MY SUGAR DADDY - (jenlisa id)

By gingelline

899K 52.6K 1.1K

Jennie Kim, seorang mahasiswa hukum, berjuang setiap hari untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak seperti ana... More

Note!
Bab 01: Perjuangan
Bab 02: Sunmi.
Bab 03: Universitas
Bab 04: Pesta.
Bab 05: Dokter [18+]
Bab 06: Sepakat
Bab 07: Baru
Bab 08: Percaya diri
Bab 09: Berubah
Bab 11: Kolaborator
Bab 12: Chaesoo
Bab 13: Teman
Bab 14: Bersalah
Bab 15: Perang
Chapter 16: Teman sekelas
Chapter 17: Talk
Chapter 18: Breakfast [M]
Chapter 19: Manoban
Chapter 20: First
Chapter 21: Sincere
Chapter 22: Drunk
Chapter 23: Peaceful
Chapter 24: Moonlight [M]
Chapter 25: Crazy
Chapter 26: Gift
Chapter 27: Bestfriend
Chapter 28: Girlfriend [M]
Chapter 29: Bambam
Chapter 30: Return
Chapter 31: Dinner
Spesial Chapter
Chapter 32: Second
Bab 33 : Salah paham
Bab 34: Lekat
Bab Spesial
Bab 35: Ulang tahun
Bab 36: Guncangan [18+]
Bab 37: Fantasi [18+]

Bab 10: Pesan [18+]

50K 1.9K 25
By gingelline

LISA POV

INI hari Selasa, berarti aku akan menghabiskan malamku dengan Jennie. Pagi ini di kantor, aku tidak berhenti bekerja karena aku ingin mengatur semuanya agar aku bisa menghabiskan malamku dengan tenang. Eomma bahkan datang untuk melihatnya dan beliau terkejut mengapa aku bisa sangat fokus. Aku sudah melakukan serangkaian meeting dan janji, jadi sekarang aku sangat lelah, untungnya aku sudah selesai dua jam sebelumnya, jadi itu memungkinkanku untuk bisa pulang dan tidur siang.

Aku bersiap untuk menjemput Jennie, aku mengambil kunci mobilku dan memeriksa sekali lagi di cermin, apakah rambut dan wajahku baik-baik saja, sebelum meninggalkan apartemen aku mengambil sepasang sepatu kets yang aku beli untuk Jennie beberapa hari yang lalu, sejak pagi tadi dia memakai sepatu hak tinggi, aku yakin kakinya akan kesakitan karena dia tidak terbiasa.

Aku segera mendekati kampus dan melihat Jennie berdiri di depan pintu masuk. Dia tampak sedikit kelelahan, aku pikir dia telah berhasil. Aku memarkir mobilku dan mengambil tas yang berisi sepasang sepatu kets. Ketika dia mengangkat kepalanya, aku ingin menciumnya dan membawanya kedalam pelukanku, tentu saja aku tidak menahan diri. Aku memeluknya dan memberikan ciuman yang manis, dia memerah dan aku menciumnya lagi, dia terlalu manis di saat seperti ini.

"Apakah kamu berhasil? Kamu terlihat sedikit kelelahan." aku mengusap wajah kecilnya dengan ibu jariku.

"Yah, salah satu profesorku tidak masuk hari ini, jadi aku menghabiskan waktu luangku di ruang gym. Lalu aku mandi air hangat, itu membuatku merasa lebih baik."

"Malam ini kita akan bersantai, jangan khawatir." aku mencium ujung hidungnya. "Ini, ganti sepatumu dulu, aku tau kakimu sakit, jadi aku membawakanmu sepatu kets." aku memberikan tas berisi sepatu.

"Terima kasih," katanya lalu berjingkat untuk mencium pipiku. Dan sekarang giliran aku yang memerah.


🔸🔸🔸

Kami sekarang berada di apartemenku, aku bersikeras menyuruh Jennie untuk beristirahat di sofa ruang tamu dan aku akan memasak makan malam. Aku akan memasak steak au poivre flambè au whisky disajikan dengan kentang panggang, dan untuk sentuhan terakhir aku memberi anggur merah dari bordeaux. Aku menata meja, meletakkan dua piring dengan alat makan dan dua gelas wine. Jennie duduk di depanku, matanya terbuka lebar saat melihat meja.

"Wahhh! Kamu tidak pernah bilang padaku kalau kamu adalah seorang koki."

"Hahahaha tidak Jennie, tidak. Sebenarnya kamu orang pertama yang akan mencoba masakanku, aku tidak pernah memasak untuk orang lain sebelumnya." aku mengatakannya dengan tulus dan itu benar. Terakhir kalinya aku memasak nasi goreng kimichi dan itu untuk diriku sendiri dan juga untuk yang pertama kalinya. Kami terus makan sambil membahas mimpi kami, hal-hal yang suka kami lakukan, hal-hal yang kami akan kami lakukan meskipun itu dibuat-buat.

"Melompat dengan parasut?"

"Ya, aku ingin terjun payung. Itu adalah hal yang tidak pernah membuatku takut dan aku tidak tau kenapa." dia kadang-kadang aneh tapi masih terlihat lucu. "Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu coba lakukan?" aku meluangkan waktu untuk berpikir dan berfantasi tentang satu hal yang tidak pernah aku sadari.

"Aku ingin berhubungan seks di taman hiburan." dia memuntahkan wine dan wajahnya menjadi merah. "Ya, mengapa tidak? Ada begitu banyak suara di taman hiburan, dan ketika kita bercinta, kita bisa berteriak sambil mendengarkan sesuatu yang lain." aku menjelaskan padanya seperti itu adalah hal yang sangat serius. "Hum Jennie...... Terakhir kali kita bercinta aku tidak memakai pengaman.... Apapun..... Aku tidak-"

"Jangan khawatir, aku meminum pil." aku mendesah lega. Aku baru ingat bahwa terakhir kali kami bercinta, aku tidak memakai pengaman dan aku tidak siap untuk memiliki bayi, satu-satunya bayi yang aku inginkan adalah Jennie.

"Dan aku adalah yang pertama bagimu?" dia mengangguk, aku tidak tau kenapa hal sekecil itu bisa membuatku bahagia. Tapi membayangkan kalau aku bukanlah yang pertama baginya membuat darahku mendidih.

"Jadi tentang berhubungan seks di taman hiburan..... Aku ingin melakukannya denganmu, itu bisa menjadi sangat menyenangkan." aku serius mengatakannya dan itu mungkin akan menjadi sangat menyenangkan.

"Bisakah kita mengganti topik?.... Mungkin kita bisa berbaring sambil menonton film?" dia mencoba mengganti topik karena hal ini membuatnya terlihat sangat memerah. Aku sengaja untuk sedikit meningkatkan ketegangan seksual, dan Jennie tidak akan bertahan lama. Jadi kami memutuskan untuk duduk di sofa dan menonton film Avengers yang belum sempat kami tonton. Di tengah film, aku dapat melihat Jennie memijat bahunya. Dia pasti kelelahan karena pekerjaannya. Sebuah ide muncul di benakku, aku tersenyum licik di dalam hati.

"Hey, kemarilah. Aku akan memijat punggung dan bahumu, aku belajar pijat di Thailand, jadi sudah waktunya untuk melihat apakah aku sudah mempunyai keterampilan." Jennie terlihat ragu, tapi aku memasang wajah serius hingga dia tidak akan tau niatku yang sebenarnya. Aku memindahkan sofa dan meja kopi agar memiliki ruang yang besar antara ruang tengah dan ruang tamu. Aku menggelar lantai tikar yang besar dan pergi ke kamarku untuk mengambil minyak esensial. Jennie duduk dengan kaki bersilang dan punggungnya tegak. Dia sekarang memakai kaos dalam hitam dan celana pendek abu-abu, ya, aku memiliki segalanya di rumah. Hanya melihatnya dengan pakaian itu sudah membuatku bergairah. Aku juga mengganti pakaianku agar nyaman dan kalau-kalau kami melakukannya, aku busa melepasnya dengan mudah. Aku memakai kaos abu-abu dan celana joging Adidas-ku. Aku duduk di belakangnya dan meletakkan beberapa tetes minyak di telapak tanganku, aku menggosoknya agar tanganku terasa hangat. Aku meletakkan tanganku dengan lembut di pundaknya dan mulai memijatnya seperti apa yang aku pelajari. Aku pikir aku cukup baik karena dia mengerang dan membuatku bergairah. Aku ingin dia mengerang, tapi bukan untuk alasan yang sama.

"Mhhhhhhh." dia mengerang dan aku sudah tidak bisa lagi mengendalikan hormonku, jadi aku meletakkan ciuman basah dari belakang lehernya hingga bahu. Dia tidak menolakku, jadi itu adalah pertanda baik, aku kembali ke lehernya dan sedikit menghisap bagian itu untuk membuat hickeys. Aku ingin melihat wajahnya, melihat mata kucingnya, jadi aku mengarahkan wajahnya padaku, matanya penuh keinginan, dia adalah wanita yang sama seperti yang ada di pesta halloween, menarik dan percaya diri. Aku menciumnya dengan lapar dan memasukkan lidahku di dalam mulutnya. Aku melepas kaosnya dan dia memakai pakaian dalam dari Victoria's Secret, sialan! Dia sangat seksi. Aku menciumnya lagi dan melepas branya, dadanya adalah ukuran paling sempurna. Aku membaringkannya dan menaruh beberapa tetes minyak di telapak tanganku. Aku memijat dadanya dan mencubit putingnya.

"Mmhhhhhh Lis-ahhh." matanya tertutup saat merasakan setiap perasaan yang aku berikan padanya. Tubuhnya sekarang mengkilap karena minyak. Dia terlihat seperti karya seni, tapi ini lebih dari itu. Aku berada di antara selangkangannya, menggosok paha bagian dalamnya dan menggigitnya dengan lembut. Aku merasa dia sudah frustasi karena aku menghindari vaginanya yang sudah basah. Yang tersisa hanyalah celana dalamnya, aku menggosokkannya dengan pola lingkaran pada kain tipis itu. Dia menggerakkan pinggulnya mengikuti irama jari-jariku.

"Plea-please Lisa..." katanya dengan suara kecil.

"Tolong apa?" tanyaku padanya, aku tau kedengarannya sangat klise, tetapi aku suka mendengar para gadis memohon padaku, terutama Jennie.

"Fuck me! Seperti yang kamu lakukan terakhir kali." aku tidak akan membuang waktu, aku mengambil tepi celana dalamnya dengan gigiku dan dengan lembut menariknya ke bawah, dia menggigil saat hidungku menyentuh perutnya. Aku membuang celana dalamnya dan kembali meletakkan diriku diantara selangkangannya. Aku merentangkan kakinya selebar yang aku bisa, sebelum aku pergi ke vaginanya, aku meluangkan waktu untuk mengagumi tubuhnya, aku punya seorang dewi di depanku. Aku mencium bibir vaginanya, menjilat cairannya, menggigit clitnya, menyodorkan jari tengahku, dan menjilati inti basahnya pada saat yang sama. Dia mengeluh dan tampak berantakan, dengan rambutnya yang acak-acakan dan mata yang tertutup, dia terlihat sangat cantik. Aku menambahkan jari lainnya dan memasukkannya ke dalam vaginanya, aku merasa dia akan sampai, dan itu mendorongku untuk mengocoknya lebih cepat.

"Lis-Lisaaahhhh..... Arrgghhhhh..... Mmmhhhhh.... Ahhhhhh...... Dad-daddy aku-aku sam-"

"Cum for me.... Cum for me baby.." aku menusuknya dengan keras untuk yang terakhir kalinya, dan dia mengerang, tubuhnya bergetar karena aku tidak berhenti memompa dirinya. Cairan hangat mengalir di atas jari-jariku dan pada tikar Yoga. Aku melepaskan jari-jariku dan menjilati cairannya sampai tetes terakhir. Tiba-tiba dia menarik leherku dan menciumku. "Giliranku Daddy..." aku membuka mataku lebar-lebar karena aku tidak yakin dan ini seperti mimpi. Dia menggigit telingaku, mencium leherku, dan menghisap titik lemahku. Aku melepaskan kaos dan celana jogingku dengan cepat. Aku sekarang memakai sport bra dan boxer yang memperlihatkan penisku yang keras dan tegak. Dia membuatku berbaring telentang dan menempatkan dirinya di selangkanganku, dia perlahan menggosok penisku dan menatapku dengan tatapan menggoda. Aku menarik pinggangnya dan menggerakkan pinggul kami seirama.

"Fuck Jennie! You're so hot!" dia bangun dan kembali duduk, tapi kali ini menghadapku, vaginanya berada di perutku. Aku mulai melepas bra olahragaku karena itu mulai terasa sesak. Dia meletakkan tangannya di boxerku dan mengambil penisku yang sudah tegak. Dia menurunkan boxerku dan mengocok penisku seperti seorang profesional. Dia berhenti sebentar dan mengambil botil minyak esensial dan meletakkan beberapa tetes minyak di telapak tangannya. Dia memijat penisku dengan lembut, membelai ujungnya dengan jari-jarinya, santai dan menarik pada saat bersamaan. Dia bermain dengan ujung penisku dan menghisapnya, lalu kembali untuk mengocoknya.

"Aahhhhhh God! Masukkan dalam mulutmu!" aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia memunggungiku, tapi dia segera membungkuk untuk menjilat penisku seperti kucing. Aku punya pemandangan indah, damn! Pantatnya. Dia menghisap penisku dengan kasar dan itu membuatku horny, mulutnya yang hangat terasa sangat baik, dan satu hal lagi, dia punya tenggorokan yang dalam.

"Yaaahhhhhh! Seperti itu...... Mhhhhh Jennnie." penisku sudah masuk kedalam mulutnya dan dia segera berbalik ke belakang untuk menghadapku, dia menunjukkan padaku bahwa dia telah menelan semua cairan putih yang keluar dari penisku. Aku duduk dan bersandar di sofa. "Duduk di pangkuanku." dia memposisikan dirinya mengangkang di depanku, dia mengambil penisku yang keras dan menggosokkannya pada vaginanya. Dasar penggoda. Dia perlahan-lahan memasukkannnya, dia mengerang, dan mulai menggoyangkan pinggulnya lebih cepat dan lebih keras. Aku meraih pinggangnya dan membuat gerakan untuk mendorong lebih dalam. Payudaranya bergerak pada saat yang sama, jadi aku mengambilnya satu dengan mulutku dan menghisap putingnya seperti bayi.

"Oh fuck Daddy!!!" dia mengerang dan mencubit dadaku.

"Ahhhh Jenn, kamu masih sempit!" aku menghentaknya lebih keras dan kami terlihat sangat berantakan.

"Aku akan datang...... Arrrrrgggghhhhhh........"

"Aku juga Jen...... Kita... Dat-ahhhh.... Bers-"

"AAHHHHHHH-" kami mengerang pada saat yang sama. Kami berdua terengah-engah, kami tetap dia dalam posisi ini untuk beberapa saat, aku membelai wajah malaikatnya dan mencium bibirnya.

"Ayo kita mandi."


🔸🔸🔸


Kami sekarang berpelukan di tempat tidur, kepalanya berada di dadaku dan aku membelai bahunya. Aku berpikir tentang apa yang terjadi, aku bahagia, bukan karena aku berhubungan seks, tidak, aku bahagia karena aku menghabiskan malamku dengan gadis paling indah yang pernah aku lihat. Jennie membuatku bahagia, dia seperti teka-teki yang hilang dan aku melihat dari awal tetapi tetap saja, aku tidak tau apakah Jennie merasakan hal yang sama, kami setuju untuk menjalankan hubungan tanpa perasaan, tapi lihatlah aku, tidak peduli apa yang akan terjadi aku akan tetap berada di sisinya, dia layak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Jennie."

"Mhhhhh?" dia seperti anak-anak, dia memelukku dengan erat.

"Kamu akan menjadi sekretarisku kan?"

"Mhhhhh."

"Minggu depan, aku akan membawamu ke perusahaan. Akan aku jelaskan apa yang akan kamu lakukan, dan jangan khawatir, aku akan membayarmu."

"Okay.." baiklah, aku pikir dia benar-benar lelah dan besok dia harus pergi ke kampus.

"Good night baby.." dan aku mencium dahinya dengan lembut.

Continue Reading

You'll Also Like

760K 75.9K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
283K 3.3K 78
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
40.6K 7.4K 79
Marsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masala...
73.6K 13.2K 21
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...