Eccedentesiast

By ArunikaRinjani15

5.3K 471 3

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

Benci Dengan Perasaan Ini

64 10 0
By ArunikaRinjani15

Waktu menunjukkan pukul 05 : 00 WIB.
Rio sudah memanasi mobil di luar. Sementara itu devina terbangun dan melihat dari atas balkon.

"Woyy!! Berisik tau nggak". Ujar devina dengan ekspresi datar dan rambut yang masih acak - acakan.

"Eh, tuan putri kebangun ya. Cuci muka dulu sana, sekalian mandi trus trus rambut kalo perlu di sisirin".

"Bodoamat!". Devina pun kembali masuk ke dalam dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.

"Bun, ini koper yang mau di bawa?". Tanya angga yang berdiri di ruang tamu.

"Iya ngga".

"Sini biar angga yang bawain". Angga pun membawa koper tersebut dan memasukkanya ke bagasi mobil friska.

"Ri, yang anter bunda ke bandara gue apa elo?".

"Lo aja deh bang".

"Yaudah tapi lo di rumah baek - baek sama devina. Awas aja kalo ntar gue pulang devina ngadu bang, si rio bangsat kan gak lucu".

"Taek lo bang". Angga pun terkekeh melihat ekspresi rio.

"Devina mana ri kok gak kelihatan ni bunda mau berangkat loh". Ujar friska sambil melihat balkon atas kamar devina.

"Tadi sih nongol bun dari balkon. Eh, tau dah masuk lagi". Tiba -tiba devina datang dari dalam rumah memakai handuk di kepalanya dan memakai kaos putih bergambar dan celana kolornya selutut.

"Noh panjang umur". Ujar rio ketika devina keluar dari dalam rumah.

"Dev, bunda ke luar kota sebentar ya. Kamu baek - baek sama abang - abang kamu. Ntar, bunda transfer uang jajan kamu". Devina memeluk bundanya sebagai bentuk perpisahan. Meski cuma 2 minggu tapi rumah pasti bakal sepi.

"Gue juga dong bun masag devina doang yang di kasih uang jajan". Ujar rio tak ingin kalah dengan devina.

"Iya nanti bunda transfer juga. Bang angga jagain adek - adeknya ya".

"Siap bun. Mau berangkat sekarang?". Tanya angga kepada friska.

"Iya sekarang aja. Ntar malah ketinggalan pesawat lagi".

"Yaudah rio. Jagain devina jangan berantem mulu". Friska pun memeluk rio dan juga devina.

"Hati - hati bun. Sampe sana kabar - kabar". Teriak rio ketika angga melajukan mobilnya keluar dari halaman rumahnya.

"Bang, lo gak mau ngajak gue maen gitu". Ujar devina yang duduk di lantai teras rumahnya.

"Emang lo mau kemana". Tanya rio yang duduk di sebelahnya.

"Kemana gitu ayolah, gue traktir deh".

"Beneran lo? Terus yang jaga rumah siapa?".

"Ya ntar nunggu bang angga pulang lah. Lo mandi dulu sono. Gue juga mau dandan dulu. Nah, abis tu bang angga dateng. Kita berangkat".

"Beneran ni?".

"Iya bawel banget sih. Kapan gue bo'ong. Yang ada elo ngibulin gue mulu. Buruan gih mandi. Gue mau dandan dulu".

"Awas aja kalo abis mandi gak jadi. Gue jitak lo".

"Iya - iya a elah santai bro". Mereka pun masuk ke rumah. Rio mandi sementara devina dandan dan memilih baju yang harus ia kena kan. Tak lama setelah itu devina sudah menanti rio dan juga angga di teras rumahnya sambil memainkan HP nya.

"Dev, angga belum balik?". Tanya rio yang nampak tampan memakai kaos putih di beei denim dan celana jeans hitam dan sepatu putih tak lupa jam tangan sport hitam di tangan kirinya.

"Bang, lo mau gak jadi pacar gue".

"Dih, apaan sih lo".

"Cakep banget sumpah. Tiap hari gini napa biar ada cewek yang deketin lo".

"Lah gue kan udah punya cewek".

"Alah di melbourne. Paling - paling dia selingkuh".

Setelah mereka berbincang - bincang lumayan lama. Mobil angga pun masuk ke halaman rumah nya.

"Pada mau kemana udah pada cakep - cakep gini". Ujar angga yang duduk di depan rio dan devina.

"Maen bentar bang. Katanya devina mau nraktir".

"Tumben, ntar abang oleh - olehnya aja lho dev".

"Kalo buat bang angga apa sih yang enggak".

"Giliran angga aja sayang banget lo".

"Ih gue juga sayang ri sama lo". Ujar devina sambil meluk rio dari samping.

"Nah gitu dong akur gak berantem mulu. Bikin pusing kalo berantem terus apalagi bunda 2 minggu di luar kota".

"Baek doang kalo ada maunya lo dev".

"Ah rese lo dibaikin malah kek gitu. Ayo jadi nggak. Gue yang nyetir".

"Nihhh". Rio memberikan kunci mobil nya kepada devina dan devina nampak bahagia.

Hari itu masih sangat pagi, karena belum ada jam 9 dan mereka pun mampir sebentar ke taman kota untuk membeli sarapan bubur ayam kesukaannya.

"Makan disitu yuk bang. Lama gak lesehan". Ujar devina sambil melepas sepatu berwarna kuning tua nya dan duduk di atas tikar dan tempatnya pun sangat teduh.

"Bang, pesen 2 dimakan sini ya. Minumnya apa bang". Tanya devina kepada rio.

"Es teh aja dev".

"Pagi - pagi udah es teh. Yaudah bang samain aja".

"Baik mbak ditunggu ya".

"Halo gaes, gue di taman kota nih bareng sama pacar baru gue. Beb, mukanya madepin sini napa". Devina menarik - narik denim rio yang nampak tak ingin melihat kamera.

"Apaan sih dev. Kumat".

"Ini gaesnya pacar gue malu - malu. Lebih tepatnya malu - malu in. Hahahah".

"Udah??". Tanya rio.

"Udah. Lo liat aja ntar story gue. Bakal rame replay dari fans gue".

"Dih songong amat lu".

Tak lama setelah mereka berbincang bubur ayam dan es tehnya pun datang. Mereka berdua pun langsung melahapnya.

"Nah, nah bang - bang. Liat nih banyak kan fans gue yang ngomen". Devina menunjukkan deretan notifikasi chat di whatsaapnya.

"Eh bentar. Lo punya nomornya andrian?".

"Iya kenapa. Duh, lagi males ribut sama lo. Ntar aja ributnya kalo udah pulang. Jangan bikin mood gur rusak dulu".

"Iya - iya bawellll".

Selesai makan devina dan rio pun berjalan kembali menyusuri kota jakarta dan dia mampir di sebuah mall besar di kawasan jakarta.

"Baru jam 9 lebih udah rame aja nih mall".

"Maklum minggu dev".

"Gandeng dong bang biar so sweet". Devina pun meminta rio untuk menggandeng tangannya.

"Nah gitu dong biar kek waktu kecil lo jagain gue. Tapi selalu ilang dan di laporin security". Rio terkekeh ketika mengingat waktu kecil dulu. Devina selalu di gandeng rio namun al hasil devina ilang. Rio menangis sementara bunda dan papanya panik melaporkan ke security. Dan ternyata yang dicari malah diajak makan es krim sama yang jual es krim.

"Geblek, bodohnya gue malah nangis waktu itu".

"Lemah lu. Gue aja sibuk makan es krim".

"Untung aja ketemu lu. Kalo kagak pasti lo udah di temu sama orang dan di suruh minta - minta di jalan".

"Bego lu. Timezone yuk bang".

"Ayoklah lo kan yang bayarin".

"Iya ayokk". Mereka berdua pun nampak begitu ceria dan bahagia saat bermain timezone. Rio mengabadikan moment saat devina memaksukkan bola basket ke ring. Dan selalu mendapat point banyak. Soal basket emang devina lebih jago ketimbang rio. Setelah lumayan cukup lama mereka berada di timezone. Mereka sudah mendapat potongan kertas dari hasil mereka bermain dan menukarnya dengan hadiah.

"Dapet apa ya bang". Tanya devina sambil penasaran melihat hadiah - hadiah di dalam etalase dan rak kaca.

"Kulkas kali".

"Bego, mana ada kulkas".

"Siapa tau". Rio terkekeh melihat devina yang masih penasaran mendapat apa.

"Ini mau pilih boneka yang mana mbak". Tanya salah satu pegawai timezone disana.

"Bang dapet boneka bang. Gede lagi pilihannya".

"Ya lo tinggal milih ribet amat".

"Yang boneka panda itu aja mbak". Pegawai timezone tersebut mengambil boneka yang lumayan besar dari atas rak kaca.

"Nih bawa bang".

"Kok gue".

"Udah nurut aja. Yuk makan laper gue".

"KFC dev".

"Lah gue juga mau kesana". Mereka pun menuju KFC dan rio yang membawa boneka panda besar hasil dari timezone tadi.

Ketika devina duduk dan melihat di sekelilingnya tak sengaja dia melihat andrian yang sedanv duduk di sebuah kedai dessert seperti kue - kue dan makanan manis lainnya.

"Dev, mau kemana?". Tanya rio yang tersadar dari main HP nya.

"Bentar bang. Lo disini dulu". Devina pun menghampiri andrian yang sepertinya tengah duduk sendirian.

"Kak sendirian?". Tanya devina yang masih berdiri di sebelah andrian.

"Eh, devina. Lo... lo ngapain disini". Ujar andrian sedikit agak panik.

"Gue boleh duduk disini". Ujar devina.

"Owh boleh - boleh. Duduk aja".

"Sendirian kak?".

"Hah? I.. iya nih. Lo.. lo ngapain disini?".

"Gue main lah".

"Sendiri?".

"Enggak sama abang. Tuh disana".

"Owh". Tak lama setelah mereka berbincang tiba - tiba irisa datang menghampiri mereka.

"Devina lo disini juga?". Ujar irisa yang masih berdiri di sebelah devina.

"Eh, risa iya. Lo ngapain disini. Sama siapa?".

"Gue... guee main lah. Sama bokap. Dia lagi di ajakin mama buat nyari furniture buat taman".

"Owh duduk sini gih. Kok bisa kebetulan gini ya kita ketemu bareng - bareng". Ujar devina sambil melihat andrian dan irisa.

"Iya nih gak tau juga. Lo sendirian dev?".

"Enggak. Sama abang tuh disana".

"Lo sendirian kak ian?". Tanya irisa kepada andrian.

"Eh.. iya ris".

"Kok kak andrian kayak aneh gitu kenapa sih". Batin devina berbicara.

"Yaudah gaes tuh pesenan gue udah dateng gue kesana ya. Bye". Devina pun langsung pergi dari hadapan mereka. Sementara itu andrian dan irisa masih tengah berbincang - bincang disana.

"Sejak kapan irisa dan kak ian kenal". Gumam devina.

"Apa dev?".

"Eh nggak bang". Mereka pun segera melahap ayam crispy yang masih hangat. Tak lupa ketika ingin pulang devina membungkuskanya 1 buat angga.

Setelah sampai di parkiran mobil devina melihat andrian seperti memboncengkan cewek memakai jaket berwarna hitam. Namun entah itu siapa karena dia hanya menatap punggungnya dan mereka berjalan begitu saja.

"Woyy dev, liat apaan sih". Tanya rio menyadarkan devina.

"Eh enggak bang. Yuk pulang".

Sesampainya di rumah. Halaman rumah sudah ramai motor sport dan 1 mobil CR - V berwarna silver.

"Rame banget bang siap sih yang dateng". Tanya devina penasaran.

"Tau. Paling temennya angga". Mereka pun langsung masuk ke dalam rumah. Dan benar yang datang teman - temannya angga. Mereka tengah berbincang- bincang du ruang tamu.

"Eh, dev. Ri. Udah pulang".

"Nih bang gue beliin itu".

"Widih makasihhh".

"Buat gue mana?". Tanya marsell yang ternyata juga ada disana.

"Eh, pak dosen". Devina pun langsung bersalaman ala guru dengan murid.

"Cie ellah sampai salaman gitu". Ujar salah satu temannya angga yang bernama kevin. Dia berkulit sawo matang mata agak sipit dan ada lesung pipit di pipinya.

"Dia dosen gue". Ujar devina kepada kevin.

"Udah gede aja lo dev".

"Masag iya kecil mulu".

"Loh kak bryan". Ujar devina yang terkejut ketika melihat bryan yang sepertinya baru datang.

"Akhirnya bisa ketemu lo juga".

"Baru dateng?".

"Iya nih. Gue telat".

"Nah udah genap kan ayo di agendain mau berangkat kapan nih". Ujar lelaki berkacamata sebut saja azzam.

"Mau kemana sih bang?". Tanya rio yang duduk di karpet dibawah angga.

"Mau ngadain touring ke bandung ri. Lo mau ikut?". Tanya angga.

"Ya mau lah".

"Gue juga ikut". Ujar devina yang masih berdiri di samping kevin membuat sorot perhatian 8 orang lelaki yang ada disana.

"Adek lo boleh tuh dibawa sekalian". Ujar ade yang nampak seperti anak - anak hitz jakarta.

"Ntar gue pikir - pikir dulu. Dev buatin minum dong". Ujar angga kepada devina.

"Lah makannya bang cari pembantu"m ujar devina langsung pergi menuju dapur.

"Btw tadi siapa ya.. yang sama kak ian". Gumam devina sambil membuatkan minuman untuk teman - temannya angga.

"Masag iya pacar kak ian, ah.. gak mungkin lah. Orang katanya dia jomblo. Orang tiap malem dia sering tuh ngajak gue telfonan. Tapi siapa ya.. kakaknya kali ya. Apa iya kak ian punya kakak perempuan. Ahh... kenapa sih gue kepikiran kak ian terus. Benci banget gue sama perasaan gue. Kenapa sih gue.. ah... ribet". Devina bermonolog sendiri dan kepikiran siapa cewek yan di bonceng andrian tadi.

"Woy ngga adek lo boleh gue bungkus gak". Ledek salah satu temannya bernama Tyo. Dia kerja sebagai bartender sudah dijamin tampan dan penampilannya pun cool.

"Eh. Apaaan lo gak boleh".

"Buat gue aja ngga kalo gitu". Ujar salah satu temannya lagi bernama panji.

"Eh. Eh awas ya kalo ada yang macem - macem sama adek gue. Gue santet lu pada". Devina pun datang membawa minuman dan juga cemilan. Dia balik lagi ke dapur untuk membawa gelas lagi. Dan dia pun duduk di sebelah kevin. Dia duduk di punggung sofa.

Teman - teman angga memang sangat ramah dan terlihat asik - asik juga kocak. Sehingga rumah yang tadinya sepi sangat ramai. Ruang tamunya pun juga cukup luas untuk guling - guling. Mereka rencananya ada yang ingin menginap di sana namun karena keinget besok kuliah jadi kapan - kapan aja.

"Jam berapa sih ini". Tanya boby yang bertubuh gendut dan berkacamata. Dia pengusaha sukses di daerah jakarta.

"Baru jam 1 bob mau kemana". Jawab ervan yang terlihat seperti seumuran dengan devina namun aslinya dia seumuran angga. Dia tinggi dan berwajah cute.

"Tau nih maklum orang sibuk bro". Ledek leon yang dari tadi ngemil. Dia satu kampus dengan angga jan satu jurusan.

"Eh, mbak follow dong instagram gue". Ujar ervan kepada devina.

"Lo pikir gue mbak - embak". Devina menatap sinis kepada ervan.

"Galak amat yaudah siapa nama lo".

"Devina. Lo aja yang follow gue".

"Nih HP nya". Ervan memberikan HP nya kepada devina.

"Tuh udah".

"Follback lah".

"Ntar kalo mau". Jawaban devina berhasik membuat tawa teman - temannya angga.

"Gue juga dong dev". Ujar panji.
"Gue juga". Boby juga ngikut
"Sekalian". Ade juga
"Gue juga mau". Leon juga.
"Dev gue sekalian". Tyo pun juga.

"Udah ya follback nya ntar".

"Lo gak sekalian pin?". Ujar azzam kepada kevin.

"Gue udah lama follow dia. Lo lo aja yang telat".

"Kak kevin, kak marsel, kak bryan, kak azzam sama kak boby mah followers setia gue. Baru gue upload foto langsung aja di komen". Ujar devina.

"Salah siapa punya muka cantik - cantik". Ujar bryan kepada devina.

"Gombal lo yan". Marsell menjitak kepala bryan.

Continue Reading

You'll Also Like

28.4K 1.5K 30
Orang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan sosok sebaik...
91.6K 7.2K 32
BoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, s...
42.2K 3.3K 36
Kembar, seharusnya ketika seseorang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. Tetapi apa jadinya ketika kedua saudara kembar ini selalu bertentangan...
2.9M 145K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞