Eccedentesiast

By ArunikaRinjani__

8.2K 694 17

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

Terkapar

104 13 0
By ArunikaRinjani__

"Halo feb?".

"Lagi dirumah nggak?".

"Iya".

"Otw".

"Kenapa sih, lo bikin gue kek gini". Ujar devina sambil duduk di tempat tidurnya sambil memegang bunga yang diberikan andrian kemarin.

"Benci gue sama lo". Beberapa kali devina meneteskan air mata lagi. Dia mengumpulkan barang - barang yang andrian berikan dan membuangnya ke sebuah kantong plastik sampah.

"Bawa apaan lo?". Tanya rio yang duduk ber dua dengan angga di ruang tamu. Devina tidak merespon dan langsung ke luar rumah untuk membakar barang - barang tersebut.

"Lo?? Lo bakar??? Itu bukannya yang ngasih andrian si bangsat itu?". Tanya rio yang baru saja keluar rumah karen penasaran.

"Lo diapain sama dia". Tanya angga. Dan devina pu masih diam mematung sambil menatap kosong kobaran api di depannya.

"Jawab dev". Tanya angga kembali.

"Gak diapa - apain bang". Devina pun masuk kembali kerumah tapi angga menahannya dulu.

"Gue tau lo selalu nyembunyiin semua masalah lo dan lo selalu pendem sendiri. Mau sampe kapan lo kuat nahan masalah hidup lu sendirian kek gini?". Devina pun masih tak ingin kembali menjawab dan membuang muka ke angga.

"Lo abis nangis?". Tanya angga sambil menatap kedua mata devina.

"Udah dari pulang kampus tadi bang matanya sembab gitu".

"Lo pasti di apa - apain sama andrian kan? Gak mungkin kalo enggak. Besok gue bakal nemuin dia".

"Gakusah bang".

"Jawab dulu. Lo kenapa?".

"Udah gue bilang gue gak papa".

"Lo bilang gak papa aslinya lo itu kenapa - napa dev".

"Bang, gak semua masalah perlu diceritain kan? Ini masalah devina bukan masalah bang angga". Devina pun berlari masuj ke rumah. Sementara itu feby baru datang dan mobilnya masuk ke halaman rumahnya.

"Malem - malem kok bakar - bakar sih bang". Tanya feby yang baru saja datang.

"Bukan gue, tapi temen lo tuh". Jawab rio.

"Devina? Kenapa lagi dia?".

"Lo cari tau aja deh feb, ntar kabarin gue. Lo cari tau soal andrian. Keknya dia punya masalah sama andrian sampe bakar semua barang yang dikasih dari andrian".

"Bakar kenangan ini mah. Tandanya dia udah benci sama andrian".

"Iya tapi masalahnya apa coba. Coba deh lo masuk aja cari tau". Feby pun masuk ke kamar devina dan feby shock devina tergeletak di kamar.

"Bang angga, riooo!!!"  Teriak feby dari atas kamar devina. Angga dan rio pun segera bergegas ke kamar devina.

"Ya ampun devina". Angga panik seketika melihat devina tergeletak dilantai dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit devina langsung diberikan pertolongan pertama. Angga berharap semoga devina tidak kenapa - napa.

"Kok bisa sih devina sampai pingsan kek gitu?". Tanya feby ikut panik.

"Gak tau gue feb. Coba deh lo kenal gak temen - temen kampusnya devina. Siapa kek".

"Ada sih bang 1 orang namanya wikan yang kemarin main ke rumah itu".

"Lo ada nomer nya?".

"Gak ada bang".

"Sosmed?".

"Enggak juga. Tapi gue tau kok pola sandi HP devina".

"Ri, lo bawa HP nya devina gak?".

"Ya kagak lah bang. Gak mikir sampe segitu".

"Lo pulang ri, ambil tuh HP devina".

"Sekarang bang?".

"Besok, yaiyalah ri sekarang. Buruan".

"Oke bang siap - siap". Rio pun langsung bergegas pulang kembali kerumah untuk mengambil HP milik devina.

Angga memang yang selalu utama panik saat devina kenapa - napa. Karena dia sangat menyayangi adeknya dan dia ingin devina tidak kenapa -  napa.  Selang beberapa menit, dokter keluar dari ruangan kamar devina.

"Gimana dok kondisi adek saya?".

"Kondisi adek anda baik -  baik saja. Sepertinya dia cuma kelelahan fisik. Jadi mungkin untuk sementara waktu bisa di rawat disini dulu sampai keadaannya membaik".

"Alhamdulillah, terima masih dok".

"Sama - sama. Saya permisi dulu".

"Halo bun?".

"Kenapa bang?".

"Devina masuk RS bun".

"Astagfirullah, kok bisa bang?".

"Kata dokter devina kecapean bun. Dan suruh dirawat dulu disini sampe beberapa hari dulu".

"Yaudah bunda segera pulang ke jakarta, nanti bunda pesen tiket pesawat dulu".

"Baik bun. Hati - hati. Sampe bandara kabarin angga".

"Iya ngga".

Panggilan berakhir. Friska ikut panik dengan kondisi devina sekarang ini. Pekerjaannya yang sepertinya masih harua diselesaikan disana. Kini harus pulang demi putri satu - satunya di keluarga Aerlangga.

"Nih bang HP nya". Ujar rio yang baru saja sampai dan memberikan HPnya kepada angga.

"Nih feb, lo cari tau aja dari temen - temennya devina".

"Oke bang". Feby pun membuka HP devina dan mencari tau mulai dari instagram hingga whatsaapnya. Feby dan devina memang selalu bajak - bajakan HP. Sebab diantara mereka tidak ada kata privasi.

"Bang, gimana kondisi devina?".

"Kata dokter devina cuma kecapean ri, dan dia harua dirawat dulu beberapa hari disini".

"Oh syukur bang gak kenapa - napa".

"Notif whatsaapny banyak banget ni yang chat bang. Gue gak kenal sama yang lain". Ujar feby yang masih menatap layar HP devina.

"Coba deh lo cari tau dari wikan".

"Oke deh bang. Gue telfon aja kali ya biar lebih enak".

"Iya feb".

Tuttt... tuttt... tuttt...

"Halo dev kenapa?".

"Sory kan ini gue feby".

"Oh feby, kenapa feb? Devinanya mana?".

"Emm, gue sebelumnya mau nanya. Devina tadi di kampus ngapain aja ya".

"Gak ngapa - ngapain kok feb. Emang kenapa sih?".

"Emm, kalo soal andrian - andrian itu?".

"Gak kenapa - napa juga. Soalnya tadi tu gue langsung pulang. Tapi devina pamit dulu ke gue katanya mau nyari buku di perpus gitu".

"Udah gitu doang?".

"Iya feb. Kenapa sih aneh banget".

"Jadi gini kan, devina sekarang masuk rumah sakit".

"Lah, kok bisa?".

"Aduh. Jelasinnya panjang".

"Share loc ya feb. Gue otw sekarang".

"Oke oke feb".

"Gimana feb?". Tanya angga penasaran.

"Katanya tadi devina sebelum pulang dia ke perpus dulu buat nyari buku keknya".

"Udah gitu doang?". Tanga rio yang masih memastikan.

"Iya ri, ya emang gitu kata wikan".

Wikanpun langsung bersiap - siap untuk menuju ke rumah sakit. Saat ingin menuju keluar rumah. Tiba -  tiba arsen sudah ada di depan pintu rumahnya.

"Hihh, kaget gue sen. Ngapain kesini?".

"Mau curhat kan".

"Gak ada waktu sen. Gue harus ke rumah sakit".

"Ngapainke rumah sakit? Siapa yang sakit?".

"Devina".

"Cewek lemah itu masuk rumah sakit?".

"Iya. Yaudah gur cabut dulu".

"Gue ikut".

"Yaudah ayo".

"Pasti gara - gara si andrian nih". Ujar arsen sambil menyetir dan menatap jalan kedepan.

"Lo tau?".

"Haduh rumit kan kalo dijelasin".

"Cerita dong cerita kenapa".

"Jadi selama ini tu irisa udah tunangan sama andrian tapi baru - baru aja. Padahal gue udah kenal irisa dulu daripada cowok brengsek itu".

"Terus - terus?".

"Terus si andrian ini udah ngasih harapan sama devina. Tapi seolah - olah andrian nganggep devina tu sayang cuma sebatas teman gak lebih".

"Gila. Baru tau gue. Padahal devina udah sayang banget sama andrian. Terus - terus?".

"Yaudah gue blok aja nomer irisa. Kenapa gak jujur dari awal coba. Gue tu susah kalo di suruh sayang sama orang lagi".

"Sabar sen. Kasihan devina gue tau perjuangan dia buat ngedapetin hati andrian. Emang gak ada otak tu cowok".

"Iya sampe rela nungguin hujan - hujanan".

"Iya dan badan devina panas waktu itu masih aja dipaksain masuk kuliah".

"Cinta memang se bego itu kan".

Tak terasa mereka berbincang - bincang. Sampailah sudah di rumah sakit dimana devina dirawat. Mereka pun langsung menuju ke kamar dimana devina dirawat.

"Eh, wikan baru sampai". Sapa angga dengan hangat.

"Iya bang, kondisi devina gimana?".

"Dia cuma kecapean dan butuh dirawat dulu beberapa hari disini".

"Syukur deh kalo gitu".

"Lo bener - bener gak tau devina kenapa sampai kek gini?".

"Yang tau dia bang". Wikan menunjuk arsen yang tepat berdiri di sebelahnya.

"Oh ini kan yang anterin devina pulang pas hujan - hujan itu ya". Tanya rio sambil mengamati wajah arsen.

"Iya kak".

"Sebelumnya kita belum kenalan. Nama gue angga".

"Gue rio".

"Arsen kak".

"panggil aja bang udah".

"Eh iya bang".

"Gimana ceritanya sen?". Tanya angga.

Arsen pun menceritakan semuanya secara detail kepada mereka yang ada disanan. Soalnya dia memang waktu itu yang bersama devina.

"Bangsat tu orang. Awas aja besok gue bakal kasih pelajaran dia". Angga pun sudah tidak bisa menahan amarah lagi kepada andrian yang sudah melukai hati devina.

"Sabar dulu bang. Besok baru baku hantam". Ujar rio sambil menengakan angga yang sepertinya sudah muak dengan kelakuan andrian yang tidak pernah berubah.

Devina belum bisa dijenguk kedalam. Karena dia butuh istirahat yang cukup untuk mengembalikan stamina tubuhnya. Pukul 22.00 WIB. Wikan dan arsen pun pamit untuk pulang. Karena besok masih harus kuliahm sementara feby dia izin libur satu hari karena dia memang selalu malas untuk pergi ke kampus.

Luka, cerita, dan tawa.
Semuanya membaur jadi satu kesatuan yang menimbulan suatu titik kebencian dan rasa sakit.
Cinta membutakan segalanya.
Seoalh alur sudah dirancang Tuhan seperti ini.
Biarlah seiring berjalannya waktu nanti akan terlupakan kisah sedih dan menyakitkan ini.
Dunia berputar, dan waktu masih terus berdetak.
Masih ku nanti cerita bahagia bersama seseorang yang benar - benar suatu saat bangga memiliku dan mampu menjaga ku sampai akhir hayat nanti.

Continue Reading

You'll Also Like

161 54 7
Keylan adalah seorang pelajar SMP dan juga pro player yang bekerja di bawah naungan Blood Eye. Ia pindah divisi dari Dota ke mobile legend karen...
Hey Jia! By zara

Teen Fiction

16.1K 2.6K 31
[ Segera diterbitkan ] Berawal dari Chat mereka kembali bertemu. Jia Indira Lituhayu. Cewek yang dikenalkan seseorang lewat chat pada Arkan. Katanya...
37.4K 3K 41
Dia tersenyum untuk menutupi duka, tertawa untuk menutupi luka dan pura-pura terlihat bahagia di depan semua orang. Ini kisah dia Laut yang memiliki...
5.2K 2.9K 33
Sudah terbit dapat di pesan dengan cara menghubungi saya... Mengisahkan tentang dua pertemuan klasik antara dua insan di dunia yang fana, pertemuan...