instant-story [SinB]

By HeeramiTruffle

23.3K 1.7K 178

SinB x Boys one shot collections of SinB's story being paired with any male kpop idols. More

Hwang SinB
SinB x Jungwoo NCT
SinB x Kino Pentagon
SinB x Wonwoo Seventeen
SinB x Seungmin Straykids
SinB x Seonghwa ATEEZ
SinB x Beomgyu TXT
[1] SinB x Seungyoun (Woodz)
SinB x Heeseung Enhypen
SinB x Sunwoo The Boyz
SinB x Hendery WayV
SinB x Sejun Victon
SinB x Jungwon Enhypen
SinB x Jimin BTS
SinB x Donghyun AB6IX

SinB x Doyoung NCT

1.3K 120 22
By HeeramiTruffle





Sinbi menyatukan kedua genggaman tangannya yang terkepal di depan bibirnya, dengan bola mata yang berbinar terang menatap sang pujaan hati.

"Hari Sabtu gue jemput lo. Gak usah ribet, pake baju biasa aja."

"Beneran nih kita nge-date!?"

Doyoung cuma memutarkan kedua bola matanya malas. Dia langsung tancap gas untuk pulang dari kediaman kekasihnya itu.

Sinbi yang masih menyatukan kedua genggaman tangan, masih berdiam diri di depan pintu gerbang rumahnya seperginya motor Doyoung.

"YEAYY MAMIII!"

Dia berbalik sambil melompat-lompat riang, membuka gerbang dan masuk rumah.

🐝🐝🐝

"Seriusan! Sumpah dia yang ngomong sendiri ke gue."

Sinbi mengapit handphone miliknya diantara bahu dan telinganya. Kedua tangannya sibuk mengacak-mengacak lemari pakaian berukuran enam kali lebih besar darinya itu sambil sesekali melemparkan beberapa pakaian ke atas kasurnya.

"Kesambet apaan noh cowok lo mau ngajak ratu maung nge-date? Wkwk,"

Suara kikikkan laki-laki merasuki telinga Sinbi membuat gadis itu memejamkan matanya sambil merapalkan mantra umpatan yang ditujukan untuk laki-laki di seberang telepon.

Sinbi mengalihkan handphone-nya ke telinga satunya. Satu tangannya berkacak pinggang seolah-olah ia benar-benar berhadapan dengan seseorang di depannya.

"Denger ya, Woo! Gue gak nelepon lo buat nerima ejekan lo ya bambang! Gue butuh saran dari lo sebagai orang yang deket sama cowok gue. Gue kudu berpenampilan kaya gimana entar?!" bentak Sinbi tertahan. Ia kembali merengut tat kala kembali mendengar suara tawaan yang benar-benar annoying untuk didengar telinganya.

"Hahahaha, chills Bi, chills! Bang Doyoung tuh ya emang di luarnya aja dingin. Tapi dia bener-bener bisa lunak sama elo. Cuma dia gak mau ngeliatin sisi itu ke elo, Bi. Gengsi sih katanya. Percaya deh."

Sinbi terdiam mendengarkan.

"Dan, untuk acara kencan lo, just be yourself, Hwang. Dia beneran suka sama lo apa adanya."

"Tapi kan dia itu terla-"

"Eh ntar lagi ya, Bi. Ini Bang Doyoung baru dateng ke markas. Okay, bye! See ya!"

Panggilan terputus membuat Sinbi kembali merengut, lantas menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan tumpukkan pakaian di belakangnya.

Just be yourself.

"Arghh mamiiii, males beresin!!!"

🐝🐝🐝

"Gak pantes banget, emang."

"Sok jutek anjir."

"Apasih penampilan tomboy juga, gak ada cewek - ceweknya haha."

"Gak ngerti gue kenapa Doyoung bisa pacaran sama cewek jadi-jadian kek dia."

"Eh lagian Kak Doyoungnya juga jarang banget keliatan berduaan sama dia."

"Apa jangan-jangan dia halu aja gitu yaa pacaran sama Kak Doyoung? Hahaha."

BRAAKK!

Sinbi menutup pintu lokernya dengan kencang. Dia langsung berbalik lalu berjalan melewati sekerumunan cewek yang sedang bergosip ria di pinggir hall gedung kuliah fakultas.

Dengan wajah dingin dan datarnya Sinbi kembali berjalan tanpa nampak terganggu sedikitpun.

Haters gon' hate.

Sinbi memasuki kantin fakultasnya, matanya memindai seluruh penjuru kantin. Bibirnya tersenyum sekilas ketika mendapati bangku yang diisi teman-temannya di ujung kantin. Kemudian kakinya kembali melangkah menuju bangku tersebut.

"Eh, lo Hwang Eunbi, kan?"

Sinbi menghentikan langkahnya ketika seorang pria berhenti di hadapannya dan menghalangi jalannya.

Sinbi mendongak menatap pria itu datar.

"Emm boleh minta nomor whatsapp gak?" Sinbi mengerutkan keningnya, menatap pria itu tak suka, "gue tau kok, lo pacarnya Doyoung. Gue cuma mau kenalan aja sa-"

Tiba-tiba sebuah tangan merangkul pundak Sinbi. Sinbi sempat kaget, namun dia lebih kaget lagi ketika tahu siapa pemilik tangan besar itu.

"Mohon maaf, tapi cewek ini udah full booked."

Sinbi lebih-lebih-lebih-lebih kaget lagi mendengar kata-kata yang keluar dari bibir pria itu.

Bangsad!

Sinbi cuma bisa mengumpat di dalam hati.

"Emm maaf Doy, gue gak maksud buat-"

"Im Sejun. Sekali lagi gue liat lo nyamperin cewek gue, gue pastiin nilai lo D semua."

Pria bernama Sejun itu memilih menghindar, sebelum si Presma Jurusan benar-benar mengambil tindakan gara-gara dia mendekati pacarnya.

Serem bor. Omongannya bukan sekadar ultimatum belaka, tapi beneran. Noh, si Jungkook pernah jadi korban. Dia sampai mengulang empat mata kuliah, gara-gara beraninya maksa Sinbi pulang bareng.

He's a Student President after all.

Sepeninggalnya Sejun, Sinbi menghempaskan tangan Doyoung yang masih bertengger manis di pundak Sinbi. Matanya sudah berada dalam mode nyalang, siap untuk meluapkan emosi.

APA KATANYA??!! FULL BOOKED?!!

SIALAN! GAK ADA ALASAN LAIN APA YA?!

NIAT NOLONG GAK SIH?!

Namun, Doyoung malah pergi meninggalkan Sinbi yang hampir saja berteriak jika saja Umji dan Dahyun tidak cepat-cepat membungkam mulut Sinbi dan menyeretnya keluar kantin.

🐝🐝🐝

"Bi, tahan-tahan deh. Jangan barbar banget jadi cewek. Kak Doyoung sampe males kan berduaan sama lo di kampus. Hadeuuuh Sinbi-Sinbi, Kak Doyoung tuh sukanya cewek beneran, bukan cewek jadi-jadian kayak elo gini."

Umji mendudukkan bokongnya di kursi berhadapan dengan Sinbi dan Dahyun. Mereka kini sedang berada di McD depan kampus.

Sinbi kembali merenggut mendengar ceramah Umji. Dia menoleh menghadap Dahyun, merengek sambil bergelayut di tangan Dahyun.

"Yuuun, Umji marahin gue terus ihh," Dahyun menghela nafas lalu melepaskan diri dari gelayutan Sinbi. "Yang diomongin Umji bener Bi, lo ngaca deh-"

Sinbi dengan cepat merampas cermin mini milik Umji, lalu bercermin, "cantik gini kok, gak usah ngaca lagi padahal."

Umji kembali merampas cerminnya. Dahyun yang gemes langsung mencubit pipi Sinbi. "Bukan gitu maksud gue, men." Dahyun kemudian mengalungkan tangannya di pundak Sinbi, "lo terlalu laki tau ga?"

Sinbi langsung menatap penampilannya dari ujung sepatu sampai ujung rambutnya. Oh ayolah! Apanya yang salah dengan T-Shirt hitam berlogo stutsy dan celana jeans hitam longgar yang robek di bagian kedua lututnya. Tak lupa sepasang sneakers high Reebok yang tak ada cewek-ceweknya sama sekali. Dan rambut dikuncir kuda.

"Whyyy? This is just the original Sinbi."

Umji dan Dahyun merotasikan bola matanya malas. "Lo perlu jadi cewek beneran, Bi," ucap Dahyun. Sinbi terlihat bingung dengan pernyataan Dahyun.

"Eh bentar, lo bilang Kak Doyoung ngajak lo jalan ntar Sabtu kan?!" Umji tiba-tiba teriak sambil berdiri dan menggebrak meja, membuat beberapa pengunjung melihat ke arah meja mereka.

"Apasi Ji, gak usah teriak-teriak deh, malu dilia-"

Dahyun tiba-tiba berdiri dan menggebrak meja juga. "Wah! Sumpah! Hahaha! Gue punya ide yang bagus!" Ucap Dahyun menggebu-gebu sambil menatap Umji. Lalu keduanya menatap Sinbi dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

Sinbi menenggelamkan wajahnya di meja, terlalu malu berada satu meja dengan Umji dan Dahyun yang tiba-tiba teriak kayak orang kesurupan.

🐝🐝🐝

Sialan!

Kim Dahyun!

Kim Yewon!

Liat aja besok bakal gue bales.

"Bi,"

"Bi.."

"Hwang Sinbi!"

"Ehh- Hah? Kenapa Kak?" Sinbi tergesiap dalam duduknya. Ia langsung menoleh ke arah kanan. Lalu tersenyum canggung saat mendapati wajah datar milik Doyoung di balik kemudi.

"Kita udah nyampe. Turun." Ucap Doyoung kelewat datar lalu keluar dari dalam mobil. Meninggalkan Sinbi yang dilanda panik.

Melihat Sinbi yang masih diam di dalam mobil, Doyoung lalu melangkah ke sisi mobil satunya, dia mengetuk-ngetukkan jarinya di jendela mobil, bermaksud membangunkan Sinbi dari lamunannya.

Tak ada respon, Doyoung langsung membuka pintu mobil, lalu mendekat. Sinbi yang baru sadar jika Doyoung berada dalam jarak kurang lebih lima senti meter di depannya mendadak pengap dan kembali panik.

WAH! Wah! Ini dia mau ngapain?!

Woyy gue belom siap!!

Click!

Lalu Sinbi tersadar ketika Doyoung kembali menjauh. Sinbi menggumamkan hujatan pelan untuk dirinya ketika tahu jika Doyoung hanya bermaksud untuk membukakan sabuk pengaman saja.

Sinbi tersenyum canggung, lalu mengambil tasnya di belakang dan langsung bergegas keluar mobil.

Sial! Malu banget, mamiii!

"Eh Lotte World?"

"Kenapa? Gak suka?"

Sinbi terdiam menelan ludahnya susah payah. Dia menatap pantulan dirinya di badan mobil. Sialan! Dahyun Umji!!!

"Suruh siapa pake pakaian kek gitu? Ngerepotin aja!" Omel Doyoung membuka jaket jeans miliknya.

Yup! Masalahnya ada di penampilan Sinbi sekarang.

Dahyun dan Umji berusaha sekuat tenaga untuk mendandani Sinbi pada acara kencannya dengan Doyoung. Oh ayolah! Teman-temannya itu hanya tak ingin Sinbi pergi kencan dengan pakaian casual yang selalu ia kenakan biasanya ketika ngampus atau hang out. Bukan casual lagi, tapi Sinbi terus berpakaian seperti laki-laki. Kaos, celana jeans sobek, jaket jeans atau bomber, kemeja longgar, pokoknya tidak ada kesan perempuan-perempuannya sama sekali.

Meskipun begitu, Sinbi masih suka dikejar-kejar cowok. Seangkatan, kakak tingkat, adek tingkat, bahkan anak SMA pun kepincut cewek jutek ini. Heran.

Yaa emang anaknya cantik sih, pake apapun pantas-pantas saja.

Sinbi sudah menolak beragam cowok. Tapi akhirnya cuma nerima confession dari sang Presma Jurusannya yang sama-sama orang cuek, nan galak.

Apa yang Doyoung lihat dari seorang Hwang Sinbi yang tomboy ini?

Kenapa Sinbi terima confession dari kating galaknya ini?

Singkirkan itu dahulu! Sekarang Sinbi cuma pengen terus misuh-misuh karena penampilannya sekarang.

Super duper gak nyaman!

Dahyun dan Umji dari subuh dateng ke rumah Sinbi membawa segala peralatan perang, Umji bahkan membawa satu koper berisi berbagai pakaian cewek dari blouse, skirt, sampe dress.

Please ya, Sinbi cuma mau nge-date doang bukan nikahan.

Tapi akhirnya Sinbi cuma bisa pasrah membiarkan dua sahabatnya ini me-make over dirinya dari ujung rambut sampe ujung kaki.

Dress pendek yang terlihat sangat pas di tubuh Sinbi. Sepatu heels yang membalut indah kakinya. Dengan rambut yang digerai bergelombang. Serta sedikit riasan di wajahnya yang terkesan natural.

Minus, bibir cemberutnya Sinbi yang udah bawel misuh-misuh terus.

Masalahnya Sinbi malu memakai pakaian terbuka seperti ini. Dia tidak terbiasa. Takut malah Doyoung tidak suka akan penampilannya.

Namun Dahyun memberi pengertian.

"Semua cowok pasti merasa pangling kalo ceweknya berpenampilan beda. Yaa siapa tahu aja sifat dingin Kak Doyoung ke elo, terus doi gak mau ngajak lo jalan tuh gara-gara lo nya malu-maluin buat diajak jalan karena terlalu laki, hehe, awwh!" Sinbi memukul kepala Dahyun gemas.

Awalnya Sinbi sempat percaya diri ketika keluar dari rumah, namun dirinya kembali ciut ketika melihat Doyoung berdiri di depan mobilnya dengan wajah datar yang seperti tak mau menatapnya.

Doyoung bahkan mengabaikan sapaan Sinbi. Dia cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan menyuruh Sinbi masuk juga.

🐝🐝🐝

Sinbi sudah gatal, dia ingin bebas menaiki semua wahana yang ada di tempat kesukaannya ini.

Tapi dengan penampilannya sekarang, geraknya terbatas. Arghh! Mamiii!

Sinbi meremas jaket Doyoung di pangkuannya, melepaskan emosi yang membendung. Namun sebuah tangan besar menggenggam tangannya. Sinbi mendongak, menoleh ke samping mendapati Doyoung dengan mata yang tefokus pada wahana halilintar di depannya. Tangan satunya memegang satu cup besar minuman di kedai tempat mereka beristirahat sekarang. Sambil sesekali menyeruputnya.


Gitu doang padahal, kok bisa ganteng banget?!

Sinbi kembali merasakan remasan di tangannya. Entah apa yang Doyoung maksud, tapi hati Sinbi mulai menghangat, perasaan kesal perlahan hilang tergantikan dengan rasa nyaman.

Sinbi kembali tertunduk. Merasa malu, ketika kepala Doyoung menoleh ke arahnya.

"Masih mau main?" Tanya Doyoung tiba-tiba, membuat Sinbi menghela nafas kesal. Kepalanya mengangguk perlahan.

"Ke rumah hantu mau ga? At least di sana lo ga perlu susah payah buat nutupin ini itu," usul Doyoung berupaya membuat Sinbi kembali bersemangat. Lagian dari tadi mereka datang, mereka baru menaiki wahana caroussel saja.

Sinbi termenung sebentar, kemudian mengangguk kecil menyetujui usul Doyoung. Doyoung langsung saja beranjak, lalu menarik tangan Sinbi yang ia genggam, membangkitkan tubuh Sinbi yang lesu itu. Mereka kemudia berjalan bergandengan menuju tempat Rumah Hantu berada.

Belum sampai tujuan, langkah mereka terpaksa terhenti karena panggilan seseorang untuk Sinbi.

Sinbi mendongak tat kala namanya dipanggil, bola matanya kemudian terkejut mendapati beberapa teman prianya yang kini berjalan menghampiri Sinbi dan Doyoung.

'Ngapain sih anjir ketemu mereka di sini!? Aish!'

"Gila sumpah! Gue kira lo bukan temen gue anjir! Bi, sumpah ini elo?!" Salah satu dari empat pria itu mendekati Sinbi sambil memandang penampilan Sinbi dari atas sampai bawah dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Berisik anjir Donghyun! Pura-pura gak kenal bisa kan?!" Amuk Sinbi tidak suka, "malu gue.." cicit Sinbi. Jelaslah Sinbi malu, orang dia belum pernah sama sekali berpenampilan feminim seperti ini di depan publik. Apalagi ini di depan cowok-cowok hits anak jurusan seangkatannya. Ingin sekali Sinbi melayangkan tinju dan tendangan maut pada Donghyun, Ungjae, Seonghwa, dan Jungwoo sekarang juga, tapi takdir tak memberinya izin.

OKAY, SEKALI LAGI SALAHKAN DUBU SAMA UMJAY YANG BIKIN GUE GA BISA BERPERILAKU NORMAL NGEHAJAR COWOK-COWOK KERDUS!

Seonghwa terkekeh melihat Sinbi si cewek jadi-jadian ini bertingkah malu-malu, "tapi, lo cantik banget kok pake dress," puji Seonghwa jujur, "coba deh lo sekali-sekali ngampus kek gini, duh--eh jangan deng, bahaya.." ujar Seonghwa lagi yang disetujui oleh ketiga temannya.

Sinbi yang paham maksudnya, dengan cepat melayangkan beberapa pukulan menggunakan tas tangannya ke tubuh teman-temannya yang kini tergelak riang karena berhasil menggoda si ratu maung.

Doyoung berdekhem agak keras mengingatkan mereka akan eksistensinya di situ.

"Eh, Bang Doy, hehe," cicit Jungwoo kikuk. Doyoung membalasnya dengan pelototan.

Doyoung kemudian menarik pinggang Sinbi mendekat dan memeluknya posesif, ia juga menyampirkan jaketnya di pundak Sinbi agar bahunya tidak terekspos.

"Sorry, gue lagi nge-date." Ucap Doyoung tegas yang tentu saja maksudnya tersampaikan dengan jelas ke pada ke empat teman Sinbi itu, 'Heh bagong! Gue lagi nge-date anjir bisa-bisanya lo pada ganggu!? pergi ga lo?! mau nilai lo D semua!?'

Kicep deh mereka.

Tak lama, keempatnya langsung berbalik pergi meninggalkan keduanya setelah meneriakkan kalimat yang membuat Sinbi melongo.

'KELUARNYA DI LUAR YE BANG!'

"WAH SIALAN TUH BOCAH!" Umpat Doyoung tertahan.

Sinbi pura-pura tuli pokonya.

🐝🐝🐝

Sinbi melepaskan sepatu heelsnya, lalu menghembuskan nafas lega. Ia lalu memakai slippers bulu karakter bebek berwarna kuning dengan riang. Ia lalu lalu keluar toko dan menghampiri Doyoung yang bersender di pinggir pintu masuk toko, menunggu Sinbi.

Doyoung tadi membawa Sinbi ke salah satu toko footwear. Merasa tidak enak dan kasihan, melihat Sinbi yang beberapa kali berhenti berjalan akibat sepatu heelsnya yang meresahkan dan membuat kakiknya lecet.

"Inget! Nanti lagi kalo jalan, pake baju sepatu biasa aja!" Omel Doyoung kesekian kalinya membuat Sinbi jengah. Sinbi memajukan bibirnya, memberengut merasa kesal diomelin Doyoung.

"Iyaa yaampun! Dah ah, ayoo!" Kesal Sinbi menarik lengan Doyoung, namun tubuhnya malah tertarik terhuyung ke belakang, dan menabrak dada bidang Doyoung. Sinbi kaget, mulutnya langsung kelu, tatapan keduanya serasa tertarik satu sama lain.

Sinbi merasa aneh, jantungnya mulai berdetak cepat. Tubuhnya juga tiba-tiba merasa panas.

Keduanya kembali ke alam realita ketika hujan mulai mengguyur kota. Dengan cepat Doyoung menarik Sinbi menuju mobil yang terparkir di parkiran lotte world. Namun terlambat, sampai di mobil keduanya sudah basah kuyup akibat hujan yang turun sangat deras. Mereka bahkan tak mungkin pulang sekarang karena, hujannya sangat deras dan berbahaya untuk menyetir. Jadi mereka memutuskan untuk berdiam diri, menunggu hujan reda di mobil.

"Maaf," cicit Sinbi pelan. "Maaf, joknya jadi basah," tambah Sinbi lagi. Sumpah Sinbi beneran takut dimarahi Doyoung. Doyoung itu orangnya tak terduga, dia bisa aja ngambek gara-gara hal sepele. Apalagi ini mobil kesayangannya Doyoung. Padahal Doyoung saat ini tidak mempedulikan joknya sama sekali, dia butuh penghangat secepatnya.

Sinbi kembali merapatkan selimut milik Doyoung yang selalu ada di mobil Doyoung, untungnya ada dua selimut di situ. Tubuhnya menggigil akibat pakaian basahnya yang masih menempel di tubuhnya.

Begitu pun Doyoung, tubuhnya bergetar dan menggigil, selimut itu tak cukup membantu menghangatkan badannya.

Setelah beberapa menit hening, Doyoung akhirnya bersuara. Dia takut-takut melirik Sinbi.

"Bi, sumpah gue gak maksud jahat, tapi," Doyoung ragu-ragu melanjutkan kalimatnya, "tapi, lo harus lepas baju basah lo bia--"

"HAH? LO GILA?!" Teriak Sinbi memelototi Doyoung tak percaya.

"Dengerin gue dulu!"

"Ga ada cara lagi. Ini ujan gede bakalan lama, lo tau kan ini udah masuk musim penghujan? Lo bakal mati kedinginan kalo lo masih pake baju basah lo, tuh bibir lo udah biru gelap gitu, Bi." Tutur Doyoung yang makin menggigil. "Tenang aja, selimut itu cukup tebel dan besar buat nge-cover tubuh elo, terus juga kaca mobil gue gelap, orang di luar gak bakalan bisa liat ke dalem mobil." Tambah Doyoung lagi, ketika Sinbi hendak membuka kembali mulutnya ingin melayangkan protes.

"Terus, lo gimana?"

"Ya gue juga harus lepas, sumpah ini dingin banget!"

Sinbi terdiam, dia bingung, dan juga sedikit takut, tapi..

Sinbi kembali menatap Doyoung, "percaya sama gue, Bi." Doyoung berusaha tersenyum walau bibirnya kian memucat dan bergetar kedinginan. "Okaay, ini gue balik badan nih," ucap Doyoung seraya berbalik menghadap jendela samping dan memejamkan kedua matanya.

Sinbi sempat terdiam, namun apa boleh buat, ia langsung menuruti perintah Doyoung.

"Awas lo gak boleh ngintip!" Peringat Sinbi sambil melepaskan pakaiannya.

"Enggak, sayang.." ucap Doyoung pelan.

"Hah? Apa?"

"Enggak, kok. Udah belom?" Doyoung hendak bergerak, namun Sinbi menjerit membuat Doyoung kembali ke posisi menghadap jendela sambil memejamkan matanya, sedikit terkekeh.

"Diem heh! Bentar lagi ini!"

Sinbi mendekap lututnya sambil merapatkan selimut, dan memastikan tubuhnya tercover semua. Ia menanggalkan hampir semua pakaiannya, menyisakan celana dalamnya saja. Setidaknya dia tidak full naked di bawah selimut itu. Sinbi tersenyum tat kala tubuhnya mulai menghangat.

"Udah nih," cicit Sinbi.

Doyoung berbalik menatap Sinbi. "Udah enakan?" Sinbi membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum, yang membuat Doyoung ikut tersenyum juga.

'anjir gemes banget!'

"Okay, sekarang gantian elo yang balik sono." Sinbi kembali mengangguk, lalu bergerak menghadap ke arah jendela di sampingnya. "Merem, heh, jangan lupa!" Omel Doyoung, membuat Sinbi berdecak malas, tapi tetap menurut memejamkan matanya.

Doyoung langsung melepas pakaiannya dengan cepat, dia sudah benar-benar menggigil. Ia juga mendekap lututnya, lalu merapatkan selimut.

"Udah?" Tanya Sinbi pelan.

Doyoung terdiam, "belum," jawabnya. Doyoung mengamati tubuh kecil Sinbi yang terselimuti, dalam diam.

'Aduh sumpah gemes banget pengen gue karungin bawa pulang!'

Sinbi mulai kesal karena Doyoung benar-benar sangat lama. "Udah belum ih?!" Kesal Sinbi, masalahnya dia sudah tak merasa ada pergerakan apapun lagi.

"Hmm," Doyoung hanya berdehem pelan.

Ketika Sinbi menoleh, dia terkejut ketika Doyoung langsung mencium bibirnya sekilas lalu kembali ke posisinya, sambil tersenyum hangat.

Sinbi masih mematung, degup jantungnya kembali berpacu lebih cepat. Dia berusaba agar otaknya tidak travelling ke mana-mana. Merasakan wajah yang mulai memanas, Sinbi langsung menenggelamkan wajahnya ke selimut yang didekapnya. Masalahnya, Doyoung sangat jarang menunjukkan perilaku manis khas orang pacaran. Dia malah kelewat cuek dan dingin. Makanya Sinbi sangat tidak terbiasa akan hal ini. Sumpah deg-degan.

Doyoung terkekeh gemas melihat tingkah Sinbi.

"Bi,"

"Bi.."

"Sinbi.."

Panggil Doyoung pelan berkali-kali, yang akhirnya hanya dijawab deheman kecil oleh Sinbi.

"Dengerin gue sampe beres. Jangan dicela, okaay? Okaay." Ucap Doyoung yang membuat Sinbi tergelak kecil.

"Dih!"

"Hwang Sinbi, lo itu cantik apa adanya. Gue suka apa pun yang ada di diri elo." Doyoung menatap Sinbi lamat, sambil tersenyum. Sinbi masih menelungkupkan kepalanya di dekapan selimut.

"Lo pake apa pun cantik. Jadi gak usah insecure kalo lo ngerasa kurang feminin selama ini. Gue bakal suka elo apa adanya."

"Tapi lo kaya ogah-ogahan kalo deket gue tau, mana di kampus juga lo--"

"Ssstt! Gue belom beres ngomong, okaay?"

Sinbi kembali diam namun sekarang dia ikut menatap mata Doyoung.

"Sorry, kalo lo selama ini ngerasa gue cuek, dingin, atau gak peduli sama elo. Sebenarnya, gue gak gitu, Bi. Gue cuma gak tau aja harus bersikap kaya gimana sama elo. Gue takut terlalu nunjukkin rasa suka gue ke elo yang malah berujung bikin lo ngerasa risih. FYI, gue selalu gemes sama elo. Gue gak bisa nahan lama-lama, makanya gue selalu berusaha buat gak mandang elo terlalu lama."

Sinbi membulatkan matanya, "serius!?"

Doyoung mengangguk sambil tersenyum, "apalagi hari ini.." Doyoung terdiam sebentar, kemudian raut wajahnya berubah menjadi sedikit kesal, "siapa sih yang nyuruh lo pake baju begituan?!" Bentak Doyoung tertahan, Sinbi mengerjapkan matanya terkejut melihat Doyoung marah.

"Sialan! Hampir aja gue tadi pas abis jemput lo pengen belokin mobil ke hotel, gak ke lotte! Bgst, iman gue hampir goyah! Lo pokonya gak boleh pake pakaian kaya gitu lagi! Apa-apaan!? Cantik, imut banget, bahaya! Lo gak tau kan segimana susahnya gue nahan diri gue seharian ini?! Mana tadi juga temen-temen lo terang-terangan nunjukkin ketertarikan sama elo lagi!"

Sinbi hanya bisa melongo mendengar tuturan kekesalan Doyoung. Otaknya berproses mencerna semuanya.

Chup!

Sinbi mengerjapkan matanya.

Chup! Chup! Chup!

Tak gemas bagaimana, Sinbi masih mematung melongo gemas, setelah mendapatkan kecupan gemas di kedua pipinya dan bibir.

"Jadi, selama ini Ka Doyoung beneran gema--"

Doyoung melesakkan satu tangannya ke leher Sinbi lalu menariknya mendekat dan kembali meraih bibir Sinbi memagutnya ke dalam ciuman dalam.

Mata Sinbi yang tadinya terbelalak, perlahan mulai terpejam seiring dengan pagutan dan lumatan ciuman itu yang semakin dalam. Keduanya saling memagut, mulutnya terbuka, lidah mereka bermain, membuat suara decapan-decapan memenuhi seluruh penjuru mobil, bahkan sampai suara hujan deras pun tak terdengar oleh indera pendengaran mereka.

Doyoung sempat melepaskan ciuman itu sebentar, membiarkan Sinbi mengambil nafas, keduanya tak pernah memutuskan kontak mata yang sungguh intens itu. Mendapat sinyal kembali, Doyoung sedikit mengusap dan meremas leher hingga tengkuk Sinbi, membuat Sinbi tanpa sadar melenguh dan entah insting dari mana kedua tangannya kini bergerak mengalungi leher Doyoung lalu menariknya mendekat dan kembali pada ciuman panas mereka yang tertunda.

Keduanya bisa merasakan bibir mereka yang tersenyum sesekali dalam ciuman itu.

That's gonna be a long night..











---------------------Heerami_Truffle

i'm back!
ada yg kangen work gue ga? hehe 😁

Continue Reading

You'll Also Like

69.4K 14.4K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
91.4K 12.8K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
125K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya
801K 57.5K 47
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...