Home - Jeon Jungkook (Sequel...

Autorstwa R_Seokjin

938K 58.5K 5.7K

Jika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Se... Więcej

Home 1
Home 2
Home 3
Home 4
Home 5
Home 6
Home 7
Home 8
Home 9
Home 10
Home 11
Home 12
Home 14
Home 15
OPEN PO
Home 16
Home 17
Home 18
Home 19
Home 20
Home 21
Home 22
Home 23
Home 24
Home 25
Jin Hyung!
Home Terbit Lagi 💕
PRE ORDER LAGI!!

Home 13

21.3K 2.1K 188
Autorstwa R_Seokjin

Saat ini Jungkook terjebak dengan keadaan yang sangat canggung. Jungkook berada di tengah antara Jimin dan Taehyung. Tentu dengan mereka yang terus memperhatikan Jungkook di banding makanan yang ada di hadapannya. Setelah mengunjungi rumah abu Seokjin, mereka di paksa oleh keluarga Kim untuk mampir ke rumahnya dan memakan hidangan yang sudah di hidangkan oleh Ibu Seokjin.

"Ehem.." Jungkook berdehem.

"Wae? Kau haus Kook?" Tanya Jimin yang langsung mengambil minum dengan cekatan.

"Tidak, terima kasih." Senyum Jimin menghilang begitu saja. Apa baru saja dia di tolak oleh Jungkook?

"Jungkook-ah. Kau pulang bersama siapa? Hyung antar ke rumahmu ya?" Tawar Namjoon.

"Memangnya hyung bisa menyetir?"

Skak mat!

Namjoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia selalu lupa dengan masalah lisensi menyetirnya yang tak kunjung lulus.

"Jungkook biar aku yang mengantarnya." Ucap Yoongi.

"Tidak perlu, aku pulang bersama Jin hyung." Jungkook kembali fokus dengan hidangannya.

"Jin hyung?" Ulang Jimin dan Taehyung bersamaan. Jungkook terdiam.

"Maksudku Yoonjin hyung. Dokter pribadiku."

Ucap Jungkook mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Semua mengangguk mengerti. Namun, tidak dengan Hoseok.
Hoseok yang pernah bertemu dengan Yoonjin sungguh di buat penasaran olehnya.

Sesungguhnya siapa sosok Yoonjin itu? Kenapa wajahnya begitu mirip dengan Seokjin?

"Jungkook-ah. Lusa hyung ada rekaman dengan IU sunbaenim. Kau mau datang? Bukankah kau ingin bertemu dengannya?"

Jungkook terkekeh.

"Bertemu dengannya? Dengan keadaan seperti ini? Hyung bercanda? Hyung ingin mempermalukanku?"

"Jungkook-ah." Seokjung menegur Jungkook.

"Hyung maaf, tapi aku harus pulang. Eomonim terimakasih untuk hidangannya. Abeonim, Eomonim, hyung, aku pulang dulu." Jungkook membungkuk sopan lalu meninggalkan semua orang yang berada di ruang makan keluarga Seokjin.

Hoseok menyimpan sumpitnya dan ikut pamit undur diri. Tanpa mengurangi rasa hormat pada keluarga Seokjin.

Jungkook tercekat saat kursi rodanya tiba-tiba berhenti saat sudah di halaman rumah Seokjin.

"Jin hyung mu itu belum datang. Kenapa tidak menunggunya di dalam saja? Kenapa kau meninggalkan kami begitu saja? Sebegitu bencinya kah kau pada kami?"

"Aku hanya ingin pulang. Itu saja."

"Tapi kau tak seharusnya seperti itu di depan keluarga Jin hyung Kook!"

"Aku muak terus bersama dengan kalian!!!" Teriak Jungkook dengan nafas memburu.

"Bersama dengan kalian itu selalu mengingatkanku tentang kejadian itu hiks.." Luruh sudah pertahanan yang sejak tadi ia tahan.

"Jungkook." Hoseok berlutut di hadapan Jungkook. Mengelus pipi yang dulu begitu gembil. Dan sekarang? Kemana pipi gembil itu?

"Tolong mengertilah hyung hiks.. Tolong. Aku hanya tidak ingin membenci kalian lebih dalam lagi. Aku butuh waktu." Mohon Jungkook sambil terisak. Beberapa saat kemudian, Jungkook sudah berada di pelukan Hoseok.

"Aku paham. Maafkan kami. Kami hanya tidak ingin kehilanganmu. Kami benar-benar merasa bersalah padamu. Hukum kami semaumu. Tapi jangan pergi dari kami. Hyung mohon." Lirih Hoseok tepat di telinga Jungkook.

"Aku membenci kalian!" Jungkook memukul punggung Hoseok.

"Jangan pergi Kook. Kau adik kecil kami. Kami merindukanmu."

"Benar kata Yoongi hyung. Kami merindukanmu Jungkook."

Ternyata sejak tadi member lain sudah berada di halaman semenjak mereka mendengar teriakan Jungkook. Ayah, Ibu dan Seokjung memilih kembali masuk ke rumah setelah memastikan semua baik-baik saja. Memberi ruang antara mereka untuk bisa menyelesaikan masalah mereka.

Sementara Jungkook? Ia masih terus terisak tanpa melepaskan rengkuhan Hoseok. Tidak di pungkiri jika Jungkook nyaman dengan situasi sekarang. Jungkook juga merindukan hyungnya. Namun bayangan saat itu membuat rasa benci Jungkook lebih mendominasi dari rasa rindunya.

Hoseok mengernyit saat ia merasa beban Jungkook lebih berat. Hoseok melepaskan pelukannya dan betapa terkejutnya saat Jungkook sudah menutup matanya.

"Jungkook-ah!" Hoseok menepuk pipi Jungkook pelan. Semua member yang juga sama terkejutnya langsung berlari pada Jungkook.

"Kita bawa ke rumah sakit! Namjoon, ikut denganku temani Jungkook di belakang." Namjoon mengangguk.

Tanpa basa basi, Hoseok segera membawa Jungkook masuk ke dalam mobilnya yang ia bawa. Namjoon ikut bersama Hoseok. Sementara member lain menyusul dengan mobil mereka masing-masing.

Sebegitu egoisnya mereka, sampai tidak mau lagi hanya sekedar pergi bersama dan dalam mobil yang sama.

"Jungkook-ah!"

"Denyut nadinya lemah dokter!"

Yoonjin segera menangani Jungkook. Ia kalang kabut saat di beritahu Nyonya Jeon kalau Jungkook masuk rumah sakit. Yoonjin menyesal karena meninggalkan Jungkook bersama orang lain. Yoonjin sudah memaksa Jungkook agar ia menunggu Jungkook saja, namun Jungkook menolak. Jungkook lebih menyuruh Yoonjin kembali ke rumah sakit dan akan pulang bersama supir pribadi Jungkook. Bodohnya Yoonjin yang justru mengiyakan keinginan anak kelinci itu dan sekarang mereka harus bertemu di rumah sakit dengan keadaan Jungkook yang tidak baik-baik saja.

Yoonjin bisa bernafas lega saat keadaan Jungkook stabil.

"Semua stabil, beberapa menit lagi pindahkan ke ruang VVIP." Perintah Yoonjin yang di angguki oleh sang perawat.

Yoonjin keluar meninggalkan Jungkook dengan nafas memburu. Tidak sabar ingin segera memaki orang yang sudah membuat Jungkook seperti ini.

"Kalian apakan Jungkook?!" Ucap Yoonjin saat sudah berada di depan member. Ia tidak peduli dengan title dokternya yang mengharuskan lebih sabar untuk menjelaskan kondisi pasien pada wali. Tapi, ini Jungkook. Orang yang sudah membuat Yoonjin berjanji untuk melindunginya dari siapapun yang membuatnya terluka.

Tidak peduli juga dengan presensi Ibu Jungkook yang sudah datang bersama Ayah Jungkook.
Namun, bukannya menjawab pertanyaan sarkas Yoonjin, Semua member terpaku melihat sosok yang kini ada di hadapannya. Ah, tidak semua. Tentu kecuali Hoseok yang terlihat biasa saja.

"Jawab aku kalian apakan Jungkook!" Sentak Yoonjin saat tak ada yang menjawab pertanyaannya yang bahkan masih di bilang sabar.

"Jungkook pingsan karena menangis dokter." Ungkap Hoseok. Semua member menatap Hoseok dengan berbagai arti.

Bagaimana bisa ia tidak terlihat kaget dengan seseorang yang selama ini mereka rindukan?
Bukankah tadi baru saja mereka mendatangi rumah abu nya?
Lalu siapa orang itu? Dan kenapa Hoseok terlihat biasa saja?

"Nak Yoonjin, sudah." Lerai Sang Ibu yang tak ingin ada pertengkaran.

"Maaf nyonya, aku panik. Ini serangan kedua untuk Jungkook, dan sepertinya ini menjadi tidak baik-baik saja." Jelas Yoonjin melembut.

"Apa keadaannya memburuk?"
Yoonjin hanya bisa mengangguk lemah.

"Tekanan dan banyak fikiran yang menjadi pemicunya Nyonya."

Ibu Jungkook menangis saat mendengar kedaan putra satu-satunya. Ayah Jungkook berusaha menengankan Ibu Jungkook.

"Sembuhkan Jungkook nak, Ibu mohon hiks."

"Aku akan berusaha, tapi untuk sekarang aku perlu memantaunya selama beberapa hari kemudian. Jadi aku harap, Tuan dan Nyonya jangan termakan rayuan Jungkook saat dia merengek ingin pulang." Ucap Yoonjin dengan sedikit candaan agar Ibu Jungkook tidak terlalu terpuruk.

Yoonjin beralih kembali menatap member lain saat Ibu dan Ayah Jungkook sudah pergi menyusul Jungkook yang sudah di pindahkan ke ruang perawatan.

"Bisa jelaskan lebih detail kenapa Jungkook sampai pingsan?"
Tak ada yang mampu menjawab pertanyaan Yoonjin sampai Yoonjin merasa jengah. Bahkan Namjoon si IQ tinggipun tidak bisa berkata apapun. Saat ini otak mereka tengah memproses pertemuan yang tidak terduga ini.
"Jin hyung?" Akhirnya suara Jimin yang lolos lebih dulu.

"Oke, aku mengerti maksud kalian. Kalian pasti menganggapku Seokjin yang sudah meninggal? Aku jelaskan, Aku Yoonjin, bukan Seokjin. Wajah dan fisikku memang menyerupai Seokjin. Tapi aku bukan Seokjin yang kalian maksud. Jadi jangan salah paham lagi dengan wajahku." Jelas Yoonjin yang tahu dengan rasa penasaran member lain.

"Jadi sekarang jelaskan." Tuntut Yoonjin lagi.

"Aku tidak tahu detailnya, tapi yang jelas Jungkook sudah pingsan di pelukanku." Jelas Hoseok lagi.

"Aku tidak tahu masalah kalian apa, tapi sepertinya kalian adalah alasan Jungkook menjadi seperti sekarang. Jungkook sedang tertekan akhir-akhir ini. Tidak bisakah kalian tidak muncul dulu di hadapan Jungkook? Setidaknya sampai keadaan psikis Jungkook baik. Ini benar-benar membuat keadaan fisik Jungkook memburuk." Akhirnya Yoonjin menjelaskan keadaan Jungkook dengan sebagai mestinya. Tanpa amarah, dan nafas yang sudah mulai tenang.

"Aku harap kalian lebih mengerti Jungkook, karena kalian yang lebih lama tinggal bersama Jungkook."

Yoonjin bergegas pergi meninggalkan member saat dirasa urusannya dengan mereka sudah selesai. Menyisakan member yang kini kembali di hantui rasa bersalah.
.
.
.
Semua member sudah sampai di dorm. Hoseok lebih memilih langsung masuk ke kamarnya. Tadinya. Sebelum tangannya di cengkram oleh Yoongi.

"Ada apa?"

"Duduk."

Hoseok memutar bola matanya malas namun ia mengikuti perintah Yoongi. Di hadapannya sudah ada Namjoon, Jimin dan Taehyung yang menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"Ada apa? Aku lelah ingin tidur."

"Kau mengenal dokter Yoonjin?" Tanya Namjoon.

"Tidak." Jawab Hoseok seperlunya.

"Tapi kenapa kau tidak terkejut? Bukankah kau juga merasa dia mirip dengan Jin hyung?" Kini Yoongi yang bertanya.

"Aku pernah bertemu dengannya saat kerumah Jungkook."

"Hyung ke rumah Jungkook? Kapan?" Sergah Taehyung.

"Beberapa hari yang lalu."

"Kenapa tidak bilang pada kami?"

"Memangnya kalian masih peduli pada Jungkook?"

"Hoseok-ah."

"Apa selama ini kalian membahas Jungkook? Tidak kan? Kalian sibuk dengan urusan Comeback. Tanpa tahu bagaimana keadaan Jungkook."

"Kita sibuk juga untuk Bangtan Hoseok-ah." Yoongi melembut.

"Jungkook juga bagian dari Bangtan kalau kalian lupa. Meskipun tidak lagi tersemat nama Bangtan, tapi Jungkook tetap bagian dari kita." Ucap Hoseok tegas.

Semua di buat terdiam oleh Hoseok.

"Kalian seakan lupa pada Jungkook, apa kalian pernah menanyakan keadaannya pada Bibi Jeon? Apa kalian tahu kalau Jungkook tidak baik-baik saja?"

"Maksudmu apa Hoseok?"

"Ini yang kedua kalinya aku melihat Jungkook seperti tadi." Hoseok menutup wajahnya. Perlahan isakan Hoseok terdengar pilu di telinga para member.

"Tidakkah kalian ingin membawa Jungkook kembali pada kita?"

"Apa kalian tidak merindukan si kelinci nakal itu?"

"Rumah ini sepi semenjak di tinggal Jungkook. Dulu, Jungkook yang selalu berusaha menyatukan kita meskipun dia tahu hubungan kita tidak baik-baik saja. Tapi apa? Jungkook tidak menyerah sedikitpun untuk terus membuat kita seperti dulu." Kini Jimin memotong ucapan Hoseok.

"Kenapa penyesalan selalu datang terlambat? Jungkook mungkin sudah menyerah pada kita." Ucap Taehyung dengan tatapan kosongnya. Seketika memori dirinya bersama Jungkook terputar begitu saja di ingatannya.

Bagaimana dekatnya ia dengan Jungkook. Membuat hati Taehyung teriris begitu dalam. Ia rindu sosok Jungkook. Sosok yang selalu menjadi kebanggaan kakaknya. Bahkan Jungkook selalu menjadi yang paling kuat di saat hyungnya terpuruk. Berusaha untuk menguatkan hyungnya.

"Maafkan aku yang egois." Ucap Hoseok lirih.

"Bukan hanya hyung, kita semua juga sama." Taehyung beranjak menghampiri Hoseok memeluk Hoseok hangat. Di susul Jimin setelahnya.

"Bisakah kita memperbaikinya dari awal?"

"Apa kita bisa membawa Jungkook kembali pada kita?" Tanya Jimin.

"Masih ada kesempatan untuk kita." Putus Namjoon.

Hoseok, Yoongi, Jimin dan Taehyung menatap Namjoon. Awalnya mereka bingung dengan apa yang di maksud Namjoon. Namun, beberapa lama setelahnya mereka mengangguk mengerti.

Semoga ini bisa menjadi jembatan mereka untuk bisa meyakinkan Jungkook dan Jungkook mau kembali bersama mereka.



To Be Continued

Annyeong!
Maaf up malem malem yaa.. Setelah selesai ngetik, tanganku gatel pengen langsung up 😆

Gimana??
Ciyeee yang baikan hhii..

Semoga Bangtan kaya gitu terus yaa.. Eh tapi kalo kaya gitu terus ga seru dong ceritanya 😆

Semoga kalian menikmati chapter ini dan semoga ga ada yang bilang, ini ada bawangnya nyaaa..

Happy Reading semuaa..

See you di next chapter..

Babay!

-RJin-

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

150K 13.9K 62
{ Segera terbit } Kamu dalam imajinasi ku. Sangat jelas, seolah olah kamu ada di sana tetapi, aku menggapai pikiran ku dan kamu tiba tiba menghilang...
4.6K 460 14
Summary: Seberapa berharga, sih, satu detik itu? Tik. Sebentar saja dia langsung berlalu. Tik. Satu detik pergi lagi. Tak ada harganya. Tapi tunggu s...
56.1K 4.2K 20
Mayat perempuan bernama Jess di ruang osis dengan kepala berlumuran darah. Kematian yg membawa dendam menjadikannya arwah jahat. Seorang yg membunuh...
1.1M 26.6K 17
(Belum revisi) Part yang hilang ada di karyakarsa : deynaraa Bantu follow yuk sebelum baca, hehe Kisah gadis cantik, Claire yang mengejar seorang la...