The Pretty Bodyguard and The...

بواسطة deningcaya

215K 21.4K 2K

(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan k... المزيد

Forever
Tragedy
Decision
Trouble
Brat
Crazy
Fight
Sorry
Hug
Vacation
Swim
Storm
Shelter
Vitamin
Morning
Busy
Duty
Rival
Rebel
Free
Two
Dispute
Breeze
Wander
Enjoy
Naughty
Back
Guard
Close
Danger
Panic
Truth
Gossip
Faint
Mamamia

Weird

3.5K 395 42
بواسطة deningcaya

"Ada apa?" tanya Nyonya Lidya hampir tak peduli pada Jo yang tiba-tiba muncul di kantornya. Ia hanya melirik calon menantu yang membuatnya sakit kepala itu sekilas. Ia sibuk membuka-buka setumpuk kertas yang ada di depannya.

"Saya, eh...."

Tumben dia yang biasa tegas ragu bicara. Lidya menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Jo intens. "Ada apa? Kau bukan lagi sekretaris pura-puranya Andy. Tidak perlu berkeliaran di kantor. Toh nanti kau dapat bagian yang banyak."

Grrrhh.... Sabar Jo. Ingat, calon mertua, kata Jo menenangkan diri. "Em, maaf. Meskipun sedikit tapi saya punya gaji sendiri."

"Nah, bagus kau mengingatkan." Lidya Bayusaga menegakkan posisi duduknya sehingga terlihat sangat berkuasa dan mengintimidasi. " Mengenai pekerjaanmu. Sampai saat ini tidak ada wanita keluarga Bayusaga yang berlarian ke sarang bandit, main pukul-pukulan apalagi terlibat tembak-tembakan."

Eh? Jo ikut memperbaiki posisi duduknya dan balas menatap tajam sang calon ibu mertua. "Maaf, Nyonya. Tapi Andy bisa menerima itu semua. Dan terima kasih, saya anggap itu suatu bentuk perhatian Anda dengan sudah mengkhawatirkan saya. Saya tahu diri. Setelah menikah, saya akan tetap bekerja tapi pindah ke bagian yang lebih aman."

"Aman. Bagian mana di dinasmu yang aman? Jaga gudang? Tukang buat kopi?"

Astaga! Kalau bukan ibu Andy dan jika saja seumuran, sudah kuajak tanding satu lawan satu dari tadi, kata Jo dalam hati dengan geram.

Jo mengatur napas supaya bisa tenang kembali. "Baiklah, Nyonya. Begini saja. Saya akan coba cuti sementara dari agensi, dengan syarat."

Lidya Bayusaga mendengkus. "Beraninya kau memberi syarat. Oh, andai saja Andy mau memilih Saphira mungkin keadaan tidak akan seburuk ini."

"Ya, Nyonya. Karena Andy malah memilih saya, maka Anda mau tak mau harus melewati hari-hari yang buruk bersamaku," kata Jo kembali santai.

"Itu syaratmu?" Lidya Bayusaga mulai bisa menebak arah pembicaraan Jo.

"Benar, Nyonya. Saya ingin belajar sedikit tentang manajemen perusahaan ini, karena saya ingin tetap bekerja selepas saya berhenti dari agensi."

"Tidak."

"Oh, oke. Baiklah. Saya akan menarik surat cuti saya."

Lidya Bayusaga menggebrak meja dengan kesal. Ia melotot kepada Jo tapi gadis itu malah menyeringai aneh. Kemudian ia berjalan mondar-mandir di dekat jendela. Ia tampak mempertimbangkan banyak hal tapi hanya berujung pada satu kesimpulan.

Ia berdiri berkacak pinggang di hadapan Jo. "Baiklah. Kau menang sekarang." Ia tampak sangat berat mengatakannya. "Sana. Pergilah belajar pada 'Papa' mertuamu."

Jo tersenyum penuh kemenangan. "Saya ingin belajar pada Anda langsung, Nyonya."

"Apa? Kau sudah tidak waras, hah?"

"Apa kata para karyawan jika calon menantu menempel terus dengan mertua laki-laki."

Baru kali ini Lidya Bayusaga mendapat lawan tanding yang setara. Dan itu membuatnya naik darah dengan cepat! Aaahhh!

========================

Dengan tatapan penasaran sekaligus iri, para karyawati mengikuti diam-diam dengan ujung tatapan mata, bos nomor tiga yang tampan tiada terkira, menggandeng atau lebih pas menarik seorang wanita yang dikabarkan sebagai calon istri, masuk ke dalam kantornya.

"And, sakit. Tidak usah tarik-tarik begini," protes Jo.

Andy tak menghiraukan dan segera menutup pintu. Wajahnya tampak kesal. "Oke. Coba jelaskan. Apa maksudmu mau belajar kerja dengan Mama."

Jo tersenyum santai. "Oh, itu. Nyonya besar langsung mengamuk padamu pastinya. Hal bagus, kan?" Jo berusaha menutupi tugas pengawasannya dari siapapun, termasuk Andy yang berpotensi mengacaukan pekerjaannya karena pasti selalu diselimuti rasa khawatir akan keselamatan calon istrinya. Hal yang sangat wajar sebenarnya.

"Aku tidak melarangmu terus bekerja di agensi. Aku hanya minta jaga keselamatanmu. Tapi kenapa kamu mendadak berubah pikiran? Oh, tunggu. Aku baru mendapat gambarannya. Mama memaksamu berhenti dan kamu balas dengan cara minta bekerja di sini. Ya, ampun." Andy menepuk keningnya tak percaya.

"Hm, bagus. Kamu paham situasi."

Tiba-tiba Andy memeluk Jo erat dan menatapnya tajam. "Josephine Syandana. Berhenti membohongiku. Kita akan resmi jadi suami-istri dalam hitungan hari. Ayolah, katakan. Kamu dapat tugas apa kali ini? Yang pasti berhubungan dengan Mama atau perusahaan ini, kan?"

Jo tertegun. Sejauh itu Andy dapat memahami dirinya? Sejauh apa dia dapat memahami laki-laki ini? Di balik segala tingkah absurdnya, dia benar-benar memperhatikan dirinya. Dan apa balasannya?

Tapi tidak bisa. Ini tugas! Maaf, And.

Andy menggeram kesal karena Jo hanya tersenyum dan mengecup pipinya tanpa mau memberi penjelasan. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan cepat sambil menyaksikan Jo yang melambai keluar dari kantornya.

=======================

"Kau ke mana? Katanya berniat belajar. Malah menghilang. Kau pasti menemui Andy. Astaga. Pernikahanmu sudah di ujung mata. Tahan dirilah sedikit," rutuk Lidya yang tidak terlalu ditanggapi oleh Jo. Ia malah duduk tenang di samping meja kerja sang nyonya besar.

"Kalau bukan rahasia, bolehkah saya ikut membantu membaca tumpukan berkas ini?" kata Jo nyaris tanpa beban yang membuat wanita separuh abad itu semakin dongkol.

Ia memilah sejumlah berkas tanpa bersuara. Ia tahu tak ada gunanya lagi mengintimidasi si keras kepala itu. "Itu sebagian besar proposal permintaan dana. Kau pilih yang benar-benar bersifat sosial. Kau harus jeli membacanya meskipun sudah diseleksi oleh sekretarisku."

Jo mengambil tumpuka berkas itu dan membawanya ke sofa sambil terus memantau aktivitas rekan-rekannya yang sedang menguntit salah seorang anggota jaringan yang dicurigai. Ia mendengar ibu Andy menelpon seseorang yang akan datang hari itu ke kantor. Jo sudah memasang antena tinggi-tinggi untuk berjaga-jaga.

Satu jam kemudian seorang wanita sangat cantik berusia tiga puluhan datang dan langsung disambut meriah oleh sang penguasa badai yang saat ini berubah jadi taman bunga.

"Saphira!"

"Nyonya Lidya, apa kabar?" Ia tersenyum lebar, walau nampak palsu di mata Jo. Ekspresi gembiranya pun kelihatan dipaksakan. Wanita cantik itu melirik Jo sekilas.

"Maaf, aku mengganggu kesibukanmu, tapi aku sungguh perlu bantuanmu yang berharga."

"Hanya satu sesi pemotretan, Nyonya. Tidak terlalu sibuk. Lagipula untuk Anda saya akan selalu siap membantu." Ia kembali memasang senyum lebar palsu itu.

"Halo, aku Jo." Tanpa menunggu diperkenalkan, Jo mendatangi Saphira yang segera membuat mata Nyonya Lidya menyipit tak suka.

"Hai. Oh, ini rupanya Jo yang akan segera jadi istri Andy. Selamat, ya," sapa Saphira.

Aneh, pikir Jo. Aku tahu maksud nyonya besar mendatangkan si cantik jelita ini ke sini. Merongrong aku. Menunjukkan betapa aku tidak bisa menyamai kemolekannya. Tapi... Mengapa dia tidak menunjukkan aura permusuhan? Nada suaranya juga asli ramah. Bukankah harusnya dia membenci aku karena dia yang selama ini berusaha dijodohkan dengan Andy, untuk menggantikan Titus? Ada apa ini?

Tapi rupanya Nyonya Bayusaga tidak menyadari hal itu. Ia masih bertingkah bak taman bunga warna-warni yang merayu si kupu-kupu cantik untuk bertelur pada daun sasarannya. Biar nanti habis tak bersisa dimakan ulat yang menetas di situ.

"Jam kerja sebentar lagi habis. Aku ingin kamu bawa si Jo ini ke butik langganan kita, pilih gaun untuk pernikahan. Tolong kamu bantu, selera dia mungkin agak kacau."

Saphira tertawa basa-basi.

Jo ikut tertawa. Menertawakan calon ibu mertuanya yang tak lelah menghinanya. "Anda ikut, kan?"

"Aku? Untuk apa menemanimu? Sudah ada Saphira yang bisa diandalkan."

"Anda mau ke mana?"

Lidya Bayusaga menatap Jo tajam. "Apa urusanmu?"

"Saya ikut Anda saja."

Saphira jadi bingung mau bicara apa.

"Heh, buat apa kau mengikuti aku terus. Bisa gatal-gatal kulitku jika terus berada di dekatmu," ujar Lidya Bayusaga dengan nada mulai naik. "Aku mau pulang! Tidur! Istirahat! Menetralkan pikiran!"

Saphira terlihat ketakutan melihat kemarahan wanita itu. Ia terdiam sambil meremas tepian blusnya.

"Oh, baiklah kalau begitu. Saya ikut Saphira," kata Jo seolah tak menganggap badai yang baru akan membesar itu suatu masalah.

====================

Andy kembali terheran-heran ketika Jo ikut pergi dengan Saphira setelah jam kantor usai.

"Kamu sehat?" Andy memegang kening Jo sambil mengernyit.

Jo segera menepis tangan laki-laki itu. "Ish, And. Aku hanya mnuruti perintah yang mulia nyonya besar untuk cari baju pengantin dengan rekomendasi Saphira kita ini. Ya, kan?"

Saphira mengangguk senang. "Pinjam sebentar saja, And. Kupastikan calon pengantinmu mendapatkan gaun yang paling indah."

Andy mengerutkan kening. Ada apa ini. Harusnya mereka sudah pasang kuda-kuda untuk saling cakar, yang tentu saja akan dimenangkan Jo dan Saphira harus operasi wajah ke luar negeri. Hei, apa Saphira sudah menyerah? Mustahil. Kaki tangan Mama tidak akan menyerah semudah itu meskipun aku sudah pakai cincin kawin. "Kalian tidak berencana cari tempat untuk bergulat, kan?"

Kedua wanita itu tertawa renyah bersama.

Andy masih tercenung sampai mobil Saphira hilang dari pandangan.

"Tenang saja. Racun Saphira tidak akan bekerja sekaligus. Pelan tapi mematikan," bisik Lidya Bayusaga yang mengikuti suaminya masuk ke mobil mereka.

"Hah?" Andy melotot kaget.

=========================

Hai, stargazers!

Sudah berapa kali makan mie instan minggu ini? 😁😁😁
Yah siapa tau males malas n takut keluar buat belanja...
Mie goreng atau rebus?
😅😅

Ow ya, kali ini Saphira mantannya Titus, kakak Andy, muncul lagi. Say hello to her 😉

Say hello juga buat Nyonya besar Lidya Bayusaga 😂😂

Dah lah. See you soon

Deningcaya.























واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

43.5K 3K 41
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...
1.7M 137K 59
❝Bunuh secara perlahan, kubur dengan senyuman.❞ -Velin Alexander ©WiwiRamadani
23.2K 3.7K 22
gimana jadinya, kalau aespa ngekost? . 31/05/21 discontinued, thankyou MYs ♡
556K 12.7K 6
Ini hanyalah sebuah kisah di mana seorang perempuan ingin dilihat oleh seorang pria yang berstatus suaminya. Bukan dalam arti fisik. Tapi dalam arti...