Married Dadakan

By sweetiesone

164K 13K 3.8K

Arevin nero ardiaz, salah satu anak kembar keluarga Nero yang harus menanggung permusuhan beruntun yang ayahn... More

01. Pertemuan Kampret
02. Sah!
03. Definisi Cowok Nyebelin
04. Revan Vs Revin
06. New Life
07. Why?
08. Kesal
09. Pain
10. Bisa pasti bisa
11. teror satu
12. Revan
13. Plan
14. misi dan visi
15. Perbincangan sore
16. Malam Minggunya Kita
17. Pacar saya
18. Permulaan
19. Sedikit Tanda
20. Official
21. Keraguan
22. Keluarga Adijaya
23. Pertemuan para William
24. Insiden
25. Mulai terlihat
26. Mulai bergerak
27. Mama
28. Pengorbanan pertama
29. Kepergian Aleta
30. Medan Perang
31. Ungkapan lama
32. Akhir Cerita
TERIMAKASIH
SPIN OFF ; Mengejar Cinta Muslimah

05. Berbeda

9.9K 621 114
By sweetiesone


"Lo yakin nyuruh gue mandi?."

Leta yang tengah duduk dipinggir kasur bertanya, melirik Revin yang nampak masih setia terduduk disofa, bila tadi Revin membaca komik kini ia sudah bermain handphone dengan muka serius.

Leta berdecak, tak ada jawaban dari Revin membuat Leta merasa tak dianggap.
Leta berdiri berjalan kesal kearah Revin yang tak meliriknya sedikit pun.

Leta berlanjut mendudukkan diri disamping Revin memeluk lengan Revin sukses membuat Revin menoleh dengan muka yang tak bersahabat.

"Lepas!" Revin memekik menatap tajam tangan Leta yang melingkar bebas di lengan kanannya.

Leta memgerucutkan bibirnya, ia berpikir Revin ini kenapa sahabat cowok Leta saja dibeginikan tidak marah sedangkan Revin yang suaminya marah.

"Lepas!" Revin melepas kasar lingkaran tangan Leta berlanjut menatap tajam sang pemilik tangan dan mulai menggeser duduk menjauh.

"Gue nggak mau mandi," adu Leta mengelus elus sofa kosong bekas Revin duduk tadi.

Revin menghela nafas mendengar Leta berbicara melirik jam pada handphone miliknya.

"Oke, nggak usah. Tidur udah malem" Revin berdiri membenarkan kausnya kemudian berjalan mencharger sahabat pipihnya.

Mata Leta berbinar, segera saja ia bangkit dari duduk menghampiri tempat tidur Revin.

"Mau kemana?" tanya Revin berkacak pinggang melihat Leta yang sudah mulai duduk diranjang miliknya.

Leta menoleh polos dia kan mau tidur tadi saja disuruh tidur.
"Tidur di sofa" Revin memerintah berjalan kesisi lain ranjang mulai merebahkan diri tak menggubris muka kesal bercampur bingung milik Leta.

Leta yang cengo mulai tersadar, menggeram pada cowok yang tidur membelakanginya.
Dia tidak bisa begini, pikiran jahil Leta pun mulai muncul satu persatu.

Sebuah seringai terbit di bibir manis Leta yang sedang memandangi punggung Revin.

Leta merangkak mendekati Revin memegang bahu Revin mendorongnya kebelakang membuat posisi Revin menjadi telentang.

"Lo mau ngapain?! Jangan gila deh" Revin menepis tangan Leta yang bertengger tanpa ijin dibahunya.

Tak mendengarkan ucapan Revin Leta hanya tersenyum mulai menaiki tubuh Revin membuat mata Revin benar benar terbuka, melotot malahan.

"Kenapa? Kenapa lo mau gue tidur di sofa?," tanya Leta masih terduduk diatas tubuh Revin dengan sebuah senyuman sinis terbit diujung bibirnya.

Revin mengernyit, menghela nafas singkat. Ia sedang berfikir bagaimana bisa ia ditakut takuti cewek macam Leta nggak mempan lah.

Revin tersenyum tipis, membalikkan spontan tubuh Leta menjadi telentang sedangkan Revin sudah ada diatasnya dengan kedua tangan yang menyangga tubuhnya.

"Lo tanya kenapa? Menurut lo kenapa?" Revin mengangkat sebelas alisnya menatap muka Leta yang mulai merah.

Leta berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Darah Leta berdesir ia sangat merinding berada didekat Revin yang macam falak ini.

"Le––Lepasin!" Leta memekik mendorong tubuh Revin dengan muka yang tak menatap cowok itu sedikitpun.

Revin bangkit dari posisinya tadi berubah menjadi terduduk sedangkan Leta juga ikut terduduk membenarkan roknya sambil menggaruk canggung tengkuknya yang tak gatal.

"Lo tidur disini gue tidur disofa" Revin memutuskan, ia berdiri menuju lemari besar miliknya dan mengambil sebuah selimut bergambar ninja konoha. Leta hanya dapat tersenyum kikuk ini memang yang ia inginkan tetapi ia tetap tak enak dengan sang pemilik kamar.

"Tidur, dah malem"

°•°•°•°

Perlahan kedua mata Leta terbuka, kedua tangannya mengusap usap muka bantalnya sambil menguap.

"Jam berapa?" Leta bergumam melirik sebuah jam dinding yang bertengger manis di dinding kamar Revin.

05.00 wib

Leta mengangguk mengerti, terduduk sebentar sambil merenggangkan tubuhnya. Matanya melirik sofa depan tempat tidur dimana Revin masih tertidur, Leta tersenyum ia baru bertemu kemarin tapi jujur ia nyaman dengan sikap dingin Revin entah mengapa. Dirinya yang banyak bicara bersama orang seperti Revin rasanya aneh.

Tanpa persetujuan diri, Leta berdiri menghampiri Revin berjongkok disamping tubuh Revin yang masih terlelap.

"Bangun Vin, tau nggak ini udah pagi" Leta menepuk pelan pipi Revin.

Revin mnegernyit merasa terganggu dengan aktifitas Leta yang tengah menepuk nepuk pipinya.

Ia mengerjap dari raut mukannya ia nampak terkejut dengan gadis yang tengah berjogkok disampingnya.

"Mandi aja duluan," ucap Revin dengan suara serak sambil mencoba untuk duduk.

Leta mengangguk paham, berdiri menatap dalam pada Revin ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan.

"Revin," Leta memanggil Revin sedangkan Revin yang masih setengah sadar hanya menoleh dengan ekspresi bingung.

Leta berdehem sebentar, "Nanti kita bilang sama papa mama gue ya, gue ga tau Merek perduli atau nggak tapi seengaknya gue mau ngasih tau,"

Revin hanya dapat terdiam mencermati kalimat Leta, ia tak tau apapun tentang keluarga Leta.

Revin lantas mengangguk paham melihat sebuah senyuman manis terbit dibibir manis Leta yang mulai berjalan kekopernya mengambil seragam hari ini.

°•°•°•°

Leta yang sudah selesai bersiap melirik kearah pintu kamar mandi yang masih tertutup, Revin baru saja masuk.

Leta yang mulai bosan memutuskan turun kebawah menyambangi dapur. Siap tidak siap ia harus bisa menjadi istri.

Leta terus menuruni tangga dengan senandungan lagu k–pop kesukaannya.
Leta mengernyit berhenti bersenandung melihat Rescha sedang duduk diruang keluarga memangku laptop.

Ia bingung harus bagaimana, ia juga tak tau apakah keluarga Rescha menyukainya. Kemarin saja Revan menggodanya menunjukkan bahwa Revan memiliki rasa tak suka.

"Pagi, om" sapa Leta berdiri dibelakang sofa Rescha. Rescha yang merasa dipanggil menoleh menatap heran Leta semakin membuat Leta khawatir tak diterima.

"Pagi, kenapa manggil om? Saya ini papa kamu juga"

Leta mengerjap, jadi ia diterima jujur sudah lama ia tak memanggil seseorang dengan sebutan Papa.

"E–-eh? Iya pa" Leta tersenyum, menunduk sebentar untuk pamitan melangkahkam kaki kedapur.

Leta terdiam melihat tubuh Vina yang tengah memasak dengan lincahnya, apa ia pernah melihat ini? Jujur sudah lama ia tak pernah melihat pemandangan begini. Pagi yang berbeda yang mampu membangkitkan kenangan Leta bertahun tahun yang lalu ketika orang tuanya masih saling menyanyangi.

"Leta ya? Kenapa? Sini kalau mau bantuin" Vina menyunggingkan senyumnya mencetak jelas lesung pipit di sebelah pipinya mirip dengan Revin.

Leta mengerjap berdehem gugup berjalan mendekati Vina.
"Eh? Kamu nangis?" tanya Vina memiringkan kepalanya melihat wajah tertunduk Leta.

Leta menggeleng cepat, "Leta boleh peluk mama?" Leta berfikir ini tidak sopan tapi mau bagaimana ia rindu pada orang tuanya.

Vina yang terheran heran mulai menyadari sesuatu, keluarga Leta hancur. Vina hanya mengangguk tersenyum merengkub tubuh Leta.

"Kalau ada masalah cerita ke Mama ya, jangan nyesel masuk keluarga Ardiaz," Vina bernasihat mengelus elus kepala Vina.

Leta hanya dapat mengangguk, jujur ia memang tidak menyesal hidup kesepian tanpa orang tua membuatnya tersiksa. Jadi, mungkin ini keluarga yang Tuhan kirimkan untuknya sebagai teman hidupnya kedepannya nanti.

"Tante!" sebuah pekikan heboh dari pintu dapur membuat Vina dan Leta yang tengah berpelukan sontak melerai pelukan. Mata mereka nampak kompak melihat gadis berseragam sama dengan Leta dengan rambut panjangnya sedang tersenyum manis kearah Vina.

"Amora," Vina ikut tersenyum menatap Amora yang nampak ikut tersenyum mendekat.

Leta yang tak paham siapa Amora hanya menatap diam tak berani berkata-kata.

Amora berhenti, melirik Leta yang berdiri disamping Vina dengan tatapan tak bersahabat.
"Dia siapa tante?" tanya Amora bergelayut manja pada lengan Vina.

Vina berdehem, mengulum senyum lagi semakin membuktikan kalau Vina ini ramah.
"Ini Aleta, istri Revin."

"WHAT!? ARE YOU SERIOUSLY?!"

___________________________________________________________

thanks for your vote, comment dan follow😊

Makasih buat yg mau nunggu cerita ini Up.

Sorry banget baru bisa Up, sedih gw tuh.

Mau next ga? Liat ekspresi Amora

Maaf jarang bales koment kalian, nanti kalau kalian koment gw bales kok))

Continue Reading

You'll Also Like

1M 15.3K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.7M 122K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
186K 18.4K 48
Dingin. Kasar. Berhati batu. Begitulah caraku menggambarkan Giannuca. 10 tahun sudah aku menyukainya secara sepihak. Sampai akhirnya aku merasa, haru...
3.3M 170K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...