo balas dendam?? Lo pikir itu bisa menghapus segalanya?" tanya Diray datar semakin sakit rasanya berbagai luka terus mendatang akhir akhir ini

Evan mengusap kepalanya frustasi dan segera mengirim pesan ke teman temannya untuk segera datang kesini keadaan Diray dan Devan harus segera di tangani

"Puas lo sekarang?? Kenapa lo gak bunuh gue aja? Gue anak kandung dari Bu Maya harus nya lo terus sakiti gue bukan menghancurkannya" kata Diray melemah ia sungguh benci ini.

"Lo pikir gue bodoh?! Yang bikin nyokap gue bunuh diri itu nyokap lo dan bukan lo, segitu belum cukup buat hilangin rasa sakit gue! Lo gak pernah tau!!! Menyaksikan kematian orang yang gue sayang di depan mata gue sendiri!!" teriak Devan penuh amarah dan kebencian.

Suasana semakin memilukan, Diray terdiam lemas di tempatnya selama ini ia selalu sibuk dengan dirinya tanpa memperdulikan orang lain yang peduli padanya

Diray kembali mengingat masa kecil saat sedang bercanda tawa dengan Vino dan Alan dan tiba tiba Devan datang dengan tangis nya, menceritakan tentang kematian ibunya

Seiring dengan bayangan bayangan itu, air mata Diray menetes merasakan sesak satu kali ia terbatuk menyemburkan darah segar kedua matanya menatap lekat Devan yang membelalakan matanya dari arah samping beberapa orang berlari ke arahnya

Jika di film anime adengan seperti itu pasti di edit Slowmotion, Diray terjatuh matanya basah karena air mata orang-orang yang selalu ada untuk nya memanggil namanya namun itu terdengar samar dan kecil, Diray perlahan menutup matanya hal yang ia ingat selanjutnya hanya gelap dan ia kehilangan kesadarannya

Evan segera menelpon ambulance, Vino dan Rayen mengangkat tubuh Diray dan di bawanya turun dari atap, Tina, Arsha dan Alan membantu Devan berjalan menuruni tangga, Evan mengusap wajahnya frustasi hal yang tak terduga terus berdatangan akhir-akhir ini

Ketika hendak melangkah menyusul mereka, ia melihat flash disk tergeletak di tempat Diray terjatuh tadi, ia mengerutkan kening dan mengambilnya lalu di masukkan ke saku dan segera berlari meninggalkan atap

Suasana di halaman sekolah kembali ramai sekarang bukan lagi karena demo melainkan karena mobil ambulance telah tiba semua murid keluar untuk melihat dan betapa mengejutkan saat melihat Diray dengan keadaan memilukan banyak luka dan darah, Diray di baringkan di atas brankar dan di masukkan ke dalam mobil ambulance Devan pun segera di naikkan

Evan memutar balikkan mobilnya menuju gerbang, lalu teman temannya masuk, Evan segera menancap gas mengikuti ambulance meninggalkan sekolah yang ramai dan di penuhi beribu-ribu tanda tanya besar.


♡✴✴♡

Continue Reading

You'll Also Like

280K 5.9K 33
WATTPAD BOOKS EDITION You do magic once, and it sticks to you like glitter glue... When Johnny and his best friend, Alison, pass their summer holid...