Hari minggu yang cukup damai, karena cuaca tak begitu cerah hari ini. Kadang mendung, kadang matahari muncul kembali tak menentu. Belum ada suara di dalam rumah tersebut. Baik angga, rio maupun devina.
"Drettt... drettt... drettt".
Panggilan masuk dari HP devina. Devina pun sontak terbagun dari tidurnya. Dan mengangkat telfon tersebut
"Halo?". Ujar devina sambil berbaring dan masih memejamkan mata.
"Dev, katanya kesini. Gue udah sejam disini".
"Duh sory, sory lupa gue ris. Jam berapa sih". Devina sontak terbagun dari tidurnya dan melihat jam kecil di atas meja sebelah tempat tidurnya.
"Haduhhh.. kebo banget sih dev".
"Duh, udah jam 9 lebih. Soryy ris. Ntar gue mandi dulu abis tu kesana. Oke. Jangan kemana - mana". Devina pun mematikan telfonnya dan segera bergegas ke kamar mandi.
"Oh iya. Tumben bang angga sam bang rio gak ngebagungin gue". Gumam devina penasaran, dia pun melihat turun ke bawah.
"Pintu kamar bang rio masih ketutup". Ujar devina yang meliht kamar rio sebelahan dengan kamar devina. Lalu devina turun ke lantai bawah.
"Sepi amat sih". Gumam devina sambil melihat kiri kanan.
"Baru bangun dev?".
"Eh, kak bryan. Ngapain disini?". Ujar devina sedikit terkejut karena kedatangan bryan yang tiba - tiba.
"Kemarin gue nginep disini sama si marsel".
"Terus, bang angga mana?".
"Masih tidur noh dikamar".
"Oh gitu".
"Mau kemana dev?".
"Mau mandi kak". Ujae devina langsung berjalan menuju ke atas untuk mandi.
"Baru bangun aja udah cakep, heran". Ujar bryan sambil senyum - senyum sendiri melihat kepergian devina menuju ke kamarnya.
Selang beberapa menit, devina sudah siap untuk pergi menemui irisa. Dia mengucir kuda rambutnya dan ada beberapa helai jatuh disamping telinganya. Nampak lucu dengan rok plisket diatas lutut berwarna pink, dan kaos lengan pendek berwarna putih ada tulisan I LOVE YOU❤. Tak lupa sneakers adidas putih dengan garis hitam dan tas slempang kecil untuk menaruh handphone juga barang lainnya.
"Mau kemana lu?". Ujar rio yang baru keluar dari kamarnya dan menguap di depan devina.
"Kalo nguap di tutup ri".
"Enak kalo mangap dev".
"Bego. Gue mau keluar bentar".
"Ntar pulang bawain nasi goreng ya".
"Mana ada yang buka nasi goreng siang - siang gini".
"Tau lah lo cari aja. Nih gue kasih duitnya". Rio mengambil uang 50 ribu dari dalam saku celana kolor pendeknya.
"Lah, kalo gak ada buat gue jajan lho bang. Bye". Devina pun segera berjalan menuju bawah.
"Harus ada woy!!!". Teriak rio dari atas namun di hiraukan devina.
"Mau kemana dev?". Tanya marsel yang duduk di depan teras bersama bryan.
"Mau keluar bentar kak. Oh iya bang angga mana?".
"Baru mandi dia. Ntar gue pamitin deh". Ujar marsel.
"Yaudah kak, gue cabut dulu". Devina pun segera masuk ke mobilnya. Lebih tepatnya mobil rio.
"Dia kalo pake rok cantik juga ya yan".
"Bangun tidur aja udah cantik".
"Masag? Lo semalem tidur di kamar nya devina?".
"Huss, ngawur lu. Enggak lah. Tadi ketemu dia di bawah. Pas dia baru bangun terus nyari angga".
"Oh kirain lu tidur sekamar sama devina".
"Ngaco lu sel".
Sesampainya di sana devina memarkirkan mobil di sebelah mobilnya irisa. Dan setelah itu dia mengetok pintu rumah wikan.
"Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam. Lama banget sih. Gue kira gak dateng".
"Sory kan, gak ada yang ngebangunin gue soalnya".
"Yaudah yuk masuk".
"Baru dateng aja lo dev, kamaren kan lo yang ajak - ajak. Malah lo yang datengnya molor". Ujar irisa yang duduk di sebuah gazebo besar belakang rumah wikan yang lumayan cukup luas dan rindang.
"Ya sorry ris, ngantuk banget gue. Apalagi kemaren banyk temennya abang gue bakar - bakar disana".
"Nih minumnya". Ujar wikan sambil membawa minuman untuk devina.
"Udah makan belom dev?". Tanya wikan.
"Belom sih".
"Udah gue duga. Lo udah makan belum ris?".
"Tadi sih udah. Tapi laper lagi kan hehe".
"Udah peka gue sama lo - lo pada. Ntar gue pesenin makanan. Kalian mau apa?".
"Apa aja deh pokoknya bikin kenyang". Ujar devina.
"Yaudah ayam geprek aja kali ya. Porsi jumbo".
"Boleh juga tuh". Ujar irisa.
Wikan pun mulai memesan ayam geprek jumbo dan mengotak - atik HP nya.
"Tunggu ya gaes. Lagi di jalan". Ujar wikan meletakkan HP nya dan meminum minuman yang ada di depannya.
Tak lama setelah mereka berbincang - bincang dan becanda. Pesanan pun datang.
"Nih". Ujar cowok tersebut sambil meletakkan pesanan wikan di atas gazebo.
"Makasihh sheyenggg". Ujar wikan sambil memasang wajah yang sok imut di depan arsen.
"Ya ampunnn arsen. Lo jadi tukang ojek online sekarang?" Tanya irisa.
"Loh ris, lo disini juga". Tanya arsen. Yang berbalik tanya.
"Gini lho ris, arsen ini kan nyokapnya pengusaha geprek di daerah jakarta jadi gue tuh sering banget pesen sama dia tanpa haru lewat ojol". Jelas wikan.
"Oh gitu. Gue kira lo jadi ojol sen".
"Emang kenapa ris kalo gue jadi ojol?".
"Ya enggak papa sih".
"Yaudah gue cabut ya kan". Ujar arsen yang mulai beranjak pergi dari sana namun di cegah wikan dengn menarik tangan arsen.
"Eitz, disini dulu aja sen. Gue tau lo gabut. Disini juga ada irisa juga. Samaaa... devina lagi".
"Males kan. Udah mau cabut". Arsen pun segera pergi dari hadapan mereka.
"Mau kemana ris?". Tanya wikan.
"Bentar". Irisa pun sepertinya mengejar arsen.
"Sen, lo kenapa sih cuek banget sama gue". Ujar irisa sambil memegang tangan arsen di teras rumah wikan.
"Gue gak cuek, cuma lagi males aja". Jawab arsen sambil melepaskn pegangan tangan irisa dari tangannya.
"Males sama gue?".
"Enggak, yaudah ya ris. Gue cabut dulu. Lo lanjutin lagi gih sama temen - temen lo".
"Sen, tunggu dulu. Lo kenapa sih?. Lo marah sama gue?". Arsen pun hanya diam sambil membuang muka ke arah irisa.
"Kok diem. Oke besok gue jawab pertanyaan dari lo".
"Gue gak butuh jawaban itu secepetnya ris. Udah ya gue cabut". Arsen pun pergi meninggalkan irisa begitu saja. Sementara irisa hanya bisa melihat arsen pergi dan masuk ke rumahnya.
"Lo kenapa ris?". Tanya devina kepada irisa yang baru saja menghampiri mereka dengan tatapan kosong.
"Lo marahan sama si arsen?".
"Gak tau gaes. Tiba - tiba dia jadi cuek gitu ke gue".
"Makanya buruan lo jawab aja".
"Loh lo kok tau kalo arsen nembak gue kan?".
"Mampus, keceplosan lagi". Batin wikan berbicara.
"Emm, maksudya ya kalo seandainya arsen udah nembak lo ya lo langsubg jawab aja gitu ya atau gak. Soalnya dia bukan tipe orang yang jatuh cinta sembarangan sama orang lain".
"Ya gimana kan dia udah nembak gue. Tapi gue dikasih waktu sampe besok doang".
"Yaudah lo terima aja bego". Ujar devina sambil melahap geprek di depannya.
"Arsen kurang apasih sama elo ris? Perhatian iya, baek iya, setia jangan ditanyain lagi. Setia banget dia mah. Udah lo terima aja dia".
"Ya tapi...".
"Tapi apalagi sih ris. Lo kan juga suka sama arsen. Sama - sama suka tu enak. Gak kaya gue bertepuk sebelah tangan. Sakit".
"Lo juga pernah suka sama orang kan??". Tanya devina.
"Rese lo. Ya udab pernah lah. Udah lupain aja soal gue".
"Iya besok aja deh kan gue ngomongnya".
"Halo, kenapa kak?"
Tiba - tiba devina mendapat panggilan masuk dari seseorang hingha dia barus menghindar sebentar dari teman - temannya.
"Dari siapa dev?".
"Kepo amat. Yaudah yuk lanjut lagi makannya".
Mereka pun melanjutkan makan diselingi dengan obrolan - obrolan agar suasana tidak garing. Sekitar pukul 4 mereka pun pamit untuk pulang.
"Yaudah kan gue pulang dulu ya". Ujar devina sambil berjalan menuju ke mobilnya.
"Lo gak pulang ris?". Tanya wikan.
"Arsen gimana".
"Duh, arsen lagi. Arsen lagi. Yaudah kalo dia lagi ngambek mending besok aja lo ngomongnya".
"Yaudah deh. Gue cabut dulu ya kan". Irisa pun akhirnya juga berpamitan untuk pulang.
Tak mengerti
Apa yang telah terjadi
Kau tak lagi sama
Engkau bukan engkau
Sampai aku ragu untuk menelfonmu
Mengerti kah kamu
Aku rindu kamu
Sepanjang perjalanan irisa masih memikirkan arsen yang tiba - tiba berubah cuek tanpa alasan sambil menedengarkan lagu dari brisia ft. Arsy - dengan caraku. Lalu sesampai rumah irisa memberanikan diri untuk menelfon arsen.
"Ayo plisss angkat dong sen".
"Halo?".
"Halo sen. Lo kenapa sih lama banget angkat telfonnya".
"Udah gue bilang gue lagi males".
"Iya gue tau. Tapi lo jelasin dulu dimana letak salah gue".
"Harusnya gue gak perlu jelasin semua ke elo ris. Harusnya lo tau sendiri apa salah lo".
"Ya.. ya apa sen. Gue gak tau kalo lo sendiri gak jelasin". Tiba - tiba arsen mematikan telfon dan mengirimkan sebuah foto ke irisa.
"OMG, arsen dapet foto ini dari mana". Gumam irisa dengan sejuta keresahan di dalam dirinya.
Arsen❤
"Udah jls kn?!".
"Duh, gimana ni gue jelasinnya ke arsen. Ya ampun bingung banget gue". Gumam irisa sambil berbaring di tas tempat tidurnya dan pasrah dengan keadaan di besok pagi.