Hafiza (END-COMPLETED) ✔

By manisatunisa

5.9M 336K 8.7K

Seorang anak asisten rumah tangga menikah dengan anak majikannya? Apakah itu mungkin? Hmm.. Inilah cerita... More

١
٢
٣
٤
٥
٦
٧
٨
٩
١۰
١١
١٢
١٣
١٤
١٥
١٦
١٧ (Dev POV)
١٨
١٩
٢١
٢٢
٢٣
٢٤
٢٥
٢٦
٢٧
٢٨
٢٩
UP
٣۰
٣١
٣٢
AUTHOR POV
٣٣
٣٤
٣٥
٣٦
٣٧
٣٨
SEPUCUK SURAT DARI HAFIZA
٣٩
٤۰
٤١
MAAF
٤٢
٤٣
٤٤
٤٥
٤٦
SEPUCUK SURAT DARI AUTHOR
EXTRA PART
SARAN
GC
AZZAM
PUBLISH AZZAM?
INFO SEKUEL

٢۰

130K 7.9K 326
By manisatunisa

Aku belum bisa tidur lagi sampai sekarang. Saat ini aku sedang memandangi wajah tampan milik seorang lelaki yang sudah tertidur dengan sangat lelap dari tadi di sampingku. Ya, aku benar-benar tidur di kamar Mas Devin. Satu ranjang dengannya hingga hampir tidak ada jarak di antara kami. Lagi-lagi aku tidak percaya kalau hari ini akan datang. Bahkan aku merasa aku belum bisa bangun dari mimpi indahku ini. Yap, aku masih merasa ini semua hanyalah mimpi.

Aku pikir aku harus melepas kerudungku. Mahkota yang selama ini kulindungi agar hanya mahramku saja yang melihatnya, kini suamiku berhak melihatnya. Tapi apa? Aku urung melakukannya. Sejak tadi aku berniat melepas lalu kembali mengenakannya. Aku terlalu takut untuk melakukannya. Aku takut kalau keputusanku itu salah. Akhirnya aku memutuskan tidur dengan masih mengenakan kerudungku.

"Maass.., Mas bangun Mas. Udah subuh." kataku membangunkan Mas Devin.

Sejak tadi aku membangunkannya tapi Mas Devin masih belum bangun juga sampai sekarang. Bahkan aku memutuskan untuk sholat subuh sendiri tanpa menunggunya. Ku pikir dia mungkin masih lelah dan kondisi tubuhnya juga belum vit. Tapi sekarang sudah pukul lima dan Mas Devin belum bangun juga.

"bangun Mas." ucapku lagi.

"hmm.. " jawabnya tanpa membuka mata.

Huft, dia tak bangun juga. Atau aku siapkan dulu pakaian kerjanya? Yah, aku memutuskan untuk beranjak dan berniat menyiapkan pakaian kerja Mas Devin karena dia bilang dia akan mulai berangkat ke kantor hari ini.

"eehh.. ehh.. Fiza.. Fiza.. Mau kemana? Mau ninggalin aku ya? Iya deh aku bangun nih bangun. Kamu mau aku sholat? Iya aku sholat." ucap Mas Devin tiba-tiba terbangun ketika aku akan beranjak.

Aku terkejut karena itu, tiba-tiba saja Mas Devin berkata demikian. Sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa semenjak Mas Devin sadar, dia terus saja berkata seperti itu? Ku ingat-ingat aku tidak pernah mengancam untuk pergi kemanapun. Tapi entah kenapa Mas Devin sangat takut seperti itu.

"tapi gimana caranya sholat?" tanya Mas Devin sebelum masuk kamar mandi.

Dan tentu saja itu membuatku semakin terkejut. Apa maksudnya? Mas Devin tidak bisa sholat?

Akhirnya aku mengajari Mas Devin sholat. Dari wudhu hingga berdoa seusai sholat. Hm, ternyata Mas Devin sudah lama meninggalkan ibadah sholat karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Walaupun begitu, aku mengatakan padanya kalau apapun kesibukan dan kedudukan kita, sholat hukumnya adalah wajib. Jadi kita tidak bisa meninggalkan sholat dengan alasan apapun selama kita masih diberi akal sehat. Sepertinya Mas Devin mendengarkan apa yang aku jelaskan padanya. Tak apa, sedikit demi sedikit aku akan mengajarinya untuk menjalankan ibadahnya lagi.

"Fiza? " ucap Mas Devin yang baru saja menuruni tangga. Aku pun tersenyum membalas sapaannya.

"kamu.. " ucap Mas Devin lagi seperti tak bisa berkata-kata.

Entah sedih, senang atau apa yang terlihat dari ekspresi wajahnya itu. Aku juga ikut tersipu karena pandangannya itu karena dia tak kunjung mengalihkan pandangannya dariku.

"aku pikir kamu berhak liat aku kayak gini Mas." ucapku akhirnya.

Ya, akhirnya aku benar-benar tidak menutup kepalaku dengan hijab lagi di hadapan Mas Devin. Setelah ku pikir sepanjang malam. Apapun yang terjadi dan apapun kemungkinan yang kupikirkan itu, Mas Devin tetap berhak melihatku dalam kondisi apapun. Termasuk aku yang tanpa balutan hijab panjang.

"ehm.. Aku sampe speechless loh liat kamu." ucap Mas Devin.

"Mas bisa aja." jawabku malu-malu.

Mas Devin malah tertawa mendengar jawabanku itu. Entah karena jawabanku atau karena dia tahu kalau aku salah tingkah. Yang jelas aku jadi semakin malu sekarang.

"hahaha, yaudah deh. Kamu masak apa nih?" ucapnya mulai mengalihkan kecanggunganku.Kami pun sarapan bersama setelah itu.

Sejak semalam aku jadi lebih percaya pada suamiku. Aku yakin dia benar-benar ingin berubah dan menyesali semua perbuatannya. Aku berjanji, mulai hari ini aku akan membuka diri untuk Mas Devin dan belajar untuk lebih percaya lagi padanya.

"jadi, kapan Mas Devin terakhir sholat Mas?" tanyaku di sela-sela makan kami.

"hehe, udah lama banget Za. Nggak inget." jawabnya sambil melahap sarapannya.

"mulai sekarang tolong biasain sholat ya Mas. Karna sholat tu wajib Mas hukumnya." ucapku lagi padanya.

"iyaaa sayang. Kamu tenang aja." jawabnya.

Semoga saja itu benar. Aku tidak keberatan jika bukan imamku yang menuntunku melainkan aku yang mengajari imamku. Aku percaya, semua butuh waktu dan juga proses. Begitupun dengan Mas Devin, aku yakin dia bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu. Apapun yang terjadi aku akan ada disampingnya dan mendukungnya.

Seperti biasa aku akan mengantar Mas Devin hingga depan pintu dan mencium punggung tangannya. Lalu setelah itu aku memberikan tas kerjanya.

Cup..

Astaga, jantungku berdebar dengan sangat kencang. Mas Devin baru saja, dia baru saja mencium keningku. Ya Allah, untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan ini. Selama ini aku tidak pernah dekat dengan lelaki manapun. Setelah menikah dengan Mas Devin pun kami juga tidak terlalu dekat. Dan tiba-tiba...

"aku berangkat yah.. " ucap Mas Devin dengan senyuman manis.

"i.. iya Mas." jawabku. Aku benar-benar gugup sekarang.

¤¤¤¤¤

Hari demi hari berlalu begitu saja. Semakin hari hubunganku dengan Mas Devin semakin dekat. Walaupun sebentar kami selalu menyempatkan bertukar cerita. Sekarang pun aku sudah tidak canggung lagi saat berbicara dengannya.

Kabar baiknya adalah saat ini Mas Devin sudah bisa menjadi imam sholatku. Walaupun belum menjalankan sholat berjamaah di masjid yang dimana itu wajib untuk seorang lelaki, setidaknya dia sudah bisa menjadi imamku sekarang. Aku senang karena dia benar-benar mau belajar dari awal hingga bisa menjadi imam sholatku sekarang. Yah, walaupun hanya surah-surah pendek dasar yang bisa ia bacakan saat mengimamiku tapi aku benar-benar senang karena akhirnya cita-citaku untuk diimami oleh suamiku saat sholat bisa terwujud.

"Mas.. "

"Fiza.. "

Ucap kami hampir bersamaan.

"eh kok bisa bareng sih. Kamu dulu aja deh." ucap Mas Devin menyusul duduk disampingku.

Saat ini kami memang sudah ada di kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan kami akan segera tidur sekarang. Tapi aku ingin membicarakan suatu hal penting kepada Mas Devin sebelum kami benar-benar tidur. Namun ternyata dia juga ingin membicarakan sesuatu.

"enggak pa-pa Mas, kamu duluan aja." ucapku.

"yaudah deh kalo kamu maksa. Nih buat kamu." ucap Mas Devin memberikan aku sebuah kotak kecil.

"ini apa Mas?" tanyaku.

"buka aja." jawabnya.

Akhirnya aku membuka kotak itu. Dan aku bingung ketika melihat isinya yang terdapat beberapa kartu dan juga buku kecil disana. Kartu? Kartu apa ini?

"ini apa Mas?" tanyaku bingung.

"itu kartu ATM, kartu kredit sama buku tabungan. Mulai sekarang kamu yang pegang keuangan di rumah ini. Dulu Mama pernah bilang kalo bendahara terbaik dalam rumah tangga itu ya istri. Waktu itu aku nggak ngerti bahkan nggak peduli sama omongan Mama. Tapi sekarang aku sadar kalo Mama ada benernya. Sekarang kan aku udah ada kamu. Jadi bakal lebih baik kalo kamu yang ngatur semuanya kan?" jelas Mas Devin.

Tentu penjelasannya itu semakin membuatku bertanya. Apa hakku mengatur keuangan Mas Devin? Aku rasa aku tidak pantas untuk itu. Selama ini aku hanya mendapat uang belanja yang diberikan Mas Devin tiap bulan. Dan mengembalikan sisanya ketika memang ada sisa saat aku berbelanja. Dan sekarang aku yang mengaturnya sendiri? Apa aku bisa?

"tapi Mas__"

"udaahh, kamu pasti bisa kok. O iya kamu juga bisa beli apapun yang kamu mau. Jadi, jangan belanja kebutuhan rumah aja. Beli sesuatu yang kamu pengen juga." kata Mas Devin memotong ucapanku.

"kamu mau ngomong apa tadi?" lanjutnya.

Astaughfirrullah, kini jantungku mulai berdetak kencang lagi. Aku bingung bagaimana caranya aku menyampaikan hal yang ingin kukatakan ini. Aku malu mengatakannya. Tapi.. Ahh sudahlah aku harus mengatakannya. Mas Devin berhak atas ini.

"heeyy... Kaaan kebiasaan kan kamu tuh. Sukanya ngelamun. Kenapa? Mau ngomong apa sih?" tanyanya lagi.

Dengan menarik dan menghembuskan napas, aku mengumpulkan keberanianku berbicara padanya. Aku mulai menghadap kepadanya dan menatap dalam matanya.

"Mas.. "

"hm?" jawabnya yang juga ikut melihat mataku.

"aku udah siap." ucapku yang merubah pandangan matanya menjadi tidak percaya.

"maksud kamu, kamu.. "

"iya Mas, aku tau kamu emang udah bener-bener berubah. Dan aku rasa sekarang udah waktunya aku kasih hak kamu sebagai suami aku. Aku mau jadi istri seutuhnya Mas. Aku siap kasih kesucian yang selama ini aku jaga buat suami aku." jawabku mantap.

"kamu yakin?" tanyanya memastikan lagi.

Aku pun mengangguk menjawab pertanyaannya.

💧💧💧💧💧

Assalamualaikum..

Apa kabar semua? Semoga masih dalam kondisi baik-baik saja ya..

Hari ini sudah bisa up lagi, semoga bisa menemani teman-teman semua..

Terimakasih untuk teman-teman semua karena selalu meninggalkan komen di setiap part nya. Saya senang sekali setiap ada komen yang masuk pada part yang baru saya up. Jujur, itu yang selalu saya tunggu-tunggu setelah mempublish cerita saya. Itu bisa menjadi sebuah semangat bagi saya untuk menulis. Oleh karenanya, saya bisa up lagi hari ini.

Happy reading...

Oh iya, selamat hari kartini juga ya buat semuanya..

Wassalamualaikum...

#stayathome
21 April 2020

Continue Reading

You'll Also Like

285K 8.1K 74
Pernah bayangin suka sama most wanted di sekolah dan berakhir dengan menikah? Itu yang di alami oleh Elina, Seorang gadis berumur 15 tahun yang men...
666K 77.7K 62
[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ini bukan cerita tentang dosen killer, cool, ataupun dingin. Tapi ini cerita tentang dosen playboy cap bin...
1.1M 14.3K 22
[SUDAH DIBUKUKAN] *Tersedia e-book Rachel Athalia,seorang cewek cuek,dingin,nggak percaya semua hal yang berhubungan dengan CINTA,karena MASA LALU y...
472K 22.9K 36
[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Tarima Sarasvati kira akan mudah baginya menjadi istri bayaran Sadha Putra Panca. Hanya perlu mela...