Eccedentesiast

By ArunikaRinjani15

5.3K 471 3

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

Matahariku

63 10 0
By ArunikaRinjani15

"Kenapa sen?".

"Gue mau curhat kan".

"Yaudah yuk masuk, kita ke taman belakang". Ujar wikan yang mengajak arsen ke taman belakang rumahnya.

"Lo mau curhat apa?". Ujar wikan yang duduk di tepi kolam renang bersama arsen.

"Gue tadi udah coba ngungkapin perasaan gue ke irisa".

"Terus?".

"Gak ada jawaban".

"Maksudnya? Dia nolak lo?".

"Bukan. Dia selalu bilang bingunglah, gue terlalu baik buat dia lah. Gue sendiri bingung kan".

"Ya gimana lagi sen. Kok lo bisa cinta banget gitu sih sama irisa?".

"Gue juga gak tau kan, sejak awal ketemu pun gue udah nyaman sama dia. Enak diajak ngobrol, curhat, sampe maen kemanapun gue pasti ajak dia".

"Eh, sen. Lo tau gak?".

"Apa?".

"Kemaren pas gue belanja di supermarket deket perempatan kompleks kita, gue lihat irisa sama andrian loh".

"Ha? Masag? Kapan?".

"Lupa gur tepatnya kapan pokoknya pas malem sehabis magrib gitu".

"Serius lo? Ngapain mereka?".

"Gak tau sih gue lihatnya mereka beli kebab gitu di depan super market".

"Alah paling cuma kebetulan mereka ketemu".

"Gak tau sih".

"Eh, si cewek lemah tu bisa main gitar ya?". Ujar arsen sambil membuka storu wikan tadi siang.

"Si devina maksud lo?".

"Hmm"

"Lo baru buka story gue? Ngapain aja lo tadi siang".

"Sama irisa kan, gak sempet buka HP".

"Irisa aja terus".

"Lo cemburu?".

"Gak tuh".

"Ah bo'ong lu".

"Emang enggak kok".

"Enggak salah yakan?".

"Ihhh. Rese banget sih lo. Dah pulang sono. Gue mau tidur". Wikan beranjak dari tempat duduknya.

"Baru jam berapa sih mau tidur?".

"Udah jam 9".

"Lah, biasanya masih live instagram lu".

"Itu kan cuma pas gabut doang. Udah sana - sana". Wikan mendorong tubuh arsen hingga sampai depan teras.

"Eh, eh. Kan wikan".

"Apalagi?".

"Irisa gimana?".

"Irisa lagi....".

"Lo cemburu?".

"Enggak arsen bima aerlangga".

"Ya terus gimana irisa?".

"Ya lo tinggal nunggu aja jawaban dari risa. Lo kasih waktu beberapa hari buat dia jawab. Kalo lebih dari itu berarti dia fiks nolak elu".

"Gue gak siap patah hati lagi kan".

"Siapa suruh lo jatuh cinta kalo gak siap patah hati?".

"Ah rese' lo".

"Dah sana gue mau tidur. Bye". Wikan pun menutup pintu rumahnya. Sementara arsen masih berdiri di depan teras rumah wikan.

Arsenpun akhirnya masuk ke dalam rumahnya dan dia berbaring di atas tempat tidurnya. Dia membuka feed instagramnya dan dia menemukan saran pertemanan bernama @Dev_Cans dan ternyata instagaram milik devina dengan 9K pengikut, 50 postingan dan 1888 mengikuti. Setelah dia kepo dengan Instagram devina. Tak sengaja dia memencet tombol like. Dia pun terkejut dan bangun dari tempat tidurnya.

"Ah sial. Bego banget sih gue. Pasti udah ada notifnya nih". Arsen pun sudah meng un like namun terlambat, pasti sudah ada notifikasi di instagram devina.

Suasana malam di rumah devina ternyata masih tetap ramai semenjak rio pulang. Sebab dia yang selalu membuat heboh suasana rumah dengan ribut terus dengan devina. Tetapi di balik ributnya mereka. Asline mereka saling menyanyangi satu sama lain.

"Bang angga". Ujar rio yang duduk di gazebo taman belakang rumahnya.

"Apasih ri".

"Tadi devina dapet bunga".

"Dari siapa?".

"Andrian".

"Hah? Masag?".

"Iya bang. Coba aja lo samperin ke kamarnya".

"Wah, lama - lama bisa ngebahayain devina kalo andrian terus pepet adek gue". Angga pun menghampiri devina ke kamarnya dan disusul dengan rio.

"Omegattttt!!!! Brandon salim ngasih notiff". Teriak devina dari dalam kamarnya sehingga membuat kaget angga dan rio yang baru saja masuk ke kamar devina.

"Kenapa sih dev. Heboh banget". Ujar angga yang duduk di kasur devina.

"Ini bang brandon salim ngasih notif gue. Ya ampunnnnnn". Ujar devina histeris sambil memeluk boneka panda yang kemaren dapat di timezone.

"Alah gitu aja seneng". Ujar rio yang berbaring di kasur devina.

"Iya lah, coba aja dia jadi pacar gue. Gak bakal tuh gue putusin".

"Dia mau nembak lo aja ogah".

"Apasih ri sirik aja".

"Manggil pake bang!!". Ujar rio sambil melempar bantal ke devina.

"Eh, siapa nih". Devina penasaran karena ada notifikasi masuk @Arsen_Aerlangga menyukai foto anda baru saja.

"Siapa dev?". Angga penasaran dan dia ikut kepo dengan isi HP nya devina.

"Hah!!! Gak salah cowok judes tu stalking IG gue. Wah harus gue screen shoot buat bahan bukti nih". Gumam devina sambil menscreenshoot bukti tersebut.

"HP nya letakin dulu dev". Ujar angga yang dari tadi ingin mencoba mengajak berbicara devina namun devina selalu heboh dengan HP nya.

"Apa sih bang?". Devina pun meletakkan HP nya dan menatap angga.

"Lo tadi di kasih bunga andrian?". Devina pun menatap sinis rio yang dari tadi berbaring di kasur devina sambil memainkan HP nya.

"Iya,kenapa?".

"Udah gue bilang berapa kali sih dev, andrian itu otang jahat. Dia gak baik buat lo".

"Kenapa sih bang jelasin dulu kenapa gue gak boleh deket - deket sama kak ian".

"Gue males ngungkit masa lalu dev. Keinget aja bikin sakit. Udah gue bilang gak boleh deket sama andrian ya gak boleh".

"Ya kenapa, dia baik sama devina. Dia perhatian sama devina. Dia selalu ngertiin devina".

"Itu cuma tipu daya dia doang dev. Percaya sama gue".

"Tapi .... ".

"Kalo lo mau move on dari dirga jangan sama andrian. Sama aja ntar lo bakal nyakitin diri lo sendiri. Mereka sama - sama gak mengaharapkan elu dev. Percaya sama gue".

"Kok jadi bawa - bawa dirga sih bang".

"Bukan gitu..".

"Udahlah mending sekarang kalian keluar dari kamar gue. Gue mau tidur, sana - sana". Devina mengusir paksa ke - 2 abangnya dari dalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.

Kali ini devina kembali menangis. Dia selalu menangis tanpa suara. Dan percayalah menangis tanpa suara adalah bentuk dari rasa sakit yang luar biasa.

Keesokkan harinya devina belum juga muncul dari kamarnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06 : 15 WIB.

"Ri, devina mana?". Ujar angga yang sedang menyantap sandwitch di depannya.

"Udah berangkat kali bang".

"Masag sih? Kok gak kelihatan kalo udah berangkat. Terus kalo berangkat naik apa?".

"Ya gak tau bang".

"Coba deh lo cek ke kamarnya". Angga menyuruh rio mengecek kamar devina.

"Dev?? Lo gak kuliah?". Ujar rio dari balik pintu sambil mengetok pintu beberapa kali.

"Masih di kunci lagi". Gumam rio sambil mencoba membuka pintu kamar devina.

"Dev, woyyyy!!!". Rio pun akhirnya turun kebawah.

"Gimana ri?".

"Gak tau masih di kamar. Kamarnya aja masih di kunci".

"Kenapa sih tu anak, heran".

"Devina gak pernah cerita soal kesehariaanya atau apa gitu bang?". Tanya rio yang membuat angga langsung meletakkan sandwitch di piringnya.

"Enggak ri".

"Sama sekali?".

"Iya".

"Soal cowok?".

"Enggak juga. Yang gue tau cuma dirga. Itu pun dari feby yang cerita ke gue".

"Berarti selama ini tempat curhat devina fiks ada di feby semua. Dan di depan kita devina terlihat seolah baik - baik aja. Selalu nampak ceria, pecicilan, ketawa dengan hal - hal receh". Rio pun berkata sambil menatap kosong ke depan.

"Lo bener ri. Gue berasa gagal jadi kakak buat devina".

"Apalagi gue bang. Tiap hari ribut mulu sama tu anak".

"Sama bunda juga gak pernah bang?". Tanya rio kembali.

"Enggak tuh. Devina sama bunda pun jarang ngobrol ri kalo di rumah. Paling kalo pas kumpul - kumpul doang. Itu pun cuma becanda gak sampe curhat".

"Terus gimana bang? Orang lain malah bisa ngertiin devina sementara kita keluarga sendiri gak bisa ngertiin dia".

Devina pun memang sengaja tak masuk kuliah hari ini. Dia kalo mood udah rusak. Sama siapa aja males ketemu dan kalo di sapa pun percuma.

"Kan, devina mana?". Ujar irisa yang baru saja datang menghampiri wikan di kantin.

"Gak tau gue. WA nya aja juga off".

"Ntar kerumah devina yuk". Ajak wikan.

"Ntar abis pulang kuliah?".

"Iyalah. Gimana? Ko bisa kan ris?".

"Gue udah ada janji sama orang".

"Siapa? Arsen?".

"Bukan".

"Lha terus?".

"Temen gue tadi katanya ngajak beli make up gitu".

"Owh yaudah kalo gitu. Ntar biar gue aja yang kesana".

Devina benar - benar tidak keluar kamar. Seharian dia cuma mandi namun belum makan. Dia coba membuka HP nya yang sedari tadi di biarkan.

"Ya ampun gue kira gue gak dicariin, sampe bang angga sam rio WA juga lagi. Alay banget sih". Guman devina ketika melihat notif WA di HP nya.

Kak andrian
"Lo gak masuk ya dev?".

"Enggak kak".

Kak arsatya
"Tumben gue gak liat lo, gak masuk ya?"

"Enggak kak".

Wikan
"Gak masuk kemana cuy".
"Ntar gue kerumah lo ya".

"Lagi males".
"Oke".

Febybabiii
"Tar gue kerumah lo!!"
"Sediain makanan yang banyak".
"Gue tau lo butuh temen curhat".

"Yoi".

Bang angga
"Ngambek nya udahan yuk❤".

Bang Rio kampret
"Bukain pintunya gk, gak ada temen w".

Devina pun hanya men read chat dari angga dan rio. Dia berjalan menuju balkon dan duduk di ayunan rotan. Dia memejamkan mata sejenak untuk merasakan udara luar. Tiba - tiba HP devina berdering. Ada panggilan masuk dari andrian.

"Halo kak kenapa?".

"Lo tadi gak masuk kenapa?".

"Gak kenapa - napa".

"Kalo gak kenapa - napa kenapa gak masuk".

"Males".

"Kok males".

"Males aja gak tau".

"Terus maunya apa?".

"Kamu aja kak".

"Ha? Gimana dev. Gak denger".

"Gak jadi kak".

"Ntar ketemuan yuk".

"Dimana?".

"Di taman deket kampus, lo tau kan?. Deket perempatan yang sebelahnya gedung futsal".

"Oh iya tau".

"Lo berangkat sendiri bisa? Atau mau gue pesenin go car?".

"Enggak usah repot - repot kak. Ntar gue bisa pake mobil abang".

"Yaudah kalo gitu. Soryy gak bisa jemput dev. Soalnya motor gue juga lagi di bengkel".

"Lha terus ntar lo gimana kak?".

"Naik taxi aja".

"Yaudah gak jadi aja kak".

"Kok kak jadi dev. Kenapa?".

"Kak ian gak perlu repot - repot kek gini sama gue".

"Enggak kok. Kan gue juga kangen dari tadi gak ketemu sama lo".

"Lah bisa aja".

"Ntar janji deh, pulangnya gue anterin. Oke".

"Iya deh".

"Yaudah bye".

Devina pun merasa moodnya kembali membaik. Dia sudah bisa tersenyum. Sejenak dia sudah bisa melupakan masalah kemarin malam.

Aku tak tau sejak bertemu denganmu duniaku serasa berubah.
Kau mampu menembus dunia dinginku.
Kau berhasil membuat ku hangat saat berada di sisimu.
Senyummu yang selalu terekam dalam memori otak.
Indah suaramu selalu terbayang setiap saat.
Dunia ku yang dulunya kelam sekarang lebih berwarna semenjak kau ada.
Kau adalah matahariku.
Jangan menghilang, aku tak siap berada di ruang kegelapan lagi untuk ke dua kalinya.

"Assallamualaikum". Wikan masih berdiri di depan pintu dengan kondisi pintu rumah devina yang terbuka.

"Waallaikumsalam. Mau cari siapa ya?". Ujar rio hang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Devina nya ada kak?".

"Ada dikamar".

"Bisa dipanggilin?".

"Dari tadi gak keluar kamar mbak".

"Oh gitu".

"Mending lo telfon deh. Siapa tau ntar dia mau keluar kamar".

"Gitu ya kak. Yaudah ntar". Wikan pun mencoba menelfon devina.

"Halo dev. Gue udah sampe di rumah lo".

"Langsung masuk aja ke kamar".

"Oke".

"Gimana?". Tanya rio.

"Kata devina suruh masuk aja ke kamar".

"Oh yaudah masuk gih sana. Kamar devina ada di atas. Yang pintuny ada tulisan DEVCANS ROOM".

"Owh makasih kak". Wikan pun berjalan menuju kamar devina dan mengetuk pintu kamarnya. Tak lama devina pun membuka pintu dan mempersilakan wikan masuk lalu menguncinya kembali.

"Anjir, di bukakin. Emang bener. Orang asing bisa jadi orang yang paling kita percaya daripada keluarga kita sendiri". Gumam rio yang masih berdiri di depan anak tangga sambil menatap pintu kamar devina yang kembali tertutup.

"Bang, devina mana?". Ujar feby yang tiba - tiba masuk rumah tanpa salam.

"Eh, masuk gak salam gak apa".

"Kata bunda friska anggep aja rumah sendiri ya nak".

"Ya gak gitu juga kali. Lo dateng tiba - tiba kek gini nih ngagetin orang tau gak".

"Bodoamat. Devina mana?".

"Noh dikamar. Samperin aja. Gue mau renang".

"Jam segini kok renang".

"Biar adem. Soalnya hawanya panas kalo lo udah dateng".

"Rese lo ri". Feby pun berjalan menuju kamar devina. Dan rio pun menuju kr kolam renang.

"Dev, devina.. woyyy bukak woy". Ujar feby sambil mengetuk pintu kamar devina.

"Siapa tuh dev?". Tanya wikan.

"Oh itu paling temen gue. Ntar gue bukain pintu dulu". Devina pun membuka pintu kamarnya ketika feby sudah masuk, dia kunci kembali kamarnya.

"Eh, ini siapa dev?". Tanya feby yang duduk di kursi belajar devina.

"Oh ini kenalin temen kampus aku namanya wikan".

"Halo, wikan".

"Feby".

"Oh jadi ini temen lo yang sering lo ceritain dev?". Ujar wikan yang masih mengamati feby.

"Lo crita apa aja sama dia dev. Pasti yang aneh - aneh".

"Enggak kok feb. Devina curhatnya kalo dia punya sahabat dari kecil yang baik banget. Yang sampe sekarang udah kayak sodara sendiri".

"Noh denger. Gue ceritain lo yang baek - baek ke wikan".

"Ohh. Kirain".

"Lo tadi gak ngampus ngapain sih dev?". Tanya wikan.

"Males gue".

"Kebiasaan mbak, dia dari sekolah udah begitu sering bolos".

"Eh. Lo juga geblek".

"Gak usah panggil mbak. Panggil aja wikan".

"Iya wikan ya..".

"Oh iya gaes. Nanti gue mau ketemuan loh".

"Sama siapa?". Ujar wikan dan feby serempak.

"Ih kalian ni. Sama kak ian lah".

"Dimana dev?".

"Di taman deket kampus kan".

"Owh disana. Jam berapa?".

"Sekitar jam 8 aja nanti lah".

"Tamannya sepi dev disana".

"Lo udah pernah kesana feb?". Tanya devina.

"Udah. Rame doang kalo pas anak futsal selesai main. Paling biasanya mereka pada kumpul disana dulu. Terus pulang".

"Oh iya mantan lo kan ada yang pemain futsal ya". Ledek devina.

"Bukan mantan".

"Terus apa?".

"Gebetan doang".

"Mantan gebetan kan".

"Rese lo".

Setelah mereka berbincang - bincang cukup lama. Wikan dan feby pun memutuskan untuk berpamitan pulang. Karena hari sudah mulai senja. Ketika wikan sudah sampai rumah, ternyata arsen baru saja pulang kerumahnya. Wikan pun menghampirinya.

"Lo baru pulang darimana aja lo?".

"Tadi abis nganterin irisa beli tas".

"Loh. Bukannya irisa tadi bilang ke gue mau nganterin temennya beli make up ya".

"Iya emang. Terus dia minta jemput gue. Soalnya dia tadi berangkat ngampus kan gak bawa mobil".

"Owh gitu". Wikan pun merasa lega kalau irisa tidak berbohong kepadanya. Dan dia pun masuk kerumahnya.

Pukul 08 : 00 WIB. Devina sudah siap - siap untuk berangkat bertemu andrian.
Dia pun memakai hoodi berwarna hijau tosca dan celana jeans putih dan sneakers berwarna putih dengan rambut di kuncir kuda dan beberapa helai rambut berjatuhan di dekat telinga.

"Mau kemana?". Tanya angga yang berada di ruang tamu.

"Keluar".

"Seharian dikamar udah makan?".

"Ini mau cari makan".

"Mendung dev". Timbrung rio yang baru saja keluar dari dapur membawa minuman.

"Udah tau".

"Mau cari makan kemana. Pesen go - food aja deh. Abang pesenin ya". Bujuk angga.

"Gakusah".

"Masih marah?". Tanya angga kembali.

"Enggak".

"Kok jawabnya singkat - singkat sih dev".

"Gue pamit mau keluar". Devina pun berjalan menuju halaman rumahnya. Rio kira dia bakal membawa mobilnya namun tidak. Dia sudah pesan go - car dan sudah ditunggu dari tadi di depan gerbang.

"Bang, tu anak mau kemana?".

"Gak tau ri. Khawatir gue. Mana mau hujan lagi".

"Iya bang gue juga udah denger suara petir beberapa kali tadi".

"Bingung gue mau hadepin tu anak gimana lagi".

"Sabar bang sabar. Suatu saat dia bakal berubah. Lo yakin aja".

"Gue udah sabar banget ri kalo ngadepin dia. Kapan coba gue marah sama dia".

"Iya ya bang".

Continue Reading

You'll Also Like

42.2K 3.3K 36
Kembar, seharusnya ketika seseorang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. Tetapi apa jadinya ketika kedua saudara kembar ini selalu bertentangan...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

2.9M 204K 36
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.9K 92 17
Maaf telah menyukaimu dengan lancang. Ini tentang Marie yang menyukai diam-diam kepada Verick. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan, bahkan Marie ha...
UTARA By dree

Teen Fiction

11.9K 1.9K 40
Utara Adzkia. Perempuan yang memiliki rambut dan tubuh yang pendek, serta sifatnya yang benar-benar lucu, mendapati kakak kelas yang menarik perhatia...