Lorong sebuah gedung apartemen mewah masih terlihat sepi. Maklum saja, jam baru menunjukkan pukul 7 pagi dan Min Seulha baru saja meninggalkan kediamannya untuk segera menuju ke penthouse milik sang kekasih. Ia berjalan seorang diri dengan pakaian yang cukup rapih. Sayang sekali, pikirannya tidak serapih apa yang terpampang pada seluruh tubuhnya. Berantakan. Itulah yang terjadi di dalam sana. Tapi sepertinya, wanita itu mencoba berpikir positif demi tak merusak moodnya yang kini siap menemui kekasih kelincinya itu. Sesampainya diluar gedung apartemen, wanita itu menghapiri taxi yang beberapa jam lalu ia pesan.
Saat baru saja mendudukkan bokongnya di atas kursi penumpang belakang. Wanita berusia 28 tahun itu merasakan getaran di dalam tas merahnya. Tangan Min Seulha segera membuka zipper tas lalu merogohnya untuk mendapatkan ponselnya yang bergetar di dalam sana.
Bunny Koo🐰
"Jungkook sudah bangun?Tumben sekali.."Batin Seulha. Wanita itu segera mengangkat panggilan telepon dari sang kekasih.
"Yeobseyo..."
"..."
"Sebentar lagi sayang, noona sedang di dalam taxi. Kau sudah bangun?"
"..."
"Mwo?Yak, kenapa kau tidak tidur?!Bukannya kau harus rapat pagi ini Mr. Jeon ?"
"..."
"Arrasseo, mian !jika sampai noona dengar kau sakit, noona tidak mau mengurusmu !"
"..."
"Tidak ingat saat kau merengek memintaku menemanimu dirumah seharian penuh karena kau sakit, huh!"
Tutt...tut..
Wanita itu berdecak setelah sambungan terputus.
•••
"Aku tidak bisa tidur, tahu!Aku benar-benar merindukkan, noona!semalaman penuh aku hanya memikirkanmu, Min Seulha-ssi !"
"...."
"Ne, ne, ne!Aku bisa mengurus diriku sendiri, noona pikir aku anak bayi, huh?"
"..."
Pria berkacamata itu menjauhkan ponselnya saat omelan sang kekasih semakin menggelegar. Ia segera mematikan sambungan teleponnya dengan bibir yang dimajukan dan bergerak tidak jelas seolah tengah meledek wanitanya dengan wajah jengah. Jeon Jungkook sendiri bingung dengan posisi Min Seulha dalam hidupnya. Semakin tua, wanita itu semakin sering memarahinya seperti nenek tua atau seperti sang ibu. Jungkook segera mendudukkan tubuhnya di atas meja makan seraya meminum susu pisang kesukaannya.
Pria Jeon itu termenung kala mengingat betapa merananya ia semalaman penuh karena desahan wanitanya terus melintas di dalam pikirannya. Mungkin jika desahan itu tertuju padanya ia akan sangat senang, namun pria yang paling ia benci tapi ia juga percayai alias Kim Taehyung yang menjadi subjek penyebab desahan itu terjadi. Kembali air muka pria berusia 26 tahun itu berubah menjadi murung. Bibir yang melengkung dengan pipi tembamnya, tak lupa mata bulat yang menyendu.
"Haruskah aku tetap bersikap baik-baik saja?"Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pun kembali menempelkan bibirnya dengan kemasan susu pisang yang sejak tadi ia genggam.
Wajahnya berubah kembali seperti terkejut dan merasa aneh."Kenapa susu ini cepat sekali habis?Aku baru menenggaknya beberapa kali!"Sebal pria bergigi kelinci itu.
Jungkook pun memutuskan untuk turun dari meja dan kembali membuka lemari es mewahnya. Terpampang jelas susu-susu yang berbaris di lantai dua lemari tersebut seolah tengah menunggu pria berkulit putih susu itu mengambilnya dan menenggaknya tak sabaran.
Saat tangannya meraih satu kemasan susu pisang kesukaannya, suara pintu terbuka terdengar jelas di telinganya. Jungkook segera berjalan setelah menutup pintu lemari es. Ia menuju ke arah ruang tamu dan sesampainya disana ia mendapati sang kekasih pujaannya yang cantik bak miss Korea tengah berjalan seraya tersenyum.
"Noona!!!"Rengek pria itu, Min Seulha berjalan seraya merentangkan kedua tangannya. Jungkook melempar susu pisangnya ke arah sofa lalu menyambut pelukkan sang kekasih.
Jeon Jungkook benar-benar merindukkan kekasihnya!
"Maaf, aku terlalu lama meninggalkanmu..."Ujar Seulha. Jungkook mengangguk kecil.
Tak lama Jungkook melepaskan pelukkan mereka."Ada permintaan maaf yang lainnya, noona ?"Tanya Jungkook.
Dahi Seulha mengerut, tak lama ia terkekeh."Maaf juga karena tak menepati janjiku yang akan tiba dan membuatkan sarapan untukmu sebelum kau terbangun..."
Jungkook tersenyum paksa saat mendengar ucapan kekasihnya."Ah, tidak. Tidak perlu, noona. Kookie hanya bercanda, hehe."
•••
Suasana sedikit ramai kala kedatangan pria bersurai hitam dengan tubuh pendek yang berisi. Kedatangannya malam-malam begini untuk bermalam di penthouse milik sang atasan. Bukan tanpa sebab seorang Park Jimin datang untuk menginap, pasalnya ia di perintah oleh sang nyonya besar alias ibu dari Jungkook untuk mengetahui dan membantu kehidupan sang anak. Maklum saja, Ny. Jeon tak mengetahui keberadaan wanita berusia 28 tahun bernama Min Seulha.
Ketiga insan itu akhirnya duduk di ruang utama setelah acara makan malam bersama untuk menonton film di layar besar televisi sang pemilik rumah serta home theater yang membangkitkan suasana horror yang tersirat dalam film tersebut.
"Ah, hausnya.."Ucap Jungkook di tengah keheningan. Seulha segera menoleh.
"Mau noona ambilkan minum?"Tanya Seulha dengan lembut, Jungkook menggeleng kecil lalu bangkit dari sofa miliknya.
"Biar Kook saja.."Jawabnya, Seulha mengangguk kecil.
Sepeninggalan pria bersurai fluffy itu, Jimin segera melirik ke arah Seulha dan bergeser mendekat ke arah Seulha."Ha-ya!"Panggil Jimin dengan suara kecil.
Seulha menoleh."Humm?"
"Apakah Taehyung sudah mengatakan rencana kepergian Jungkook?"Tanya Jimin.
Air muka wanita itu berubah seketika, sebelum menjawab, Seulha melipat bibirnya sebentar."Ya, sudah..."
"Bagaimana?"Tanya Jimin lagi.
"Tidak tahu, aku tak mau mengkhianati Jungkookku..."Jawab Seulha.
Jimin mengambil napasnya dalam lalu membuangnya perlahan,"Demi kebaikan kalian bertiga, Ha-ya..."kata pria itu.
"Demi kebaikan kami?Itu sangat menyakiti kami, Jimin-ah !"Protes Seulha dengan rahang yang mulai mengeras.
"Kau pikir saat ini kalian tidak tersakiti?"Balas Jimin dengan tenang.
Wanita itu kembali menatap layar kaca televisi di seberangnya."Setidaknya kami tak tersakiti secara langsung..."Lirih Seulha dengan tatapan kosongnya.
"Lebih baik kalian tersakiti secara langsung namun hanya sesaat daripada kalian tersakiti secara tak langsung namun dengan jangka waktu yang begitu lama..."Ujar pria Park itu. Seulha bangkit dari duduknya lalu menghampiri sang kekasih yang masih berada di mini bar.
Jimin menghembuskan napasnya berat, sulit rasanya mendapatkan kepercayaan seorang Min Seulha untuk rencananya kali ini. Pria berusia 28 tahun itu paham dengan perasaan tak karuan wanita bersurai pendek tersebut. Namun, ia hanya ingin yang terbaik untuk ketiganya. Mungkin terlihat berlebihan dirinya menyampuri urusan ketiga orang tersebut, hanya saja ia adalah Park Jimin. Hidup sebagai manusia yang memiliki kepribadian layaknya malaikat. Ia ingin orang di sekitarnya terhindari dari kata yang sangat Jimin benci, tersakiti.
Di ujung sana tepatnya mini bar mewah bernuansa hangat, kedua insan tengah sibuk dengan kegiatan romantisnya. Wanita bermarga Min itu datang lalu dengan tiba-tiba ia memeluk sang kekasih dengan erat. Jeon Jungkook yang terkejut hanya bisa mengusap punggung tangan sang wanita yang melingkar di perut kekarnya.
"Kau kenapa, noona?"Tanyanya, pria itu tengah menyiapkan cocktail untuk sang tamu malam ini.
Ya, hanya untuk Park Jimin. Tadi ia sudah meminum satu botol banana milk yang berada di dalam lemari es miliknya. Ayolah, selagi masih bisa menikmat banana uyu, untuk apa meminum alkohol?
Pikir Jungkook.
"Min Seulha-ssi, ada sesuatu yang mengganggumu, hm?"Tanya Jungkook lagi saat tak mendapat jawaban dari sang pujaan.
Seulha menggeleng kecil. Pria Jeon itu memutuskan untuk membalik badannya lalu memeluk sang wanita. Seulha yang lebih pendek darinya mendongak seraya menatap sendu sang pria.
"Wae?"Pria itu mengusap surai wanita yang lebih tua darinya tersebut.
Seulha berjinjit lalu dengan cepat ia mengecup bibir sang kekasih sekilas dan kembali menapakkan seluruh kakinya di lantai,"Aku mencintaimu..."ucap Seulha dengan tulus.
‧͙⁺˚*･༓☾ 𝓑𝓮𝓰𝓲𝓷 𝓐𝓰𝓪𝓲𝓷 ☽༓･*˚⁺‧͙
𝑊𝑎𝑦𝑛𝑜𝑡𝑒𝑠 :
Aku bingung mau ngenotes apa ?
Bolehlah kali-kali aku buat notes yg berisi permintaan,
Minta vote dan commentnya, ya?
Viewnya lumayan tetapi vote dan komennya kecil😣
Aku tahu sih ini sering mengecewakan tapi bolehlah sedikit apresiasinya, aku setiap publish langsung senang karena dapet notif komenan kalian apalagi yang spam terus berurutan kalian pada vote. Jadi yang belum vote/komen minta dukungannya, ya?
Gimana aku mau semangat kalau feedbacknya kurang dari kalian😞. Feedback kalian itu sebagai tolak ukur aku apakah ff ini layak di pertahankan atau tidak. Jadi kalo yang komen itu-itu aja aku jadi sedih. Seandainya ada fitur kaya WhatsApp"kontak saya, kecuali"
Alias cuma bisa pub ke beberapa orang, mungkin aku udh pake fiturnya buat pub ke orang-orang yang vote atau komen aja.
Maaf aku neko-neko, tapi banyak author di luar sana minta vomment dan itu work di mereka, gatau di aku, aku kan bukan author, hehe.🙂
So siders, bisa minta apresiasinya? Vote aja , gak papa deh. Seenggaknya aku tahu kalo work aku ada yang menghargai dan menikmati.😉
Terimakasih untuk yang setia komen dan vote, maaf juga aku kalo balas komen suka alay🤒. Sejujurnya aku bahagia banget kalo dapet notif komen dan bawaannya mau balas. Tapi misalnya aku gak balas maaf, ya?
Suka ketimbun sama vote readers baru, hehe.
I love yOu !Boyahae banyak-banyak !😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
╭┈˖⋆ ❁────
┊☆Fᥲᥒfιᥴtιoᥒ bყ Wᥲყιmᥲgιᥒᥱ, 2O2O ˖⋆࿐໋₊
╰┄───➤ °♡•.