Trust Your Heart [END]

By Blueberryvodca

1.5M 113K 1.8K

,EDISI TERBARU, Long Part♫︎♫︎ Buku 1 & Buku 2 (Partnya panjang karena dua buku jadi satu) Dwina Aryani terke... More

1. Tak Terduga (1)
2. Tak Terduga (2)
3. Mengenal (1)
4. Mengenal (2)
5. Mengenal (3)
6. Mengenal (4)
7. Mengenal (5)
8. Mengenal (6)
9. Mengenal (7)
10. Mengenal (8)
11. Mengenal (9)
12. Mengenal (10)
13. Perasaan ini (1)
14. Perasaan ini (2)
15. Perasaan ini (3)
16. Perasaan ini (4)
17. Perasaan ini (5)
18. Perasaan ini (6)
19. Perasaan ini (7)
20. Perasaan ini (8)
21. Perasaan ini (9)
22. Putri Anjani
23. Perasaan ini (10)
24. Tentang dia (1)
25. Tentang dia (2)
27. Tentang dia (4)
attention.,
28. Tentang Dia (5)
29. Tentang dia (6)
30. Tentang dia (7)
31. Tentang dia (8)
32. Tentang dia (9)
33. Merakit hati (1)
34. Merakit hati (2)
35. Merakit hati (3)
36. Merakit hati (4)
37. Merakit hati (5)
38. Merakit hati (6)
39. Merakit hati (7)
40. Merakit hati (8)
41. Merakit hati (9)
42. Merakit hati (10)
43. Melodi Jiwa (1)
44. Melodi Jiwa (2)
45. Melodi Jiwa (3)
46. Melodi Jiwa (4)
47. Melodi Jiwa (5)
48. Melodi Jiwa (6)
49. Melodi Jiwa (7)
50. Melodi Jiwa (8)
51. Melodi Jiwa (9)
52. Melodi Jiwa (10)
53. Kekasih Hati (1)
54. Kekasih Hati (2)
55. Kekasih Hati (3)
56. Kekasih Hati (4)
57. Kekasih Hati (5)
58. Kekasih Hati (6)
59. Kekasih Hati (7)
60. Kekasih Hati (8)
61. Kekasih Hati (9)
62. Kekasih Hati (10)
63. Detakan Rindu (1)
64. Detakan Rindu (2)
65. Detakan Rindu (3)
66. Detakan Rindu (4)
67. Detakan Rindu (5)
68. Detakan Rindu (6)
69. Detakan Rindu (7)
70. Awal Pernikahan (1)
71. Awal Pernikahan (2)
72. Awal Pernikahan (3)
73. Awal Pernikahan (4)
74. Awal Pernikahan (5)
75. Awal Pernikahan (6)
76. Awal Pernikahan (7)
77. Awal Pernikahan (8)
78. Bayangan Rasa (1)
79. Bayangan Rasa (2)
80. Bayangan Rasa (3)
81. Bayangan Rasa (4)
82. Bayangan Rasa (5)
83. Bayangan Rasa (6)
84. Bayangan Rasa (7)
85. Bayangan Rasa (8)
86. Bayangan Rasa (9)
87. Bayangan Rasa (10)
88. Dinding Batas (1)
89. Dinding Batas (2)
90. Dinding Batas (3)
91. Dinding Batas (4)
92. Dinding Batas (5)
93. Dinding Batas (6)
94. Dinding Batas (7)
95. Dinding Batas (8)
96. Jordan Avendis
97. Dinding Batas (9)
98. Dinding Batas (10)
99. Kepiluan Jiwa (1)
100. Kepiluan Jiwa (2)
101. Kepiluan Jiwa (3)
102. Kepiluan Jiwa (4)
103. Kepiluan Jiwa (5)
104. Kepiluan Jiwa (6)
105. Kepiluan Jiwa (7)
106. Kepiluan Jiwa (8)
Catatan
107. Kepiluan Jiwa (9)
108. Kepiluan Jiwa (10)
109. Pertemuan Hati (1)
110. Pertemuan Hati (2)
111. Pertemuan Hati (3)
112. Pertemuan Hati (4)
113. Pertemuan Hati (END)
Prakata
Bukan Update

26. Tentang dia (3)

7.6K 643 13
By Blueberryvodca

"Aku tuh sebenarnya dapet tiket undangan khusus ke pameran itu dari kenalan aku. Coba lihat." Putri menunjukkan layar hpnya ke Dwina, terpampang email dari sebuah perusahaan yang mendirikan pameran tersebut.

"Banyak orang yang dapet?"

"Kayaknya dikit deh. Waktu aku cek akun Instagramnya nggak ada tuh yang komentar tentang undangan khusus begini." Sekali lagi Putri beruntung, gumam Dwina dalam hati.

"Aku kemaren lihat review acara tahun lalu tentang pameran itu. Katanya lumayan bagus sih." Geleri Golden Art dikenal menyungguhkan kesan mewah dan mempunyai kerja sama baik lebih dari 20 seniman ternama. Dwina tentu antusias akan hal tersebut.

"Ngomong-ngomong kenalan akukan kerja di sana sebagai planner organizer, sumpah gajinya mantep banget. Salah satu investornya aku denger itu dari Australia, terus dia juga ngadain pameran lukisan Indonesia ke sana." Putri tampak terharu sekali akan bangsanya. "Nama ketua investornya adalah Satria Harrison."

"Orang Indonesia?" Jelas sekali nama khas sansekerta tersebut cerminan Indonesia.

"Dia blasteran." Sontak keduanya tertawa. Lucu saja mendengar nama tersebut.

Butuh tiga puluh lima menit agar mereka sampai di Galeri Golden Art karena macet parah lagi-lagi oleh perbaikan jalan. Dwina memarkir rapih mobil di basemen kemudian mereka turun. Keduanya berjalan cepat menuju pameran besar tersebut. Untuk ukuran jam kerja, galeri lukisan tersebut cukup banyak pengunjung.

Putri menunjukkan nomor id undangan ke bagian panitia dan mendapatkan paper bag berisi aksesoris pin lucu, blosur-blosur acara serta snack. Dwinapun juga menerima hal yang sama.

Galeri yang megah tanpa tanggung-tanggung menunjukkan kehebatan arsitektur indah hanya untuk sebuah pameran. Banyak sekali orang-orang dari kelas menengah atas datang berkunjung,. Lalu ada sejumlah lukisan di perkenankan untuk dijual dan dilelangkan dengan harga fantastik bertujuan untuk acara amal.

Dwina berhenti cukup lama di sebuah lukisan menggambarkan anak remaja laki-laki sedang tersenyum lebar. Sekilas kesan itu mengingatkan dia pada Joshua meski dia tidak punya maksud lain. Dulu Joshua bertekad melamar dan menikahinya walaupun usia mereka sangat muda untuk mengambil langkah besar. Kala itu dia terlalu tergesa-gesa, bahkan sikapnya menjadi kasar juga berantakan ketika ayah Dwina menolak lamaran dia atas Dwina. Mereka berdebat lama lalu Joshua pergi tanpa kabar, dia berhenti dari universitas kedokteran.

Dari situ Dwina bisa melihat kedewasaan seseorang diukur oleh pilihan yang dia ambil. Joshua benar-benar tidak tepat untuknya. Jujur Dwina jadi sedikit trauma dengan laki-laki.

"Mirip Joshua sih." Seru Putri berdiri di samping Dwina. Tanpa pikir panjang Putri memotret momen Dwina sedang memperhatikan serius lukisan tersebut. "Kangen ya sama dia?" Putri sedikit meledek.

"Nggak sama sekali ye.." Dwina menyikut lengan Putri. Dulu ketika Dwina bercerita pada Putri kalau Joshua melamar dia, Putri langsung memberi penolakan sebagai saran terbaik untuk Dwina namun dia tidak memaksa karena keputusan ada di tangan Dwina sendiri. Joshua memang terkenal baik tetapi keegoisannya yang diam-diam dia simpan sangat menjengkelkan banyak orang, maka dari itu Putri enggan bergaul dengan Joshua ketika SMA.

"Kangen juga nggak papa. Aku denger dia pindah kampus ke Singapura. Katanya dia agak berubah. Tapi suka-suka dia sih." Putri menutupi topik kalau Joshua jadi sering main wanita serta bebas. Syukur jika Dwina tidak berhubungan dengan cowok brengsek kayak gitu.

Dwina mengangguk paham. Ketika dia tahu jika alur kehidupan menuntun orang-orang ke alurnya masing-masing namun dia masih saja tidak menyangka akan hal tersebut. Takdir lebih tersembunyi dari detak jantung manusia. "Joshua minta aku untuk nggak nemuin dia lagi."

"Pengecut dia."

"Biarin aja." Dwina mendelikkan bahunya. Itu hanya masa lalu dan kenapa dia tidak memilih untuk memaafkan perbuatan Joshua saja? Bukankah itu yang terbaik?

...….


Menu makanan yang dipesan Dwina dan Putri akhirnya datang juga. Mereka berdua baru sempat makan siang jam dua. Di Galery Gold Art tadi sangat seru oleh sebuah event pertunjukan lukisan unik dan pelelangan besar.

"Pelelangan tadi bisa diikutin di webnya dia sampai besok."

"Memang ada yang mau kamu beli?" Tanya Dwina sambil menyipitkan matanya penuh curiga.

"Iya hehe. Aku tergoda beli lukisan yang mirip Joshua." Putri terbahak. Tentu dia bercanda namun tak berhasil membuat Dwina ikut tertawa.

"Apaan sih. Lukisan itu nggak mirip Joshua. Gambarnya aja cowok bule, rambutnya pirang."

"Siluet wajahnya lumayan mirip." Dwina mendengus apa tidak ada bahasan lain yang lebih bermakna dari Joshua? Dia tahu jika Putri juga kurang bergairah selain menjadikan Joshua sebagai bahan umpatan saja.

Dwina meneguk pelan lemon tea nya, dia kemudian menyantap cumi berpadu sambal tomat. Restauran yang mereka pilih tidak sesuai ekspektasi, mereka berdua sekarang berada di tempat makan lesehan dengan sambal pedasnya. Baru mulai saja Dwina sudah berpikir akan sakit perut.

"Dwi, aku mau cerita. Sebenarnya minggu lalu itu aku ketemu Arya mantan pacar aku waktu itu di acara nikahan senior." Seru Putri.

Dwina masih mendengarkan secara baik karena dia tampak tak keberatan akan hal tersebut. Arya dan dirinya tidak memiliki hubungan apapun bahkan sampai detik ini Dwina belum mempunyai perasaan lebih tentang laki-laki itu. "Terus?"

"Kita saling nyapa sebentar sih. Kayak dia masih marah sama aku udah mutusin dia." Tumben sekali Putri terdengar bersalah. Padahal label Putri adalah seorang playgirl tanpa memikirkan perasaan laki-laki yang naksir dia. "Baiknya gimana ya?"

"Minta maaf."

"Minta maaf? Malah ngasih dia peluang untuk balikan."

"Memang kenapa sama dia?" Dwina sering merasa aneh atas pemikiran Putri. Entah apa yang Putri cari dalam hubungan berpacaran seolah cinta dan harta tidak cukup untuk dia.

"Ya.. Arya cowok yang baik. Aku ngakuin keseriusan dia bahkan ngelakuin banyak hal buat aku." Putri menarik napas dalam-dalam bagikan dia berusaha menelaah pikiraan, perasaan dalam bentuk kata-kata. "Arya dulu cinta banget sama aku. Tapi rasanya aku nggak bisa nerima itu karena berulang kali aku coba balas perasaan dia dengan sungguh-sungguh nyatanya aku tetap gagal. Bahkan meski dia tahu itu, dia nggak peduli. Kadang aku pikir dia cowok gila."

Segera Dwina menyetujui hal yang sama. Keseriusan Arya sulit dianggap remeh bahkan Dwina sampai kebingungan menghadapi itu.

"Bayangin. Dia sampai berani beliin aku apapun tanpa pikir panjang, dia belain nemenin aku pergi padahal dia sendiri juga abis capek kerja. Itu belum seberapa, dia pernah sampai mau beliin aku apartermen waktu tau rumah aku pernah di bobol pencuri. Perhatian berlebih dia bikin aku kesel sama diri sendiri." Putri memijit pelan keningnya. "Apa sebenarnya yang aneh itu aku? Namun disisi lain aku pikir dia punya kehidupan yang jauh lebih penting dari pacaran." Pengorbanan terlalu besar membuat Putri semakin sulit membalas.

Dwina yakin ada sesuatu hal penting yang sulit dijelaskan oleh Putri perihal Arya. Walaupun disamping itu Putri memang punya kesulitan tentang memiliki hubungan ke jenjang lebih serius, dia belum berani dan yakin.

Gambaran tentang Arya masih tetap samar-samar bagi Dwina. Tetapi dia bisa meraba dan merasakan secercah ketulusan Arya yang dulu begitu mencintai Putri. "Arya Wijaya.." Sebut nama itu dari mulut Dwina seolah dia tanam dalam di benaknya untuk sekian kalinya.


__________________

Hai., Jangan lupa letakan vote ⭐ anda dan cuatkan komentar atas cerita ini,.

Terima kasih sudah membaca 😘😘🥰

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 285K 33
[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Fachmi tidak tahu apa yang menarik dari seorang Carissa Aldira Prayoga. Dia hanyalah gadis SMK dengan tubuh rata ta...
541K 37.2K 46
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
510K 48K 112
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
116K 4.8K 29
Briana sangat membenci ilmu eksak, malah diminta oleh mamanya untuk kuliah jurusan arsitektur selepas SMA. Ia sangat benci ilmu eksak terutama mata...