Cool Boy vs Girl Indigo

By mujiatifrd

280K 19.9K 1.4K

Masa lalu memang sulit untuk dilupakan, apalagi Di dalam masa lalu tersebut kita kehilangan seseorang yang ki... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

15

7.7K 618 20
By mujiatifrd

Teriknya sinar matahari tak menghalangi setiap langkah Gadis dan Dina. Udara diperdesaan yang masih asri menyejukan walau ditengah panasnya matahari.

Gadis terus mengikuti hantu kecil itu. Memasuki desa, melewati rumah - rumah warga. Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya lumayan jauh. Tidak seperti dikota yang sangat berdekatan dan penuh.

Hingga tiba di sebuah rumah sederhana, dengan halaman luas didepannya. Rumah itu terbuat dari kayu yang khas akan unsur kebudayaan, halamannya yang luas diisi dengan berbagai tanaman dan pohon yang rindang, serta sebuah pagar kayu setinggi pinggang yang memperindah halaman.

"ini rumahnya dis? " tanya Dina.

Gadis mengaggukan kepalanya, ia yakin ini rumah sosok anak kecil itu. Rumah ini persis seperti yang ada dipenglihatannya tempo lalu, serta hantu kecil tadi juga berhenti dan menunjuk rumah ini sebelum ia pergi menghilang entah kemana.

" ya udah yuk masuk, ini udah jam 07.30 ."ajak Dina.

Gadis membuka pagar kayu yang ada didepannya dan melangkah masuk kedalam diikuti Dina yang berada dibelakangnya.

Toktok.. Toktokk
(bayangkan itu suara ketukan pintunya:v)
Gadis mengetuk pintu kayu yang ada didepannya.

Setalah mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya pintu pun terbuka. Menampilkan wanita paruh baya, sekitar umur 45 tahun. Namun masih terlihat cantik meski ada beberapa kerut keriput yang menghiasi wajah cantiknya.

" Ada apa ya?. " tanya wanita paruh baya tersebut.

Gadis menengok kearah Dina, dan mendapati anggukan kepala sahabatnya. Ia menarik nafas perlahan dan menghembuskannya.
"apa ini benar rumah dari...ee. "Gadis terdiam ia lupa menanyakan nama hantu kecil itu.

Wanita paruh baya itu mengangkat sebelah alisnya bingung, melihat ke arah Gadis yang berhenti tidak melanjutkan perkataannya.

"Reno ..."
Terdengar sebuah bisikan ditelinga Gadis, yang membuatnya tersenyum.

"apakah benar ini rumah Reno Bu? "tanya Gadis.

Mendengar nama Reno, wanita paruh baya tersebut sedikit tersentak kaget. Namun dengan cepat wanita paruh baya itu menetralkan ekspresinya.

" iya benar ini rumah Reno, memangnya ada apa ya kalian menanyakan anak saya? Kalian mengenalnya?. " tanya wanita itu.

Ternyata beliau adalah ibu dari hantu anak kecil itu, Reno.

Mengetahui bahwa wanita yang ada didepannya adalah ibu Reno, Gadis tersenyum senang, ia bisa bertemu dengan ibu dari hantu kecil itu.

"em ibu boleh kami berbicara dengan ibu? Ada hal yang sangat penting tentang Reno anak ibu yang ingin kami katakan. "jelas Gadis.

Mendengar perkataan Gadis, ibu Reno sedikit bingung dan heran. Walau masih ada sedikit keraguan ibu Reno mempersilahkan Gadis dan Dina untuk duduk dikursi yang ada diteras rumahnya.
"em.. Boleh silahkan duduk. "

Setelah semua duduk, ibu Reno izin masuk kerumah untuk membuatkan minuman.

Gadis menatap Dina yang ada disampingnya. Dina yang mengerti akan tatapan dari sahabatnya pun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Tidak Lama kemudian ibu Reno datang membawa nampan berisi minuman dan menaruhnya dimeja yang ada disana.
"ini diminum maaf hanya ada Air putih saja. "

"tidak apa - apa Bu,ini sudah lebih dari cukup. "ujar Dina seraya meminum air yang ada digelas hingga habis tidak ada sisanya.

Gadis yang melihat kelakuan sahabatnya hanya menatap tajam kearah sahabat tololnya itu.

Melihat itu Dina bersikap bodoamat, menurutnya tidak ada yang salah. Toh minuman itu memang disediakan untuknya dan kebetulan ia merasa sangat haus akibat menempuh perjalanan untuk sampai kesini yang jaraknya tidak bisa dikatakan dekat.

Sedangkan ibu Reno yang melihat interaksi keduanya hanya tersenyum simpul.

Gadis menatap ibu Reno dengan tatapan teduhnya. Ia akan berusaha menjelaskan sebisanya, semoga ia berhasil.

"em.. Jadi gini bu.. Sebernarnya kemarin saya melihat anak ibu, Reno..sewaktu saya berada dihutan dekat dengan Area perkemahan yang tidak jauh dari sini. "

Medengar perkataan Gadis, ibu Reno menjadi bingung dan sedih. Sedih teringat akan anak sematawayangnya.
"bagaimana bisa kamu melihat Reno anak saya.. Sebab Reno menghilang sepuluh tahun yang lalu, dan sampai sekarang Dia tidak ditemukan. "

Terlihat kedua mata ibu Reno yang mulai berkaca kaca. Beliau masih belum percaya dengan apa yang dikatankan oleh Gadis yang ada didepannya. Mereka juga baru bertemu dan tidak saling mengenal.
"jika tidak ada yang mau dikatakan lagi sebaiknya kalian tinggalkan rumah saya. Saya tidak menerima lelucon yang seperti ini. "ucap ibu Reno.

Gadis sudah bisa menebak bahwa ini akan terjadi. Pasti ibu hantu kecil itu tidak akan begitu mudahnya percaya denganya.

"ibu tunggu dulu, saya mohon ibu mendengarkan cerita sahabat saya hingga selesai, karena sahabat saya tidak mungkin berbohong atau membuat lelucon tentang anak ibu, sebab sahabat saya mempunyai keistimewaan untuk melihat mereka yang telah tiada. Jika diakhir cerita sahabat saya ibu masih belum dapat percaya tidak apa - apa. Tapi kami mohon ibu mau mendengarkan terlebih dahulu. "jelas Dina.

Ibu Reno terlihat diam, kemudian dia menganggukan kepalanya. Menyetujui perkataan Dina.

Gadis menghembuskan nafas pelan.
" benar yang dikatakan teman saya Bu, kalau saya adalah gadis indigo. Saya melihat arwah Reno, anak ibu berada disebuah bangunan tua yang ada dihutan. Bukannya saya ingin membuat ibu merasa sedih, namun saya harus mengatakan bahwa anak ibu telah tiada sepuluh tahun yang lalu. A-anak ibu telah dibunuh oleh suami ibu sendiri, Ayah dari Reno. "

Mendengar itu ibu Reno menitihkan Air mata, anak yang ia sayangi dibunuh oleh suami yang ia cintai. Beliau terus menitihkan Air mata dan menggeleng tidak percaya.

Gadis menggenggam salah satu tangan ibu Reno, guna menguatkan.
"Reno dibunuh oleh ayahnya dengan keji Bu, suami ibu membunuhnya dibangunan tua yang ada ditengah hutan, mengambil ginjal anak ibu dan menguburkan jasad anak ibu dibelakang bangunan rumah itu. Saya kesini ingin menyampaikan kebenarannya. Arwah Reno juga titip pesan kepada ibu, agar ibu mengikhlaskan kepergian Reno dan tidak berharap bahwa Reno anak ibu masih hidup. Reno bilang ia sangat berterima kasih kepada ibu, karena ibu sudah menyayanginya dengan sepenuh hati, walau saat itu Reno hanyalah anak yang menyusahkan ibu karena penyakitnya. Reno juga sudah memaafkan ayahnya. " jelas Gadis.

Ibu Reno semakin terisak mengetahui tentang semua ini.
Dina yang melihat dan mendengarkan pun ikut merasakan kesedihan ibu Reno. Anak yang ia sayangi harus meninggal dengan tragis.

"apakah semua yang kau ceritakan benar nak? Kau tidak berbohong? "tanya ibu Reno.

Gadis menganggukan kepalanya guna menjawab pertanyaan ibu Reno.

"saya memang sampai saat ini masih berharap, bahwa anak saya Reno, anak yang sangat saya sayang masih hidup.. Sebab ayahnya mengatakan bahwa Reno menghilang karena diculik oleh penculik anak, hingga ada kemungkinan Reno masih hidup. Namun... Namun ternyata suami saya telah berbohong ..saya masih sulit untuk percaya bahwa suami saya tega melakukan sumua ini. "jelas ibu Reno sembari menghapus air mata yang terus mengalir diwajahnya.

Ketika Gadis ingin berbicara sebuah suara benda terjatuh mengalihkan perhatian mereka.

Didepan teras rumah Reno, ada sosok pria paruh baya yang berdiri dengan wajah kaget serta kegugupan yang kentara diwajahnya. Gadis yang melihat laki laki paruh baya tersebut ingat bahwa itu adalah Ayah Reno. Seperti yang ada didalam penglihatanya kemarin.

Ibu Reno yang melihat suaminya berdiri kaku, manghampirinya dengan Air mata yang terus mengalir menghiasi wajahnya.

" apakah benar yang dikatakan anak itu tadi mas? Apakah benar kau membunuh anak kita?. "tanya ibu Reno dengan kedua tangan berada dikedua pundak suaminya.

Melihat suaminya yang hanya diam dengan tatapan kosong, ibu Reno mulai percaya dengan cerita Gadis.

Ibu Reno menggelengkan kepalanya, terisak mengetahui semuanya.
"jawab Mas!!! Jawab pertanyaanku, apakah kau yang membunuh Reno hah?!! Kenapa? Kenapa mas?!!. "teriak ibu Reno.

Ayah Reno yang melihat istrinya yang sangat terpukul membuatnya semakin bersalah.
"maaf kan aku lis.. Maafkan aku. "ucap ayah Reno dengan air mata yang mulai turun dari kedua bola matanya.

Lilis ibu Reno, semakin terpukul mendengar permintaan maaf dari suaminya. Ia menangis hingga terduduk ditanah tak habis pikir dengan semua kenyataan ini.

"maafkan aku... A..aku khilaf.. Aku khilaf membunuh anak kita lis.. Ssaat itu aku kacau, bingung, sekaligus marah dengan masalah yang kita hadapi. Reno anak kita sakit keras.. Aku tak punya pekerjaan,aku merasa gagal dan putus asa saat itu. Dengan aku melenyapkan anak kita, aaku ppikir masalah kita akan berkurang, ttapi semua salah, aku sangat menyesal dan membenci diriku sendiri. Aku mengakui aku bersalah, kau boleh melaporkanku kepolisi sekarang. Aku benar benar menyesal.. Sangat.. Aku selalu dihantui oleh rasa bersalahnku.. Mengingat kejadian disaat aku membunuh anakku sendiri. Akku.. Menjadi ayah dan suami yang gagal dan brengsek untuk Reno dan kamu lis.. Aku menyesal. "jelas Reno sembari memeluk erat istrinya yang menangis. Ayah Reno menangis dangan wajah penuh penyesalan.

Gadis dan Dina yang melihat itu juga menitihkan Air mata, tak sanggup menahan cairan bening keluar dari kedua mata mereka. Mereka juga sedih menyaksikan semuanya.

Setelah beberapa Lama hanya suara tangis yang terdengar. Ibu Reno melepaskan pelukannya dari suaminya. Dan berusaha meredam air matanya. Ia sangat sedih, marah, dan kecewa dengan suaminya. Ditataplah wajah suami nya.
"aku kecewa,marah dan aku belum bisa memaafkanmu mas.. Tindakanmu kriminal kamu harus menerima hukuman yang sepantasnya, kamu harus menyerahkan diri kekantor polisi. "

Ayah Reno menganggukan kepalanya, ia memang salah dan setiap kesalahan harus Ada hukumannya.
"Aku akan menyerahkan diri kepolisi, tapi setelah kita menguburkan jasad Reno dengan layak,aaku sangat tidak tenang dan dihantui rasa bersalah.. Akku sangat bodoh. " ucap Ayah Reno.

Lilis ibu Reno, berdiri menghampiri Gadis dan Dina yang sedari tadi diam.
Ibu Reno memeluk Gadis erat seraya mengucapkan terimakasih.

Setelah mengurai pelukannya ibu Reno menatap keduanya dan tersenyum tipis.
"terima kasih nak, karena kalian telah menyampaikan semuanya ,walau berat ibu akan berusaha menerimanya. Dan juga mencoba untuk mulai mengikhlaskan kepergian Reno. "

" sama - sama Bu, kami juga senang dapat menyampaikan pesan dari Reno, semoga setelah ini arwah Reno bisa tenang dialamnya dan ibu akan selalu diberi kebahagiaan setelah musibah yang menimpa ibu. "ujar Gadis seraya tersenyum.

Setelah mengatakan itu Gadis melihat arwah Reno didepan pagar rumah ini. Tersenyum tipis seraya melambaikan tangannya kearah Gadis. Hingga kemudian ia menghilang menyatu dengan hembusan angin yang menerpa.

"kalau begitu kami pamit Bu.. " ucap Dina berpamitan.
Ibu Reno menganggukan kepala seraya tersenyum. Akhirnya Gadis Dan Dina pergi melangkah keluar Dari rumah Reno.

Gadis merasa lega, ia sudah menyampaikan pesan dari Reno semoga arwah Reno bisa tenang dialamnya.

***

Sedangkan Andra dan Varo yang melihat semua kejadian tadi semakin bingung. Sebab mereka melihat dalam jarak yang lumayan jauh, sehingga tidak mendengar semua pembicaraan yang dibicarakan. Mereka hanya dapat melihatnya.

"mereka ngomongin apa ya ndra? Kek serius amat.. Dan tuhtuh lihat kenapa ada Bapak - Bapak  dan ibu - ibu berpelukan coba, keknya mereka nangis deh. " ucap Varo seraya melihat kedepan dimana ada Gadis,dina,dan dua orang paruh baya.

Andra tidak menjawab pertanyaan dari Varo. Memang dia juga tidak tau apa yang terjadi. Ia hanya fokus melihat semuanya dengan muka datar andalanya.

"eh.. Eh eh itutuh Gadis Dan Dina dah pergi kita samperin yok kita tanya langsung daripada penasaran. "Varo berjalan mengejar kearah Gadis dan Dina, sedangkan Andra berjalan dibelakang mengikutinya.

Setelah sampai dibelakang kedua cewek itu , Varo menepuk kedua bahu mereka. Sontak membuat Gadis dan Dina membalikan tubuh mereka. Dan apa yang mereka lihat. Kaget mereka melihat Ada Andra dan Varo didepan mereka.

" Andra... Varo?!!. " ucap Gadis dan Dina bersamaan.


Seberat apapun masalah yang dihadapi yakinlah bahwa kita bisa menghadapinya. Sebab tiada masalah yang berat melebihi batas kemampuan orang yang terkena masalah itu sendiri.
Seperti setelah hujan badai usai pasti akan muncul sebuah pelangi. Setelah kesedihan pasti akan ada kebahagiaan.

Okey... Jangan lupa vote dan baca terus cerita ini ya guy's.. Karena tanpa ada readers yang membaca, hidup author serasa hampa:v
# jangan jadi readers silent ya :v🙏😅
#

Dan juga terimakasih :)

Sampai jumpa dipart selanjutnya.....
Jangan bosen bosen baca Cerita saya ini ya 😊😂

Continue Reading

You'll Also Like

515K 56K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
309K 15K 32
Anna kaget saat dia membuka matanya, bukan nya berada disurga atau alam baka dan bertemu dengan ibu dan ayahnya yang telah meninggal, dia malah terba...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 220K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...